PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel adalah mendistribusi kumpulan kromosom yang identik ke sel anak
Proses pembelahan sel merupakan bagian dari siklus sel (cell cycle). Siklus sel yang
berlangsung kontinu dan berulang (siklik) diseut poliferasi. Pada sel prokariot, siklus sel
terjadi melalui suatu proses pembelahan biner, sedangkan sel eukariot bisa di lihat dari
gambar di bawah ini dan akan di jelaskan selanjutnya.
dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa siklus sel terdiri dari fase mitotic
(mitotic phase, M) dan interfase (interphase).
Mitosis
Selama proses ini, sel induk membelah dan setiap sel anak menerima satu sel
kromosom yang identik dengan kromosom sel induk. Terjadi duplikasi memanjang
dari kromosom dan kromosom ini dibagikan ke sel anaknya.
INTERFASE
Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat atau
persiapan sel yang dinamakan Interfase. Pada tahap interfase, inti sel melakukan
sintesis bahan-bahan inti atau replikasi DNA tetapi belum membelah.
Kromosomnya belum tampak. Sentriol membelah dan protein dalam sel disintesis
secara aktif. Terbentuk butiran-butiran kecil yang membuat inti menjadi keruh.
Tahap interfase terjadi selama 23 jam (90% dari siklus sel), dan dibagi menjadi
tiga bagian yaitu :
PROFASE
Keterangan gambar:
Serat menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Terjadinya kondensasi kromosom (kromosom memendek dan menebal).
Nukleolus (anak inti) hilang/lenyap.
Membran nukleus (inti) pecah.
Setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik
yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin
(kohesi kromatid saudara).
Gelondong mitotik mulai terbentuk. Gelondong ini terdiri atas sentrosom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Susunan radial mikrotubulu-
mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom disebut “ aster “
(bintang).
Sentrosom-sentrosom bergerak salimg menjauh, tampaknya di dorong oleh
mikrotubulus yang memanjang di antranya.
-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi
kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Terjadinya kondensasi kromosom (kromosom memendek dan menebal).
Nukleolus (anak inti) hilang/lenyap.
Membran nukleus (inti) pecah.
Setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik
yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin
(kohesi kromatid saudara).
Gelondong mitotik mulai terbentuk. Gelondong ini terdiri atas sentrosom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Susunan radial mikrotubulu-
mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom disebut “ aster “
(bintang).
Sentrosom-sentrosom bergerak salimg menjauh, tampaknya di dorong oleh
mikrotubulus yang memanjang di antranya.
PROMETAFASE
Keterangan gambar:
Selaput nucleus terfragmentasi
Kromosom makin terkondensasi
Mikrotubulus menjulur dari masing-masing sentrosom
Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor disebut mikrotubulus kinetokor
yang menarik-narik kromosom maju-mundur. Sedangkan mikrotubulus
nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong
yang bersebrangan.
METAFASE
Keterangan gambar :
Metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung
sekitar 20 menit.
Sentrosom berada pada kutub-kutub yang berseberangan.
Kromosom menjadi sangat padat.
Kromosom bergerak dan menempatkan diri dibidang equatorial.
Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan.
ANAFASE
Keterangan gambar:
Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung
hanya beberapa menit.
Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah, ini memugkinkan kedua
kromatid saudara dari setiap pasnagan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid
pun menjadi satu kromosom utuh.
Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel
yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini
melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu
(dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit).
Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan
lengkap.
TELOFASE
Keterangan gambar :
Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan
bagian-bagian lain dari sistem endomembran.
Nukleolus muncul kembal.
Kromosom menjadi kurang terkondensasi.
Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik secara
genetik, sekarang sudah selesai.
Meiosis
Proses khusus yang melibatkan dua pembelahan sel yang terkait erat yang
hanya
terjadi pada sel yang akan membentuk sel telur dan sperma di gonad. Sel yang
dihasilkan bersifat haploid dengan hanya satu kromosom dari setiap pasang yang
terdapat di sisa sel tubuh.
1) Meiosis I
PROFASE I
- Leptonema ( leptoten/tahap benang tipis)
Kromosom-kromosom panjang dan tipis mulai terkondensasi. Tanda-
tanda pertama struktur serupa benang mulai muncul dalam materi
kromatin yang tadinya amortus di nucleus.
METAFASE I
- Pasangan kromosom homolog, masing-masing dengan dua pasang
kromatid yang disatukan sentromer, berbaris pada bidang equator.
- Kedua kromatid dalam satu kromosom pada setiap pasangan
homolog menghadap ke kutub sel yang sama, sehingga kromosom
homolognya menghadap kutub yang berlawanan.
- Benang-benang spindel dari salah satu kutub melekat pada sentromer
setiap kromosom.
- Sentromer tidak membelah seperti yang terjadi pada metafase I
pembelahan mitosis.
Kesimpulan:
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator.
Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh
spindel pembelahan.
ANAFASE 1
-Setiap kromosom(terdiri dari dua kromatid) ditarik ke salah satu
kutub.
- Dengan demikian, satu kelompok kromosom haploid(23) telah
tersusun di setiap kutub.
Kesimpulan:
Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
Benang spindel dan seluruh isi sel memanjang kearah kutub.
TELOFASE 1
- Seperti dalam pembelahan sel mitosis, telofase membalik peristiwa
yang terjadi dalam profase. Kromosom melebur, membran nuklear
kembali terbentuk, nukleolus kembali muncul dan spindel terurai.
- Sitokinesis terjadi dan kedua sel terpisah.
Kesimpulan:
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua
sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih
mengandung dua kromatid (sister cromatid) yang terhubung melalui
sentromer.
2) Meiosis II
PROFASE II
Kromatin kembali jadi kromosom. Tidak terjadi lagi penggandaan.
Tiap kromosom sudah terdiri dari 2 kromatid. Nucleus dan nucleolus
menghilang. Sentriol berpisah. Diselaputi serat radial pendek, bergerak
menuju kutub yang bersebrangan. Benang spindle terbentuk.
METAFASE II
Kromosom menuju ke bidang equator, menggantung pada serat
gelendong lewat sentromer.
ANAFASE II
Sentriol membelah hingga masing-masing kromosom memisah,
kromatid membelah menjadi kromosom anak dan menuju kutub yang
bersebrangan ditarik oleh serabu-serabut gelendong.
TELOFASE II
Kromosom-kromosom berkumpul di kutub-kutub yang bersebrangan
dan membrane nucleus muncul kembali dan nucleolus muncul
kembali, bintang kutub jadi sentriol, diselaputi sentrosom.
No. Kriteria Perbedaan Mitosis Meiosis
1. Lokasi pembelahan Sel-sel tubuh Sel gonad/sel kelamin
2. Jumlah pembelahan Satu kali Dua kali
3. Jumlah sel anak hasil pembelahan Satu sel induk Sattu sel induk
menghasilkan dua sel menghasilkan 4 sel
anak anak
4. Jumlah kromosom anak Diploid (2n) Haploid (n)
5. Pindah silang Tidak terjadi Terjadi pada profase I
6. Komponen genetik Sama dengan induk Berbeda dengan induk
7. Tujuan Pertumbuhan dan Reduksi kromosom
regenerasi yaitu pembentukan
gamet
8. Replikasi Terjadi saat interfase Terjadi saat interfase
sebelum mitosis sebelum meiosis I
dimulai dimulai
9. Jumlah pembelahan Satu kali mencakup Dua kali, masing-
profase, metaphase, masing mencakup
anaphase, dan telofase profase, metaphase,
anaphase, dan telofase
10. Sinapsis dan kromosom homolog Tidak terjadi Terjadi saat profase I
bersama pindah silang
antara kromatid
nonsaudara, kiasmata
yang dihasilkan
menjaga pasangan
kromosom tetap
bersama akibat kohesi
kromatid saudara
11. Jummlah sel anakan dan komposisi Dua, masing-masing Empat, masing-masing
genetik diploid (2n) dan haploid (n),
identik secara genetik mengansung separuh
dengan sel induk jumlah kromosom sel
induk, berbeda secara
genetik dari sel induk
dan dari satu sama lain
Penyebab Kelainan Pembelahan Sel
Kelainan kromosom terjadi sebagai akibat dari mutasi kromosom yang disebabkan oleh
mutagen atau masalah yang terjadi selama meiosis. Masalah yang kerap terjadi pada
proses pembelahan, yaitu:
1. Nondisjunction
ada gangguan dalam pelepasan sepasang kromosom, entah terjadi pada sebagian
atau seluruhnya
2. Translokasi
Terjadi penukaran 2 kromosomyang berasal dari pasangan berbeda
3. Mosaik
Terjadi salah mutasi pada mitosis/pembelahan di tingkat zigot
4. Reduplikasi
Hilangnya sebagian kromosom
Berikut adalah beberapa contoh lain dari penyebab kelainan pembelahan sel:
a. Faktor Herediter
Faktor herediter ini berarti menyangkut gen penyebab bibir sumbing yang dibawa
penderita. Hal ini dapat berupa :
- Mutasi gen
- Kelainan koromosom : 75% dari factor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan.
b. Faktor Eksternal/Lingkungan
Faktor eksternal merupakan hal-hal diluar tubuh penderita selama masa
pertumbuhan dalam kandungan yang mempengaruhi, yaitu :
• Faktor usia Resiko meningkat dengan semakin tuanya usia orang tua,
terutama lebih dari 30 tahun, dengan usia sang ayah nampaknya lebih
merupakan faktor signifikan dibandingkan usia ibu.
• Obat-obatan Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin,
Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam flufetamat,
ibu profen, Penisilamin, Antihistamin, Antineoplasik, kortikosteroid.
• Nutrisi Terutama pada ibu yang kekurangan folat
• Penyakit infeksi sifilis, virus rubella dan agen teratogenik (seperti
steroid, antikonvusan)
• Radiasi
• Stress emosional
• Trauma (trimester pertama)
• Kondisi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan beresiko
melahirkan bayi sumbing.
