Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

Electromagnetic Acoustic Transducer (EMAT) sebagai


Transduser Ultrasonik untuk Nondestructive Testing (NDT):
Ulasan Artikel
Nurmalia
1School of Applied STEM, Universitas Prasetiya Mulya
nurmalia.nurmalia@prasetiyamulya.ac.id

Abstrak
Nondestructive testing (NDT) digunakan untuk mendeteksi keberadaan cacat pada suatu objek
tanpa merusak objek tersebut, sehingga ideal untuk digunakan pada komponen-komponen
infrastruktur yang sudah terpasang dan beroperasi. Diantara berbagai teknik, NDT ultrasonik
memiliki kemampuan untuk menginspeksi cacat di sepanjang ketebalan objek, tidak hanya cacat
permukaan. Metode pembangkitan gelombang ultrasonik yang paling populer adalah menggunaan
piezoelectric transducer (PZT). Transduser ini memiliki efisiensi yang tinggi tetapi merupakan
transduser kontak dan memerlukan pelumas (couplant), yang sering menyebabkan keterbatasan
fleksibilitas untuk aplikasinya. Electromagnetic acoustic transducer (EMAT) adalah transduser
ultrasonik yang dapat membangkitkan gelombang ultrasonik pada objek konduktif secara non-
kontak. Transduser ini membangkitkan gelombang ultrasonik langsung pada objek uji, sehingga
tidak memerlukan couplant. Hal ini menyebabkan EMAT ideal untuk inspeksi pada temperatur
tinggi dimana couplant akan meleleh, dan pengujian yang bergerak. Dua jenis EMAT dibahas pada
ulasan artikel ini: untuk membangkitkan gelombang shear horizontal (SH) dan gelombang torsional.
Kedua jenis gelombang ini memiliki kelebihan dibanding moda gelombang lainnya, tetapi sulit
untuk dibangkitkan menggunakan PZT. Kedua moda gelombang ini kemudian digunakan untuk
menginspeksi penipisan pada pelat dan dinding pipa, yang dapat disebabkan oleh korosi maupun
kontak mekanik. Hasil penelitian menunjukkan potensi EMAT dengan metoda konversi moda untuk
inspeksi kuantitatif penipisan pada pelat dan pipa.
Kata Kunci: EMAT, uji tak merusak, nondestructive testing (NDT), shear horizontal, torsional,
penipisan

1 Pendahuluan
Uji tak merusak atau nondestructive testing (NDT) merupakan bidang ilmu rekayasa
terapan lintas disiplin yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan cacat pada suatu
objek dan mengkuantifikasinya. Bidang ini diperlukan pada banyak jenis industri dan
perannya semakin penting seiring dengan menuanya infrastruktur seperti bangunan,
jembatan, jaringan pipa, dan sejenisnya. Sebagai contoh, jaringan pipa (pipeline)
merupakan pilihan ekonomis untuk transportasi bahan cairan dan gas dalam kuantitas
besar [1]. Pada jaringan ini harus dipastikan bahwa pipa-pipa yang terpasang memiliki
integritas yang baik sehingga memperkecil resiko terjadinya masalah seperti pecahnya
pipa. Hal ini menjadi sangat krusial ketika material yang dibawa oleh jaringan pipa
tersebut merupakan bahan yang mudah terbakar serta dalam tekanan tinggi, seperti
minyak dan gas. Sebelum digunakan, pipa tersebut sudah melalui proses inspeksi oleh
pabrik pembuatnya. Setelah pipa terpasang dalam jaringan dan beroperasi, pengujian
secara rutin dilakukan menggunakan teknik NDT.
Terdapat berbagai teknik NDT, mulai dari yang paling sederhana yaitu visual testing baik
dengan menggunakan alat (kaca pembesar, mikroskop, kamera, dll) maupun hanya
menggunakan mata telanjang. Perkembangan terbaru visual testing memanfaatkan

1
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

teknik-teknik pemrosesan gambar, bahkan neural network [2]. Tentunya teknik ini
terbatas hanya untuk mengetahui kerusakan yang berada di permukaan objek uji. Teknik
selanjutnya adalah penetrant testing, dimana sejenis cat tertentu diaplikasikan pada
permukaan objek yang ingin diuji kemudian digunakan developer yang akan menghapus
cat tersebut. Jika terdapat retakan pada permukaan objek, retakan tersebut akan terisi
oleh cat sehingga menjadi dapat terlihat. Dengan demikian, teknik ini pun hanya dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan retakan pada permukaan objek. Otomatisasi
teknik penetrant testing dilakukan pada banyak industri dengan memanfaatkan
perkembangan metode deep learning untuk meningkatkan keandalannya [3]. Teknik
NDT yang dinamakan magnetic flux leakage (MFL) dapat mendeteksi keberadaan cacat
pada permukaan dan sekitar permukaan objek terbuat dari logam. Teknik ini
memanfaatkan kebocoran medan magnet jika terdapat material loss yang dapat terjadi
diantaranya karena korosi. Piao, et. al., melakukan studi mengenai rekonstruksi profil
cacat secara cepat menggunakan sinyal-sinyal yang diperoleh dari pengukuran teknik
MFL ini [4]. Teknik lain yang dapat mendeteksi cacat pada permukaan dan area sekitar
permukaan objek logam adalah eddy current testing. Pada teknik ini, arus eddy
dibangkitkan pada permukaan objek dengan mendekatkannya pada sebuah kumparan
beraliran listrik. Arus eddy ini kemudian akan menghasilkan medan magnet dinamis yang
kemudian dideteksi oleh kumparan yang lain. Jika terdapat cacat pada permukaan atau
dekat permukaan objek, maka medan magnet tersebut akan terganggu. Studi terbaru
memanfaatkan teknik pemrograman multi-gene genetic algorithm untuk
menggabungkan komponen frekuensi hasil pengukuran arus eddy yang dengan tujuan
meningkatkan efisiensi [5].
Teknik-teknik tersebut diatas terbatas penggunaannya untuk mendeteksi keberadaan
cacat/retakan/korosi pada area sekitar permukaan objek. Akan tetapi, cacat seringkali
berada dibagian dalam sepanjang ketebalan objek, sehingga diperlukan teknik lain yang
dapat mendeteksi jenis cacat seperti itu. NDT menggunakan teknik radiografi adalah
salah satu pilihannya. Prinsipnya sama dengan pemeriksaan x-ray pada tubuh manusia,
dimana jika terdapat perbedaan densitas material karena adanya cacat, akan terlihat
sebagai warna yang berbeda pada foto yang dihasilkan. Perkembangan terbaru teknik ini
juga memanfaatkan deep neural network untuk mengekstraksi informasi dari foto
radiografi [6]. Meskipun teknik ini ampuh untuk mengetahui keberadaan cacat
sepanjang ketebalan dinding pipa, teknik ini tidak dapat dengan mudah dilakukan. Hal
ini karena peralatan yang diperlukan terbilang mahal dan hanya personil yang sudah
memiliki sertifikat yang boleh melakukannya, karena sifat dari gelombang
elektromagnetik yang digunakan bisa membahayakan manusia.
Teknik NDT menggunakan ultrasonik dapat mendeteksi keberadaan cacat internal pada
objek tetapi relatif tidak berbahaya. Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara (yaitu
gelombang mekanik) yang memiliki frekuensi di atas ambang batas pendengaran
manusia yaitu 20 kHz. Karena sifatnya tidak berbahaya, gelombang ini juga biasa
digunakan juga untuk kepentingan medis, misalnya pada USG untuk mengecek kondisi
janin. NDT dengan ultrasonik dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi
cacat pada objek, mengukur dimensi objek, mengkarakterisasi material, dan sebagainya.
Gelombang ultrasonik untuk kepentingan NDT biasanya berada pada rentang frekuensi
0.5 – 15 MHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan, semakin kecil panjang
gelombang sehingga semakin kecil ukuran cacat yang dapat dideteksi dan semakin
presisi. Tetapi, semakin tinggi frekuensi maka semakin besar atenuasi yang terjadi,
sehingga jarak tempuh gelombang semakin pendek dan sinyal semakin terdistorsi.
Aturan dasar yang biasa digunakan adalah ukuran cacat yang dapat dideteksi lebih besar
dari setengah panjang gelombang ultrasonik yang digunakan.

2
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

2 Transduser Ultrasonik
Langkah pertama dalam menggunakan gelombang ultrasonik untuk NDT adalah
membangkitkan gelombang tersebut. Komponen yang biasa digunakan disebut
transduser, yaitu device yang dapat mengkonversi satu bentuk energi menjadi bentuk
energi lain. Ada beberapa metoda yang bisa digunakan untuk membangkitkan
gelombang ultrasonik. Mayoritas dari aplikasi ultrasonik menggunakan transduser
berbasiskan prinsip piezoelektrik dan kebalikannya (piezoelectric transducer, PZT) [7 –
10]. Pada bahan yang bersifat piezoelektrik, jika diberi tekanan atau tarikan (mekanik)
maka akan timbul arus listrik; dan sebaliknya, jika arus listrik dialirkan pada bahan yang
bersifat piezoelektrik maka bahan tersebut akan mengalami pemampatan dan
peregangan (bergetar) pada frekuensi yang sama dengan frekuensi arus listrik yang
diberikan. Selanjutnya bahan ini akan ditempelkan pada objek yang ingin diperiksa,
sehingga getaran tadi akan merambat pada objek sebagai gelombang ultrasonik. Supaya
getaran dapat ditransmisikan dari bahan piezoelektrik ke objek dengan optimal, maka
diperlukan material sejenis pelumas/gemuk di antara bahan transduser dan objek yang
disebut couplant. Keperluan akan pelumas ini menjadi limitasi aplikasi PZT untuk NDT;
sifat pelumas sangat bergantung pada temperatur lingkungan dan untuk aplikasi
pengujian yang bergerak, misalnya scanning, teknisnya menjadi tidak sederhana. Karena
memerlukan kontak erat dengan objek, PZT ini termasuk dalam kategori transduser
kontak. Bahan alami bersifat piezoelektrik yang populer untuk NDT adalah kristal quarsa,
tetapi saat ini banyak PZT yang berbasiskan keramik, bahkan polimer dan komposit.
Riset-riset terus dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan bahan-bahan
bersifat piezoelektrik untuk keperluan NDT [11 – 13].
Gelombang ultrasonik dapat juga dibangkitkan menggunakan laser [14, 15]. Ketika pulsa
laser berkekuatan tinggi ditembakkan pada permukaan sebuah objek, maka akan terjadi
ekspansi panas lokal pada titik tembak tersebut. Ekspansi panas ini akan memicu
timbulnya getaran berfrekuensi tinggi, yaitu ultrasonik. Laser ultrasonik memiliki
frekuensi yang sangat tinggi dalam orde giga hertz, dan sifatnya non-kontak, tetapi harga
peralatannya sangat mahal serta penggunaan laser berdaya tinggi cukup berbahaya.
Transduser ultrasonik berbasiskan sifat magnetostrictive ditemukan baru-baru ini [16,
17]. Sifat magnetostriction adalah berubahnya dimensi bahan ketika terjadi proses
magnetisasi. Nikel adalah bahan yang bersifat magnetostrictive. Dalam aplikasi
magnetostrictive NDT pada pipa, misalnya, nikel ditempelkan menggunakan lem pada
pipa yang ingin diuji, lalu diberi magnetisasi menggunakan magnet permanen. Kemudian
kumparan dililitkan disekitar pipa dan dialiri arus listrik sehingga timbul medan magnet
dinamis. Interaksi antara medan magnet statis dan dinamis akan menghasilkan gaya
resultan yang kemudian memicu perubahan dimensi nikel sehingga nikel bergetar pada
frekuensi yang sama dengan arus listrik. Karena nikel menempel erat pada pipa, getaran
tersebut ditransmisikan dan mengalir pada pipa sebagai gelombang ultrasonik. Dengan
demikian transduser ini masih memerlukan kontak erat dengan objek inspeksi, sehingga
termasuk dalam kategori transduser kontak dengan segala keterbatasannya.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan sebuah transduser ultrasonik yang bersifat non-
kontak tetapi tidak berbahaya dan bisa digunakan oleh siapa saja dengan biaya yang
tidak semahal pembangkitan menggunakan laser. Electromagnetic acoustic transducer
(EMAT) hadir sebagai pilihan transduser ultrasonik yang memiliki sifat-sifat tersebut dan
dapat digunakan untuk membangkitkan gelombang ultrasonik pada material konduktif.

3
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

3. Electromagnetic Acoustic Transducer (EMAT)


3.1 Prinsip Kerja EMAT

EMAT bekerja berdasarkan pembangkitan gelombang ultrasonik oleh gelombang


elektromagnetik. Sangat sulit untuk menelusuri sejarah siapa yang pertama kali
menemukan fenomena tersebut dan yang memanfaatkannya untuk pengukuran. Hirao
dan Ogi dalam bukunya memaparkan perjalanan sejarah EMAT dengan cukup
komprehensif [18]. Meskipun secara prinsip fenomena tersebut sudah diketahui sejak
beberapa dekade yang lalu, tetapi pemanfaatannya mulai mengambil momentum seiring
dengan perkembangan pesat dalam bidang elektronika dan pemrosesan sinyal. Prinsip
kerja EMAT berbeda sama sekali dengan PZT. EMAT adalah transduser non-kontak
dimana gelombang ultrasonik dibangkitkan langsung pada objek yang akan diuji,
sehingga mengeliminasi keperluan akan couplant. Hal ini memberikan kebebasan lebih
pada aplikasinya, misalkan untuk pengujian pada temperatur tinggi (dimana couplant
akan meleleh dan berubah sifat) dan pengujian yang memerlukan pergerakan seperti
pada scanning inspection.
Gambar 1 menunjukkan prinsip dasar cara kerja EMAT. Sebuah kawat yang mengalirkan
arus i diletakkan di atas permukaan objek konduktif yang akan diperiksa sehingga arus
eddy, J, akan dibangkitkan pada permukaan objek tersebut. Jika kemudian medan
magnet statis diberikan oleh magnet permanen yang berada di dekatnya, maka interaksi
antara densitas arus eddy, J, dan medan magnet, B, akan menghasilkan gaya Lorentz, FL,
sesuai dengan persamaan yang tertera. Gaya Lorentz inilah yang bertanggung jawab atas
timbulnya gelombang mekanis berfrekuensi tinggi, yaitu gelombang ultrasonik, pada
frekuensi yang sama dengan arus listrik pada kawat. Selain gaya Lorentz, pada logam
yang bersifat ferromagnetic, pembangkitan gelombang ultrasonik juga disebabkan oleh
gaya magnetostriksi [19, 20]. Gelombang yang dihasilkan ditimbulkan langsung pada
objek yang akan diinspeksi dan tidak memerlukan kontak erat antara EMAT dengan objek
sehingga tidak memerlukan couplant. Disamping itu, EMAT juga dapat membangkitkan
moda gelombang ultrasonik yang biasanya sulit untuk dibangkitkan dengan PZT,
misalnya gelombang shear horizontal (SH) pada pelat dan gelombang torsional pada
pipa. Pada EMAT, berbagai moda gelombang dapat dengan mudah dibangkitkan hanya
dengan mengatur arah relatif dari medan-medan magnet yang terlibat, seperti
diilustrasikan pada gambar 1(b) dan (c).

Conductor B
B B
J J
FL = J ´ B
FL
FL J FL
i
Specim
en

(a) (b) (c)

Gambar 1. Prinsip dasar cara kerja EMAT (a) arah relatif medan-medan magnet yang terlibat
menentukan jenis gelombang yang dibangkitkan (b) pembangkitan gelombang shear horizontal
(c) pembangkitan gelombang longitudinal
Salah satu konfigurasi EMAT yang popular menggunakan kumparan datar yang
terhubung dengan sumber AC sebagai pembangkit arus eddy dan serangkaian magnet

4
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

permanen yang disebut periodic-permanen magnet (PPM) [21, 22]. Magnet-magnet pada
PPM tersusun sedemikian rupa sehingga interaksi antara medan magnet dengan arus
eddy menyebabkan gaya Lorentz yang arahnya bergantian dengan perioda yang sama
dengan perioda susunan magnet. Perioda susunan magnet ini menentukan panjang
gelombang yang dibangkitkan. Gambar 2 menunjukkan konfigurasi dari PPM-EMAT untuk
membangkitkan gelombang SH yang dikembangkan oleh Nurmalia, et. at., dan gambar
skematik mekanisme gaya Lorentz [23]. Pada EMAT ini, panjang gelombang SH yang
dibangkitkan bernilai 5.22 mm, seperti ditunjukkan sebagai perioda susunan magnet.
Kumparan bersifat fleksible sehingga dapat dibentuk mengikuti permukaan objek yang
ingin diperiksa.

2 mm ve
5.2 wa
SH
10 mm static S N magnets
magnetic acrylic spacer
S N
N S field
S N
S N N
S N S
N N
N S
N S
S N S coil
S
S N
m m
30 24 eddy current
m
m
specimen Lorentz force
ve ut surface
wa inp
SH

Gambar 2 Diagram skema dari SH EMAT dan mekanisme gaya Lorentz [23]

3.2 Aplikasi Shear Horizontal EMAT untuk Inspeksi Penipisan


PPM-EMAT telah digunakan untuk membangkitkan gelombang shear horizontal (SH)
untuk menginspeksi penipisan pada pelat aluminum [23, 24] dan pipa baja [25].
Gelombang SH adalah salah satu moda gelombang transversal dimana getaran partikel
paralel dengan permukaan dan tegak lurus terhadap arah perambatan. Gelombang ini
memiliki kelebihan diantaranya (i) dapat merambat lebih jauh karena energi gelombang
hampir seluruhnya tersimpan dua dimensi, bukan tiga dimensi seperti pada jenis
gelombang yang lain; (ii) tidak begitu terpengaruh oleh pelapis (coating) yang biasanya
melapisi pipa; dan (iii) memiliki karakteristik dispersi yang sederhana sehingga
memudahkan saat interpretasi sinyal hasil pengukuran [26]. Meskipun memiliki banyak
kelebihan, gelombang SH ini tidak begitu populer digunakan karena gelombang ini relatif
sulit untuk dibangkitkan menggunakan PZT. Seperti telah disinggung diatas, hal ini bukan
masalah bagi EMAT. Seperti gelombang terpadu (guided wave) yang lainnya, gelombang
SH memiliki banyak sekali moda vibrasi di sepanjang ketebalan objek pemandunya.
Gambar 3 menunjukkan moda vibrasi dasar (fundamental) yang diberi nama SH 0 dan
moda vibrasi atas yang pertama, SH1.

propagation
propagation direction
direction propagation
propagation direction
direction

SH0 SH0 à particle


Arrow àArrow
particle SH1 SH1
displacement
displacement direction
direction

(a) (b)

Gambar 3. (a) Arah vibrasi partikel dan perambatan gelombang pada moda dasar SH0; dan (b)
moda tinggi pertama SH1

5
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

Pada umumnya, parameter gelombang yang digunakan dalam pengujian adalah


amplitudo atau intensitas gelombang yang berubah ketika gelombang merambat melalui
area pada objek uji yang mengandung cacat. Parameter ini dapat bermanfaat untuk
pendeteksian cacat secara kualitatif, tetapi bermasalah ketika ingin melakukan
kuantifikasi dari cacat tersebut karena amplitudo mudah dipengaruhi oleh banyak faktor.
Nurmalia et. all. mengusulkan untuk menggunakan parameter gelombang terpadu yang
lain, yaitu kecepatan grup (group velocity) gelombang SH untuk mengkuantifikasi cacat
berupa penipisan. Mereka menyimpulkan bahwa kecepatan grup moda gelombang SH1
lebih potensial digunakan sebagai parameter untuk mengevaluasi cacat penipisan. Studi
tersebut membuktikan secara eksperimental bahwa moda SH1 berubah menjadi moda
SH0 ketika gelombang tersebut merambat pada objek dengan ketebalan lebih tipis dari
sebuah nilai yang disebut cut-off thickness atau nilai batas ketebalan pemandu
gelombang [24]. Nilai batas ketebalan ini dimiliki oleh semua moda, terkecuali moda
dasar, dan besarnya ditentukan oleh frekuensi.
Kelanjutan studi tersebut menemukan bahwa fenomena konversi moda tersebut
dipengaruhi oleh seberapa drastis bidang batas antara dua ketebalan. Jika ketebalalan
objek mendadak berkurang sehingga bidang batas pergantian ketebalan berupa anak
tangga, maka gelombang seluruhnya diteruskan menuju area penipisan dan moda SH1
berubah menjadi moda SH0. Tetapi ketika bidang batas melandai, sebagian gelombang
terpantulkan dan ketika bidang batas sangat landai, seluruh gelombang mengalami
pemantulan tepat pada ketebalan bidang batas, dimana pantulannya tetap berupa moda
SH1 [23]. Gambar 4 menunjukkan hasil eksperimen yang dimaksud di gambar atas,
tengah, dan bawah masing-masing diperoleh dari objek uji dengan bidang batas berupa
anak tangga, berupa bidang miring, dan bidang miring yang sangat landai. Gambar-
gambar ini diperoleh dari sinyal yang diterima di sepanjang jalur perambatan ketika
gelombang SH1 dibangkitkan. Kemiringan tanda panah berbanding terbalik dengan
kecepatan group dan dari sana dapat ditentukan moda gelombang. Dapat dilihat pada
gambar atas dan tengah, kemiringan tanda panah berubah pada bagian objek yang tipis
dan hasil analisa menunjukkan konversi moda menjadi SH0. Sedangkan pada gambar
paling bawah, gelombang mengalami pemantulan total, hal ini merupakan sebuah
fenomena menarik yang untuk pertama kalinya ditemukan.

6
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

SH1

SH0

SH1

SH1

SH1

Gambar 4. Perambatan moda gelombang SH1 pada spesimen dengan transisi antar ketebalan
yang berbeda. Penampang melintang diperlihatkan jauh lebih besar dari yang sebenarnya.

3.3 Aplikasi Torsional EMAT untuk Inspeksi Pipa


Kelompok riset yang sama telah mengembangkan EMAT yang dapat membangkitkan
gelombang torsional pada pipa [27, 28]. Gelombang torsional adalah moda gelombang
yang bisa merambat pada objek berbentuk silinder seperti pipa [29, 30]. Gelombang ini
ditandai dengan vibrasi partikel pada arah keliling pipa, sementara gelombang merambat
pada arah aksial. Karakter ini menyebabkan gelombang torsional dapat merambat lebih
jauh dengan atenuasi yang minimal, karena energi gelombang tersimpan hampir dalam
dua dimensi. Gambar 5 (b) menunjukkan sinyal yang diterima dari setup yang ditunjukan
pada gambar (a), dimana T-EMAT dan R-EMAT adalah masing-masing EMAT yang

7
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

berfungsi sebagai pembangkit dan penerima gelombang. Sinyal (i) merupakan


gelombang yang langsung diterima dari pembangkit, sedangkan sinyal (ii) adalah
gabungan dari gelombang yang sudah mengalami pantulan dari ujung pipa, sehingga
amplitudonya lebih besar. Dapat dilihat bahwa gelombang yang sudah memantul berkali-
kali dan menempuh jarak sampai 15 meter masih memiliki amplitudo yang cukup tinggi,
menunjukkan atenuasi gelombang yang tidak signifikan. Selain itu, gelombang torsional
juga relatif lebih tidak sensitif terhadap insulasi (coating) dan beban dari cairan/gas yang
diangkut oleh pipa. Seperti juga gelombang SH, gelombang torsional memiliki karakter
dispersi yang sederhana, sehingga sinyal yang diterima lebih mudah untuk
diinterpretasikan. Disisi lain, moda gelombang ini sangat sulit untuk dibangkitkan
menggunakan transduser PZT, dapat dibangkitkan dengan transduser magnetostriksi
tetapi transduser ini bersifat kontak seperti telah dijelaskan pada bagian 2. Dengan
demikian, EMAT merupakan transduser yang ideal untuk membangkitkan gelombang
torsional.
Dua jenis torsional EMAT telah dirancang: untuk dipasang di luar pipa dan di dalam pipa.
Gambar 6 menunjukkan skema torsional EMAT yang dipasang di luar dan di dalam pipa
serta mekanisme pembangkitan gaya Lorentz, menunjukkan arah arus listrik pada
kumparan, posisi kutub utara dan selatan magnet permanen, dan gaya Lorentz yang
ditandai dengan panah berwarna merah. Kumparan yang dirancang berupa flat-coil yang
fleksibel, sehingga bisa mengikuti bentuk dan dapat melingkari pipa dengan sempurna.
Medan magnet statis disediakan oleh susunan magnet permanen yang bentuknya
mengikuti kelengkungan pipa. Sebuah batang digunakan untuk meletakkan bagian-
bagian transduser pada inside EMAT. Batang ini dapat ditarik menggunakan motor pada
scanning inspection.

R-EMAT T-EMAT

(a)
Traveling distance (m)
0 5 10 15
0.5
Amplitude (abt. unit)

(i) (ii)

-0.5
0 1000 2000 3000 4000 5000
Traveling time (s)
(b)
Gambar 5. (a) Setup yang digunakan untuk mendapatkan sinyal gelombang (b), menunjukkan
kemampuan gelombang torsional untuk merambat dengan sedikit atenuasi

8
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

vibration direction
pipe

N S magnet
S N
pipe

N
magnet

S
coil

N S
N
S

N
S N
N S
rod
coil

(a) (b)

Gambar 6. Diagram skema dari torsional EMAT untuk pengujian dari luar (a) dan dari dalam (b)
[24]. Arah gaya Lorentz yang dihasilkan ditunjukkan masing-masing dengan panah berwarna
merah dan putih.

0.150.15 0.15
0.15 0.15
0.15 0.15
0.15 0.15
0.15
0.15
0.15
T(0,1)
Amp. (abt. unit)

Amp. (abt. unit)


Amp. (abt. unit)

Amp. (abt. unit)


Amp. (abt. unit)
T(0,1) T(0,2)
Amp. (abt. unit) T(0,1)
T(0,1) T(0,2)
T(0,2)
Amp. (abt. unit)

unit)
Amp. (abt. unit)

Amp. (abt. unit)


Amp. (abt. unit)
(abt. unit)
Amp. (abt.
0 0 00 00 00 0000

Amp.
-0.15-0.150 -0.15 -0.15-0.15
-0.15 -0.15
-0.15
50 50100100150150 200
200 250
250-0.15 -0.15 0 05050
50 0 0100 5050 100100150 150 200
200 250 -0.15
250
-0.15
250 0 5050 100
100 150150 200 250
0 00 50 100 150
150 100200
100
200150250
150
250 200
200 250 000 5050 100
100 150 200
150 200250
200 250
250
Time
Time (µs)
(µs) Time (µs)
Time Time
(µs) Time Time
Time (µs)
(µs)
(µs) Time
Time
Time (µs)
(µs)
(µs)
(µs) Time (µs)
0.15 0.150.15
150.15 0.150.15
0.15 0.15
0.15 0.150.15 0.15
0.15
0.15
0.15
Amp. (abt. unit)
unit)

Amp. (abt. unit)


Amp. (abt. unit)

T(0,1) T(0,2) T(0,2)


T(0,1) T(0,2)
Amp. (abt. unit)

T(0,1) T(0,2)
Amp. (abt. unit)
Amp. (abt. unit)

Amp. (abt. unit)


unit)
Amp. (abt. unit)

T(0,1) T(0,2)
Amp. (abt. unit)
(abt.unit)
unit)

(abt.unit)
Amp. (abt. unit)
0 0
(abt.
Amp.(abt.

0 00
000
Amp.(abt.
0 0 00 0 0 00
Amp.
Amp.

Amp.

-0.15-0.15 -0.15
15-0.150 -0.15-0.15
-0.15 0 50 -0.15
-0.15 0-0.15
-0.15 0
100050
50 100100150150 200200 250
250-0.15
-0.15
00 0
-0.15 50 100 150 200
200 250
0 50 50100100150150 200
200 250
250-0.15
000 50 50100
50 100100150
100
150 200
150 200
150 200 250
250
200 250
250 0
0 50
50 0100 150
50 50 100
150 100150
200
200
Time
150 200
250
250
(µs)
200 250
250 0
50 50 100
50 100 150
100
Time
150
150 200
(µs)
250
200 250
250
Time (µs) Time
Time(µs)
Time (µs)
(µs) Time (µs) Time
Time (µs) Time (µs)(µs)
Time (µs) Time
Time(µs)
Time (µs)
(µs)
Time (µs) Time (µs)
(a) (b)

Gambar 7. Sinyal tipikal gelombang torsional moda T(0,1) dan T(0,2) yang berhasil dibangkitkan
dan dideteksi oleh sepasang (a) outside EMAT dan (b) inside EMAT
Gambar 7 menunjukan sinyal tipikal yang berhasil dibangkitkan oleh EMAT dan dideteksi
oleh EMAT sejenis setelah gelombang merambat sejauh 400 cm pada pipa aluminum
dengan lingkar luar 25 mm dan ketebalan 3 mm (a) dan 300 cm pada pipa baja dengan
lingkar luar 25.4 mm dan ketebalan 3.5 mm (b). Gambar (a) diperoleh menggunakan
sepasang outside EMAT dan gambar (b) menggunakan inside EMAT. Masing-masing
pasangan EMAT dapat membangkitkan gelombang torsional moda dasar (fundamental
mode) yang dinamakan T(0,1) dan moda tinggi yang pertama T(0,2) pada frekuensi
diatasnya. Sinyal masing-masing mode pada gambar adalah yang memiliki amplitudo
paling besar; dapat dilihat bahwa sinyal yang dihasilkan sangat jelas dan bersih dari
noise.

9
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

4
Group velocity (mm/µs)

2
200 mm

1 2 mm T(0,1) mode
T(0,2) mode

0
1 5 10 50 100
Axial Length of Defect (mm)

Gambar 8. Pengukuran cepat rambat grup pada penipisan dengan berbagai lebar aksial,
menunjukkan bahwa moda T (0,2) dapat digunakan untuk mendeteksi area penipisan

Gelombang torsional kemudian digunakan untuk menginspeksi penipisan pada pipa


dengan memfokuskan pada parameter kecepatan group. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa gelombang torsional T(0,2) lebih menunjukkan potensi untuk digunakan jika
dibandingkan dengan moda T (0,1). Studi ini juga berhasil menunjukkan, untuk pertama
kalinya, konversi moda gelombang T(0,2) menjadi T(0,1) ketika gelombang merambat
menuju ke area yang lebih tipis dari ketebalan batas. Hasil eksperimen menunjukkan
bahwa perilaku perambatan dipengaruhi oleh bentuk bidang batas area penipisan dan
fenomena refleksi total juga terjadi ketika bidang batas sangat landai [25].
Fenomena konversi moda ini dapat menjadi dasar untuk mendeteksi keberadaan area
yang mengalami penipisan. Untuk mengetahui ukuran aksial minimal dari area penipisan
yang dapat dideteksi, dilakukan eksperimen dimana moda T(0,2) dirambatkan pada pipa
dengan lebar area penipisan berbeda-beda tetapi ketebalan pada area penipisan sama,
yaitu lebih kecil dari cut-off thickness. Hasil eksperimen ditunjukkan pada Gambar 8,
dimana dapat dilihat bahwa kecepatan grup moda gelombang dasar T(0,1) tidak
berubah, sementara moda T(0,2) berubah menjadi T(0,1) ketika lebar area penipisan 5
mm dan lebih. Ini bersesuaian dengan panjang gelombang yang dibangkitkan, yaitu 5.22
mm. Hasil ini menunjukkan bahwa konversi moda bisa digunakan untuk mendeteksi
keberadaan area penipisan dibawah cut-off thickness dengan lebar melebihi panjang
gelombang yang digunakan.
Cacat penipisan sebenarnya biasanya tidak meliputi keseluruhan keliling pipa. Metode
ini dapat digunakan bahkan ketika penipisan hanya meliputi sebagian dari pipa [24].
Gambar 9 menunjukkan amplitudo dan fasa relatif yang diperoleh untuk berbagai rasio
keliling cacat (Lc) terhadap keliling semula (Lc0), ketika gelombang torsional moda T(0,2)
dirambatkan. Ketebalan sisa pada area penipisan ditunjukkan dengan warna garis yang
berbeda. Seperti dapat dilihat, variasi amplitudo tidak mudah untuk diinterpretasikan,
sedangkan variasi fasa relatif cukup jelas polanya. Terjadi penurunan fasa yang
signifikan, menunjukkan terjadinya konversi moda menjadi T(0,1) pada cacat dengan
ketebalan sisa 2.0 mm dan 1.9 mm, ketika rasio keliling lebih besar dari 60%. Dengan
demikian, metoda konversi moda masih dapat digunakan untuk mendeteksi dan
mengevaluasi cacat penipisan bahkan ketika cacat hanya meliputi sebagian keliling pipa.

10
amplitude Normalized amplitude

Normalized amplitude
1 1
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517
0.5 Lc= circumference of(set-1)
defect 0.5
2.5 mm 2.5 mm (set-1)
2.0 mm (set-2)
LcO = original circumference
1.85 mm (set-3)
2.0 mm (set-2)
1.85 mm (set-3)
0 0
0 0
-2
1 -2
Df (rad)

Df (rad)
-4 -4
Normalized

-6 2.5 mm (set-1) -6 2.5 mm (set-1)


0.5 2.0 mm (set-2) 2.0 mm (set-2)
-8 2.5 (set-3)
1.9 mm mm (set-1) -8 1.9 mm (set-3)
2.0 mm (set-2)
-10 1.85 mm (set-3) -10
0
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100
0 Lc/Lc0 (%) Lc/Lc0 (%)
-2 (a) (b)
Df (rad)

-4
Gambar
-6 9. (a) Amplitudo dan (b) fasa gelombang ketika moda T(0,2) dirambatkan pada pipa
2.5 mm (set-1)
dengan cacat berbagai ukuran [27]
2.0 mm (set-2)
-8 1.9 mm (set-3)
Untuk-10
mengilustrasikan aplikasi di lapangan, tim yang sama telah melakukan inspeksi
scanning0 pada20pipa aluminium
40 60 dan80 baja yang mengandung cacat dengan menggunakan
100
moda gelombang T(0,2) [27].
Lc/Lc0 (%) Inspeksi dilakukan menggunakan sepasang inside EMAT
yang ditarik oleh motor dari luar pipa. Cacat berupa penipisan berbentuk lonjong di
bagian luar pipa yang dapat disebabkan oleh korosi maupun tumbukan dengan benda
lain. Dengan demikian, pengukuran juga mendemonstrasikan kemampuan gelombang
ultrasonik untuk mendeteksi cacat di sepanjang ketebalan, tidak hanya pada sisi
permukaan dimana transduser berada. Gambar 10 menunjukkan hasil inspeksi
scanning, masing-masing untuk pipa aluminum dan baja. Dapat dilihat bahwa
keberadaan cacat dapat diketahui dengan menurunnya fasa, sebagai akibat dari
konversi moda pada daerah yang mengalami penipisan.

