Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elementary Sampling Distance Unit (ESDU)

Elementary Sampling Distance Unit (ESDU) adalah minimum yang diperlukan


antara dua sensor atau hidrofon dalam rangka mengambil sampel dari sinyal akustik di
bawah air. ESDU pada akustik kelautan sangat penting dalam menentukan kualitas data
yang diperoleh dari pengukuran suara di bawah air (Jacobus Latumeten, 2019). Semakin
kecil nilai ESDU, semakin akurat dan resolusi data yang diperoleh dari pengukuran
suara. ESDU juga dapat digunakan untuk menentukan jarak antara sensor yang optimal
untuk memperoleh resolusi akustik yang diinginkan. Nilai ESDU pada akustik kelautan
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti frekuensi suara yang digunakan, kedalaman laut,
kecepatan suara di dalam air, dan ukuran sensor. Semakin kecil nilai ESDU, semakin
tinggi resolusi spasial data yang diperoleh, tetapi juga dapat meningkatkan jumlah data
yang dihasilkan dan memperpanjang waktu pengolahan data (Aisyah, 2015).
ESDU pada akustik kelautan umumnya diukur dalam satuan meter (m) atau kaki
(ft), tergantung pada system pengukuran yang digunakan. Penting bagi para ilmuwan
dan peneliti dalam akustik kelautan untuk memperhatikan nilai ESDU dalam
pengambilan data dan analisis data untuk memastikan kualitas dan akurasi hasil
pengukuran (Differentina, 2017). ESDU merupakan panjang alur pelayaran pengukuran
akustik yang dilakukan. Proses ini merupakan pengaturan jarak dengan menentukan
banyak jumlah ping per ESDU. Apabila ESDU terlalu besar, maka informasi penting
tentang distribusi stok ikan secara geografis akan hilang. Panjang ESDU hanya bisa
sepanjang 0,1 km tetapi bisa juga 9 km (5 nmi) jika spesies target memiliki area
distribusi yang luas. Pengaturan terhadap data ESDU dapat mempertimbangkan interval
waktu dari pada jarak karena dengan begitu jumlah pengamatan (ping) di setiap ESDU
adalah konstan (Titi Syafura1, 2020).

2.2 Thershold
Maclennan dan Simmond (2005) megatakan bahwa threshold merupakan batasan
sinyal yang masuk dalam kolom perairan yang diproses. Pendekatan menggunakan
threshold bertujuan untuk menghitung jumlah target secara akustik, dengan hasil
ekstraksi berupa nilai volume backscattering strength. Threshold pada akustik kelautan
merujuk pada tingkat kebisingan atau intensitas suara minimum yang diperlukan untuk
mendeteksi suara atau sinyal akustik di bawah air. Threshold merupakan parameter
penting dalam penelitian dan pemantauan lingkungan bawah air, terutama dalam
mendeteksi dan mengidentifikasi organisme atau suara yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia di laut. Untuk mendeteksi suara atau sinyal akustik di bawah air, threshold
dinyatakan dalam dB re 1 μPa (decibel terhadap tekanan akustik 1 mikro pascal) atau
dB re 1 μPa²s (decibel terhadap tekanan akustik kuadrat 1 mikro pascal kedua).
Threshold suara untuk organism laut bervariasi tergantung pada spesies, ukuran tubuh,
dan kondisi lingkungan (Anggraini, 2019). Threshold suara untuk aktivitas manusia,
seperti kapal, sonar, atau ledakan, juga dapat bervariasi tergantung pada jenis suara dan
jarak dari sumber suara.
Pengukuran threshold pada akustik kelautan dilakukan dengan menggunakan
hidrofon atau sensor lainnya yang dipasang di bawah air dan dikalibrasi sebelum
digunakan. Hasil pengukuran threshold dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan batas amplitude atau kekuatan suara yang diperbolehkan dalam aktivitas
manusia di laut, seperti penggunaan sonar atau peledakan (Sri Pujiyati, 2020). Dalam
pemantauan lingkungan bawah air, threshold juga digunakan sebagai parameter penting
dalam analisis data suara yang diperoleh dari hidrofon atau sensor lainnya. Data suara
dengan intensitas di bawah threshold dapat dianggap sebagai noise atau sinyal acak,
sementara data suara dengan intensitas di atas threshold dapat dianggap sebagai sinyal
akustik yang signifikan dan dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut.
2.3 Design Survei
Desain survey pada akustik kelautan melibatkan proses perencanaan dan
pelaksanaan pengambilan data suara di bawah air dengan menggunakan hidrofon atau
sensor lainnya untuk tujuan penelitian atau pemantauan lingkungan bawah air (Henry
M. Manik, 2018). Desain survei yang baik akan memastikan data suara yang diperoleh
memiliki kualitas yang tinggi dan dapat memberikan informasi yang berguna untuk
tujuan penelitian atau pemantauan lingkungan bawah air. Berikut adalah beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam desain survey pada akustik kelautan:
1. Tujuan survei: Tentukan tujuan survey dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab
melalui pengambilan data suara. Tujuan survey dapat berupa pemetaan keberadaan
organism laut, pengukuran aktivitas manusia, atau penelitian sifat fisik dan biologis
dari laut.
2. Lokasi survei: Tentukan lokasi survei yang relevan dengan tujuan penelitian atau
pemantauan lingkungan. Faktor-faktor seperti kedalaman laut, karakteristik
geografis, dan keberadaan sumber suara buatan atau alami harus dipertimbangkan
dalam pemilihan lokasi survei.
3. Metode pengambilan data: Pilih metode pengambilan data yang sesuai dengan tujuan
survey dan lokasi survei. Metode pengambilan data dapat berupa survey transek,
survey titik, atau survey jaring.
4. Pengaturan hidrofon atau sensor: Tentukan pengaturan hidrofon atau sensor yang
sesuai untuk tujuan survey dan lokasi survei. Pengaturan hidrofon atau sensor dapat
meliputi jenis hidrofon atau sensor yang digunakan, jarak antar hidrofon atau sensor,
dan kedalaman pemasangan hidrofon atau sensor.
5. Pengolahan data: Perencanaan pengolahan data juga harus dipertimbangkan dalam
desain survei. Pengolahan data meliputi proses perekaman data, analisis data, dan
interpretasi hasil analisis.
6. Keselamatan: Pastikan bahwa semua prosedur survei yang dijalankan aman bagi
semua orang dan lingkungan sekitarnya, terutama jika melibatkan penggunaan kapal
atau peralatan berat.
Dalam desain survey pada akustik kelautan, penting untuk melakukan kajian
literature sebelumnya untuk memastikan bahwa desain survei yang dipilih sesuai
dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab serta meminimalkan
kesalahan dalam pengambilan data.
2.4 Metode Akustik Untuk Pendugaan/ Estimasi Kelimpahan Plankton

Metode akustik telah menjadi alat yang sangat berguna dalam pendugaan
kelimpahan plankton di laut (Titi Syafura1, 2020). Metode ini didasarkan pada
kemampuan suatu organisme untuk memantulkan atau menyerap suara dalam air dan
penggunaan sistem sonar atau hidroakustik untuk merekam dan mengolah data suara
yang dipantulkan atau diserap oleh plankton di bawah air. Sistem hidroakustik dibagi
menjadi dua yaitu sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif memancarkan gelombang
suara melalui transmitter dan menerimanya kembali melalui receiver sedangkan sistem
pasif hanya menerima gelombang suara di perairan dengan menggunakan receiver.
Salah satu instrumen akustik aktif ialah echosounder. Echosounder merupakan salah
satu jenis sonar yang bim akustiknya mengarah ke vertikal bawah dimana pengiriman
dan penerimaan gelombang akustik dilakukan pada satu transducer (Simmonds dan
MacLennan, 2005; BenoitBird dan Lawson, 2015). Saat ini echosounder sudah
berkembang pesat. Saat ini sudah diproduksi bermacam-macam jenis echosounder
mulai dari Single Beam Echosounder, Dual Beam Echosounder, Multi Beam
Echosounder, dan Split Beam Echosounder (Kusuma, 2020).
Berikut adalah beberapa metode akustik yang umum digunakan untuk pendugaan
kelimpahan plankton dalam akustik kelautan:
1. Survei transek: Metode ini melibatkan survei linier dengan menggunakan kapal yang
dilengkapi dengan sistem sonar atau hidro akustik untuk merekam data suara pada
titik-titik tetap dalam transek. Data suara kemudian diolah untuk menghasilkan peta
kelimpahan plankton.
2. Survei titik: Metode ini melibatkan pengambilan data suara pada titik-titik tetap
dalam lokasi yang ditentukan. Data suara kemudian diolah untuk menghasilkan peta
kelimpahan plankton pada setiap titik survei.
3. Survei jaring: Metode ini melibatkan penggunaan jaring untuk mengumpulkan
plankton dan mengukur kelimpahan plankton yang tertangkap di dalam jaring. Data
suara juga dapat diambil selama proses pengambilan sampel dengan jarring dan
digunakan untuk memperkirakan kelimpahan plankton di luar lokasi pengambilan
sampel.
4. Survei multi sensor: Metode ini melibatkan penggunaan beberapa sistem sensor,
seperti sistem sonar atau hidroakustik, untuk merekam data suara dari beberapa sudut
dalam lingkungan laut. Data suara kemudian diolah untuk menghasilkan peta
kelimpahan plankton yang lebih akurat.
Penggunaan metode akustik dalam pendugaan kelimpahan plankton memungkinkan
peneliti untuk menghasilkan informasi yang lebih cepat dan efisien dibandingkan
dengan metode konvensional seperti pengambilan sampel secara langsung. Namun,
metode ini juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti ketidakakuratan dalam
mengestimasi kelimpahan plankton pada kedalaman yang berbeda dan pengaruh
lingkungan laut yang dapat memengaruhi hasil pengukuran (Irfania, 2009). Oleh karena
itu, penting untuk mempertimbangkan keakuratan, resolusi, dan relevansi data akustik
dalam memilih metode akustik yang sesuai untuk pendugaan kelimpahan plankton
dalam akustik kelautan.
Plankton sangat penting bagi ekonomi laut karena plankton merupakan pengikat
awal energi matahari (Winanda Muhammad Hasan, 2021). Zooplankton memakan
fitoplankton untuk pertumbuhannya. Rantai makanan di perairan menjadikan
fitoplankton dan zooplankton sangat penting untuk menentukan kelimpahan ikan.
Kelimpahan plankton merupakan parameter biologi oseanografi yang dapat menentukan
tingkat kesuburan perairan (Lantang, 2018).
Pentingnya peranan plankton sehingga telah dikembangkan berbagai metode untuk
meneliti keberadaan plankton di suatu perairan. Salah satu metode untuk mendapatkan
informasi mengenai plankton adalah metode hidroakustik (Fauziyah dan Jaya, 2010).
Survei hidroakustik yang dilakukan dapat memberikan informasi mengenai klasifikasi
dasar perairan dan dapat diaplikasikan dalam pemetaan kedalaman perairan atau
batimetri (Irfania, 2009). Dalam mendukung data hidroakustik untuk pengklasifikasian
tipe substrat maka diperlukan data sampling dasar perairan di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai