Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pelatihan

Non Destructive Test ( NDT )

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Gusti Allah

SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga laporan Pelatihan Non Destructive


Test ( NDT ) telah terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam tak lupa
kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat Beliaulah zaman yang jahiliah
berubah menjadi zaman yang serba canggih teknologi dan modern ini.
Penulis juga tak lupa berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
terkait dalam membantu menyelesaikan laporan ini yaitu kepada para
instruktur Pelatihan Non Destructive Test ( NDT ) yang telah membimbing para
praktikan sehingga kami dapat menyelesaikan segala sesuatu yang mengenai
materi Pelatihan Non Destructive Test ( NDT ).
Semoga hasil dari Pelatihan Non Destructive Test ( NDT ) ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya dan tidak sia-sia segala sesuatu yang telah
dilakukan.

Jakarta, 30 Desember
2014

Penyusun

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................

Bab. I Teori Dasar NDT................................................................................................

Bab. II Teori Metoda Ultrasoik


Prinsip Gelombang...........................................................................................
Jenis Gelombang Berdasarkan Medium...........................................................
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat...................................................
Sifat Gelombang...............................................................................................
Gelombang Ultrasonik......................................................................................
Prinsip Dasar Ultrasonik...................................................................................
Gelombang Ultrasonik......................................................................................
Cara Perambatan Gelombang Ultrasonik.........................................................
Kemampuan Deteksi Cacat...............................................................................
Kecepatan Rambat Gelombang........................................................................
Pantulan dan Pembiasan...................................................................................
Probe Pada Uji Ultrasonik................................................................................
Kuplan...............................................................................................................
Standar Kalibrasi Blok......................................................................................
11
Prinsip Kerja Probe Normal..............................................................................
11
Prinsip Kerja Probe Sudut................................................................................
Display Hasil Pengukuran................................................................................
Uji Ultrasonic Probe Normal............................................................................
Uji Ultrasonic Probe Sudut...............................................................................
Perkembangan Alat Uji Ultrasonic...................................................................
Alat Phased Array.............................................................................................
Kalibrasi Probe Normal....................................................................................

5
5
5
6
7
8
8
9
9
10
10
10
11

11
12
12
12
12
13
13

Bab. III Penutup


3.1.
Analisa................................................................................................
3.2.
Kesimpulan.........................................................................................

14
14

Daftar Pustaka...............................................................................................................

15

Lampiran ......................................................................................................................

16

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

BAB I
TEORI DASAR
NDT adalah singkatan non destructive test, yang artinya adalah pengujian tak
merusak.
NDT : Metoda fisis untuk menentukan kondisi bahan tanpa merusak bahan.
Pengujian terhadap karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui
karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang sebenarnya.
Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak, dipanasi,
dirubah yang sifatnya akan merubah struktur benda tersebut. Jadi benda sebelum diuji dan
sesudah diuji akan mempunyai struktur logam yang sama.
Maksud dan Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan fisik material atau bagian bagian dari mesin
konstruksi, maka diperlukan beberapa cara, dari cara yang paling sederhana hingga
cara yang memerlukan pengertian dan keahlian khusus.
NDT bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keadaan material masih layak
dipakai atau perlu diganti, jadi dengan mengetahui adanya keretakan keretakan
akan bisa diprediksi suatu peralatan masih biasa beroperasi atau harus dilakukan
perbaikan.
Keuntungan NDT :
Tidak merusak bahan.
Dilakukan dilapangan (di lokasi alat/bahan).
Dapat dilakukan pada bahan sebanyak yang diinginkan (tidak terbatas pada
sepotong benda uji).
Beberapa Uji NDT :
Penetrant Test Metoda
Penetrasi cairan ke dalam diskontonuitas yang membuka pada permukaan
bahan. Setelah permukaan bahan dibersihkan dengan bantuan zat lain cairan yang
ada dalam cacat bahan ditarik kepermukaan (dengan metode difusi) dan

memberikan warna tertentu sehingga lokasi cacat dapat ditentukan.


Penggunaan : Bahan-bahan logam, gelas dan keramik.
Magnetic Particle Metoda :
Arus listrik digunakan untuk memuculkan medan magnet dalam bahan,
arah medan magnet akan dibelokkan sehingga terjadi kebocoran fluks magnetik
bila melalui cacat. Bocoran fluks magnetik akan menarik butir-butir ferromagnetik
dipermukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Penggunaan : Hanya bahan Ferromagnetik.
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

Ultrasonic (UT) Metoda :


Gelombang ultrasonik berfrekuensi (2 MHz s.d 4 MHz) ditembuskan ke
dalam bahan. Dalam penjalarannya di bahan, gelombang ultrasonik akan memantul
setiap kali menjumpai bidang pantul (termasuk cacat). Bila geomtrinya bersesuaian
sedemikian rupa sehingga gelombang pantul dapat diterima oleh probe, maka
indikasinya dapat diamati pada layar. Melalui indikasi yang muncul di layar, lalu
dianalisa untuk mengetahui cacat bahan, untuk memudahkan scanning disediakan
probe dengan berbagai sudut : 0, 45, 60 dan 70. Penggunaan : Baja
Eddy Current Metoda :
Arus lstrik dialirkan kedalam lilitan (coil) untuk menginduksi arus (arus
induksi/arus eddy). Bila arus ini mengenai diskontinuitas akan mempengaruhi arus
eddy ini dan kondisi ini akan ditunjukkan oleh indikator. Uji ini pada umumnya
digunakan pada logam untuk mendeteksi diskontinuitas pada permukaan (surface)
dan sekitar permukaan (subsurface). Juga dapat digunakan untuk meguji
kekerasan, tebal lapisan (non logam) juga mengukur ketebalan lembaran.
Penggunaan : Bahan konduktur logam.
Radiografy Metoda :
Sinar-sinar elektromagnetik (sinar-x dan sinar-) ditembuskan kepada
bahan lalu direkam dalam film khusus. Dari hasil rekaman dalam film akan
diamati, dan juga diperoleh rekaman yang permanen. Namun pemakaiannya harus
hati-hati karena sinar elktromagnetik dapat berbahaya bagi manusia, juga harganya
relatif mahal dibandingkan dengan metoda lainnya. Penggunaan : Semua Bahan.

Bentuk Cacat Dan Cara Pengujian :

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

BAB II
METODA MAGNETIC PARTICEL
Prinsip Gelombang
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan.
Gelombang akan terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus.
Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Contoh sederhana gelombang, apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang,
dan satu ujung talinya lagi digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di
tali.
Jenis Gelombang Berdasarkan Medium
a. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
memerlukan medium (zat perantara). Artinya jika tidak ada medium, maka
gelombang tidak akan terjadi. Contohnya adalah Gelombang Bunyi yang zat
perantaranya udara, jadi jika tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar.
b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat
dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah
gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat perantara.
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit.
Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah
getarnya adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak
lurus dengan arah getarnya.

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
b.

Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke
kanan pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah
getar dan arah rambatnya sejajar.
Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang dirambati
gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya, dan
saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya
sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak
membentuk bukit dan lembah.

Sifat Gelombang
a. Dipantulkan (Refleksi)
Dalam pemantulan gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang, yaitu : Besar
sudut datangnya gelombang sama dengan sudut pantul gelombang. Gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

b. Dipadukan (interferensi)
Perpaduan gelombang terjadi apabila terdapat
gelombang dengan frekuensi dan beda fase saling
bertemu.
Hasil interferensi gelombang akan ada 2, yaitu
konstruktif (saling menguatkan) dan destruktif
(saling melemahkan).
Interferensi Konstruktif terjadi saat 2 gelombang
bertemu pada fase yang sama, sedangkan
interferensi destruktif terjadi saat 2 gelombang
bertemu pada fase yang berlawanan.

