Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I


TARAF INTENSITAS BUNYI
(ACARA – 3)

Disusun oleh :
Nama : 1. Ilham Ramdani K1C016006
2. Yuda Shafrilana K1C016025
Asisten : Imam Teguh Prasetyo

Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Kamis, 22 November 2018
Pengumpulan Laporan : Kamis, 29 November 2018

LABORATORIUM FISIKA INTI DAN MATERIAL


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
TARAF INTENSITAS BUNYI
Ilham Ramdani K1C016006 Yuda Shafrilana K1C016025
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Email: ramdaniilham698@gmail.com

ABSTRAK

Taraf intensitas bunyi di setiap tempat berbeda dan memungkinkan adanya


kebisingan, gelombang bunyi berfrekuensi tinggi, yang menyebabkan polusi
suara. Praktikum taraf intensitas bunyi bertujuan untuk menentukan taraf
intensitas bunyi dari sumber bunyi yaitu sirine atau klakson, menentukan serapan
energi gelombang bunyi di udara, menentukan hal-hal yang berpengaruh pada
penjalaran gelombang bunyi, dan membuat peta sebaran intensitas bunyi. Sebuah
sirine diletakan di tengah-tengah lokasi pengukuran dengan tinggi ±150 cm. Taraf
intensitas bunyi diukur dengan sound level meter dan kecepatan angin diukur
dengan anemometer pada jarak 5m, 10m, 15m, 20m, 25m, 30m dan 35m untuk 8
arah mata angin yang berbeda. Setiap titik pengukuran, dilakukan pengukuran
sebanyak 3 kali. Hasil pengukuran dibuat grafik dengan menggunakan program
Surfer, perbandingan taraf intensitas terhadap jarak. Faktor yang mempengaruhi
taraf intensitas bunyi yaitu bentuk geometri sumber, keadaaan atmosfer di
sekitarnya, efek permukaan dan jarak.

Kata Kunci: taraf intensitas bunyi,sound level meter, annemometer, gelombang


bunyi.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang bunyi adalah gelombang yang dirambatkan sebagai
gelombang mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam medium padat,
cair, dan gas. Medium gelombang bunyi ini adalah molekul yang membentuk
bahan medium mekanik ini Error: Reference source not found. Gelombang
bunyi didefinisikan sebagai gelombang mekanik longitudinal berfrekuensi 20 ˗
20.000 Hz yang menjalar melalui medium elastis dan dapat ditangkap oleh
indra pendengaran manusia Error: Reference source not found.
Gelombang bunyi memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan, karena dengan adanya gelombang bunyi manusia mampu
berkomunikasi satu sama lain. Tetapi komunikasi akan terganggu jika
frekuensi gelombang bunyi terlalu tinggi, yang disebut kebisingan. Kebisingan
tersebut dapat disebabkan oleh lalu lintas maupun industri, yang memiliki
taraf intensitas bunyi di atas ambang batas sehingga terjadi polusi suara
(Sugito dkk, 2003). Polusi suara dapat menyebabkan terganggunya sistem
pendengaran manusia (Eleftheriou, 2002). Intesitas bunyi yang dapat didengar
oleh telinga berkisar 20-20.000 Hz. Jika bunyi yang ditangkap oleh indra
pendengaran manusia terlalu kecil atau besar, maka telinga tidak dapat
menangkap (mendengar). Agar penggunaan bunyi sesuai dengan daya tangkap
telinga (khususnya telinga pada manusia), maka diperlukan pengukuran
intensitas bunyi.

1.2 Tujuan
1. Menentukan taraf intensitas bunyi dari sumber bunyi (sirine/klakson).
2. Menentukan serapan energi gelombang bunyi di udara.
3. Menentukan hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi.
4. Membuat peta sebaran intensitas bunyi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bunyi
Bunyi adalah salah satu gelombang, yaitu gelombang longitudinal.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau
berimpit dengan arah getarnya. Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat
sama dengan sifat-sifat dari gelombang yaitu :

a. Dapat dipantulkan (refleksi)


Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda
yang keras, seperti permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
b. Dapat dibiaskan (reflaksi)
Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda.
c. Dapat dipadukan (interferensi)
Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua
sumber bunyi yang koheren.
d. Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati
suatu celah sempit Error: Reference source not found.

Bunyi sering dikaitkan dengan indra pendengaran beserta fisiologi telinga dan
otak. Intensitas bunyi yang dapat didengar oleh telinga hanya berkisar 20˗20.000
Hz. Bunyi dengan frekuensi di bawah 20 Hz dan diatas 20 Hz tidak dapat
didengar manusia. Secara garis besar, gelombang bunyi dapat dikelompokan
menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1. Gelombang Infrasonik

Gelombang infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya kurang dari


20 Hz. Gelombang ini tidak dapat dideteksi leh telinga manusia. Sebagai
contoh sumber-sumber gelomang infrasonik yaitu gempa bumi (aktivitas
seismik) dan aktivitas gunung berapi (aktivitas vulkanik). Meskipun manusia
tidak bisa mendengar gelombang jenis ini, ternyata manusia memiliki reaksi
tertentu terhadap gelombang infrasonik. Beberapa penelitiaan yang dilakukan

4
para ahli menunjukan bahwa seseorang yang berada di sekitar gelombang
infrasonik cenderung merasa cemas, gelisah, ngeri, dan merasakan sesuatu
keanehan emosi.

2. Gelombang Audiosonik

Gelombang audiosonik merupakan gelombang bunyi yang memiliki frekuensi


20˗20.000 Hz. Gelombang auido ini misalnya dihasilkan oleh alat musik,
percakapan, tumbukan antara benda, serta semua getaran bunyi yang mamu
didengar manusia.

3. Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi dengsn frekuensi diatas


20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga tak mampu terdengar oleh manusia. Di
bidang medis gelombang ini dapat digunakan untuk mencitrakan janin dengan
ultrasonografi (USG) dan juga untuk membersihkan gigi. Di bidang industri
gelombang ini dapat digunakan untuk melakukan uji tak rusak atau Non
Destructive Testing (NDT) Error: Reference source not found.

Gelombang bunyi mempunyai kecepatan yang berbeda-beda didalam suatu


medium. Untuk medium yang identik/sama, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi penjalaran gelombang tersebut yaitu bentuk geometris sumber;
keadaan atmosfer di sekitarnya; dan efek permukaan. Geometris sumber
gelombang bunyi tidak bergantung pada frekuensi dan mempunyai efek yang
sama untuk semua keadaan. Ada dua macam bentuk geometri sumber yaitu
silinder dan bola. Gelombang bunyi akan kehilangan energinya beberapa desibel
(dB) akibat penyebaran gelombang sesuai dengan bentuk geometrinya. Keadaan
atmosfer berpengaruh pada penjalaran gelombang melalui dua jenis mekanisme,
yaitu relaksasi molekular dan efek viscositas. Gelombang yang brefrekuenai
tinggi akan terserap oleh atmosfer lebih banyak dari pada gelombang frekuensi
rendah. Jumlah penyebaran bunyi oleh atmosfer juga bergantung pada temperatur
dan kelembaban.

5
2.1 Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas gelombang bunyi disuatu titik didefinisikan sebagai laju garis
gelombang bunyi rata-rata yang ditransmisikan dalam arah tertentu mellaui satu
satuan luas yang tegak lurus. Intensitas gelombang bunyi (I) secara matematis
dinyatakan sebagai:

W
I (2.1)
A

Dengan I= intensitas (watt/m²), A= luasan yang melingkup sumber (m²) dan W=


daya (watt).

Intensitas suatu sumber gelombang bunyi juga bergantung pada jenis atau
tipe sumber tersebut. Untuk sumber yang berbentuk titik, misalnya sumber
berupa mesin, pesawat atau pabrik, intensitas gelombang tersebut merupakan
fungsi jarak rdari sumber tersebut, yaitu:

(2.2)

Kekerasan gelombang bunyi biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB),


yaitu:

(2.2)

Dengan I= intensitas dan I˳= intensitas ambang (10-¹² W/m²) .

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Lapangan Desa Karangwangkal, Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah 53122, 22 November 2018 pukul 09.00-11.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


1. Sirine
2. Termometer
3. Annemometer
4. Accu
5. Meteran pita 50 cm
6. Tiang Penyangga (150 cm)
7. Sound Level Meter (SLM)

3.3 Prosedur kerja


1. Sumber bunyi berupa sirine dengan frekuensi tertentu pada ketinggian ±
150 cm diletakan di tengah-tengah lokasi pengukuran..
2. Sumber bunyi dinyalakan dengan volume maksimum.
3. Taraf intensitas bunyi sirine tersebut diukur dengan sound level meter
pada jarak 5m, 10m, 15m, 20m, 25m, 30m, 35m, masing-masing 3 kali
pada setiap jarak.
4. Langkah ketiga diulang untuk arah yang lain.
5. Kecepatan angin diukur pada saat pengukuran taraf intensitas bunyi
berlangsung. Dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran
6. Langkah 2 sampai 5 dilakukan pengukuran untuk arah mata angin yang
lain.

7
3.3.1 Flowchart

Mulai

Alat dipersiapkan

Sirine diletakkan ditengah lokasi pengukuran dengan


ketinggian tiang peyangga 150 cm.

Sirine dihidupkan.

Taraf intensitas bunyi sirine tersebut diukur dengan sound


level meter pada jarak 5m, diulang tiga kali pada setiap
jarak untuk 8 arah mata angin.

V angin dan TI bunyi

Sumber bunyi latar yang berasal dari sumber bunyi lain


yang ada diukur, (misalnya kendaraan bermotor, angin,
dan lain-lain) pada tempat pengukuran dengan cara
mematikan sirine.

TI bunyi latar, suhu


dan kelembaban
Langkah yang sama diulang
pada jarak 10m, 15m, 20m,
25m, 30m, dan 35m.
Selesai

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Peta Kontur Taraf Intensitas Bunyi 2 Dimensi dan 3 Dimensi
Data yang diperoleh ditujukan pada Lampiran 1 dan diplot sesuai
koordinat kartesian pada Lampiran 2. Selanjutnya diperoleh peta sebaran
intensitas bunyi yang diolah dengan software surfer 10 :

Gambar 1. Peta Sebaran Taraf Intensitas Bunyi 2 Dimensi

Gambar 2.Peta Sebaran Taraf Intensitas Bunyi 3 Dimensi

Ketika sirine dinyalakan maka gelombang tersebut akan mulai menjalar.


Dari gambar diatas bahwa sebaran intensitas bunyi membentuk sebuah lingkaran

9
yang hampir sempurna, dan semakin jauh dengan sumber maka intensitasnya
semakin berkurang karena bertambahnya jarak dari sumbernya (geometrical
spreading). Faktor yang mempengaruhi nilai intensitas bunyi dapat berbeda satau
sama lain meskipun memiliki jarak yang sama dari sumber dan hasil pengukuran
berbeda dengan hasil perhitungan yang terdapat pada Lampiran 3 antara lain
kecepatan angina, termperatur dan kelembapan. Angin yang berhembus tidak
selalu konstan, ketika di satu sisi angina berhembus di sisi yang lain kecepatannya
adalah nol. Sumber bunyi yang kita gunakan adalah sumber
dengan frekuensi tinggi dan frekuensi tinggi akan terserap oleh atmosfer lebih
banyak dari pada frekuensi rendah. Tidak hanya kecepatan angin tapi juga
temperatur dan kelembapa berpengaruh.

4.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Taraf Intensitas Bunyi


Faktor yang mempengaruhi nilai taraf intensitas bunyi adalah serapan
energi gelombang bunyi di udara. Serapan energy gelombang bunyi di udara
dipengaruhi oleh jarak, densitas udara, dan sumber bunyi lain yang berada di
sekitar sirine. Semakin jauh jarak pengukuran maka intensitas bunyi yang terukur
akan semakin kecil. Semakin besar densitas udara maka kerapatan partikel
semakin rapatyang dapat menahan gelombang bunyi. Selain itu, bunyi lain yang
berada di sekitar sirine membuat intensitas bunyi yang terukur dapat berubah
karena ketika dua buah gelombang memiliki fasa yang sama dapat saling
menguatkan atau saling meredam.

10
4.1.3 Grafik Taraf Intensitas Bunyi Terhadap Arah Mata Angin
Buat grafik untuk timur barat dll...grafik dibuat terpisah

BAB V
PENUTUP

11
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Taraf Intensitas Bunyi dari sumber bunyi sirine dapat ditentukan dengan
Sound Level Meter (SLM).
2. Faktor serapan energy gelombang bunyi di udara antara lain jarak,
densitasudara, dan sumber bunyi lain.

3. Hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi antara lain,


kecepatan angin, tempertur, dan kelembapan.

4. Peta sebaran intensitas bunyi telah dibuat dengan menggunakan


softwaresufer 10.

5.2 Saran
1. Pemilihan lokasi pengukuran dengan intensitas bunyi latar yang rendah dan
kostan.
2. Penentuan koordinat menggunakan GPS.

12
DAFTAR PUSTAKA

Eleftheriou, P. C., 2002, Industrial noise and Its Effects on Human Hearing,
Applied Acoustics vol 63, pp. 5-42.

Resnick dan Halliday , 1989. Fisika, Penterjemah Pantur Silaban dan. Erwin
Sucipto, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ruwanto, Bambang. 2007. Fisika 1 . Jakarta: Yudhistira.

Sugito, Bilalodin, dan Sunardi, 2002. Analisis Tingkat Kebisingan Industri Kecil
Pertukangan di Purwokerto,Majalah Ilmiah Unsoed vol V(2), pp. 35-42.

Sutisno. 1988. Gelombang dan Optik,Seri Fisika Dasar Jilid 2. Bandung: Institut
Teknologi Bandung, 35-70.

13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan
Lokasi : Lapangan Karawangkal
Waktu : 09.00 – 10.52 WIB
Temperatur : 29°C

Isi tabel data yangada di excel

14
Lampiran 2. Plot dengan Koordinat

X Y Tib
0 5 82.4
0 10 75.5
0 15 73.43333
0 20 70.46667
0 25 70.6
0 30 68.66667
0 35 67.6
0 -5 81.26667
0 -10 74.16667
0 -15 71.86667
0 -20 71.13333
0 -25 69.96667
0 -30 66.96667
0 -35 66.13333
5 0 78.7
10 0 72.2
15 0 72.43333
20 0 73.13333
25 0 68.26667
30 0 66.9
35 0 63.13333
-5 0 81.5
-10 0 75.5
-15 0 72.83333
-20 0 69.6
-25 0 70.2
-30 0 67.7
-35 0 69.53333
5 5 81.76667
10 10 77.6
15 15 73.3
20 20 71.26667
25 25 70.03333
30 30 71.36667
35 35 68.26667
5 -5 83.36667
10 -10 74.63333
15 -15 74.03333
20 -20 71.63333
25 -25 69.56667

15
30 -30 70.66667
35 -35 67.36667
-5 -5 82.2
-10 -10 73.06667
-15 -15 73
-20 -20 72.46667
-25 -25 70.86667
-30 -30 68.1
-35 -35 66.66667
-5 5 81.26667
-10 10 75.03333
-15 15 71.83333
-20 20 69.23333
-25 25 67.86667
-30 30 66.83333
-35 35 65.5

Untuk arah Timur Laut, Tenggara, Barat Laut, dan Barat Daya dihitung perpotongan
antara sumbu X dan sumbu Y dengan menggunakn phytagoras dengan sudut 45°.

16
Lampiran 3. Perhitungan Taraf Intensitas Bunyi

Daya dari sirine yang digunakan 15 Watt. Intensitas Bunyi dan Taraf Intensitas
Bunyi dapat dihitung dengan persamaan :
W
I
4r 2
 I 
TI  10 log  12
 dengan I o  10 w / m
2
 Io

Misalkan jarak r = 5 m
15W
I 
4 (5m) 2
15W
I 
4 25m 2
15W
I 
100m 2
I  0,047771 W / m2
 0,04771W / m 2 
TI  10 log 12 2

 10 W / m 

TI  10 log 4,7771  1011 
TI  106,7916 dB

Jarak yang lainnya :

Jarak
I (W/m²) TB (dB)
(m)
5 0.047771 106.7916
10 0.011943 100.771
15 0.005308 97.24919
20 0.002986 94.75042
25 0.001911 92.81222
30 0.001327 91.22859
35 0.000975 89.88966

17
Lampiran 4. Dokumentasi Praktikum Pengukuran Intesitas Bunyi dan Kecepatan
Angin.

18

Anda mungkin juga menyukai