Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUSTIK KELAUTAN

RANCANGAN SURVEI DAN ECHOVIEW

DISUSUN OLEH:

NAMA:
ALESSANDRA JOANA SILITONGA
NIM:
08051282126029
KELAS:
A

DOSEN PENGAMPU:
DR. FAUZIAH, S. PI
FITRI AGUSTRIANI, S. PI., M.SI
ELLIS NURJULIASTI N., M.SI

LABORATORIUM EKSPLORASI SUMBERDAYA DAN AKUSTIK


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akustik merupakan suatu ilmu yang membahas tentang gelombang suara
dan perambatannya dalam suatu medium. Jadi, akustik kelautan adalah ilmu yang
mempelajari tentang gelombang suara dan penjalarannya (perambatannya) dalam
medium air laut (terjadi di kolom air). Akustik kelautan merupakan suatu bidang
kelautan untuk dapat mendeteksi suatu target yang ada di kolom perairan dan yang
berada di dasar perairan menggunakan gelombang suara. Dengan pengaplikasian
akustik kelautan akan mempermudah untuk mengetahui segala objek yang terdapat
di kolom perairan dan dasar perairan baik berupa plankton, ikan, kandungan
substrat dan adanya kapal kandas (Lubis et al. 2016).
Metode akustik merupakan suatu proses dalam melakukan pendeteksian
target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses yaitu perambatan suara,
karakteristik suara (frekuensi, pulsa, intensitas), faktor lingkungan atau medium,
dan kondisi target. Metode ini mengukur waktu tempuh pulsa gelombang akustik
yang dipancarkan oleh transducer yaitu pengirim menuju dasar laut dan
dipantulkan kembali. Kedalaman perairan didapat dari setengah perkalian antara
cepat rambat gelombang suara dikali selang waktu gelombang suara pada saat
dipancarkan dan diterima kembali (Anzari dan Surbakti, 2017).
Penggunaan suara untuk mendeteksi sumberdaya ikan yang disebut
sebagai akustik perikanan memiliki dua pembagian utama yaitu akustik aktif
dan pasif. Akustik aktif meliputi peralatan seperti echosounder dan sonar yang
prinsip kerjanya mentransmisikan atau memancarkan pulsa suara ke badan air
dan kemudian dipantulkan oleh obyek seperti ikan, kapal selam maupun dasar
perairan. Akustik pasif merupakan metode yang menggabungkan ilmu biologi
dan akustik untuk mendeteksi atau merekam suara alami yang dihasilkan oleh
hewan seperti serangga, amfibi, ikan, burung dan mamalia (Randi et al. 2017).
Data akustik tersebut direkam secara terus-menerus dalam hard disk
komputer. Data yang diperoleh di lapangan berupa data gram yang kemudian
diubah menjadi data threshold untuk keperluan analisis. Selanjutnya, data diolah
menggunakan software echoview untuk mendapatkan nilai kepadatan akustik.
Nilai kepadatan akustik dilihat dari nilai nautical area scattering coefficient, di
mana nautical area scattering coefficient merupakan besar nilai acoustic
backscattering strength dalam tiap mil (Mahiswara et al. 2017).
Dalam melakukan pengolahan data akustik yaitu menggunakan data
hasil perekaman Echosounder dapat diperoleh dalam bentuk format *.raw dan
dapat diolah menggunakan software Echoview 4.0. Pengolahan data pada
echoview diawali dengan kalibrasi pada variable properties yaitu pengaturan
grid jumlang ping, kedalaman, dan nilai threshold (Walen dan Ningsih, 2021).
Survei batimetri adalah proses penggambaran garis-garis kontur
kedalaman dasar perairan yang meliputi pengukuran, pengolahan, hingga
visualisasinya. Survei batimetri menghasilakan garis-garis kedalaman. Garis-
garis tersebut didapatkan dengan menginterpolasikan titik-titik pengukuran
kedalaman yang tersebar pada lokasi yang dikaji. Sedangkan survei hidrografi
adalah proses penggambaran dasar perairan tersebut, sejak pengukuran dan
pengolahan hingga visualisasinya (Sasmito et al. 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui desain survey
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara membuat rancangan anggaran biaya
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perangkat lunak echoview untuk
pengolahan data akustik

