Anda di halaman 1dari 12

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang adalah sebuah getaran yang perambatannya dapat melalui
media tertentu, getaran memiliki pengertian sendiri dimana getaran merupakan
gerakan bolak balik yang berproses pada sekitaran daerah kesetimbaangan atau
equilibrium. Pada saat gelombang ini melakukan perambatan maka gelombang
akan menghasilkan energi yang dipindahkan dari suatu tempat ketempat yang
lain. Jika dilihat melalui jenis nya gelombang ini di bagi menjadi 2 macam
yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal yang juga dapat
dibedakan berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, dimana arah rambat dan
getar pada gelombang transversal adalah saling tegak lurus sedangkan
longitudinal arah getar dan rambat nya adalah paralel ( widodo et al, 2022).
Akustik merupakan gelombang bunyi yang dimana memiliki pengertian
sebagai sebuah gelombang yang penjalaran nya hanya dapat merambat dengan
bantuan sebuah material yang biasanya disebut sebagai medium. Secara
sederhana gelombang bunyi dapat diartikan kedalam gelombang longitudinal
yang umumnya menjalar dengan jenis gelombang bunyi yang paling sederhana
adalah gelombang sinussoidal dengan frekuensi, amplitudo dan panjang
gelombang pada medium tertentu, kecepatan penjalaran ini pada gelombang
suara di sebuah medium akan berbeda antara medium satu dan lainnya hal ini
disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti geometri sumber
keadaan atmosfir dengan efek permukaan ( Arsyad et al, 2023).
Akustik juga dapat di pengaruhi oleh gelombang sonar atau sensor sonar
dimana sonar ini memiliki kepanjangan yaitu sound navigation and ranging
adalah sebuah teknologi yang menggunakan gelombang suara atau akustik
untuk mendeteksi suatu benda dan serta mengukur jarak terhadap benda
tersebut, dimana pada penerapan kerja sonar ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu aktif dan pasif dengan karateristik gelombang akustik dengan sebuag
medium merupakan sebuah getaran mekanik ( Fahreza et al. 2020).
Akustik memiliki teknologi yang berdasarkan pada metode kerja akustik,
yang dimana pada teknologi ini merupakan gelombang suara yang digunakan
dan berfungsi untuk mendeteksi keberadaan benda di air maupun organisme
yang berada di bawah permukaan air dalam proses pengenalan atau pencarian
objek dengan cara gelombang suara akan memancarkan energi kedalam air
yang akan mengenai objek sebagai sasaran dengan tujuan agar objek dapat
diketahui posisi atau letak nya objek tersebut, apakah terletak di perairan dalam
atau di perairan dangkal, hal ini membuat teknologi pada instrumen akustik
lebih efisien dalam menggambarkan objek di bawah air ( Setiyatmoko. 2020).
Beberapa penerapan instrumen akustik bertujuan untuk mendeteksi
sumber daya hayati, non-hayati, pemetaan bathimetridan penentuan tipe dasar
perairan (seabed), dapat juga dalam klasifikasi habitat bentik, penelitian
arkeologi, serta dalam pengukuran konsentrasi sedimen yang telah tersuspensi,
deteksi minyak dan gas, kecepatan dan arah arus, pemetaan temperatur
salinitas, struktur halus lapisan air,dan deteksi objek bawah air lainnya. Untuk
eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut, sehingga para peneliti dapat
mengaplikasikan ilmu akustik ini untuk menelitian atau hanya untuk
mengumpulkan informasi dalam penerapan nya , hal ini membuat ilmu akustik
semakin di butuhkan ( Novebriawan et al. 2020).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai ruang lingkup metode akustik
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen utama encosounder
3. Mahasiswa dapat mengetahui sonar dan persamaan sonar di bidang
kelautan

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari di laksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai ruang lingkup metode akustik
2. Mahasiswa mampu memahami komponen-komponen utam encosounder
3. Mahasiswa mampu memahami sonar dan persamaan sonar di bidang
kelautan.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Echosounder dan Akustik bawah air


