Anda di halaman 1dari 16

TUGAS I

FISIKA
MEMBUAT RESUME APLIKASI SINYAL AKUSTIK
PADA ALAT SURVEY HIDROGRAFI

Tanggal Penyerahan : 19 November 2019


Disusun Oleh : Raihan Naufal Umar /23-2019-072
Kelas B

Nama Dosen
Thonas Indra Maryanto, S.Kel., MT.

JURUSAN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis harurkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat serta hidayah yang penulis diberikan kekuatan dan
kesabaran untuk menyelesaikan aktivitas tugas makalah ini dengan lebih
mendapat pengetahuan lebih karena makalah ini dan untuk menunjang
pembelajaran proses pembelajaran mahasiswa yang menyusun satu buah laporan
tugas yang berjudul “Membuat Resume Aplikasi Sinyal Akustik Pada Alat Survey
Hidrografi”.

Shalawat serta salam selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk benar, syariah agama islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.

Penulis sungguh sadar bahwa kegiatan menulis makalah ini dapat selesai
berkat bantuan serta dukungan dari semua pihak terutama saya ucapkan
terimakasih kepada bapak dosen Thonas Indra Maryanto yang memberikan tugas
ini dan membimbing penulis agar bisa lebih baik lagi dalam penulisan.

Terakhir saya ucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah membaca


laporan Makalah ini dan semoga laporan ini dapat berguna dan dapat memberikan
manfaat bagi setiap pihak dan bagi mereka yang membaca.

Bandung, 19 November 2019

Penulis,

Raihan Naufal Umar


Raihan Naufal Umar/23-2019-072

1.Multibeam Echousounder

1.1 Definisi dari alat Multibeam Echousounder :

Multibeam Echosounder adalah sebuah instrumen yang mampu


memetakan lebih dari satu titik lokasi permukaan dasar laut dengan satu kali
pancaran sinyal dan menghasilkan resolusi yang lebih baik dari echosounder
konvensional (L-3 Communication SeaBeam Instrument 2000). Multibeam
Echosounder memancarkan beam dengan frekuensi rentang 12-500 kHz. Pola
pancarannya melebar dan melintang terhadap badan kapal. Jika kapal bergerak
maju maka hasil sapuan multibeam Echosounder tersebut akan menghasilkan
suatu luasan yang menggambarkan permukaan dasar laut (Moustier, 1998).

1.2 Fungsi Utama dari alat Multibeam Echousounder :

Kegunaan dasar atau fungsi utama Echosounder adalah untuk mengukur


kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan gelombang dari permukaan ke
dasar dan dicatat waktunya hingga Echo kembali dari dasar (Burdic, 1991).

Sebuah Echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan


teknologi SONAR untuk pengukuran bawah air dan merupakan salah satu teknik
pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya, Echousounder menggunakan
instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang
disebut dengan transduser. Echousouder adalah alat untuk mengukur kedalaman
air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan
dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson, B.W., 1996).
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

1.3 Prinsip Kerja Alat Multibeam Echousounder :

Gambar 1.3.1 Prinsip Multibeam Echosounder (Handbook of Offshore Surveying


Volume Two, 2007)

Area yang tegak lurus dengan jalur survei ini disebut swath. Dimensi dari swath
yang melintang tegak lurus dengan badan kapal disebut dengan swath width,
biasanya dimensi ini diukur dalam satuan derajat atau ukuran fisik yang biasanya
berubah terhadap kedalaman (L-3 Communication SeaBeam Instrument 2000).

Pada Prinsipnya pengukuran Multibeam Echosounder yang digunakan adalah


pengukuran selisih fase pulsa akustik (jenis pengamatan yang digunakan adalah
metode pulsa akustik). Untuk teknik pengukuran yang digunakan selisih fase
pulsa akustik ini merupakan fungsi dari selisih waktu pemancaran dan penerimaan
pulsa akustik serta sudut datang dari sinyal tiap-tiap transduser. Selisih fase pulsa
akustik dalam Multibeam Echosounder artinya sebagai fungsi dari selisih fase
waktu pemancaran dan waktu penerimaan. Kemudian perhitungan waktu tempuh
dan arah sudut pancaran setiap stave yang ditentukan dari pengukuran selisih fase
pulsa Multibeam Echosounder (Sasmita, 2008).

