Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FISIKA TEKNIK

SISTEM KERJA GELOMBANG ULTRASONIC PADA KERETAKAN BETON

Dose Pengampuh : Fuaziah A, S.Pd M.SI

Disusun oleh kelompok II :

Kelas SIPIL B

Herawati Nas (222190031)

Nurfadillah (222190032)

Sabaruddin (222190032)

Dicky johan (222190032)

Andi anggara (222190034)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE PARE

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Pelakang
Sensor ultrasonik adalah sensor yang memanfaatkan prinsip gelombang
ultrasonik. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki
frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz Sensor ultrasonik biasanya
digunakan untuk mengukur jarak suatu benda yang berada di hadapan sensor
tersebut. Adapun beberapa aplikasi dari sensor tersebut adalah sebagai pengukur
keretakan ataupun kerusakan pada beton.
Keretakan pada beton dapat dibedakan menjadi retak struktural maupun
non – struktural. Keretakan struktural terjadi karena adanya kesalahan dalam
perencanaan atau beban yang melebihi kapasitas, sedangkan retakan non-
struktural sebagian besar terjadi karena adanya proses kimia fisik pada beton pada
fase awal umur beton. Pada umumnya retakan non-struktural tidak langsung
mengakibatkan melemahnya struktur bangunan. Kedalaman dan lebar retak pada
sebuah beton dapat diukur menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang
ultrasonik bekerja didasarkan pada pengukuran waktu tempuh gelombang
ultrasonik yang menjalar dalam struktur beton.
B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi pada semester 1 ini banyak mencakup


pembahasannya, maka materi-materi tersebut dipecah menjadi beberapa bagian
dimana kelompok kami mendapat materi yang akan dibahas system kerja
gelombang ultrasonic pada kerusakan beton yang meliputi
 APA ITU GELOMBANG
 APA YANG DI MAKSUD GELOMBANG ULTRASONIC
 BAGAIMANA SISTEM KERJA GELOMBANG ULTRASONIC
TERSEBUT

C. Tujuan

 Diharapkan mahasiswa mampu memahami secara kompeten terhadapa


penelitian ini yang telah dikemukaan pada dunia pengetahuan
 Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi dan bisa
mempraktekannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GELOMBANG

Gelombang dapat didefinisikan sebagaigejala rambatan dari suatu getaran


atau usikan. Pengertian Gelombang akanterus terjadi apabila sumber getaran ini
bergetar terus-menerus. Gelombangmembawa energi dari satu tempat ke tempat
lainnya.
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat melalui
medium, berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang adalah
getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak
sinusoide.

B. PENGERTIAN GELOMBANG ULTRASONIC

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi
untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz.[1]
Hanya beberapa hewan yang menggunakan konsep ultrasonik, seperti lumba-
lumba menggunakannya untuk komunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan
gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik
merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara (sonik).
Gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium padat, cair, dan gas.
Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama
dengan permukaan padat, tetapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini
akan diserap.
Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi
elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang
diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang
dipakaikan (efek piezoelektrikKelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat
didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang
C. GELOMBANG ULTRASONIC PADA BIDANG TEKNIK SIPIL
Penggunaan Gelombang Ultrasonik Dalam Dunia Sipil
Mengingat perilaku gelombang ultrasonik di atas, maka gelombang tersebut telah
banyak digunakan dalam pengujian NDTdi dunia konstruksi sipil, seperti:
1. Cacat pada beton (kedalaman retak, keropos, mutu)
2. Cacat pada baja (retak, keropos, slag),3. Ketebalan profil baja,4. Ketebalan cat,
5. Pengujian cacat las,
6. Pengujian keutuhan pondasi bore pile

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GELOMBANG ULTRASONIC


Kelebihan Gelombang Ultrasonik
 Dapat melakukan pemeriksaan dari satu sisi.
 Dapat mendeteksi dan menentukan letak serta ukuran internal
discontinuities pada material- material logam dan non logam.
 Terdiri dari peralatan yang portabel dan ringan.
 Tidak akan menimbulkan terjadinya bahaya radiasi.
 Dapat digunakan dalam memeriksa benda yang panjang dan tebal.
 Dibekali juga dengan scanning yang memiliki tingkat kecepatan yang
tinggi.
Kekurangan Gelombang Ultrasonik
 Memerlukan seorang operator yang sudah terlatih dan terampil, serta harus
dilaksanakan dengan hatihati dan penuh dengan konsentrasi.
 Dengan adanya diskontinuitas yang letaknya sejajar dengan gelombang
suara sehingga tidak dapat melakukan pendeteksian.
 Tidak dapat digunakan dalam pemeriksaan material yang memiliki
ketebalan kurang dari 5 mm dikarenakan adanya dead zone. Dead zone ini
merupakan daerah yang terlihat pada layar didekat pulsa awal dan
biasanya terdapat banyak gelombang yang telah dipengaruhi dengan
adanya getaran yang ikut masuk kedalam benda kerja tersebut, sehingga
diskontinuiti tidak dapat terdeteksi oleh probe.
 Jika terdapat benda dengan permukaan yang kasar, memiliki bentuk yang
tidak beraturan, ukurannya kecil dan tipis, serta tidak memiliki homogen,
maka sangat sulit untuk dilakukan pengujian.
 Jika diskontinuiti sangat dekat dengan permukaan maka akan sulit untuk
dilakukan pendeteksian.
E. SISTEM KERJA GELOMBANG ULTRASONIC PADA KERETAKAN
BETON

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat


yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan
menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah
osilator diterapkan pada benda tersebut.
Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu
area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
memantulkan kembali gelombang tersebut.

