Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I


TARAF INTENSITAS BUNYI
(ACARA – 3)

Disusun oleh :
Nama : 1. Anik Lutfiah K1C016003
2. Dini Amaliah Luthfi K1C016057
3. Rose Firdiany Nur S K1C016066
Asisten : Arif Khoerul Anwar

Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Hari, tanggal Bulan tahun
Pengumpulan Laporan : Hari, tanggal Bulan tahun

LABORATORIUM FISIKA INTI DAN MATERIAL


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
TARAF INTENSITAS BUNYI
Anik Lutfiah (K1C016003), Dini Amaliah Luthfi (K1C016057), dan Rose
Firdiany Nur S (K1C016066)
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Email: aniklutfiah188@gmail.com

ABSTRAK

Taraf intensitas bunyi merupakan variabel yang diperlukan dalam menentukan


keras lemahnya sumber bunyi yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
tingkat kebisingan suatu tempat. Oleh karena itu, percobaan ini bertujuan untuk
menentukan taraf intensitas bunyi dari sumber bunyi yaitu sirine/klakson,
menentukan serapan energi gelombang bunyi di udara, menentukan hal-hal yang
berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi, dan membuat peta sebaran
intensitas bunyi. Sebuah sirine diletakan di tengah-tengah lokasi pengukuran
dengan tinggi ±50 cm. Taraf intensitas bunyi diukur dengan sound level meter dan
kecepatan angin diukur dengan annemometer pada jarak 2m, 5m, 10m, 20m, dan
30m untuk 8 arah mata angin. Hasil akhir dari percobaan ini adalah nilai taraf
intensitas sumber bunyi dari 8 arah mata angin, serapan energi gelombang bunyi di
udara serta hal-hal yang mempengaruhi taraf intensitas bunyi, dan pembuatan peta
sebaran intensitas bunyi yang dibuat dengan menggunakan software Surfer 10.

Kata Kunci: Taraf intensitas bunyi, Peta sebaran, Sirine, Sound level meter.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang bunyi adalah gelombang yang dirambatkan sebagai gelombang
mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam medium padat, cair, dan gas.
Medium gelombang bunyi ini adalah molekul yang membentuk bahan medium
mekanik ini (Sutrisno, 1988). Gelombang bunyi memiliki peranan yang snagat
penting dalam kehidupan manusia, karena dengan gelombang bunyi manusia
dapat berkomunikasi satu dengan yang lainya. Komunikasi kita terganggu
karena adanya gangguan pada gelombang bunyi yang disebabkan oleh
kebisingan.
Bunyi sering dikaitkan dengan indra pendengaran. Gelombang bunyi
didefinisika sebagai gelombang mekanik longitudinal berfrekuensi 20 ˗ 20.000
Hz yang menjalar melalui medium elastis dan dapat ditangkap oleh indra
pendengaran manusia (Resnick & Halliday, 1978). Jika bunyi yang ditangkap
oleh indra pendengaran manusia terlalu kecil atau besar, maka telinga tidak
dapat menangkap (mendengar) dan dapat menimbulkan efek rasa sakit pada
pendengar manusia jika bunyi yang ditangkap terlalu besar. Agar penggunaan
bunyi sesuai dengan daya tangkap telinga (khususnya telinga pada manusia),
maka diperlukan pengukuran intensitas bunyi.

1.2 Tujuan
1. Menentukan taraf intensitas bunyi dari sumber bunyi (sirine/klakson)
2. Menentukan serapan energi gelombang bunyi di udara
3. Menentukan hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombnag bunyi
4. Membuat peta sebaran intensitas bunyi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bunyi


Bunyi adalah salah satu gelombang, yaitu gelombang longitudinal. Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan
arah getarnya. Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-
sifat dari gelombang yaitu :

a. Dapat dipantulkan (refleksi)


Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda
yang keras, seperti permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
b. Dapat dibiaskan (reflaksi)
Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda.
c. Dapat dipadukan (interferensi)
Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua
sumber bunyi yang koheren.
d. Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati
suatu celah sempit (Halliday & Resnick, 1989).

Bunyi sering dikaitkan dengan indra pendengaran beserta fisiologi telinga dan otak.
Intensitas bunyi yang dapat didengar oleh telinga hanya berkisar 20˗20.000 Hz.
Bunyi dengan frekuensi di bawah 20 Hz dan diatas 20 Hz tidak dapat didengar
manusia. Secara garis besar, gelombang bunyi dapat dikelompokan menjadi tiga
yaitu sebagai berikut:

1. Gelombang Infrasonik

Gelombang infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya kurang dari


20 Hz. Gelombang ini tidak dapat dideteksi leh telinga manusia. Sebagai
contoh sumber-sumber gelomang infrasonik yaitu gempa bumi (aktivitas
seismik) dan aktivitas gunung berapi (aktivitas vulkanik). Meskipun manusia
tidak bisa mendengar gelombang jenis ini, ternyata manusia memiliki reaksi
tertentu terhadap gelombang infrasonik. Beberapa penelitiaan yang dilakukan
para ahli menunjukan bahwa seseorang yang berada di sekitar gelombang
infrasonik cenderung merasa cemas, gelisah, ngeri, dan merasakan sesuatu
keanehan emosi.

2. Gelombang Audiosonik

Gelombang audiosonik merupakan gelombang bunyi yang memiliki frekuensi


20˗20.000 Hz. Gelombang auido ini misalnya dihasilkan oleh alat musik,
percakapan, tumbukan antara benda, serta semua getaran bunyi yang mamu
didengar manusia.

3. Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi dengsn frekuensi diatas


20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga tak mampu terdengar oleh manusia. Di
bidang medis gelombang ini dapat digunakan untuk mencitrakan janin dengan
ultrasonografi (USG) dan juga untuk membersihkan gigi. Di bidang industri
gelombang ini dapat digunakan untuk melakukan uji tak rusak atau Non
Destructive Testing (NDT) (Ruwanto, 1988).

Gelombang bunyi mempunyai kecepatan yang berbeda-beda didalam suatu


medium. Untuk medium yang identik/sama, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penjalaran gelombang tersebut yaitu bentuk geometris sumber;
keadaan atmosfer di sekitarnya; dan efek permukaan. Geometris sumber
gelombang bunyi tidak bergantung pada frekuensi dan mempunyai efek yang sama
untuk semua keadaan. Ada dua macam bentuk geometri sumber yaitu silinder dan
bola. Gelombang bunyi akan kehilangan energinya beberapa desibel (dB) akibat
penyebaran gelombang sesuai dengan bentuk geometrinya. Keadaan atmosfer
berpengaruh pada penjalaran gelombang melalui dua jenis mekanisme, yaitu
relaksasi molekular dan efek viscositas. Gelombang yang brefrekuenai tinggi akan
terserap oleh atmosfer lebih banyak dari pada gelombang frekuensi rendah. Jumlah
penyebaran bunyi oleh atmosfer juga bergantung pada temperatur dan kelembaban.

2.1 Taraf Intensitas Bunyi


Intensitas gelombang bunyi disuatu titik didefinisikan sebagai laju garis gelombang
bunyi rata-rata yang ditransmisikan dalam arah tertentu mellaui satu satuan luas
yang tegak lurus. Intensitas gelombang bunyi (I) secara matematis dinyatakan
sebagai:

𝑊
𝐼 = (2.1)
𝐴

Dengan I= intensitas (watt/m²), A= luasan yang melingkup sumber (m²) dan W=


daya (watt).

Intensitas suatu sumbe gelombang bunyi juga bergantung pada jnis atau tipe sumber
tersebut. Untuk sumber yang berbentuk titik, misalnya sumber berupa mesin,
pesawat atau pabrik, intensitas gelombang tersebut merupakan fungsi jarak rdari
sumber tersebut, yaitu:

𝑊
𝐼 = 4𝜋𝑟² (2.2)

Kekerasan gelombang bunyi biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB),


yaitu:

𝐼
𝑆𝐿(𝑑𝐵) = 10 𝑙𝑜𝑔 𝐼˳ (2.2)

Dengan I= intensitas dan I˳= intensitas ambang (10ֿ¹² W/m²) (Hartono, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum taraf intensitas bunyi dilakukan pada hari Rabu, 26 September 2018
pukul 09.00˗11.00 WIB di Lapangan Karangwangkal Kecamatan Purwokerto
Utara Kabupaten Banyumas.

3.2 Alat dan Bahan


1. 2 buah Sound level Meter (SLM)
2. Annemometer
3. Termometer
4. Higrometer
5. Accu/Baterai
6. Sirine
7. Meteran pita (50m)
8. Tiang penyangga (150cm)

3.3 Prosedur kerja


1. Sumber bunyi berupa sirine dengan frekuensi tertentu diletakan pada tiang
peyangga dengan ketinggian ±150 cm. Sirine diletakan di tengah-tengah
lokasi pengukuran.
2. Meteran pita ditarik sampai 30 m ke utara
3. Hidupkan sumber bunyi dengan volume maksimal
4. Taraf intensitaf bunyi sirine diukur dengan sound level meter pada jarak 2
m, 5 m, 10 m, 20 m, dan 30 m. Masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali
pengukuran pada setiap jarak.
5. Kecepatan angin diukur pada saat pengukuran taraf intensitas bunyi
berlangsung. Dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran
6. Langkah 2 sampai 5 dilakukan pengukuran untuk arah mata angin yang lain
3.3 Flowchart
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Potensial Tanpa Filter Transmisi
Warna Filter Frekuensi (Hz) Potensial (V)
Oranye
Kuning
Hijau
Ungu

0.9
0.8 y = 1E-15x - 0.2872
0.7 R² = 0.9637

0.6
Tegangan (V)

0.5
0.4 h/e
0.3 Linear (h/e)
0.2
0.1
0
0.00E+00 5.00E+14 1.00E+15
Frekuensi (Hz)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Potensial (V) dengan Frekuensi Gelombang (v)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan.....
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. lampu mercury...;
2. dst.

5.2 Saran
1. Selalu melakukan ....
2. Dst.
DAFTAR PUSTAKA

Bapeten, 2017. Bab I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi. [Online]
Available at: http://ansn.bapeten.go.id/files/23-1.pdf
Beiser, A., 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Bolton, W. (2004). Instrumentation and Control Systems. Instrumentation and
Control Systems. https://doi.org/10.1016/B978-075066432-5/50002-4
Krane, K. (2012). Modern Physics (Third). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc
Murtono, 2008. KONSEP CAHAYA DALAM AL-QUR'AN DAN SAINS.
Kaunia, pp. 147-148.
Pedrotti, F. L., & Pedrotti, L. S. (1993). Introduction to optics 2nd edition.
Introduction to Optics 2nd Edition by Frank L. Pedrotti, SJ, Leno S. Pedrotti New
Jersey: Prentice Hall, 1993.
Tim Dosen Fisika, 2017. Modul Praktikum EKSPERIMEN FISIKA II (edisi revisi).
Purwokerto: Lab. Fisika Inti dan Material Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Unsoed.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum Perbandingan h/e.

Anda mungkin juga menyukai