Data Multibeam yang digunakan adalah data yang merupakan hasil survei dari
PT. Seascape Surveys Indonesia yang dilakukan di wilayah Muara Bekasi, Jakarta
Utara. Format raw data sebelum dilakukan pengolahan data *sbd. Data yang akan
dilakukan pengolahan data antara lain: data kedalaman, pasang surut dan profil
kecepatan suara. Semua data diolah menggunakan perangkat lunak Eiva
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Navisuite. Data profil kecepatan suara digunakan sebagai koreksi untuk


menghindari kesalahan pengukuran kedalaman dalam proses pengolahan data
Multibeam Echosounder. Data pasang surut digunakan sebagai koreksi data
kedalaman agar profil kedalaman yang dihasilkan memiliki referensi tinggi
vertikal yang jelas (Sasmita, 2008).

Menurut International hydrographic organization special publication 44 (2008),


Kegiatan survei inspeksi pipa bawah laut pada kedalaman hingga 40 m dekat
pelabuhan tempat bersandar dan terusan kritis (berbahaya) dimana terdapat
banyak instalasi distribusi bawah laut (pipa bawah laut) masuk ke dalam orde
khusus yang harus memiliki cakupan batimetri 100% maka dipilihlah Multibeam
Echosounder.

Nilai tersebut adalah Sudut gerakan rotasi kapal terhadap posisi stabil
kapal. Pitch adalah gerakan rotasi pada Y, roll pada X dan yaw pada Z.

Gambar 1.3.2 Sumbu Rotasi Kapal

Alat yang digunakan dalam pengambilan data multibeam ini adalah


R2Sonic yang jika memiliki kemiringan 1° pada pitch dan 1° pada roll di
kedalaman 25 m masing-masing akan mempunyai kesalahan 0.3 m dan 0.4
m (Sonic 2024/2022 operatioin manual, 2014). Setelah dilakukan
perhitungan dengan rumus berikut:
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

𝑒 = .𝑇𝑎𝑛 𝜃 (2)
Dimana, e = Nilai kesalahan (m)
D = Kedalaman (m)
𝜃 = Sudut rotasi (°)

1.4 Gambar Alat Multibeam Echousounder:

Gambar 1.4.1 R2Sonic 2024 (Sumber: R2Sonic 2024 manual book)

2. Fish Finder

2.1 Definisi alat fish finder :

Fish Finder adalah sebuah intrumentasi elektronika yang berfungsi untuk


membantu pendenteksian letak ikan secara pasti di perairan yang dalam seperti
laut. Informasi yang di berikan dari penggunaan instrument fish finder ialah
informasi mengenai letak atau posisi ikan terletak pada kedalaman berapa di
dalam perairan. Find Finder menggunakan system kerja SONAR (Sound,
Navigation, and Ranging).
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

2.2 Fungsi Utama alat Fish Finder:

Fish Finder digunakan untuk mengubah arti gerombolan ikan pada lokasi
yang ditampilkan pada peta zona potensi ikan. Mencari Google Artikel Peralatan
Canggih Berupa pencari ikan Dan perlengkapan Global Positioning System
(GPS) dapat memudahkan Nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut
dimungkinkan dapat Mengurangi beban Nelayan Akibat kenaikan Bahan Bakar
Minyak (BBM). Hasil kerja dari sebuah instrumen Fish Finder sendiri juga
dipindahkan oleh beberapa faktor eksternal, seperti suhu udara, kemurnian udara
dan kekentalan udara. Faktor eksternal ini dapat mengubah kecepatan suara yang
akan dipindahkan ke objek.

2.3 Prinsip Kerja Fish finder:

Seperti yang telah disetujui sebelumnya, bahwasanya Fish Finder


menggunakan sistem kerja dari SONAR. UNIT SONAR (transduser, pemancar,
penerimadan tampilan) menjadi bagian-bagianpenting dalam jelaskan Prinsip
kerja dari sebuah Ikan Penemu. Secara sederhana, dapat memuat tentang prinsip
kerja dari Fish Finder sebagai berikut:
1. Transmitter mengeluarkan impuls listrik (impuls listrik).
2. Transduser mengubah impuls listrik tersebut membentuk gelombang
suara.
3. Saat gelombang suara tersebut menabrak sebuah objek, maka gelombang
suara ini akan dipantulkan kembali.
4. Pantulan gelombang suara ini kemudian diterima lagi oleh Receiver dan
signalnya dikuatkan (diperkuat ).
5. Gelombang suara yang telah diperkuat melalui Penerima tersebut Kembali
dikirimkan Ke transducer untuk review diubah Lagi kedalam Bentuk
impuls Listrik.
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

6. Terakhir, setelah diubah dalam bentuk impuls listrik, informasi tersebut


akan diterjemahkan dalam bentuk data string yang kemudian dihasilkan
akan disetujui pada Tampilan.

Gambar 2.3.1 adalah prinsip kerja fish Finder

Dimulai dari transmitter yang kemudian di olah oleh transducer menembakan


gelombang suara yang kemudian terpantul ketika menabrak sebuah objek. Dalam
hal ini, objek nya adalah ikan. Kemudian gelombang pantul itu sendiri di terima
lagi oleh receiver, dikuatkan dan kemudian diubah ke informasi listrik oleh
transducer. Garis merah menunjukan tembakan gelombang suara. Kemudian garis
merah putus-putus adalah gelombang suara pantul.

2.4 Gambar alat Fish Finder:

Gambar 2.3.1 adalah alat


Garmin Fish Finder 160 blue
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Gambar 2.3.2 adalah alat


Garmin Fish Finder 350c

Gambar 2.3.3 adalah alat Gambar 2.3.4 adalah alat


Fish Finder Wireless Lucky FFCW1108-1 Fish Finder Wireless Lucky
FF1108-1CW
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

3. Side Scan Sonar

3.1 Definisi dari alat Side Scan Sonar :

Side Scan Sonar adalah suatu sistem yang terdiri dari transduser dengan
arah miring beserta unit perekamanya yang dapat digunakan untuk memberikan
informasi citra bawah laut untuk kemudian dapat diinterpretasi sehingga
menghasilkan informasi bawah laut (Aziz, 2011). Side scan sonar sering
digunakan dalam survei batimetri dikombinasikan menggunakan singlebeam
echosounder sebagai penambah informasi data kedalaman. Proses dari
pencitraan oleh side scan sonar dilakukan bersamaan dengan proses pemeruman
oleh singlebeam echosounder.

3.2 Fungsi Utama dari alat Side Scan Sonar:

Pemindaian Sisi Sonar (SSS) merupakan instrumen pengembangan sistem


sonar yang mampu menunjukkan gambar dua dimensi dasar laut dengan kondisi
kontur, topografi, dan target secara bersamaan. Metode Beam Pattern Discrete-Equi-
Spaced Unshaded Line Array digunakan untuk menghitung pola balok dua dimensi
yang bergantung pada sudut dari gelombang suara yang masuk dari sumbu array
yang diterima tergantung pada sudut mana sinar suara pada array. 

Prinsip dasar awal dari sonar adalah menggunakan suara untuk


interaksi atau menemukan objek Yang Beroperasi khusus ada di laut (Hansid,
2011). Pemindaian sisi sonar adalah saya instrumen yang digunakan dalam
survei untuk melakukan pencitraan dasar laut. Pemindaian Samping Sonar
(SSS) merupakan pengembangan sonar yang mampu menunjukkan dalam
gambar dua dimensi permukaan dasar laut dengan kondisi kontur, topografi, Dan
target secara bersamaan. Instrumen ini mampuperbedaan besar kecil partikel
penyusun permukaan dasar laut seperti batu, lumpur, pasir, kerikil, atau tipe-tipe
dasar kapal lainnya (Bartholoma, 2006). SSS digunakan untuk berbagai
kegunaan, sepertipendeteksian penanganan pipa dan kabel laut, pendeteksian
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

struktur dangkal dasarlaut, pelaksanaan pengerukan, studiLingkungan


kemiliteran, arkeologi, perikanan, dan pertambangan (Manik, 2011). Sonar
adalah sayastilah umum untuk setiapinstrumen yang menggunakan
deteksiforremote suara benda bawah udara (Haykin, 1985). Sistem sonar akan
aktif menghasilkan ledakan singkat (ping) darsaya suara frekuensi tinggi.
Gelombang akustik yang dibangkitkan dari transduser di dalam kolomudara dan
dasar laut sehinggakan menghasilkan gema yang dipertimbangkan dengan empat
kuadran dalam pola balok transduser (Manik, 2015) . Untuk jenis sonar
monostatik , yaitu sonar yang memiliki pemancar dan penerima, hasil dari
pancaran pada tran sduser menggambarkan ketergantungan Hamburbalik (back
scattering) pada sudut antarapusat geLombang akustik pada Target (MacLennan
dan Simmonds, 2008 ). Interpretasi secara kuantitatif adalah untuk
mendefenisikan hubungan antara posisi kapal, posisi towfish dan posisi objek
demikian Diperoleh besaran horizontal dan besaran vertikal. Besaran horisontal
yaitu nilai posisi objek kompilasi lintasan derekikan sejajar dengan lintasan kapal
atau kompilasi lintasan dengan towfish membentuk sudut. Besaran vertikal
menambahkan tinggi objek daridasar dasar laut Serta Kedalaman objek
(Mahyuddin, 2008)

3. Prinsip Kerja Side Scan Sonar:

Contohnya adalah perhitungannya diilustrasikan pada Gambar 3.1.