Metode Uji Tekan Beton


Metode pengujian ini dilakukan dengan cara mencetak beberapa beton untuk
pengujian, lalu beton yang sudah dicetak tadi akan diletakkan pada mesin.
Lalu besi pada mesin pengujian akan turun untuk memberikan tekanan pada beton
tersebut. Saat proses pengujian, kekuatan beton akan terlihat pada layar, setelah
diuji maka beton bisa langsung digunakan. Metode pengujian ini biasanya
menggunakan mesin yang disebut Universal Testing Machine.
MEMPERKIRAKAN KEDALAM RETAK PADA BETON
MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

Menggunakan 2 metode
Pengujian kedalaman retakan pada beton Ultrasonic Pulse Velocity (UPVT) atau
yang sering disebut Pundit merupakan salah satu metode pengujian Non-
Destructive (NDT) yang sering digunakan oleh praktisi di bidang konstruksi untuk
menilai kondisi kedalaman retakan pada beton, karena ini merupakan metode
yang tidak merusak objek yang sedang diuji.
Prinsip pengujiannya adalah rambatan gelombang yang merambat pada suatu
media (beton, batuan, dll) dengan waktu rambat pada objek dengan jarak tertentu.
Dengan prinsip tersebut, pengujian ini dikembangkan untuk mengukur parameter-
parameter fisik suatu objek, misalnya antara lain: untuk memperkirakan mutu
beton; memperkirakan keseragaman (homogenity) beton; memperkirakan
pengujian kedalaman retakan pada beton, dan sebagainya.
Dalam memperkirakan kedalaman retak pada suatu beton, telah banyak metode
yang diteliti oleh para peneliti, diantaranya: TC-T0 Method; British Standard
Method (BS Method); T Method; Delta Method; Short Distance Detour Wave
Method (SDDW Method) dan banyak metode lainnya. Pada pembahasan
pengujian kedalaman retakan pada beton kali ini, penulis hanya akan membahas
mengenai 2 metode, yakni TC-T0 Method dan British Standard Method (BS
Method).

1. TC-T0 Method
Prinsip pengujian kedalaman retakan pada beton adalah membandingkan waktu
rambat gelombang antara beton yang retak dengan beton yang tidak retak.
Kemudian dengan menggunakan persamaan dibawah ini dapat ditentukan
perkiraan kedalaman retak yang ditinjau.

Dimana: d = kedalaman keretakan beton (mm);


a = jarak antara transmitter dan receiver;
tc = waktu rambat pada lokasi retak (ms);
t0 = waktu rambat pada lokasi tidak retak (ms).
Ilustrasi pengujian keretakan beton dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
Sedangkan contoh aplikasinya dapat dilihat pada Foto 1 dan Foto 2 dibawah ini.

Ilustrasi Pengujian Keretakan Beton

Gambar 1. Ilustrasi Pengujian Retak Metode Tc-T0


2. British Standard Method (BS Method)

Prinsip pengujian keretakan beton dengan metode ini adalah dengan


membandingkan kecepatan rambat gelombang dengan jarak lintasan yang
berbeda. Perkiraan kedalaman retak beton dapat di hitung dengan
menggunakan Persamaan 2 berikut ini.

Dimana: d = kedalaman keretakan beton (mm);


150 = jarak masing-masing transmitter dan receiver dari keretakan
beton;
t1 = waktu rambat dengan jarak probe ke retakan 150 mm (ms);
t2 = waktu rambat dengan jarak probe ke retakan 300 mm (ms).

Ilustrasi pada pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk contoh aplikasi
pelaksanaannya dapat dilihat pada Foto 2 dan Foto 3.

Gambar 2. Ilustrasi Pengujian Keretakan Beton metode BS


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan tersebut di atas dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan studi terhadap beberapa hasil penelitian terkait energi gelombang ultrasonik
(UPV), dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pemanfaatan gelombang ultrasonik di bidang teknik sipil sangat luas. Metode ultrasonik
sangat tepat digunakan dalam penentuan kecacatan beton, laminasi baja, dan sebagainya.
Metode ini lebih cepat, efisien, dan menarik dibanding metode konvensional.
Metode ultrasonik pulsa gema memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam
menentukan modulus elastisitas pada material logam-logam lainnya, galat dari modulus
elastisitas hasil pengujian ultrasonik ditentukan oleh frekuensi dan diameter probe yang
menghasilkan tingkat atenuasi serta daerah nearfieldyang berbeda.
Keretakan pada beton dapat dibedakan menjadi retak struktural maupun non
- struktural. Keretakan struktural terjadi karena adanya kesalahan dalam
perencanaan atau beban yang melebihi kapasitas, sedangkan retakan non-
struktural sebagian besar terjadi karena adanya proses kimia fisik pada beton pada
fase awal umur beton. Pada umumnya retakan non-struktural tidak langsung
mengakibatkan melemahnya struktur bangunan. Kedalaman dan lebar retak
pada sebuah beton dapat diukur menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang
ultrasonik bekerja didasarkan pada pengukuran waktu tempuh gelombang
ultrasonik yang menjalar dalam struktur beton.

Anda mungkin juga menyukai