Echosounder atau pemeruman gema merupakan jenis salah satu dari sistem
sonar yang digunakan dalam pengukuran kedalam suatu perairan, dimana pada
sistem ini proses pengerjaannya itu dengan cara merambatkan gelombang
akustik atau gelombang suara menuju ke dalam air dengan menghitung waktu
pantulan dari gelombang tersebut, prinsip kerja echosounder adalah dengan
menggunakan sistem gema yang dipantulkan pada suatu medium air yang telah
di pasang pada dasar kapal hal ini dikarenakan echosounder ini merupakan
instrumen dalam pengukuran kedalaman perairan dengan frekuensi kerja pada
echosounder sendiri berkisaran antara 50 KHz-200 KHz dengan perhitungan
jarak pancar berkisaran antara 1 meter – 800 meter ( Muhtadi. 2022).
Akustik adalah ilmu yang membahasa tentang suatu gelombang suara dan
perambatannya pada suatu medium dengan pengertian akustik ini bisa dikatakan
sebagai bidang ilmu yang mempelajari tentang suara dan bunyi yang
ditimbulkan dari beda yang bergetar. Cepat rambat gelombang suara dalam suatu
media air ini tentu memiliki nilai yang tidak selalu konstan hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor yaitu temperatur, tekanan serta salinitas pada ketiga
faktor ini menyebabkan lintasan kecepatan suara kedasar laut tidak bergerak
secara tegak lurus. Pada teknologi akustik bawah air dapat melakukan
pengukuran terhadap kuar lemahnya antulan dasar perairan dari berbagai
macam jenis partikel ( Prihantoro et al. 2022).

2.2 Komponen utama Echosounder


Echosounder merupakan instrumen akustik yang berbasis sistem sonar atau
disebut dengan sound navigation and ranging yang arah pemancaran nya
gelombang nya secara vertikal dengan berdasarkan prinsip echosounder sendiri
terdiri atas 4 komponen utama yang saling berkaitan satu sama lain hal
berdasarkan pada sistem dalam teknologi akustik bawah air, dengan komponen
yang pertama adalah transmitter yang merupakan komponen penting pertama
yang merupakan bagian awal dalam proses pengambilan data berupa besaran
fisik yang indra oleh sensor yang masih bersifat analog atau masih dalam bentuk
pulsa listrik yang akan di lanjutkan ke transducer yang mana di bagian ini
mengubah energi listrik menjadi suara ( Manik et al , 2019).
Traducer merupakan komponen selanjutnya yang proses kerja nya dalam
akustik ini yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara yang ketika suara
akan dipancarkan pada tranducer. energi yang di hasilkan akan di pusatkan
kedalam sebuah beam dengan bentuk umum beam ini seperti kerucut atau
conical yang terdiri dari main lobe dan beberapa side lobe selanjutnya pada
komponen selanjutnya Receiver, merupakan tempat data yang diolah menjadi
sinyal listrik kembali bertujuan agar data tersebut menjadi lebih sempurna dan
lebih lengkap sebelum di teruskan ke recorder yang besar penguatan nya itu
tergantung sentivitas control atau pengatur volume. Display merupakan tujuan
akhir yang dimana data akan di ubah menjadi gambar ( Yuono et al. 2019).

2.3 Definisi alat echosounder


Echosounder adalah pemeruman gema yang memiliki alat yang digunakan
pada proses pemeruman gema yaitu multibeam echosounder dalam suatu survei
hidrografi. Pemeruman atau sounding sendiri merupakan proses atau kegiatan
yang ditunjukan untuk memperoleh model permukaan dasar perairan dalam
bentuk gambaran, penggunaan multibeam echosounder sendiri di peruntukan
untuk mencari titik-titik koordinat yang berbentuk data yang disepanjang daerah
atau area yang dilewati oleh kapal. Multibeam Echosounder terdiri dari
serangkaian elemen yang memancarkan pulsa suara dalam sudut yang berbeda
dengan hanya satu beam saja yang ditransmisikan tetapi menghasilkan banyak
pantulan energi dari masing-masing pulsa suara ( Mulawarman et al. 2019).
Multibeam Echosounder sendiri adalah pengembangan dari alat singlebeam
echosounder yang telah ada sebelumnya, untuk menutupi kekurangan yang ada
pada alat tersebut maka muncul lah multibeam yang memiliki Kecepatan suara
dalam air bervariasi baik secara horizontal maupun vertikal, akan tetapi hal ini
tidak berarti bahwa kecepatan suara dalam air cenderung konstan pada area yang
luas, Selain itu keunggulan Multibeam Echosounder mempunyai cakupan
pemetaan ( Soesanto. 2023).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Akustik ini dilaksanakan hari Rabu pada tanggal
6 September 2023 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai, di Ruangan
laboratorium Eksplorasi Sumber Daya Hayati dan Akustik Kelautan, Jurusan
Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan pada saat praktikum kali ini, adalah:
No Alat dan Bahan Tujuan
1. MODUL Bahan yang digunakan
2. ALAT TULIS Sebagai alat yang digunakan