Penelitian Penyanyi bertujuan untuk review menjawab masalah yang ada
dilautan punggur, Batam, Kepri dengan cara melakukan Menentukan target
dasar laut menggunakan instrumen Side Scan Sonar (SSS) menggunakan metode
Beam Pattern.
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Gambar 3.1 Geometri dari side scan sonar

Lubis & Anurogo, Identifikasi Profil Dasar Laut 89 Discrete-Equi-Spaced


Tidak berbayang Baris Array dan menerapkan ilmu hidroakustik.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Desember 2016 di laut


Punggur, Batam,Kepulauan Riau-Indonesia. Pada koordinat 104 ° 08.7102 E dan
1 ° 03.248 N sampai 1 ° 03. 3977Ndan 104 ° 08.8133 E (Gambar 3.3). Penelitian
memiliki 3 baris disetujui (Gambar 3.2). Akuisisi data akustik dilakukan
menggunakan instrumen Side Scan Sonar C-Max CM2 Tow ikan
menggigittapkan pada frekuensi (325 kHz) dan dengan jarak antar jalur
pemeruman Maksimal 200 m dan panjang kabel penarik 25 m, dengan kecepatan
kapal 6-7 Knot (Gambar 3.2). Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3,
dan Karakteristik pola balok C-Max CM2. Pemindaian Samping SonarTow ikan
dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4, menjelaskan bagaimana Pola
sebaran pancaran gelombang yang diperoleh atau dilakukan menggunakan CM-2,
C-MAX instrumen Side Scan Sonar (SSS) saatAda di daerah detekssaya di
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

laut.

Gambar 3.2 Ilustrasi Perekaman data Side Scan Sonar

Gambar 3.3 Peta lokasi penelitian dan perekaman Side Scan Sonar (SSS)
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Gambar 3.4 Karakteristik Beam Pattern C-Max CM2 Side Scan SonarTow fish

POLA BEAM DUA DIMENSI menggambarkan ketergantungan sudut ini


dengan satu persamaan untuk berhubungan Menghitung beam pattern dua dimensi
kekuatan aktual yang diterima untuk waktu tergantung pada sudut dari gelombang
suara rata-rata daya pada poros (di mana. θ = 0 ° yang masuk dari sumbu array,
daya yang dan daya
maksimum adalah a) Rasio ini
diterima tergantung pada sudut
di mana sinar adalah fungsi
beam pattern dua dimensi dari
suara insiden pada array. Kami
bisa array, b (θ) di mana:

Menggunakan sebuah identifikasi


geometridi dalam sistem sonar adalah :
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Beam Pattern Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array

3.4 Gambar Alat Side Scan Sonar:

Gambar 3.4.1 Alat Side Scan


Sona

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, I., Damar, A., & Zamani, N. P. (2012). Assessing Ecological


Resilience of Indonesian Coral Reefs. Journal of Coastal
Development, 14(3), 214-222.
Bartholomä, A. (2006). Acoustic bottom detection and seabed classification
in the German Bight, southern North Sea. Geo-Marine Letters, 26(3), 177.
Lubis, Z.L., Anurogo, W. 2017. IDENTIFIKASI PROFIL DASAR LAUT
MENGGUNAKAN INSTRUMEN SIDE SCAN
SONAR DENGAN METODE BEAM PATTERN DISCRETE-EQUI
SPACED UNSHADED LINE ARRAY. Tugas Akhir. Program Studi Teknik
Geomatika Jurusan Teknik Informatika. Politeknik Negeri Batam. Batam.
Raihan Naufal Umar/23-2019-072

Nababan, R.D.K. 2014. FISH FINDER. Makalah. Jurusan Peikanan Fakultas


Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Pambudhi, Dony. 2017. PENGOLAHAN DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER
UNTUK MENDETEKSI PIPA BAWAH LAUT MENGGUNAKAN
PERANGKAT LUNAK EIVA NAVISUITE. Tugas Akhir. Departemen
Teknik Geomatika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Sasmita, D.K. 2008. Aplikasi Multibeam Echosounder System (MBES) untuk
Keperluan Batimetrik. Tugas Akhir. Program Sudi Teknik Geodesi dan
Geomatika. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Wijonarko, W.W., Sasmito, B., Nugraha, A.L. 2016. KAJIAN PEMODELAN
DASAR LAUT MENGGUNAKAN SIDE SCAN SONAR DAN
SINGLEBEAM ECHOSOUNDER. Jurnal Undip. Program Studi Teknik
Geodesi Fakultas Teknik.Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai