Disusun oleh :
Nabila Nurrahma Rinda
2204113650
MSP B
Gelombang akustik yang digunakan dalam fish finder atau echosounder memiliki
beberapa sifat, antara lain:
1. Frekuensi: Gelombang akustik yang digunakan dalam fish finder atau
echosounder biasanya memiliki frekuensi yang sangat tinggi, yaitu dalam kisaran
20 kHz hingga 200 kHz. Frekuensi yang tinggi ini memungkinkan gelombang
akustik untuk menembus air laut dengan lebih mudah dan memperoleh detail yang
lebih akurat.
2. Kecepatan: Gelombang akustik yang digunakan dalam fish finder atau
echosounder memiliki kecepatan yang bervariasi, tergantung pada kedalaman air
dan suhu air. Pada umumnya, kecepatan gelombang akustik dalam air laut adalah
sekitar 1500 m/s.
3. Intensitas: Intensitas gelombang akustik yang dipancarkan pada fish finder atau
echosounder dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi intensitas
gelombang, semakin kuat sinyal yang dipancarkan dan semakin jelas hasil yang
diperoleh.
4. Polaritas: Gelombang akustik yang digunakan dalam fish finder atau
echosounder biasanya bersifat unipolar atau satu arah. Hal ini memungkinkan
gelombang akustik untuk menciptakan peta kedalaman laut yang lebih akurat dan
detail.
5. Refleksi: Gelombang akustik yang dipancarkan pada fish finder atau
echosounder akan mengalami refleksi atau pantulan ketika mengenai objek di
bawah permukaan laut. Pantulan ini akan dikirim kembali ke perangkat dan
digunakan untuk membuat gambaran 3D mengenai struktur bawah laut, termasuk
ikan dan benda-benda lainnya.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari sifat-sifat gelombang
akustik yang digunakan dalam fish finder atau echosounder:
Kelebihan:
1. Bisa menembus air: Gelombang akustik bisa menembus air laut, sehingga
memungkinkan fish finder atau echosounder untuk memetakan bawah laut.
2. Akurat: Gelombang akustik bisa memetakan bawah laut dengan sangat akurat,
bahkan hingga kedalaman yang sangat dalam.
3. Dapat mendeteksi ikan: Fish finder atau echosounder dapat mendeteksi
keberadaan ikan dan objek lain di bawah permukaan laut dengan sangat akurat.
4. Mudah digunakan: Fish finder atau echosounder relatif mudah digunakan,
bahkan oleh pemula sekalipun.
5. Tidak terpengaruh oleh cuaca: Fish finder atau echosounder dapat digunakan
dalam berbagai kondisi cuaca, sehingga tetap dapat menghasilkan data yang akurat.
Kekurangan:
1. Mahal: Fish finder atau echosounder biasanya cukup mahal untuk dibeli dan
diperlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikannya.
2. Penggunaan daya: Fish finder atau echosounder memerlukan daya yang cukup
besar, sehingga memerlukan baterai atau sumber daya yang kuat.
3. Tidak dapat digunakan di perairan yang keruh: Gelombang akustik tidak dapat
menembus lumpur atau partikel yang mengambang di dalam air, sehingga fish
finder atau echosounder tidak dapat digunakan di perairan yang keruh.
4. Kurang akurat pada kedalaman dangkal: Gelombang akustik kurang akurat dalam
memetakan bawah laut pada kedalaman yang dangkal.
5. Dapat mengganggu ikan: Gelombang akustik yang digunakan dalam fish finder
atau echosounder dapat mengganggu ikan dan mengubah pola perilaku mereka.
Gelombang Elektromagnetik
Teknologi akustik telah lama digunakan dalam industri perikanan tangkap untuk
mendeteksi dan memperkirakan jumlah ikan di perairan laut. Teknologi ini
memanfaatkan suara untuk memantulkan gelombang suara ke bawah permukaan
laut dan kemudian menangkap balikan dari ikan yang melintas di bawah perahu.
Dengan menggunakan teknologi ini, para nelayan dapat dengan mudah mengetahui
jumlah dan lokasi ikan, sehingga mereka dapat menentukan tempat terbaik untuk
menangkap ikan.
Namun, ada juga beberapa kekurangan dalam aplikasi teknologi akustik dalam
usaha perikanan tangkap, antara lain:
1. Teknologi akustik hanya dapat mendeteksi keberadaan ikan dan memperkirakan
jumlahnya, tetapi tidak dapat menentukan jenis ikan atau ukurannya.
2. Teknologi akustik hanya dapat digunakan di perairan laut tertentu dan tidak dapat
digunakan di daerah dengan kedalaman air yang sangat dangkal atau terlalu dalam.
3. Aplikasi teknologi akustik juga dapat menyebabkan kerusakan pada populasi
ikan, karena teknologi ini dapat memungkinkan para nelayan untuk menangkap
ikan secara berlebihan dan mengurangi jumlah populasi ikan di perairan laut.
Fish finder adalah alat yang digunakan untuk membantu nelayan dalam
menemukan ikan di perairan. Alat ini menggunakan teknologi gelombang akustik
untuk memantulkan suara ke dasar laut dan mendeteksi keberadaan ikan di area
tersebut.
Sementara itu, satelit yang digunakan dalam gelombang akustik dan gelombang
magnetik adalah satelit penginderaan jauh. Satelit ini dilengkapi dengan sensor
untuk mengukur gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan
bumi. Data yang dikumpulkan oleh satelit ini dapat digunakan untuk berbagai
aplikasi, seperti pemetaan topografi, pemantauan cuaca, dan pemantauan
lingkungan.