1.3 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Mahasiswa mampu membuat desain survey
2. Mahasiswa mampu membuat rancangan anggaran biaya
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan perangkat lunak echoview
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Akustik


Metode akustik merupakan metode yang pada prinsipnya menggunakan
gelombang suara dan perambatannya, serta pantulan yang dihasilkan oleh target
yang terdeteksi dalam suatu medium. Metode ini memiliki beberapa keunggulan
diantaranya adalah memperoleh informasi tentang kelimpahan dan distribusi ikan
secara cepat dan mencakup kawasan yang luas, pendugaan stok ikan secara
langsung, memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang tinggi. dan tidak
berbahaya karena frekuensi yang digunakan tidak membahayakan baik bagi
pengguna alat ataupun target. Pada dasarnya, terdapat dua metode akustik yaitu
akustik aktif dan akustik pasif (Wudianto et al. 2017).
Metode akustik yang digunakan untuk memperoleh data kelimpahan ikan
dapat menggunakan metode dasar berupa echo counting dan echo integration. Echo
counting dapat menghitung densitas ikan pada saat volume yang di sampling
rendah, dimana nilai echo dari ikan tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dan
dihitung satu persatu. Metode echo counting jarang digunakan dalam menduga
kelimpahan ikan yang bergerombol. Hal ini karena densitas ikan tidak homogen
dan pada umumnya tinggi, sehingga akan menyebabkan terjadinya overlap dari
echo ikan. Echo dari ikan yang berada di dasar perairan memiliki sinyal yang lebih
kuat dibandingkan dengan ikan yang berada di seabed (Lubis et al. 2016).
Penerapan metode akustik terus mengalami kemajuan dalam bidang
perikanan dengan menggunakan peralatan sonar atau echosounder yang dapat
digunakan untuk studi tingkal laku ikan (migrasi vertikal dan horizontal), kecepatan
renang, respon ikan terhadap stimuli dan lain-lain. Metode ini mempunyai beberapa
kelebihan berupa hasil dugaan dapat diperoleh secara langsung, singkat, cukup
akurat dan dapat mencakup area yang luas serta dapat memonitor pergerakan
kawanan ikan. Penggunaan teknologi echofishfinder sangat membantu dalam
mengetahui keberadaan ikan walaupun belum terlalu dikenal oleh masyarakat
nelayan sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas bagi nelayan yang masih kurang
memiliki pengetahuan dalam penggunaan alat ini (Hasbi et al. 2020).
2.2 Rancangan Survei
Pengertian survei menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
merupakan teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data, penyelidikan,
peninjauan dan pengukuran. Survei dilakukan dalam sebuah pemetaan lahan.
Teknik survei yang digunakan dalam bidang kelautan adalah survei batimetri dan
survei hidrografi. Survei batimetri adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui
dan mengukur nilai kedalaman dari dasar laut. Sedangkan survei hidrografi
merupakan proses penggambaran dasar perairan tersebut, sejak pengukuran dan
pengolahan hingga visualisa sinyal (Indramawan et al. 2018).
Pemetaan batimetri berguna untuk menggali potensi kawasan laut Indonesia
dan mengetahui keamanan pelayaran yang dilakukan di kawasan laut. Keselamatan
dan keamanan pelayaran penting untuk dilakukan dan diperhatikan agar kapal-
kapal yang berlayar terhindar dari bahaya yang ada di bawah laut yang dapat
merusak lunas kapal atau bagian kapal lainnya dan menyebabkan karamnya kapal
tersebut. Potensi laut dan keamanan pelayaran di suatu wilayah dapat diketahui
dengan melihat topografi yang terbentuk, sehingga dilakukan permodelan bawah
laut untuk mengetahuinya (Wudianto et al. 2017).
Rancangan atau desain survei pada pemetaan lingkungan pantai perlu suatu
perencanaan yang matang sebelum dilakukannya survei di lapangan. Hal ini perlu
dilakukan karena lingkungan perairan pantai adalah bagian dari wilayah laut yang
cukup dinamis dan rumit, baik dari segi lokasi yang masih belum banyak
tereksplorasi dibandingkan dengan wilayah daratan begitu pula dengan kondisi
cuaca atau iklimnya. Kondisi alam di wilayah laut berbeda dengan di wilayah darat,
dinamika air laut memberi kontribusi kendala pada pelaksanaan survei yang
mengharuskan survei di laut sedikit berbeda dengan di darat (Haryanto et al. 2015).
Perencanaan survei juga dapat diartikan sebagai cara untuk memilih metode
yang paling efisien, sehubungan dengan luasnya daerah perairan baik itu
dikarenakan akses jalan menuju wilayah perairan yang dimaksud maupun karena
keterbatasan penggunaan wahana survei yang berupa kapal ataupun perahu, serta
untuk menghindari hilangnya data dan meminimalisir tumpang tindih atau
berulangnya pengambilan data. Pada pelaksanaan rancangan survei menggunakan
metode akustik dengan tujuan untuk mengatasi berbagai tujuan ilmiah dan
manajemen perikanan serta kelautan secara objektif (Lubis et al. 2017).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Akustik Kelautan dilaksanakan secara tatap muka pada hari
Rabu, 1 Februari 2023 pukul 13.00 WIB bertempatan di Laboratorium Eksplorasi
Sumberdaya dan Akustik Kelautan, Jurusan Kelautan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikkum kali ini, yaitu:
No. Alat dan Bahan Fungsi
1 Alat tulis Untuk mencatat materi praktikum
2 Laptop Sebagai alat mengolah data
3 Mouse Sebagai alat penunjang praktikum
4 ArcGIS Sebagai perangkat pengolah data
5 Echoview Sebagai perangkat pengolah data
6 Mapsource Sebagai perangkat pengolah data
7 Ms. Excel Sebagai perangkat pengolah data
8 Peta Sebagai sumber data praktikum

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini, yaitu:
3.3.1 Rancangan Survei
Jalankan aplikasi Mapsource, pastikan sudah terinstall Garmin Navnet
Indonesian Map v.86 pada Mapsource

Zoom in pada bagian peta perairan sungsang

Klik waypoint tool, klik pada salah satu bagian perairan sungsang untuk
menempatkan titik awal dari track yang akan dibuat. Kemudian beri nama, lalu
OK

Klik route tool, lalu klik titik awal yang sudah diberi nama, kemudian buat
track dengan mengacu pada jenis cruise track yang akan digunakan. Klik
pointer apabila telah selesai mencapai di titik akhir

Klik file, pilih save. Beri nama lalu simpan dalam folder dengan format .txt

Buka aplikasi Microsoft Excel, kemudian open file, pilih file txt yang telah
disimpan dari Mapsource

Delete seluruh data yang ada kecuali kolom position

Block all data position, lalu klik Data pada menu bar. Pilih Text to Column,
pilih fixed width lalu next

Tempatkan tiga garis, garis satu di depan S, garis dua di belakang E, dan garis
tiga di depan E, lalu next kemudian finish

Hapus kolom bertuliskan S dan E

Pindahkan data ratusan ke sel A2, dan data satuan ke sel B2 kemudian ubah
nama A1 menjadi x dan B1 menjadi y

Ubah data satuan menjadi negatif dengan memberi tanda minus (-) pada tiap
sel, lalu save masih dengan format .txt

Jalankan aplikasi ArcGIS, klik add data, lalu add Shp Indo. Kemudian Add XY
data, masukan data txt yang telah disimpan dari Excel

Sesuaikan coordinate system menjadi WGS 1984, kemudian OK

Zoom in pada bagian perairan sungsang yang terdapat titik rute yang muncul

Klik Catalog, pilih folder penyimpanan lalu klik kanan pada mouse. Pilih new,
lalu shapefile. Kemudian beri nama TrackAkustik, pilih WGS 84 pada
coordinate system lalu centang tickbox di bawah kemudian OK