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

c. Dibelokkan/disebarkan (Difraksi)
Difraksi gelombang adalah pembelokkan/ penyebaran gelombang jika gelombang
tersebut melalui celah. Geja difraksi akan semakin tampak jelas apabila celah yang
dilewati semakin sempit.

d. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu
medium. Dispersi tidak akan terjadi pada gelombang bunyi yang merambat melalui
udara atau ruang hampa. Medium yang dapat mempertahankan bentuk gelombang
tersebut disebut medium nondispersi.
e. Dispolarisasi (diserap arah getarnya)
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga
hanya tinggal memiliki satu arah saja. Polarisasi hanya akan terjadi pada gelombang
transversal, karena arah gelombang sesuai dengan arah polarisasi, dan sebaliknya,
akan terserap jika arah gelombang tidak sesuai dengan arah polarisasi celah
tersebut.

Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara yang
frekuensinya lebih besar dari 20 kHz.
Gelombang ini dapat dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan perubahan
energi listrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya.
Gelombang ini dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang dilaluinya misal massa
7

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan, dsb.
Gelombang ultrasonik dapat dipantulkan dan
dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan
yang berbeda.

Gelombang ini dapat digunakan untuk mengetahui


jenis bahan, lokasi cacat dan ukuran cacat.
cacat/permukaan yang tegak lurus terhadap arah
rambatan gelombang
cacat/permukaan memantulkan kembali gelombang
untuk diterima probe

Prinsip Dasar Ultrasonik


a. Teknik Resonansi
Tebal bahan dapat diukur dengan cara mengukur frekuensi / panjang
gelombang ultrasonik yang dapat menimbulkan resonansi maksimum pada bahan
tersebut.
Adanya cacat dapat diditeksi dengan terjadinya perubahan resonansi karena jarak
bahan yang beresonansi berubah.
b. Teknik Transmisi
Adanya cacat di dalam bahan dapat diketahui dari adanya penurunan
instensitas gelombang ultrasonik yang diterima oleh probe penerima.
Teknik ini tidak dapat digunakan untuk mengukur tebal material.
c. Teknik Gema
Tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat diketahui dari waktu
rambat dan amplitudo gelombang yang diterima oleh probe.
Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara yang
frekuensinya lebih besar dari 20 kHz.

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
Frekuensi yang sering digunakan untuk uji tak rusak umumnya adalah 250 kHz 15
Mhz, sedangkan pada pemeriksaan las digunakan frekuensi 2 MHz 6 MHz.

Cara Perambatan Gelombang Ultrasonik


a. Mode Longitudinal (Prober Normal)
Gelombang ultrasonik longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar
dengan arah getarannya.
Gelombang longitudinal dapat merambat pada semua bahan baik gas, cair
maupun padat.
b. Mode Transversal (Probe Sudut)
Gelombang ultrasonik transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak
lurus dengan arah rambatannya.
c. Mode Permukaan
Mode permukaan terjadi bila gelombang tranversal merambat pada permukaan
yang tebalnya maksimum satu panjang gelombang.
Gelombang ini hanya dapat mendeteksi cacat permukaan.

d. Mode Pelat
Mode pelat terjadi bila gelombang transversal merambat pada bahan pelat tipis yang
tebalnya kurang dari setengah panjang gelombang.

Kemampuan Deteksi Cacat


9

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
Cacat kecil dapat memantulkan kembali gelombang ultrasonik bila
permukaannya cukup luas.
Cacat terkecil yang dapat dideteksi oleh gelombang ultrasonik adalah bila :

Kecepatan Rambat Gelombang

Pantulan dan Pembiasan


Gelombang ultrasonik yang datang pada permukaan batas akan dipantulkan dan
dibiaskan mengikuti hukum

Probe Pada Uji Ultrasonik


Probe ultrasonik dibuat dari kristal bahan tertentu seperti barium titanat, kuarsa dsb.
Bila kristal menerima tegangan listrik maka dimensi kristal tersebut akan berubah dan
bila tegangan listrik dimatikan maka kristal akan kembali ke dimensi semula dan
terjadi getaran.
Bila kristal ini ditempelkan pada benda lain, maka getaran akan diteruskan dan
merambat ke dalam benda tersebut.
Probe Pada Uji Ultrasonik
Probe Normal :
10

Probe Sudut :
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
- Tunggal
- Kembar

- Tunggal (45, 60 dan 70)


