Om Swastyastu
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Dapat mengtehaui pengertian SONAR.
1.3.2 Dapat menjelaskan Sistem Kerja SONAR.
1.3.3 Dapat mengetahui Manfaat SONAR.
1.3.4 Dapat menjelaskan jenis-jenis SONAR.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk memperoleh informasi tentang objek-objek bawah air digunakan suatu sistem
sonar yang terdiri dari dua sistem yaitu active sonar system yang digunakan untuk
mendeteksi dan meneliti target-target bawah air dan passive sonar system yang
hanya digunakan untuk menerima suara-suara yang dihasilkan oleh objek-objek
bawah air.
4
a. Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional
Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu Antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara
b. Pengindentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Sub bottom
Profilers).
a. Dengan sonar ini frekuensi jadi lebih rendah dan bias menembus lebih dalam
dan sinyalnya lebih bertenaga. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen
dasar laut dapat menunjang dalam menentukan kandungan mineral dasar laut
dalam.
c. Pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping).
a. Sonar dapat menghasilkan tampilah peta dasar laut dalam tiga dimensi.
Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan
dengan data dari sub bottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang
lengkap dan terperinci.
d. Pencarian kapal-kapal karam di dasar laut.
a. Pencarian ini dapat ditunjang dengan teknologi sonar. Dengan teknologi ini,
lokasi kapal karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah
air ini dapat menunjang eksplorasi dan ekploitasi dalam bidang arkeologi
bawah air (underwater archeology) dengan tujuan untuk mengangkat dan
mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap
bersejarah.
e. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
a. Pemasangan pipa dan kabel komunikasi dasar laut membutuhkan data yang
akurat mengenai kondisi dasar lautnya dengan peta dasar laut yang baik juga
data dari sub bottom profiler pipa dan kabel dapat ditempatkan di daerah yang
sesuai dan pemasangannya akan lebih mudah.
f. Analisa dampak lingkungan di dasar laut.
a. Teknologi akustik bawah air dapat juga menunjang analisa dampak
lingkungan di dasar laut.
5
2.4 Jenis-jenis SONAR
Menurut Gitoyo (2015) cit Simmonds et al, (2005), terdapat dua jenis sonar
yaitu sonar aktif dan pasif. Aktif sonar mentransmisikan sinyal akustik dan
mendeteksi pantulan dari objek di dalam air. Pasif sonar tidak mentransmisikan
sinyal akustik, tetapi hanya mendeteksi sumber suara yang berasal dari objek yang
diamati.
2.4.1 Sonar Aktif
Sonar aktif berperan memancarkan pulsa suara dan mendengarkan
gema. Alat sonar kedua digolongkan sebagai sonar aktif, di mana ada sinyal
yang di mana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja
untuk mengetahui jarak satu obyek, petugas sonar mengukur waktu yang
diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Sonar
aktif menciptakan pulsa suara, sering disebut "ping", dan kemudian
mendengarkan refleksi (gema ) dari pulsa.
Sonar aktif juga digunakan untuk mengukur jarak melalui air antara
dua transduser sonar atau kombinasi dari hidropon (mikrofon akustik bawah
air) dan proyektor (speaker akustik bawah air). Sebuah transduser adalah
sebuah alat yang dapat mengirim dan menerima sinyal akustik ("ping").
Ketika hydrophone / transducer menerima sinyal interogasi tertentu akan
meresponnya dengan mengirimkan sinyal balasan tertentu. Untuk
mengukur jarak, satu transduser / proyektor mentransmisikan sinyal
interogasi dan mengukur waktu antara transmisi dan penerimaan lain
transduser / hidrofon balasan. Perbedaan waktu, skala oleh kecepatan suara
melalui air dan dibagi dua, adalah jarak antara dua platform. Teknik ini, bila
digunakan dengan beberapa transduser / hydrophone / proyektor, dapat
menghitung posisi relatif benda statis dan bergerak di dalam air.
2.4.2 Sonar Pasif
Sonar pasif adalah sonar yang tidak memancarkan sinyal yang
dikirim keluar. sehingga ia hanya berperan sebagai pendengar suara yang
dibuat oleh kapal, Pada sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber
bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk
6
mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang
ditembakkan).
Sonar pasif mendengarkan tanpa transmisi. Hal ini sering digunakan
dalam pengaturan militer, meskipun juga digunakan dalam aplikasi ilmu
pengetahuan, misalnya, mendeteksi ikan untuk studi / tidaknya di berbagai
lingkungan perairan - lihat juga akustik pasif dan radar pasif . Dalam
penggunaan yang sangat luas, istilah ini dapat mencakup hampir semua
teknik analisis yang melibatkan suara yang dihasilkan dari jarak jauh,
meskipun biasanya terbatas pada teknik yang diterapkan dalam lingkungan
air.Tidak seperti sonar aktif, hanya ada satu cara perbanyakan yang terlibat.
Karena pemrosesan sinyal yang berbeda yang digunakan, sinyal terdeteksi
minimum untuk rasio kebisingan akan berbeda.
Persamaan untuk menentukan kinerja sonar pasif adalah:
SL - TL = NL - DI + DT
di mana SL adalah tingkat sumber, TL adalah hilangnya transmisi, NL
adalah tingkat kebisingan, DI adalah indeks directivity dari array (perkiraan
untuk keuntungan array) dan DT adalah ambang deteksi. Rumus dari sonar
pasif adalah:
FOM = SL + DI - (NL + DT).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Referensi terpercaya terkait sonar sangat sedikit sehingga membatasi
informasi yang diperoleh, diharapkan sebaiknya informasi dalam bentuk buku
maupun jurnal menganai sonar dapat diperkaya. Saran lain, sebaiknya makalah
disusun oleh tim kecil berdasarkan diskusi sehingga informasi makalah lebih
banyak dan berkualitas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Aris. 2001. Aplikasi Split Beam Acoustic System Untuk Pendugaan Nilai
Densitas Ikan di Perairan Teluk Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.