Klik editor lalu start editing. Pilih polyline TrackAkustik yang telah disimpan
lalu OK

Pergi ke create feature, klik pada TrackAkustik sampai muncul construction
tools. Lalu pilih line

Buat track yang sama seperti pada saat pertama kali di Mapsource, double klik
untuk mengakhiri proses pembuatan track

Klik editor, save edits lalu stop editing

Klik file, pilih page and print setup lalu sesuaikan dengan ukuran kertas A4 dan
ubah portrait menjadi landscape

Masuk ke layout view, lalu lengkapi layout sampai selesai

Klik file, pilih export map. Kemudian ubah nama lalu simpan dalam bentuk
JPEG atau PNG

3.3.2 Pengenalan Echoview


Jalankan perangkat lunak Echoview 4.0

Klik Add, pilih file berekstensi *.raw dan *.bot, sorot SV raw pings 1 dan klik
Echogram

Klik F8, menu Data: centang semua pilihan, menu Display: isi echogram
colors: min: -50 dan max: 27 (ikan), echogram display limit: upper: 1 m dan
lower: 10 m, lalu klik OK.

Klik new line, pilih new line, pilih source: Existing line: Fileset1:
Sv pings (sounder detected bottom), offset: Linear function: multiply depth
by: 1 dan then add (m): 0.00, Destination: create a new line: beri nama
line, OK.

Jika ada line yang terputus, maka Arahkan cursor mouse pada line yang
terputus, tahan tombol mouse sebelah kiri sambil menggerakkan cursor sesuai
dengan line dasar perairan pada echogram, jika sudah selesai lepaskan tombol
mouse sebelah kiri, tekan L.

Tekan F8, menu Grid: Show time/distance grid: Ping; Number of pings
between grid lines: 100, Show depth/range grid: Depth/range: Separation:
1 m.

Klik new line, pilih new line, pilih source: Existing line: pilih line yang
sebelumnya telah dibuat (langkah 5), offset: Linear function: multiply depth by:
1 dan then add (m): -1.00 m, Destination: create a new line: beri nama line,
OK.

Tekan F8 >> menu Analysis >> Exclusion: Exclude above line: pilih line
batas bawah; Exclude below line: pilih line batas atas >> centang exclude
pings with bad line status dan exclude bad data region >> OK.

Letakkan cursor pada daerah yang akan dianalisis datanya >> klik kanan
pada mouse >> pilih integrate cell. Lihat dan catat hasil analisis data pada
jendela integration results. Lakukan langkah tersebut sampai echogram
selesai.

Klik file >> Save as >> beri nama file (sebaiknya penyimpanan file yang
telah diolah digabung dengan file yang masih mentah) >> Save.

3.4 Analisa Data


3.4.1 Analisa Data Desain Survei
1. Buka aplikasi Mapsource.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

2. Pilih file edit pada menu bar, lalu pilih preferences. Kemudian pilih routing dan
pilih “Use Direct Routes”, lalu pilih apply.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3. Pilih "Units" Pada menu Distance & Speed pilih "Nautical (nm, kt, m). Pada
Heading pilih true. Pada Altitude/Elevation pilih meters. Pada depth pilih meters.
Pada area pilih "Square Meters, Square Kilometers". Pada menu Temperature pilih
Celcius. Lalu klik apply.
ALESSANDRA JOANA SILITONGA
08051282126029

4. Pada menu Position, pilih "Lat/Lon hddd.ddddd dan Datum WGS 84. Lalu klik
OK.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

5. Zoom in pada daerah yang ingin kita lakukan tracking.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

6. Pilih Route Tool dan buat jalur tracking campuran mengelilingi pulau.
ALESSANDRA JOANA SILITONGA
08051282126029
7. Setelah selesai, pilih menu file, lalu klik save as. Pilih tempat penyimpanan dan
beri nama. Lalu save as type-nya pilih Text (Tab delimited) atau txt lalu klik save.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3.4.2 Microsoft Excel