1
Relative phase (rad)

-1

-2
-100 0 100 -100 0 100
Location from center of the defect (mm) Location from center of the defect (mm)
(a) (b)
Gambar 10. Profil fasa hasil inspeksi scanning moda T(0,2) pada pipa (a) baja dan (b) alumunium
yang mengandung cacat penipisan, menunjukkan kemampuan untuk mendeteksi cacat [27]

4. Kesimpulan
Uji tak merusak (nondestructive testing, NDT) sangat penting untuk memastikan
integritas infrastruktur, misalnya pada jaringan pipa yang mengangkut bahan bakar
minyak dan gas alam pada tekanan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya cacat sedikit saja
dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan yang fatal disamping kerugian ekonomi
yang besar. NDT menjadi pilihan utama karena dapat digunakan bahkan ketika pipa
sudah terpasang pada jaringan dan sudah beroperasi, karena sifatnya yang tidak
merusak.

11
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

Berbagai teknik NDT dapat mendeteksi keberadaan cacat permukaan, yaitu visual
testing baik tanpa alat maupun menggunakan alat bantu, penetrant testing, magnetic
flux leakage (MFL), dan eddy current testing. Cacat tidak hanya terdapat di permukaan,
oleh karena itu dikembangkan juga teknik-teknik NDT yang dapat mendeteksi
keberadaan cacat pada sepanjang ketebalan, yaitu diantaranya teknik radiografi dan
ultrasonik. Teknik radiografi memerlukan peralatan yang mahal dan pengoperasiannya
memerlukan sertifikasi khusus karena berbahaya. NDT dengan ultrasonik relatif tidak
semahal radiografi dan dapat digunakan oleh siapa saja karena tidak berbahaya.
Pembangkitan gelombang ultrasonik yang paling umum adalah menggunakan
piezoelectric transducer (PZT). Ini merupakan transduser kontak yang memerlukan
pelumas (couplant) di antara transduser dengan objultraek inspeksi. Keperluan akan
pelumas ini membatasi aplikasi, misalnya untuk pengujian pada temperatur tinggi dan
pengujian yang bergerak. Transduser magnetostriktif merupakan transduser jenis baru,
tetapi merupakan transduser kontak dan tidak memungkinkan untuk pengujian yang
bergerak. Gelombang ultrasonik berfrekuensi tinggi dapat dibangkitkan secara non-
kontak menggunakan laser berkekuatan tinggi, tetapi peralatan yang digunakan sangat
mahal dan besar, serta berpotensi membahayakan. Electromagnetic acoustic transducer
(EMAT) merupakan transduser baru yang bekerja dengan prinsip berbeda dengan PZT.
EMAT membangkitkan gelombang ultrasonik secara non-kontak, langsung pada objek
inspeksi sehingga tidak memerlukan pelumas. Hal ini membuat EMAT ideal untuk
pengujian pada temperatur tinggi dan pengujian yang bergerak, seperti scanning.
Sebuah riset grup telah membangun berbagai jenis EMAT, diantaranya EMAT untuk
membangkitkan gelombang shear horizontal (SH) pada pelat dan gelombang torsional
pada pipa. Kedua jenis gelombang ini sulit untuk dibangkitkan menggunakan PZT, tetapi
dapat dibangkitkan dengan mudah menggunakan EMAT. Gelombang ultrasonik ini
kemudian digunakan untuk menginspeksi penipisan pada pelat dan pipa. Studi ini juga
berhasil untuk pertama kalinya membuktikan secara eksperimen fenomena yang disebut
konversi moda (mode conversion) dari moda tinggi pertama SH1 dan T(0,2) menjadi moda
dasar SH0 dan T(0,1), ketika gelombang-gelombang ini merambat pada area yang
mengalami penipisan, dengan sisa ketebalan lebih kecil dari cut-off thickness. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fenomena konversi moda ini memiliki potensi untu
digunakan sebagai metoda inspeksi kuantitatif penipisan pada pelat dan pipa.

5. Referensi
[1] Verma, A., et. al., “A techno-economic assessment of bitumen and synthetic crude
oil transport (SCO) in the Canadian oil sands industry: Oil via rail or pipeline?” Energy,
vol. 124, pp. 665–683, April 2017, https://doi.org/10.1016/j.energy.2017.02.057
[2] Bastian, B.T., et. al., “Visual inspection and characterization of external corrosion in
pipelines using deep neural network” NDT&E International vol. 107, pp. 102134,
October 2019, https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2019.102134
[3] Shipway, N.J., et. al., “Using ResNets to perform automated defect detection for
Fluorescent Penetrant Inspection”, NDT&E International vol. 119, pp. 102400, April
2021, https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2020.102400
[4] Piao, G., et. al., “Fast reconstruction of 3-D defect profile from MFL signals using key
physics-based parameters and SVM”, NDT & E International vol 103, pp. 26–38,
April 2019, https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2019.01.004
[5] Jiuhao, G., Noritaka, Y., Mengbao, F., “Frequency component mixing of pulsed or
multi-frequency eddy current testing for nonferromagnetic plate thickness

