Di susun oleh:
Rizki Hidayat
Sertu Sba NRP 118306
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.3 . Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
MB-Systemsebagai perangkat lunak open sourcedapat menjadi
alternatif pilihan untuk mengatasi kendala mahalnya lisensi. Untuk
keperluan akademis perangkat lunak ini sangat dianjurkan karena
tidak memerlukan biaya untuk pembelian lisensi. Hal ini dapat
menguntungkan pula bagi pembuat proyek survei batimetri, dengan
menggunakan
1.3 . Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kedalaman perairan wilayah Pelabuhan
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pasang surut gelombang wilayah Pelabuhan
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan diterima kembali oleh sensor dan akan dihitung beda waktu saat
gelombang dipancarkan
4
maksimumKeterangan Kedalamanya Across-track position : Sudut Swathβ
Sudut Beam
5
atau kain penutup meja. Akan tetapi,secara umum, pengertian peta
adalah lembaran mengenai seluruh atau sebagian dari permukaan bumi
Yang disajikan dalam bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Sebuah peta bisa juga dikatakan
sebagai representasi 2 dimensi dari suatu ruang 3 dimensi.
Sementara itu, ilmu yang mempelajari mengenai pembuatan peta
disebutdengan nama kartografi.banyak peta yang mempunyai
skala.Dengan skala inilah yang bisa menentukan seberapa besar
objek yang ada di peta dengan keadaan yang sebenarnya,
keadaan yang sebenarnya, nyata. Sementara itu,kumpulan dari
beberapa peta disebut dengan nama atlas.
6
area yang dipetakan, sehingga mereka dengan mudah memahami dan
mudah untuk melakukan perencanaan lanjutan sesuai dengan keinginan
mereka. Jadi hasil akhir dari pekerjaan ini berupa visualisasi 3D dan peta
Penyajian hasil dalam bentuk visualisasi 3D menggunakan
perangkat lunak Generic Mapping Tool (GMT) yang termasuk dalam paket
Linux Poseidon, pembuatan layout peta batimetri menggunakan QGIS. 4.
Uji kualitas data mengacu pada standar IHO pada IHO Special Publication
44 tahun 2008 pada orde spesial, dengan sampel data sebanyak 40
pasang titik. 5. Hasil dari proyek ini adalah visualisasi 3D permukaan
bawah laut dan peta batimetri. I.3. Tujuan Kegiatan aplikatif ini bertujuan
untuk menghasilkan data kedalaman dasar laut hasil pengukuran
multibeam echosounder sesuai dengan standar IHO Special Publication
44 tahun 2008 pada orde spesial menggunakan perangkat lunak
MBSystem. I.4.
Manfaat Manfaat yang didapat dari pekerjaan aplikatif ini adalah : 1.
Pemanfaatan perangkat lunak MB-System untuk penyelesaian masalah
yang sejenis terkait dengan pengolahan data hasil pengukuran multibeam
echosounder. 2. Sebagai referensi ilmu pengetahuan mengenai perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk memproses data multibeam
echosounder, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan
pengembangan keilmuan hidrografi. I.5. Landasan Teori I.5.1. Multibeam
echosounder (MBES). I.5.1.1. Pengertian multibeam echosounder.
Multibeam echosounder adalah sebuah instrumen hydrographic-
acoustic yang digunakan untuk meningkatkan cakupan area, konsekuensi
dan produktifitas dalam pembuatan peta laut (nautical chart). Hal ini
dikarenakan banyaknya beam yang ditembakkan dalam satu kali sapuan,
dengan demikian akan terbentuk kolom-kolom yang saling bertampalan
sehingga menghasilkan cakupan area yang luas. Meskipun mempunyai
prinsip yang.
sama dengan singlebeam echosounder namun akurasi
pengukurannya tidak lebih baik, karena pada kenyataannya akurasi
berkurang seiring dengan meningkatnya sudut sapuan (de Jong
7
dkk,2002). Awal pengembangan dari sistem ini adalah pada tahun 1970.
Sistem ini dapat menghasilkan data dari wilayah yang luas secara akurat
dan efektif,
Pada tahun 1990 sistem multibeam echosounder untuk area laut
dangkal mulai dikembangkan secara pesat untuk keperluan survei laut
dangkal seperti pembangunan dermaga serta survei konstruksi saluran air
yang memerlukan 100% cakupan area dengan akurasi tinggi. Atas dasar
keperluan teknik konstruksi perairan yang berkembang, maka multibeam
echosounder mulai dikembangkan. Prinsip kerja multibeam
echosounder. Multibeam echosounder bekerja dengan memanfaatkan
gelombang akustik yang dapat merambat dengan baik di bawah air.
Secara sederhana multibeam echosounder memancarkan gelombang
akustik dan kemudian akan dipantulkan kembali ketika gelombang
tersebut menyentuh material di dasar laut.
Gelombang yang kembali dipantulkan akan diterima kembali oleh
sensor dan akan dihitung beda waktu saat gelombang dipancarkan dan
saat gelombang kembali diterima. Parameter inilah yang nanti akan
diproses menjadi informasi mengenai kedalaman air. Dalam
perkembangannya multibeam echosounder memiliki dua macam sistem
pemancaran gelombang yaitu sistem sweep dan sistem swath.
Sistem sweep bekerja dengan memancarkan banyak gelombang
single atau dengan kata lain merupakan multi-single beam, sedangkan
sistem swath bekerja dengan satu pancaran gelombang yang memiliki
lebar dan panjang yang membentuk sebuah kolom dan dapat juga dipakai
sebagai Side Scan Sonar (SSS) (de Jong dkk, 2002). Apabila sistem
swath dan sistem sweep dibandingkan, sistem swath akan menghasilkan
area lebih besar pada perairan dalam, namun pada perairan dangkal
kedua sistem tersebut akan
8
manusia. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis,yaitu :Peta TopografiPeta
topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan
bumi,lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi di
dalam peta digambar Dengan bentuk garis kontur.Garis kontur adalah .
garis yang ada pada peta, yang bisa terhubung tempat yang memiliki
ketinggian sama.karakteristik yang cukup unik, yang mampu
membedakan antara petatopografi dengan jenis peta yang lain, peta ini
mampu menunjukkan konturtopografi atau bentuk tanah di samping fitur
yang lain, seperti jalan, danau,sungai, dan masih banyak lagi yang
lain.Karena peta topografi ini mampu menunjukkan kontur dari bentuk
tanah,maka jenis peta ini menjadi salah satu jenis peta yang paling cocok
digunakan dalam kegiatan luar ruangan dari peta kebanyakan.
Maka dari itu, sebisa mungkin kita harus siap menggunakan peta
yang diproduksi oleh pemerintah asing, yang mana mungkin juga tidak
memenuhi standar akurasi yang telah ditetapkan. Peta-peta ini sering
menggunakan simbolyang hampir sama, atau malah mirip seperti yang
ada di peta negara kita produksi.Akan tetapi,yangperludiperhatikan,
9
Simbol tersebut ternyata malah memiliki makna yang berbeda.Peta
Korografi Peta korografi merupakan suatu peta yang menggambarkan
seluruh atausebagian permukaan bumi yang bercorak umum.
Pada korografi ini, biasanyamemiliki skala sedang hingga kecil,
yakni antara 1:250.000 hingga di atas1:1.000.000.Perbedaan antara peta
korografi dan Topografi itu sendiri lebih condong terhadap penggunaan
garis-garis kontur, karena pada peta topografi itu lebihuntuk
penggambaran bentuk relief alias tinggi rendahnya permukaan bumi, dan
skala yang digunakan itu juga skala besar.Jika pada peta korografi,
cakupannya jauh lebih luas, seperti provinsi,negara, atau bahkan hingga
benua. Contoh peta korografi yang mudah kita temui ada di atlas
Sudah jelas terlihat jika skala yang digunakan pada peta korografi
adalah skala kecil, dan penggambaran kenampakan yang ada pada suatu
wilayah tersebut juga terlihat jelas, walaupun hanya dengan
menggunakan simbol saja.Peta DuniaPeta dunia merupakan peta
permukaan bumi yang bisa dibuat denganmenggunakan berbagai macam
perkiraan peta. Peta dunia ini juga bisa berupaseperti peta politik maupun
fisik.
10
dengan jelas, karena skalayang digunakan tidak cukupPeta khusus
merupakan suatu peta yang di dalamnya hanya menggambarkan 1aspek
saja dari gejala yang ada pada permukaan bumi.
peta
2.2. Ecko Sounder
silinder normal konform, dimanamuka bumikan pada bidang silinder
yang sumbunya berimpitdengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka
menjadi bidang datar. Alasan mengapa mempertahankan dan
mengembangkan pemikiran Mercator dapatdilihat dari sifat-sifat yang
dimiliki oleh sistem yang diperkirakan tersebut. Sifat-sifat graticule dalam
perkiraan Mercator yaitu:
11
sehingga kita dapat mengetahui lokasi dan jarak dengan
lebihmudah.2.Proyeksi TM (Transverse Mercator)Proyeksi Tranverse
Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder,tranversal, sesuai
dan perasaan. Pada penilaian ini secara geografis dalam.