1. Buka file .txt yang telah disimpan tadi ke Microsoft Excel.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

2. Hapus data yang tidak diperlukan.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
3. Setelah itu pisahkan data dengan cara blok kolom B dan pilih Data, lalu pilih
"Text to Column" kemudian pilih Fixed Width. Setelah itu pisahkan angka dan
huruf. Lalu pilih finish.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

4. Lalu hapus data yang tidak diperlukan. Ubah nilai longitude menjadi bernilai
negatif. Kemudian ubah nama menjadi angka 1, 2 dan seterusnya. Setelah itu klik
file dan pilih save as. Pilih penyimpanan dan save as type nya pilih 97-2003
Workbook. Lalu save.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3.4.3 ArcGIS
1. Buka aplikasi ArcGIS.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
2. Add data, pilih data INDOSHP, lalu klik add.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3. Pilih file, lalu pilih Add data, dan pilih add XY data.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

4. Kemudian pilih file yang akan dimasukkan. Lalu pada X field pilih Latitude, Y
field pilih Longitude, pada Z. field pilih name. Kemudian pada description pilih
WGS 1984. Lalu klik OK dan akan muncul titik tracking-nya, lalu catat titik
trackingnya.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
5. Buka catalog, buat new folder, lalu beri nama. Kemudian klik kanan pada folder
itu dan pilih new shapefile, lalu beri nama file tersebut. Pada feature type pilih
polyline. Dan pilih WGS 1984 pada description, lalu klik OK.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

6. Klik editor, lalu pilih start editing. Lalu pilih file yang akan dimulai tracking dan
klik OK.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

7. Kemudian mulai tracking pada semua titik yang mengelilingi pulau. Setelah
selesai digitasi tracking, lalu klik dua kali pada jalur tracking yang dibuat sampai
muncul warna biru. Pilih editor dan stop editing. Lalu klik save.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
8. peta dengan cara klik layout view di bagian bawah. Pilih file, lalu Page and
Setup. Lalu ubah kertas menjadi Landscape dan sesuaikan lebar dan tinggi
gambarnya.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
9. Layout peta sesuai dengan prosedur.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3.4.3 Analisa Data RAB


1. Pertama Buka Microsoft Excel

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
2. Buat tabel apa saja yang dibutuhkan

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3. Masukan kebutuhan transportasi dengan menjumlahkan semua harga dengan


rumus =SUM(I4:I6)

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

4. Masukan kebutuhan konsumsi dengan menjumlahkan semua harga dengan


rumus =SUM(I8:I14)

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
5. Masukan kebutuhan penginapan dengan menjumlahkan semua harga dengan
rumus =I16*1

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

6 . Masukan kebutuhan Kesehatan atau P3K dengan menjumlahkan semua harga


dengan rumus =SUM(I18:I24)

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

6 . Masukan kebutuhan perlengkapan dengan menjumlahkan semua harga dengan


rumus =SUM(I26:I30)

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
7. Lalu lakukan penghitungan besaran total pembayaran untuk membayar penelitian
dengan rumus =SUM(K7;K15;K17;K25;K31)

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

8. Hitung rerata pembayaran htm setiap mahasiswa dengan rumus =M8/4

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

3.4.4 Analisa Data Pengenalan Echoview


1. Buka aplikasi Echoview, pilih menu file dan pilih new, lalu klik add. masukkan
data raw yang akan digunakan dan klik open, klik F8, pada data, centang semua
komponennya.

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
2. Pada Variable properties atau klik F8, klik celebration, open calculate, ubah
suhu menjadi 26.5 pH 7,6 , salinitas 28, frekuensi 200kHz, depths 10 m.

3. Pada grid, show time/distance grid ubah menjadi ping number dan number of
pings between grid lines ubah menjadi 100. Pada show depth/range grid ubah
menjadi depth/range dan separation (m) ubah menjadi 10.