12
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

measurement using a multi-gene genetic programming algorithm,”NDT&E


International, vol. 120, pp. 102423, June 2021,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2021.102423.
[6] Suyama, F.M., et. el., “Deep neural networks based approach for welded joint
detection of oil pipelines in radiographic images with Double Wall Double Image
exposure “, NDT & E International, vol. 105, pp. 46-55, July 2019,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2019.05.002.
[7] Yan, J., et. al., “Interface monitoring of steel-concrete-steel sandwich structures
using piezoelectric transducers”, Nuclear Engineering and Technology, vol. 51, Issue
4, pp. 1132-1141, July 2019, https://doi.org/10.1016/j.net.2019.01.013.
[8] Qiang Huan, Mingtong Chen, Faxin Li, “A practical omni-directional SH wave
transducer for structural health monitoring based on two thickness-poled
piezoelectric half-rings”, Ultrasonics, vol. 94, pp. 342-349, April 2019,
https://doi.org/10.1016/j.ultras.2018.07.010.
[9] S. Yan, et al., “Pipeline Damage Detection Using Piezoceramic Transducers:
Numerical Analyses with Experimental Validation”, Sensors, vol. 18(7), pp. 1-22,
June 2018, https://doi.org/10.3390/s18072106
[10] Emeterio, J.L.S., et.al., “Modeling NDT piezoelectric ultrasonic transmitters”,
Ultrasonics, vol. 42, Issues 1–9, pp. 277-281, April 2004,
https://doi.org/10.1016/j.ultras.2004.01.021.
[11] Yuan, L., et. al., “Piezoelectric PAN/BaTiO3 nanofiber membranes sensor for
structural health monitoring of real-time damage detection in composite”,
Composites Communications, vol. 25, pp. 100680, June 2021 (in progress),
https://doi.org/10.1016/j.coco.2021.100680.
[12] Wang, J., et. al., “Fabrication and high acoustic performance of high frequency
needle ultrasound transducer with PMN-PT/Epoxy 1-3 piezoelectric composite
prepared by dice and fill method”, Sensors and Actuators A: Physical, vol. 318, pp.
112528, February 2021, https://doi.org/10.1016/j.sna.2020.112528.
[13] Guo, S., et. al., “Direct-write piezoelectric ultrasonic transducers for pipe structural
health monitoring”, NDT&E International, vol. 107, pp. 102131, October 2019,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2019.102131.
[14] Gulino, M.S., et. al., “Gas-Coupled Laser Acoustic Detection technique for NDT of
mechanical components”, Ultrasonics, vol. 114, pp. 106415, July 2021 (on
progress), https://doi.org/10.1016/j.ultras.2021.106415.
[15] Dubois, M., Drake Jr.T.E., Evolution of Industrial Laser-Ultrasonic System for the
Inspection of Composites, Nondestructive Testing and Evaluation, vol. 26, issue 3-
4, pp. 213-228, Juli 2011, https://doi.org/10.1080/10589759.2011.573552
[16] Narayanan, M.M., et. al., “Development of in-bore magnetostrictive transducer for
ultrasonic guided wave based-inspection of steam generator tubes of PFBR”,
Ultrasonics, vol. 106, pp. 106148, August 2020,
https://doi.org/10.1016/j.ultras.2020.106148.
[17] Kim, Y.Y., Kwon, Y.E., “Review of magnetostrictive patch transducers and
applications in ultrasonic nondestructive testing of waveguides”, Ultrasonics, vol.
62, pp. 3 – 19, September 2015, https://doi.org/10.1016/j.ultras.2015.05.015
[18] Hirao, M., Ogi, H., Electromagnetic Acoustic Transducers: Noncontacting Ultrasonic
Measurements using EMAT, 2nd ed., Springer: Japan, 2007.
[19] Zhang, X., et. al., “An improved analytical model of the magnetostriction-based EMAT
of SH0 mode guided wave in a ferromagnetic plate”, Ultrasonics, vol. 108, pp.
106213, December 2020, https://doi.org/10.1016/j.ultras.2020.106213.

13
Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi Vol 13 (1), 2021 ISSN: 2085-2517

[20] Ren, W., et. al., “A study of magnetostriction mechanism of EMAT on low-carbon steel
at high temperature”, NDT&E International, vol. 101, pp. 34-43, January 2019,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2018.10.001.
[21] Sun, H., et. al., “Improvement of unidirectional focusing periodic permanent magnet
shear-horizontal wave electromagnetic acoustic transducer by oblique bias magnetic
field”, Sensors and Actuators A: Physical, vol. 290, pp. 36-47, May 2019,
https://doi.org/10.1016/j.sna.2019.03.003.
[22] Vasile, C.F., Thompson, R.B., “Excitation of Horizontally Polarized Shear Waves by
Electromagnetic Transducer with Periodic Permanent Magnets”, Journal of Applied
Physics,. 50, No. 4, pp. 2583–2588, 1978. https://doi.org/10.1063/1.326265
[23] Nurmalia, et al., “Mode Conversion Behavior of SH Guided Wave in a Tapered Plate”,
NDT&E International, vol. 45, pp. 156–161, January 2012,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2011.10.004
[24] Nurmalia, et al., “Detection of Shear Horizontal Guided Waves Propagating in
Aluminum Plate with Thinning Region”, Japanese Journal of Applied Physics 50,
07HC17, July 2011, https://doi.org/10.1143/JJAP.50.07HC17
[25] Hirao, M., Ogi, H., “An SH-wave EMAT Technique for Gas Pipeline Inspection”, NDT&E
International, vol. 32, pp. 127–132, April 1999, https://doi.org/10.1016/S0963-
8695(98)00062-0
[26] Rose, J.L., Ultrasonic Waves in Solid Media, Cambridge University Press:
Cambridge/Melbourne/Cape Town, 1999.
[27] Nurmalia, et al., “EMAT Pipe Inspection Technique Using Higher Mode Torsional
Guided Wave T(0,2)”, NDT&E Internasional, vol. 87, pp. 78–84, April 2017,
https://doi.org/10.1016/j.ndteint.2017.01.009
[28] Nurmalia, et al., “Mode Conversion and Total Reflection of Torsional Waves for Pipe
Inspection”, Japanese Journal of Applied Physics, vol. 52, pp. 07HC14, July 2013,
https://doi.org/10.7567/JJAP.52.07HC14
[29] Meeker, T.R., et al., “Guided Wave Propagation in Elongated Cylinders and Plates”,
in Physical Acoustic I, Academic Press: New York/London, 1964.
[30] Kolsky, H., Stress Waves in Solids, Dover Publication: New York, 1963.

14

Anda mungkin juga menyukai