3.3 Soal Tugas


1. Carilah contoh instrumentasi akustik selain yang telah disebutkan di
atas(minimal 2)!
2. Jelaskan masing-masing mengenai instrument tersebut!
3. Rangkum tentang materi sonar (maksimal 2 halaman)!
IV HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Jawaban Soal


1. Fish finder dan hydro-acoustic
2. Fish finder
Fish finder sendiri merupakan echosounder sederhana yang pengoperasian
nya menggunakan layar unit video sebagai media tampilan hasil dari data
echogram. Fish finder pada umumnya adalah alat atau teknologi yang berfungsi
untuk mendeteksi kedalaman pada suatu perairan dengan level target yang telah
terdeteksi. Pada level target yang telah terdeteksi ini kemudian digambarkan
dengan warna- warna yang berbeda hal bergantung pada target yang terdeteksi
yang menghasilkan echo berbeda yang diterima pleh transducer hal ini juga
dapat diketahui kekuatan pantulan dan variasi dari kumpulan ikan yang ada di
perairan pada fish finder ini tidak di lengkapi oleh unit pada media penyimpanan
data sehingga echogram yang ditampilkan hanya bersifat sementara.
Cara kerja pada fishfinder ini secara sederhana nya bermula dari gelombang
suara memiliki frekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz yang dipancarkan
melalui transduser dan dipantulkan oleh dasar perairan akan ditangkap lagi oleh
transduser. Transduser adalah alat yang dapat mengubah atau mengkonversi
suatu energi ke energi lainnya. Gelombang ini selanjutnya diproses dan
hasilnya berupa informasi kedalaman perairan ditampilkan di layar monitor.
Proses ini terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus, dari gabungan titik-
titik hasil pembacaan tersebut terbentuklah gambar struktur topografi dasar
perairan dan akan menunjukkan keberadaan ikan.
 hydro-acoustic
hydro acoustic merupakan Teknologi yang menggunakan suara atau bunyi
dengan intensitas tertentu dalam melakukan pendeteksian objek yang berada di
bawah air. Pada Suara atau bunyi di indtrumen ini sangat efektif dalam
melakukan pendeteksian objek di bawah air hal ini karena kecepatan rambat
suara di air itu lebih cepat dari kecepatan rambat suara di udara Hal ini
disebabkan karena kerapatan medium air lebih tinggi dibandingkan medium
udara sehingga suara yang merambat tidak membutuhkan waktu yang lama
dalam melakukan pantulan antar partikel air.
Langkah dasar dari cara pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter
yang menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu. Kemudian disalurkan ke
transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara
tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan (biasanya dengan satuan
ping). Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian
suara itu akan dipantulkan kembali oleh obyek dalam bentuk echo dan diterima
kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi
listrik; lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga
terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo
integrator.

3. Sonar
Sonar adalah singkatan dari sound navigation and ranging yang dimana
merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek
di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sonar merupakan sistem
instrumen yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang obyek-obyek
bawah air. Prinsip dasar awal dari sonar adalah menggunakan suara untuk
mendeteksi atau menemukan objek yang secara khusus berada di laut. Sonar
bekerja dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian
menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancarkan ulang ke
operator dan ditayangkan pada monitor.
Sonar hingga saat ini telah luas digunakan untuk mendeteksi Kapal Selam dan
ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan, keselamatan penyelaman,
dan komunikasi di laut. Sistem Sonar ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem
sonar aktif yang melakukan proses pemancaran dan penerimaan sinyal suara dan
sistem sonar pasif yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal suara yang
dihasilkan oleh obyek-obyek bawah air, sonar juga dapat mengetahui datang nya
suara dengan mereduksi noise atau suara yang berasal dari arah datangnya pada
saat transducer memproses sonar.
4.2 Pembahasaan
Praktikum kali ini mempelajari tentang materi akustik kelautan dengan
dimana akustik itu sendiri Merupakan teori tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium air. akustik ini terbagi menjadi dua yaitu
akustik pasif dan akustik aktif yang di mana pada akustik pasif ini merupakan
tindakan mendengarkan suara yang seringkali berfokus pada frekuensi tertentu
dengan tujuan analisis yang digunakan dalam pemantauan akustik pasif, pada
akustik ini lebih ke tindakan perekaman suara seperti merekam suara hewan dan
lingkungan melalui penggunaan sensor akustik untuk tujuan melacak hewan atau
organisme lain nya contoh dari akustik pasif ini yaitu NOAA.
Selanjutnya ada akustik aktif merupakan pengukuran jarak dan arah dari
objek yang serta dapat mengukur waktu tempu dengan contoh Echosounder.
Pada akustik tentu memiliki keunggulan dalam metode nya yaitu proses akustik
yang berkecepatan tinggi dengan relatif kecepatan yaitu 1500 m/s , pada estimasi
ikan yang diperoleh konstan yang memungkinkan memperoleh dan meproses
data secara real time, akurasi pada proses itu bertepatan tinggi yang tidak
membahayakan atau merusak ekosistem serta habitat yang ada dan dapat dengan
mudah menggunakan metode lain.
Jika metode akustik memiliki keuntungan maka metode akustik juga
memiliki ruang lingkup yang secara garis besar penggunaan nya pada ruang
lingkup survei sumber daya hayati laut, budidaya perairan maupun tingkah laku
atau organisme lainnya serta pada ruang lingkup penangkapan ikan. Terdapat 4
komponen utama yang dimiliki oleh echosounder yaitu transmitter, tranducer,
receiver display/recorder dan yang terakhir ada data base dengan sistem
pengoperasian nya yaitu saat time base atau merupakan sumber energi yang
memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer maka
transmitter akan bekerja dengan mengubah menjadi gelombang suara yang
dipacarkan di dalam air kemudian ditransferkan ke echo.
Pada echo ini gelombang suara diubah lagi menjadi energi listrik atau sinyal
listrik yang kemudian di terjemaahan kedalam bentuk echogram. Jenis dari
sistem akustik ada single beam yang merupakan satu pancaran lalu ada dual
beam yaitu 2 pancaran dan ada split beam yaitu pancaran yang menggunakan
trigonometri dengan arah dan objek akan mengarah ke arah lain. Persamaan
sonar ini memiliki deteksi sonar yang mana letak deteksi sonar ini di reseicer
yang dimana ketika menerima gelombang dan dipantulkan kembali dan yang
diubah dan di kuatkan ke energi listrik dengan total energi akustik bersumber
pada energi yang dipantulkan oleh sasaran sebagai sinyal (s) atau merupakan
sinyal dari objek dari lingkungan (N) atau merupakan suara kebisingan.
Dalam menghitung besar deteksi sasaran berdasarkan rasio sinyal terhadap
suara dari energi akustik yang diterima dapat didefinisikan sebagai rata-rata rasio
terhadap suara yang dibutuhkan atau jika rasio sinyal terhadap suara kebisingan
yang di amati melebihi ambang batas deteksi maka target diasumsikan ada.
Sonar juga dilengkapi oleh parameter sonar dimana meliputi beberapa
komponen yaitu source level ini adalah intensitas energi akustik yang dihasilkan
oleh transducer pada sonar akustik pasif, yang kedua ada kekuatan yang
diberikan pada alat yang dipakai atau disebut target strength.
Noise level merupakan energi akustik yang berasal dari hasil atau
dibangkitkannya oleh suatu obyek yang dimana energi ini dapat berasal dari
sonar sendiri, mesin dan pendorong sendiri serta niose muncul akibat dari
gesekan arus air dengan badan kapal sedangkan noise yang bukan berasal dari
faktor sendiri yaitu dapat berasl dari suara hewan, suara mesin serta
pendorongan/propeler. Directivity index adalah kemampuan sonar yang dapat
membedakan arah datangnya noise dengan mereduksi noise yang merupakan
hasil dari arah datangnya tranducer sonar.
Sonar tadi merupakan gelombang suara yang pembagian berdasarkan jenis
pada sonar ini sama seperti dengan akustik bedanya pada sonar pasif itu
merupakan sonar yang bergantung pada sinyal yang diterima yang berasal dari
hasil perambatannya yang dipengaruhi oleh kinerja sonar atau sederhana nya
sonar pasif adalah sonar pasif yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal
suara yang dihasilkan oleh obyek-obyek bawah air. lalu ada sonar aktif dimana
pada sonar ini merupakan energi akustik yang dipancarkan dan diterima oleh
sonar sehingga terjadi 2 perambatan atau dapat diartikan proses pemancaran dan
penerimaan sinyal suara yang dipengaruhi oleh source level dan transmissin
losses selama perambatan menuju sasaran.
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang terdapat pada praktikum sebagai berikut:
1. Akustik dibagi menjadi 2 yaitu pasif dan aktif
2. Komponen utama echosounder ada transmitter, transducer, reseicer,
display/recorder
3. Metode ruang lingkup akustik penggunaan pada sumber daya hayati laut,
budidaya perairan lalu terdapat tingkah laku ikan serta penangkapan ikan
4. Sonar merupakan sistem instrumen yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang obyek-obyek bawah air.
5. jika rasio sinyal pada sonar terhadap suara kebisingan yang di amati
melebihi ambang batas deteksi maka target diasumsikan ada.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini, praktikan dapat mempelajari materi dan
memahami materi sebelum praktikum di mulai untuk menunjang kelancaran pada
saat praktikum, praktikan juga dapat kondusif pada saat praktikum dimulai sampai
praktikum selesai dan pemateri dapat menjelaskan materi dengan perlahan agar
praktikan tidak merasa tertinggal dengan materi yang di sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad M, Khaeruddin, Yulianti. 2023. Panduan gelombang bunyi dan cahaya.


Jawa Barat: indonesia emas group. 161 hal.

Fahreza A.D, Ali E, Edwar. 2020. Purwarupa sistem sonar untuk deteksi objek
bawah air. Proceding of engineering. 7(2).

Manik H.M, Susilohadi, Kusumah B.R.2019. Rekayasa transmitter dan receiver


untuk sistem komunikai akustik bawah air. Rekaya elektrika. 15(3):162-168

Mulawarman R.A, Sasmiti B, Sabri L.M. 2019. Aplikasi MultiBeam Echosounder


Norbit WBMS untuk penentuan jalur pelayaran. Geodesi undip. 8(1)

Muhtadi A. 2020. Limnologi. Medan: Merdeka kreasi group. 72 hal

Novebriawan T, Delia L.A, Kurniawan E.S. 2020. Purwarupa Peralatan Pencitraan


Bawah Laut Dilengkapi Penentu Posisi. Hidropliar. 6(2).

Prihantoro Y. Manik H.M, Adi A.P. 2022. Pemanfaatan Data Backscatter Akustik
Multibeam Echosounder untuk Identifikasi Objek Dasar Laut. Charct
datum.8(1).

Soesanto E. 2023. Identifikasi Nilai Keekonomian Survey Hidrografi-Geofisika


menggunakan Peralatan Multibeam Echosounder (MBES). Jaring saintek.
5(1).

Setiyatmoko A. 2020. Efektifitas teknologi akustik bawah air untuk perairan


indonesia terhadap pelanggaran kapal selam asing. Maritim indonesia. 8(2)
Widodo A, Aisiyah M.C, Ningrum I.E, Annas M.A, Musfiana M. 2022. Analisa
percobaan superposisi gelombang suara menggunakan software Audacity.
Pendidikan dan sosial budaya. 2(4):459-466.

Yuwono , Handoko E.Y , Islami A.A. 2019. Pembuatan alur pelayaran kapal
tambang pada sungai menggunakan multibeam echousounder. Goid. 14(2).

Anda mungkin juga menyukai