6. Pada line draw, klik new editable line dan pada create a new line, pilih line 1 dan
OK, mulai proses pendigitan hingga selesai.
8. Lalu itu ada data sv raw, ts raw, position raw dan heading data lalu klik
echogram pada layar yang ada, garis merah diatas yaitu surface warna biru adalah
kolom perairan dan E1 merupakan sedimen.

9. Buka grid, lalu ubah ping number menjadi 100, dan depth menjadi 10

10. Klik kanan pada echogram untuk melihat integrate cell dan melihat nilainya.
11. Buat kolom pada Microsoft Excel untuk mengisikan data stasiun, data, ESDU
(Ping), NASC, SV Mean, longitude, latitude.

12. Isikan data stasiun, data, ESDU (Ping), high mean, NASC, tow BS, longitude,
latitude, densitas area dan densitas volume pada seluruh data yang didigitasi.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Survei

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

Pembuatan jejak tracking merupakan langkah pertama yang dilakukan


dengan tujuan untuk menentukan daerah kajian yang akan dilakukan survei. Jenis
lintasan meliputi seri, zig-zag, paralel dan campuran. Masing-masing lintasan ini
memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada kualitas dan kuantitas sampel
data yang dikumpulkan di lapangan dan lintasan yang digunakan harus dipilih
sesuai dengan lokasi. Perutean yang telah ditetapkan dapat menyediakan data di
area yang luas (Panggabean dan Nazzla, 2022).
Untuk data dalam format numerik, data dalam format tabel ditransfer ke
Excel dan dikonversi menjadi data. Data diproses secara grafis, yang memudahkan
pemrosesan dan analisis data. Pemrosesan dan analisis data. Menggunakan data
mentah Mapsource yang dipilih di Ms Excel. untuk mendata jarak yang ditempuh
antara titik pengamatan: stasiun GPS, data kecepatan di setiap titik pengamatan dan
data waktu yang dinyatakan dalam jumlah titik pengamatan. Jarak kumulatif titik
pengamatan dan adalah sumbu X, sedangkan kecepatan adalah sumbu Y pada setiap
jarak pengamatan atau Spot Speed (Hasanuddin, 2018).
4.2 RAB

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

Perancangan anggaran biaya adalah kegiatan yang sangat penting karena


memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk penelitian, perjalanan, dan kegiatan
lapangan pada tahap selanjutnya. Hal ini karena sangat penting untuk memastikan
bahwa kegiatan dapat dilaksanakan tanpa hambatan yang dapat merusak kegiatan
tersebut di kemudian hari (Sari et al. 2022).
Suatu aktivitas memerlukan perkiraan biaya. Biaya ini sangat penting,
karena biaya inilah yang harus dilakukan untuk memastikan kegiatan berjalan
dengan lancar dan sukses. Selain itu, rencana anggaran biaya ini harus didefinisikan
dengan baik, karena masalah dapat menyebabkan pembengkakan biaya dalam
kegiatan di mana harga yang ditentukan tidak sesuai dengan estimasi. Melakukan
survei secara online maupun offline untuk dapat menentukan biaya yang akan
dikeluarkan nantinya dan agar dapat mengurangi kesalahan pada saat menetapkan
anggaran biaya ini (Laksono et al. 2020).
Manajemen biaya proyek merupakan suatu proses yang diperlukan untuk
memastikan bahwa sebuah proyek diselesaikan dan dipantau sesuai dengan rencana
anggaran biaya yang telah disepakati. Hal ini disebut manajemen biaya proyek dan
dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan diselesaikan dalam jangka waktu
yang disepakati sesuai dengan jadwal proyek. Manajemen biaya proyek adalah
proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa anggaran biaya yang telah
disepakati cukup untuk menyelesaikan semua tugas dalam proyek. Karena selalu
ada tugas-tugas yang tidak diperhitungkan selama pelaksanaan proyek (Sari, 2019).
4.2 Step Penggunaan Echoview