12
2.3. Koordinat Sistem
Jika membicarakan tentang kita sering membicarakan Sistem
Koordinat. Sistemkoordinat suatu suatu parameter yang menunjukkan
bagaimana suatu objekditempatkan dalam koordinat. Ada tiga sistem
koordinat yang digunakan pada pemetaanyaitu : Kalau kita
memperhatikan sebuah peta, kita akan melihat garis-garis
membujur(menurun) dan melintang (mendatar) yang akan membantu kita
untuk menentukan posisisuatu tempat di muka bumi.Garis-garis koordinat
tersebut memiliki ukuran (dalam bentuk).
13
(I) dan (O) tidak digunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan
demikian. Penamaan setiapzonaUTM adalah koordinasi antara kode
angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang). Sebagai contoh
kabupaten Garut terletak pada zona 47Mdan 48M, Kabupaten Jember
terletak di zona 49M.Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapakelebihan koordinat UTM.
14
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zona UTM, dimulai dari meridian
90° BTsampai meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6°
LU. Dengandemikian, wilayah Indonesia terdapat pada zona 46 sampai
dengan zona 54.4.Polieder ProyeksiProyeksi Polyeder adalah proyeksi
kerucut konform normal. Pada perkiraan ini,setiap bagian derajat dibatasi
oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yangmasing-masing 20
Proyeksi Polyeder tidak cocok untuk daerah yang luasan besar (ekuator),
hanyasesuai untuk daerah yang luasnya tidak kurang dari alam artian
cocokuntuk pemetaan daerah yang kecil. Penggunaan terbaik terhadap ini
adalahuntuk daerah sekitar pertengahan pertengahanyang memilki
orientasi timur-barat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Echosoundermerupakan alat pengukur kedalaman berbasis
gelombang akustik. Dengan bantuan GPS sebagai penentu posisi
echosounder memberikan data kedalaman suatu daerah dengan
menghitung waktu saat gelombang ditembakkan sampai gelombang
pantulan diterima kembali. Saat ini ada banyak tipe dari
echosounder, namun yang biasa digunakan untuk mengetahui
kedalaman adalah singlebeam echosounder dan multibeam
echosounder. Singlebeam echosounder memberikan titik-titik kedalaman
sesuai dengan stasiun perum yang ditentukan sedangkan multibeam
echosounder memberikan area kedalaman berupa kolom-kolom
memanjang. Menurut International Hydrographic Organization Spesial
Publication 44 (2008) beberapa orde pekerjaan yang telah diatur
memerlukan cakupan area 100%, biasanya untuk pekerjaan tersebut
maka dipilihlah multibeam echosounder.
3.2 Saran
Pembuatan sistem ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian survei dan observasi
secara langsung ke lapangan. Setelah observasi akan didapatkan data-
data yang akan dianalisa dan diolah. Bersama tim melakukan
pematangan konsep dan mulai merancang dilanjutkan mengujikan dan
yang terakhir mengimplementasikan pada objek sasaran.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pelajaran.co.id/2016/18/pengertian-peta-fungsi-jenis-dan-
komponen-komponenpeta (Diakses pada hari selasa tanggal 14 Juni 2022
pukul 03.00 Wib)
http://www.habibullahurl.com/2017/02/pengertian-peta-dan-jenisnya
(Diakses pada hari selasa tanggal 14 Juni 2022 pukul 03.00 Wib)
http://www.scribd.com/document/342689225/Rangkuman-Sistem-
Proyeksi-Peta-Sundarinita (Diakses pada hari selasa tanggal 14 Juni 2022
pukul 03.00 Wib)
http://adhipakumpulantugas.blogspot.co.id/2017/02/sistem-proyeksi-peta.
(Diakses pada hari selasa tanggal 14 Juni 2022 pukul 03.00 Wib)
http://geografientrepreneur.yolasite.com/drs-iwan-teaching-geography.php
(Diakses pada hari selasa tanggal 14 Juni 2022 pukul 03.00 Wib)
17