Kata Pengantar
Jakarta, 30 Desember
2014
Penyusun
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
5
5
5
6
7
8
8
9
9
10
10
10
11
11
12
12
12
12
13
13
14
14
Daftar Pustaka...............................................................................................................
15
Lampiran ......................................................................................................................
16
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
BAB I
TEORI DASAR
NDT adalah singkatan non destructive test, yang artinya adalah pengujian tak
merusak.
NDT : Metoda fisis untuk menentukan kondisi bahan tanpa merusak bahan.
Pengujian terhadap karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui
karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang sebenarnya.
Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak, dipanasi,
dirubah yang sifatnya akan merubah struktur benda tersebut. Jadi benda sebelum diuji dan
sesudah diuji akan mempunyai struktur logam yang sama.
Maksud dan Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan fisik material atau bagian bagian dari mesin
konstruksi, maka diperlukan beberapa cara, dari cara yang paling sederhana hingga
cara yang memerlukan pengertian dan keahlian khusus.
NDT bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keadaan material masih layak
dipakai atau perlu diganti, jadi dengan mengetahui adanya keretakan keretakan
akan bisa diprediksi suatu peralatan masih biasa beroperasi atau harus dilakukan
perbaikan.
Keuntungan NDT :
Tidak merusak bahan.
Dilakukan dilapangan (di lokasi alat/bahan).
Dapat dilakukan pada bahan sebanyak yang diinginkan (tidak terbatas pada
sepotong benda uji).
Beberapa Uji NDT :
Penetrant Test Metoda
Penetrasi cairan ke dalam diskontonuitas yang membuka pada permukaan
bahan. Setelah permukaan bahan dibersihkan dengan bantuan zat lain cairan yang
ada dalam cacat bahan ditarik kepermukaan (dengan metode difusi) dan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
BAB II
METODA MAGNETIC PARTICEL
Prinsip Gelombang
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan.
Gelombang akan terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus.
Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Contoh sederhana gelombang, apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang,
dan satu ujung talinya lagi digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di
tali.
Jenis Gelombang Berdasarkan Medium
a. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
memerlukan medium (zat perantara). Artinya jika tidak ada medium, maka
gelombang tidak akan terjadi. Contohnya adalah Gelombang Bunyi yang zat
perantaranya udara, jadi jika tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar.
b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat
dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah
gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat perantara.
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit.
Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah
getarnya adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak
lurus dengan arah getarnya.
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
b.
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.
Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke
kanan pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah
getar dan arah rambatnya sejajar.
Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang dirambati
gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya, dan
saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya
sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak
membentuk bukit dan lembah.
Sifat Gelombang
a. Dipantulkan (Refleksi)
Dalam pemantulan gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang, yaitu : Besar
sudut datangnya gelombang sama dengan sudut pantul gelombang. Gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. Dipadukan (interferensi)
Perpaduan gelombang terjadi apabila terdapat
gelombang dengan frekuensi dan beda fase saling
bertemu.
Hasil interferensi gelombang akan ada 2, yaitu
konstruktif (saling menguatkan) dan destruktif
(saling melemahkan).
Interferensi Konstruktif terjadi saat 2 gelombang
bertemu pada fase yang sama, sedangkan
interferensi destruktif terjadi saat 2 gelombang
bertemu pada fase yang berlawanan.
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
c. Dibelokkan/disebarkan (Difraksi)
Difraksi gelombang adalah pembelokkan/ penyebaran gelombang jika gelombang
tersebut melalui celah. Geja difraksi akan semakin tampak jelas apabila celah yang
dilewati semakin sempit.
d. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu
medium. Dispersi tidak akan terjadi pada gelombang bunyi yang merambat melalui
udara atau ruang hampa. Medium yang dapat mempertahankan bentuk gelombang
tersebut disebut medium nondispersi.
e. Dispolarisasi (diserap arah getarnya)
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga
hanya tinggal memiliki satu arah saja. Polarisasi hanya akan terjadi pada gelombang
transversal, karena arah gelombang sesuai dengan arah polarisasi, dan sebaliknya,
akan terserap jika arah gelombang tidak sesuai dengan arah polarisasi celah
tersebut.
Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara yang
frekuensinya lebih besar dari 20 kHz.
Gelombang ini dapat dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan perubahan
energi listrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya.
Gelombang ini dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang dilaluinya misal massa
7
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan, dsb.
Gelombang ultrasonik dapat dipantulkan dan
dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan
yang berbeda.
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
Frekuensi yang sering digunakan untuk uji tak rusak umumnya adalah 250 kHz 15
Mhz, sedangkan pada pemeriksaan las digunakan frekuensi 2 MHz 6 MHz.
d. Mode Pelat
Mode pelat terjadi bila gelombang transversal merambat pada bahan pelat tipis yang
tebalnya kurang dari setengah panjang gelombang.
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
Cacat kecil dapat memantulkan kembali gelombang ultrasonik bila
permukaannya cukup luas.
Cacat terkecil yang dapat dideteksi oleh gelombang ultrasonik adalah bila :
Probe Sudut :
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
- Tunggal
- Kembar
Kuplan
Fungsi kuplan adalah memudahkan merambatnya gelombang dari probe ke benda uji
karena antara probe dan benda uji, karena jika antara probe dan benda uji terdapat udara
maka hampir 100% gelombang akan dipantulkan kembali ke arah probe.
Contoh kuplan : a.Gliserin
b.Oli
c.Emulsi plastik dalam air d.Air
e.Grease
Standar Kalibrasi Blok
11
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
12
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
13
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
BAB III
PENUTUP
3.1.
ANALISA
Pada pengujian Non Destructive Test (NDT) dengan metode ultrasonic, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan saat melakukan metode ultrasonic. Diantaranya cara pelaksanakan ,
penentuan sudut dan kriteria penerimaan cacat.
Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji ultrasonik, persiapan alat
dan bahan harus lengkap antara lain : probe normal, probe sudut, kuplan, standar kalibrasi
blok. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja dan juga alat sangat perlu untuk
diperhatikan, karena itu sebelum melakukan test uji metode ultrasonic, pertama-tama kita
melakukan standar kalibrasi blok. Langkah-langkah kalibrasi range 100mm :
1. Kalibrasi pada tebal 25 mm (Teabal A) muncul 4 pulsa dilayar monitor pada nilai
2.5 , 7.5 dan 10.
2. Kalibrasi pada tebal 50 mm (Tebal B) muncul 2 pulsa dilayar monitor pada nilai 5
dan 10.
3. Kalibrasi pada tebal 100 mm (Tebal C) muncul 1pulsa dilayar monitor pada nilai 10.
Setelah di kalibrasi, pada permukaan benda uji dilapisi kuplan untuk memudahkan
merambatnya gelombang dari probe ke benda uji, karena antara probe dan benda uji
terdapat udara maka hampir 100% gelombang akan dipantulkan kembali kearah probe.
Kuplan yang digunakan pada praktikum kemarin adalah kuplan gliserin jenis kuplan ini
merupakan kuplan yang baik untuk memantulkan sinyal ultra kembali ke probe sehingga
kita bisa mengetahui di mana cacat pada benda yang di uji.
Pada saat proses uji ultrasonic, kita juga perlu memperhatikan teknik pembacaan crak dan
penggunaan probe, kita tidak bisa melakukan pengujian hanya satu kali karena kita harus
14
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
sangat teliti pada pengujian ultrasonic untuk mengetahui apakah ada crak pada benda uji
tersebut. Caranya dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada permukaan
benda uji dengan perlahan-lahan dan teliti pada saat pembacaan pada layar monitor untuk
melihat cacat pada benda uji. Semakin kecil cacat pada benda uji semakin kita harus
melakukannya dengan hati-hati, teliti pada saat pembacaan cacat dilayar monitor dan
melakukan pemeriksaan sacara berulang-ulang dengan mengkalibrasi lebih teliti dan
dilapisi dengan kuplan agar memudahkan mengetahui letak cacat pada benda uji.
Pengaplikasian pengujian ultrasonic biasanya dilakukan untuk benda uji yang berbentuk
silinder tabung dan benda-benda yang mempunyai ketebalan untuk pbobe normal
sedangkan untuk pengujian ultrasonic dengan probe sudut ( 45, 60 dan 70 ) di lakukan
untuk benda uji hasil las-lasan.
15
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan
Laporan Pelatihan
Non Destructive Test ( NDT )
16
Laboratorium
PT. PLN ( Persero ) Puslitbang Ketenagalistrikan