Echogram adalah representasi grafis dari rekaman suara sebagai fungsi


waktu, intensitas gema, dan waktu kembali gema. Dalam diagram gema, skala
warna mengukur hamburan balik akustik dari target pantulan. Nilai piksel yang
tinggi (berdasarkan warna) mengindikasikan pantulan dari target yang solid,
mengindikasikan SE, sedangkan nilai yang rendah mengindikasikan pantulan yang
lemah bias suatu sinyal yang sesuai dengan target halus ataupun lunak. Hasil dari
perekaman dapat ditampilkan dalam bentuk echogram yang berisi suatu informasi
tentang karakteristik suatu spesies. Echogram dalam EchoView merupakan suatu
representasi grafis dari suatu data yang direkam oleh alat akustik yaitu echo
sounder, yang terdiri atas skala warna (Hamuna et al. 2018).
Data yang akan diproses oleh Echoview ini harus ditangani dan diolah
secara hati-hati, karena memerlukan tingkat akurasi digitalisasi yang tinggi dan
proses digitalisasi itu sendiri memakan waktu. Ketelitian merupakan hal yang
sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik ketika mengolah data pada
Echoview, karena hasil dari pengolahan data menggunakan Echoview dapat
menunjukkan berbagai macam data yang dapat berguna untuk melakukan suatu
penelitian di daerah yang akan diteliti (Farhan et al. 2022).
Tiap piksel mempunyai tingkat intensitas warna yang berbeda-beda,
tergantung pada nilai gaya target yang diperoleh. Data akustik dapat dihasilkan
sebagai data format *raw, yang harus dikonversi ke format *ev untuk dimuat ke
dalam perangkat lunak echoview. Pemrosesan data di Echoview dimulai dengan
kalibrasi variabel atribut: jumlah grid ping, kedalaman dan ambang batas dalam
rentang -100 dB hingga -80 dB (Walen dan Ningsih, 2021).
LAMPIRAN

1. Peta Pahawang pada Mapsource

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029

2. Rancangan Anggaran Biaya

ALESSANDRA JOANA SILITONGA


08051282126029
DAFTAR PUSTAKA

Anzari R, Surbakti H. 2017. Pemetaan Batimetri Menggunakan Metode Akustik di


Muara Sungai Lumpur Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera
Selatan. Maspari Journal: Marine Science Research Vol. 9(2): 77-84 DOI:
https://doi.org/10.56064/maspari.v9i2.4473

Farhan M, Manik MH, Hestirianoto T. 2022. Pengukuran nilai target strength dan
acoustic fish density di Perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Teknologi
Perikanan dan Kelautan Vol. 13(2): 175-186 DOI:
https://doi.org/10.24319/jtpk.13.175-186

Hamuna B, Dimara L, Pujiyati S, Natih NMN. 2018. Hambur balik akustik


permukaan substrat dasar perairan menggunakan echosonder bim tunggal.
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology Vol.
11(1): 31-37 DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v11i1.2892

Haryanto D, Hendra KF, Yudo H, Rahardion, Ojungra M. 2015. Prosedur Pemetaan


Bawah Laut Untuk Rencana Pemasangan Indonesia Cable Based
Tsunameter (INA-CBT). Quanika Vol. 1(1): 34-47 DOI:
https://doi.org/10.29122/oseanika.v1i2.4507

Hasanuddin HA. 2018. Identifikasi titik kemacetan pada ruas jalan ap pettarani
dengan menggunakan teknologi GPS. INTEK Vol. 5(1): 60-65 DOI:
10.31963/intek.v5i1.202

Hasbi IM, Jumrawati J, Angraeni H. 2020. Study of the Behavior of Fish Caught
with Sero Through Echofishfinder Observation in the Waters of the Tallo
River Makassar. Agrikan: Agribisnis Perikanan Vol. 13(2): 464-469 DOI:
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.13.2.464-469

Indramawan BS, Adi AP, Djunarsjah E, Pandoe WW. 2018. Analisis Nilai Hambur
Balik Pada Kapal Karam (Wreck) Menggunakan Data Multibeam
Echosounder di Perairan Belawan. Chart Datum Vol. 4(1): 51-67 DOI:
https://doi.org/10.37875/chartdatum.v4i1.127