- Kembar

Kuplan
Fungsi kuplan adalah memudahkan merambatnya gelombang dari probe ke benda uji
karena antara probe dan benda uji, karena jika antara probe dan benda uji terdapat udara
maka hampir 100% gelombang akan dipantulkan kembali ke arah probe.
Contoh kuplan : a.Gliserin
b.Oli
c.Emulsi plastik dalam air d.Air
e.Grease
Standar Kalibrasi Blok

Prinsip Kerja Probe Normal

Prinsip Kerja Probe Sudut

11

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

Display Hasil Pengukuran

Uji Ultrasonic Probe Normal

Uji Ultrasonic Probe Sudut

Perkembangan Alat Uji Ultrasonic

12

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

Alat Phased Array

Kalibrasi Probe Normal

Langkah langkah kalibrasi Range 100 mm :


1. Kalibrasi pada tebal 25 mm (tebal A) muncul 4 pulsa dilayar monitor pada nilai
2.5; 5; 7.5 dan 10
2. Kalibrasi pada tebal 50 mm (tebal B) muncul 2 pulsa dilayar monitor pada nilai 5
dan 10
3. Kalibrasi pada tebal 100 mm (tebal C) muncul 1 pulsa dilayar monitor pada nilai 10

13

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

BAB III
PENUTUP
3.1.

ANALISA

Pada pengujian Non Destructive Test (NDT) dengan metode ultrasonic, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan saat melakukan metode ultrasonic. Diantaranya cara pelaksanakan ,
penentuan sudut dan kriteria penerimaan cacat.

Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji ultrasonik, persiapan alat
dan bahan harus lengkap antara lain : probe normal, probe sudut, kuplan, standar kalibrasi
blok. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja dan juga alat sangat perlu untuk
diperhatikan, karena itu sebelum melakukan test uji metode ultrasonic, pertama-tama kita
melakukan standar kalibrasi blok. Langkah-langkah kalibrasi range 100mm :
1. Kalibrasi pada tebal 25 mm (Teabal A) muncul 4 pulsa dilayar monitor pada nilai
2.5 , 7.5 dan 10.
2. Kalibrasi pada tebal 50 mm (Tebal B) muncul 2 pulsa dilayar monitor pada nilai 5
dan 10.
3. Kalibrasi pada tebal 100 mm (Tebal C) muncul 1pulsa dilayar monitor pada nilai 10.
Setelah di kalibrasi, pada permukaan benda uji dilapisi kuplan untuk memudahkan
merambatnya gelombang dari probe ke benda uji, karena antara probe dan benda uji
terdapat udara maka hampir 100% gelombang akan dipantulkan kembali kearah probe.
Kuplan yang digunakan pada praktikum kemarin adalah kuplan gliserin jenis kuplan ini
merupakan kuplan yang baik untuk memantulkan sinyal ultra kembali ke probe sehingga
kita bisa mengetahui di mana cacat pada benda yang di uji.

Pada saat proses uji ultrasonic, kita juga perlu memperhatikan teknik pembacaan crak dan
penggunaan probe, kita tidak bisa melakukan pengujian hanya satu kali karena kita harus
14

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
sangat teliti pada pengujian ultrasonic untuk mengetahui apakah ada crak pada benda uji
tersebut. Caranya dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada permukaan
benda uji dengan perlahan-lahan dan teliti pada saat pembacaan pada layar monitor untuk
melihat cacat pada benda uji. Semakin kecil cacat pada benda uji semakin kita harus
melakukannya dengan hati-hati, teliti pada saat pembacaan cacat dilayar monitor dan
melakukan pemeriksaan sacara berulang-ulang dengan mengkalibrasi lebih teliti dan
dilapisi dengan kuplan agar memudahkan mengetahui letak cacat pada benda uji.
Pengaplikasian pengujian ultrasonic biasanya dilakukan untuk benda uji yang berbentuk
silinder tabung dan benda-benda yang mempunyai ketebalan untuk pbobe normal
sedangkan untuk pengujian ultrasonic dengan probe sudut ( 45, 60 dan 70 ) di lakukan
untuk benda uji hasil las-lasan.

15

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )

16

Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan

Anda mungkin juga menyukai