Menjelaskan macam-macam kelainan genetik akibat aberasi kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom berlangsung secara spontan, dan dapat
juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau radiasi.
Perubahan ini umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis.
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut:
a. Delesi : hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena patah
Satu contoh delesi yang terkenal pada manusia adalah yang menimbulkan sindrom Cri-
du-chat. Delesi peyebab timbulnya sindrom itu bersifat heterozigot. Delesi terjadi pada
lengan pendek kromosom 5. Teriakan para bayi pengidap sindrom ini terdengar seperti
bunyi meong kucing. Sindrom itu juga ditandai dengan ukuran kepala yang kecil,
abnormitas pertumbuhan yang parah, serta adanya keterbelakangan mental. Para
penderita biasanya meninggal pada masa bayi atau awal masa kanak-kanak namun ada
juga yang tetap hidup hingga dewasa.
Contoh delesi lain pada manusia adalah yang menimbulkan leukimia myelo-sitis kronis.
Delesi tersebut terjadi pad kromosom 22. Sebenarnya delesi pada kromosom 22
menmbulkan leukimia, berkenaan dengan delesi pada kromosom 22 tersebut juga
mengalami translokasi menuju kromosom lain. Dalam hal ini sebagian lengan panjang
kromosom 22 biasanya ditranslokasikan ke kromosom 9.
Sindrom de grouchy (18p-) kasus akibat delesi lengan pendek kromosom 18 (18p-)
yang menyebabkan berat badan bayi dibawah normal, wajah bulat, low set ear, mulut
lebar, retardasi mental, carries identik. Sindrom de Grouchy (18q-) juga merupakan
salah satu kasus akibat delesi lengan panjang kromosom 18 (18q-) yang menyebabkan
berat badan kurang dari normal, low set ear, retardasi mental, letak mata dalam, carries
dentis. Kelainan akibat delesi pada kromosom 18 juga terjadi di sindrom ring
kromosom 18 (18r) dimana kromosom membentuk cincin yang menyebabkan berat
badan lahir dibawah normal, low set ear, retardasi mental, letak mata dalam, kelainan
jantung bawaan, dan microcephaly.
3) Sindrom Down (47,XX/XY) terjadi jika penambahan satu buah kromosom pada
kromosom tubuh/autosom pada nomor 21 sehingga penderita memiliki jumlah
kromosom 47,XX/XY (45A + XX/XY) dan termasuk kasus trisomy.
b. Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY) terjadi jika sel sperma normal dibuahi
oleh sel ovum yang memiliki dua kromosom seks (XX) atau biasa juga terjadi sel
sperma yang memiliki dua kromosom seks(XY) di buahi oleh sel ovum yang normal.
Sehingga penderita memiliki kromosom seks lebih satu yang termasuk kasus trisomy
(2n+1).
kelebihan kromosom seks X, bulu badan tidak tumbuh, mengalami trisomik pada
kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki,
namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa
menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya
tumbuh, tinggi badan berlebih.
c. Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY) terjadi ketika ovum dibuahi oleh sel
sperma yang memiliki kromosom YY akibat gagal berpisah pada kromosom seksnya.
kelebihan sebuah kromosom seks Y, trisomik pada kromosom gonosom.
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan
benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri
mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang
yang menderita Sindrom Jacobs, berperawakan tinggi, bersifat antisosial, agresif, suka
melawan hukum.
b. wanita super (47, XXX) terjadi apabila sel ovum yang tidak normal dengan
kromosom kelebihan satu yaitu XX dibuahi oleh sel sperma normal dengan
kromosom X, sehingga wanita super memiliki kromosom sebanyak 47 kromosom
(47,XXX/44A + XXX/22A + XXX) termasuk peristiwa trisomy.
a. Teknik
- Teknik pengambilan kromosom
Amniosentesis : pemeriksaan kelainan kromosom dengan pengambilan sampel
cairan amnion (ketuban)
Chorionic villus sampling (CVS) : pengambilan sampel substansi chorionic
villus (bagian dari plasenta dimana ada perbatasan antara jaringan pembuluh
darah ibu dan janin)
Fetal blood sampling (FBS) : mengambil sampel darah langsung dari tali
umbilicus (janin)
Metode Lainnya :
1. Q banding (Quinacrine) Untuk identifikasi sekuens pada lengan panjang
kromosom Y.
2. R banding (Reverse) Untuk identifikasi kelainan kromosom diujung/distal
romosom.
3. C banding (Centromere) Untuk identifikasi kelainan pada daerah sentromer.
4. Banding resolusi tinggi (prometafase banding) Untuk identifikasi kelainan
struktur kromosom.
5. FISH (Fluorescence in situ Hybridization) Teknik pemeriksaan ada/tidaknya
gen/sekuen DNA tertentu pada kromosom, dengan bantuan probe/pelacak spesifik