Laksono TAF, Santoso BP, Permanjati. 2020. Peningkatan nilai tambah Curug
Bandung, Desa Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga
sebagai destinasi geowisata baru. Dinamika Vol. 2(1): 33-40 DOI:
http://dx.doi.org/10.20884/1.dj.2020.2.1.933

Lubis MZ, Ganda S, Kasih A, Husnul K. 2017. Penerapan Teknologi Hidroakustik


Di Bidang Ilmu Dan Teknologi Kelautan. Oseana Vol. 42(2): 34-44 DOI:
htpps://doi.org/10.14203/oseana.2017.Vol.42No.2.45
Lubis MZ, Pujiyati S, Wulandari PD. 2016. Akustik Pasif untuk Penerapan di
Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan. Oseana Vol. 41(2): 1-14 DOI:
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.4815.3042

Mahiswara M, Wiodo AA, Priatna A. 2017. Sebaran Kepadatan Akustik Ikan


Pelagis Di Bawah Pengaruh Cahaya Lampu Pada Perikanan Pukat Cincin
Di Laut Jawa. Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 15(2): 151-159 DOI:
http://dx.doi.org/10.15578/jppi.15.2.2009.151-159

Panggabean D, Nazzla R. 2022. Distribusi dan kelimpahan ikan pelagis di laut


Flores Bagian Barat. Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 28(2):61-75 DOI:
http://dx.doi.org/10.15578/jppi.28.2.2022.%25p

Randi Z, Hestirianoto T, Pujiyati S. 2017. Akustik Dibandingkan dengan Densitas


Ikan: Kombinasi Metode Aktif dan Pasif. Teknologi Perikanan dan
Kelautan Vol. 8(2): 187-198 DOI: https://doi.org/10.24319/jtpk.8.187-198

Sari NS, Triwuryanto, Ramadhanti TA. 2022. Perhitungan rancangan anggaran


biaya Embung Desa Kalirejo, Kulon Progo DIY. Pengabdian Masyarakat
Vol. 1(2): 32-40 DOI: https://doi.org/10.55784/jompaabdi.Vol1.Iss2.73

Sari SN. 2019. Evaluasi Anggaran Biaya menggunakan Batu Bata Merah dan
Batu Bata Ringan Gedung Kantor Kelurahan Bareng Kecamatan Klaten
Tengah Kabupaten Klaten. Jurnal Qua Teknika Vol. 9(1): 1-10 DOI:
https://doi.org/10.35457/quateknika.v9i1.635

Sasmito B, Prasetyo Y, Sabri LM, Awaluddin M. 2018. Kajian Jalur Pelabuhan


“Marine Science Techno Park Undip” Teluk Awur Jepara Menggunakan
Multibeam Echosounder (MBES) dan Sistem Informasi Geografis.
Elipsoida: Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol. 1(2): 1-6 DOI:
https://doi.org/10.14710/elipsoida.2018.3696

Walen AW, Ningsih EN. 2021. Pendugaan kelimpahan dan sebaran spasial
zooplankton perairan taman nasional sembilang menggunakan metode
hidroakustik. Maspari Journal: Marine Science Research Vol. 13(2): 155-
162 DOI: https://doi.org/10.56064/maspari.v13i2.19590

Walen AW, Ningsih EN. 2021. Pendugaan Kelimpahan Dan Sebaran Spasial
Zooplankton Perairan Taman Nasional Sembilang Menggunakan Metode
Hidroakustik. Maspari Journal: Marine Science Research Vol. 13(2): 155-
162 DOI: https://doi.org/10.56064/maspari.v13i2.19590

Wudianto W, Arnaya IN, Natsir M, Herdiana D. 2017. Pendugaan Pola Distribusi


Spasio-Temporal Target Strength Ikan Pelagis Dengan Metode Akustik di
Perairan Teluk Tomini. Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 11(6): 85-99
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.11.6.2005.85-99

Anda mungkin juga menyukai