Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh gelombang ultrasonik untuk 

 
Mengukur Kedalaman Laut 
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar II) 

Disusun oleh :  

Kelompok 12 

Hendra Ahmad F 21110122140091 


Muhammad Fadlan F. D 2110122140090
Salsabila Dea Septiorita 21110122140094
Redina Dwi Muryana 21110122140096

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI  


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024)76480785, 76480788  
Surel: geodesi@ft.undip.ac.id 
2023 
 
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gelombang ultrasonik adalah gelombang akustik dengan frekuensi di atas 20 kHz. Ultrasonik memiliki
panjang gelombang yang pendek, sehingga dapat dipantulkan pada Benda dengan luas permukaan yang
sangat sempit. Selain itu gelombang ultrasonik Merambat dengan baik di dalam medium cair dan
berbagai media padat. Saat ini berbagai Aplikasi ultrasonik telah berkembang dengan pesat seperti
aplikasi untuk pengukuran Besaran fisika di industri, uji tak merusak bahan untuk mengetahui apakah
terdapat cacat Dan kualitas bahan tersebut hingga aplikasi di bidang kedokteran seperti pencitraan
Ultrasonik untuk memandu jarum suntik dan sebagainya [1][2][3]. Salah satu pemanfaatan gelombang
ultrasonik adalah pada akustik di dalam air (underwater acoustics), khususnya di dalam air laut.
Gelombang ultrasonik merambat di Dalam air laut dengan kecepatan (speed of sound) yang tergantung
kepada beberapa Parameter seperti temperatur, salinitas, kedalaman dan garis lintang (latitude) [4][5].
Oleh Karena itu gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan pada berbagai aplikasi seperti Pemetaan
kontur dasar laut, deteksi dan pencarian objek yang tenggelam di laut dan Aplikasi lainnya

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi Untuk bisa didengar oleh
telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba
menggunakannya untuk komunikasi, Sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk
navigasi. Dalam Hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (diatas) frekuensi Gelombang
suara (sonik). (WIKIPEDIA, 2022)

Banyak sekali teknologi yang memanfaatkan gelombang bunyi dan gelombang cahaya. Sebagai contoh :
teknologi sederhana yang dilakukan oleh nelayan tradisional di perairan laut jawa, yang biasa mereka
sebut dengan telpon ikan. Yaitu mendeteksi keberadaan ikan dengan mendengarkan suara-suara
melalui dayung mereka. Tetapi karena gelombang bunyi audible ( 20 Hz-20.000 Hz ) ini luas sekali
jelajahnya, dan banyak sumber-sumber gangguannya, maka orang lebih cenderung menggunakan
gelombang bunyi ultra ( ultrasonic ) dengan frekuensi > 20.000 Hz. Ultasonic banyak sekali digunakan a.l.
untuk pengukuran kedalaman laut. Yakni dengan mengirimkan gelombang ke arah dasar laut, dan
mengukur waktu kembalinya pantulannya. Dengan demikian bisa diperoleh jarak tempuh gelombang ( 2
x kedalaman laut ).

I.2 Tujuan

- mengetahui perkembanagan dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari hari dan
dalam bidang teknologi modern, yang lebih khusus lagi dalam mengukur kedalaman laut.

- memahami dan ikut mencoba memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul pada kaitannya
dengan gelombang bunyi itu sendiri.
I.3 Rumusan Masalah

1. Melakukan percobaan pengukuran kedalaman air dan pendetesian objek dalam air dengan
menggunakan transduser ultrasonik

2. apakah objek-objek yang memiliki massa jenis yang berbeda akan mendapat nilai tegangan
maksimum yg berbeda?

3. apakah kegunaan nilai rentang amplitudo tegangan karakteristik pada suatu objek

4. melakukan percobaan pendeteksian objek dalam keadaan berbeda dengan landasan teori

5. melakukan percobaan pengambilan data dengan metode average acquistion


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Landasan Teoretis 


II.1.1 Memahami Gelombang Ultrasonik 
Gelombang ultrasonik adalah gelombang akustik dengan frekuensi di atas 20 kHz. Ultrasonics memiliki panjang
gelombang yang pendek, sehingga dapat dipantulkan pada objek dengan luas permukaan yang sangat sempit. Selain itu,
gelombang ultrasonik merambat dengan baik di dalam media cair dan berbagai media padat. Saat ini berbagai aplikasi
ultrasonik telah berkembang pesat seperti aplikasi untuk pengukuran jumlah fisik dalam industri, tes bahan non-destruktif
untuk menentukan apakah ada cacat dan kualitas bahan untuk aplikasi di bidang kedokteran seperti pencitraan ultrasonik
untuk memandu jarum suntik dan sebagainya [1][2][3]. 
Salah satu kegunaan gelombang ultrasonik adalah pada akustik di dalam air (akustik bawah air), terutama pada air laut.
Gelombang ultrasonik merambat dalam air laut dengan kecepatan (kecepatan suara) yang tergantung pada beberapa
parameter seperti suhu, salinitas, kedalaman dan garis lintang [4][5]. Oleh karena itu gelombang ultrasonik dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemetaan kontur dasar laut, deteksi dan pencarian objek yang terendam di laut
dan aplikasi lainnya 
II.1.2 Gelombang Ultrasonik dalam Air 
Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanis, sehingga membutuhkan media elastis untuk menyebar. Gelombang
ultrasonik merambat lebih mudah di air daripada di udara, dan kecepatan rambat gelombang akustik dalam air dapat
mencapai empat hingga lima kali kecepatannya di udara. Selain itu, atenuasi di dalam air juga lebih kecil, sehingga
gelombang ultrasonik dapat merambat dalam jarak yang relatif jauh. Gelombang ultrasonik mengalami atenuasi selama
perambatan pada jarak tertentu. Atenuasi adalah pengurangan intensitas gelombang terhadap jarak yang ditempuh yang
disebabkan oleh penyerapan energi oleh media propagasi. Semakin tinggi frekuensi gelombang, semakin besar atenuasi
yang terjadi. 
Pola radiasi gelombang ultrasonik dibagi atas bidang suara dan sudut penyebaran sinar gelombang. Transduser ultrasonik
memiliki wilayah dengan nilai amplitudo gelombang yang berfluktuasi, yang disebut bidang dekat seperti yang
ditunjukkan pada bidang dekat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.a. Dekat medan 
(N) tergantung pada diameter kristal piezoelektrik (D) dan panjang gelombang yang dihasilkan oleh transduser ( ). Area
di luar bidang dekat disebut bidang jauh, yang memiliki nilai amplitudo yang lebih stabil. Dalam pengukuran, objek harus
ditempatkan di daerah medan yang jauh sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. 

  
(a) (b) 
Gambar 1 . Bidang di dekat transduser dan sudut penyebaran gelombang 
 
 
Transduser yang digunakan dalam pengukuran dalam air adalah jenis  transduser terendam atau transduser  yang
ditempatkan dalam air. Transduser pengirim mentransmisikan gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar
laut dan diterima kembali oleh transduser penerima yang ditunjukkan pada Gambar 2. Metode bistatik
menggunakan dua transduser, masing-masing satu sebagai pemancar dan penerima. Persamaan 2 digunakan
untuk menghitung kedalaman air atau lokasinya menjadi objek (h). 
 
Gambar 2 . Pengukuran dengan transduser ultrasonik 

II. 2 Experiments

II. 3 Hasil Analisis

Kecepatan ultrasonik dalam air yang diperoleh dari kalibrasi adalah 1479 m/s. Hasil pengujian sensor
memiliki perbedaan nilai kecepatan teoritis dengan kecepatan pengujian 13m/s. Perbedaan nilai
tersebut disebabkan oleh perhitungan Cteoritis yang menggunakan persamaan Coppens yang
disederhanakan dan mengasumsikan salinitas air adalah nol. Kesalahan nilai tidak dapat dihindari karena
kondisi percobaan pada saat persamaan teoritis diturunkan tidak sesuai dengan kondisi pada saat sensor
diuji.

Mengukur kedalaman air menggunakan penggaris sebagai acuan, diperoleh hasil dari 54 titik
pengukuran, dengan kedalaman terbesar atau terdalam 10,6 cm dan kedalaman terkecil atau terdangkal
6,8 cm. Dari pengukuran yang dilakukan, kedalaman air di dalam tangki dapat dilihat sebagai gambar 2
dimensi dan 3 dimensi pada Gambar 10. 

Saat mengukur kedalaman air, nilai waktu tempuh gelombang hasil program didasarkan pada asumsi
bahwa waktu tempuh gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk menempuh
perjalanan bolak-balik dari transduser ke target. Mempertimbangkan sudut rambat berkas gelombang
() 6,5, dengan asumsi nilai θ=20° dan a=6 cm, kita mendapatkan nilai h yang direkam oleh meter adalah
6,7 – 10 cm. . Beberapa nilai masih di luar rentang ini. Hal ini disebabkan asumsi dan faktor mekanik
yaitu sudut datang gelombang diasumsikan konstan, dan sudutnya berubah-ubah. 
. Namun, membandingkan hasil perangkat lunak kontur permukaan pasir dengan bentuk pasir
sebenarnya mengungkapkan kesamaan bentuk bukit dan lembah.

Dalam percobaan pendeteksian objek, hal ini dilakukan dengan mengukur amplitudo tegangan
maksimum objek. Hasil pengukuran amplitudo tegangan masing-masing objek ditunjukkan pada Tabel 1.
Hubungan variabel kedalaman (h) dengan amplitudo

(A) ditunjukkan secara skematis pada Gambar 11. Dari pengukuran diketahui bahwa terdapat perbedaan
nilai amplitudo tegangan yang signifikan pada benda berupa pasir dan baja. Setelah target baja dan pasir
divisualisasikan, mereka dapat dibedakan dengan jelas. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa
amplitudo tegangan maksimum sinyal pantul merupakan parameter yang berpengaruh dalam
pendeteksian objek dengan ultrasound. Anda tidak hanya dapat mendeteksi objek bawah air dengan
gelombang ultrasonik, tetapi Anda juga dapat memperkirakan dimensi objek. Dimensi lebar pelat baja
diperkirakan sesuai gambar, kurang lebih 4,5 cm (nilai sebenarnya 4,7 cm). Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa hal ini terjadi

hubungan antara variabel h dan A yaitu ℎ ∝ 1 .

Hasil pengukuran pada h=13,3 cm menghasilkan rentang amplitudo karakteristik (𝐴k) tegangan pada
benda pelat baja, pelat aluminium dan kabel plastik:

• Pelat baja :

(4,27-5,04) x 10-3 V, rata-rata dengan standar deviasi (4,73±0,408) x 10-3 V

• Plat aluminium:

(3,55-4,26) x 10-3 V, rata-rata dengan standar deviasi (3,85±0,370) x 10-3 V

• Kabel plastik adalah (1,04-1,36) x 10-3V, rata-ratanya adalah standar deviasi (1,22±0,163) x 10-3V

x10-­‐3
R = -­‐
5 0,9809
4.5
4
R = -­‐
3.5 Plastik
0,9989
3
Aluminium
2.5
2 Baja
1.5 R = -­‐
1 1
13.3 14.3 15.3
h (m) x10-­‐
2
CHAPTER III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Dari studi yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut,

1. Berdasarkan percobaan, pengukuran kedalaman air dan pendeteksian objek dalam air dengan
menggunakan transduser ultrasonik dipengaruhi oleh parameter sudut penyebaran berkas
gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh transmitter dan jarak antar transduser.
2. Pada pendeteksian objek dalam air, objek-objek yang memiliki perbedaan massa jenis
memantulkan gelombang dengan nilai amplitudo tegangan maksimum yang berbeda.
3. Nilai rentang amplitudo Tegangan karakteristik suatu target objek dapat digunakan

Untuk mendeteksi sekaligus memetakan keberadaan objek yang berbeda dalam air.
4. Hasil percobaan sudah sesuai dengan teori, yaitu pada pendeteksian objek dengan kedalaman
berbeda.
5. Pengambilan data pada dengan metode average acquisition menghasilkan nilai pengukuran
yang lebih baik yaitu hubungan antara kedalaman objek dan amplitudo tegangan maksimum
receiver objek lebih linier.

III. 2 Daftar Pustaka

[1] K. Amri, E Juliastuti & D Kurniadi, Asymmetric flow velocity profile measurement

using multipath ultrasonic meter with neural network technique, the 5th

International Conference on Instrumentation, Control and Automation (ICA), 2017.

[2] E. Juliastuti, E. W. Tanogono & D. Kurniadi, Detection of water content in

lubricating oil using ultrasonics, the 5th International Conference on

Instrumentation, Control and Automation (ICA), 2017.

[3] H. Susanti, Suprijanto &D. Kurniadi, Two-dimensional mapping of needle visibility

with linear and curved array for ultrasound-guided interventional procedure, AIP

Conference Proceedings vol. 1933, 2018

[4] A. B. Coppens, Simple equations for the speed of sound in Neptunian waters, J.

Acoust. Soc. Am. 69, 862-863, 1981

[5] C.C. Leroy, S. P. Robinson & M. J. Goldsmith, A new equation for the accurate

calculation of sound speed in all oceans, J. Acoust. Soc. Am., 124 (5), 2774/2782,

2008

[6] T. G. Leighton & R. C. P. Evans, The Detection by sonar of difficult targets

(Including centimetre-scale plastic objects and optical fibres) buried in saturated

sediment, Applied Acoustics 69, p. 438/463, 2008

[7] X. Lurton, An Introduction to Underwater Acoustics: Principles and Applications.

Chichester: Praxis Publishing Ltd, 2002.

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 10 (1), 2018 ISSN : 2085-2517

48
[8] J. D. N. Cheeke, Fundamental and Applications of Ultrasonic Waves. Boca Raton:

CRC Press LLC, 2002.

[9] L. E. Kinsler, A. R Frey, A. B. Coppens & J. V. Sanders Fundamentals of Acoustics.

John Wiley & Sons, Inc., 2000.

[10] Scmerr Jr., Lester W., Ultrasonic Nondestructive Evaluation System : Models and

Measurements, New York: Springer, 2007

[11] WIKIPEDIA, 2022

Anda mungkin juga menyukai