Anda di halaman 1dari 5

Aplikasi Side Scan Sonar untuk Identifikasi Objek Alami dan

Buatan di Permukaan Dasar Laut


Retno Agus Pratiwi

Abstract
More than 70% of the earth's surface are covered by water, but only several parts that has been surveyed
by people. Why it becomes just like a problem ? because sea actually contain so much resource that could
be used by people to fulfill our needs. More surveying to the sea means larger things could be known and
managed by people. Based on these facts, it is important for people to pay more attention about sea
surveying, not only about the activity of exploration and surveying but also about the technology in it. The
thing that could not be denied is that surveying the sea is not as easy as surveying mainland. It required a
variety of technologies that help people to make observations in the field. One of them is Side Scan Sonar.
This tool could produce an image data of the surface of the ocean floor, so that people can interpret the
image visually and digitally. This interpretation then could be applied to identification the natural
underwater object and artificial underwater object.
Keywords: side scan sonar, object, natural, man-made.

1.

Pendahuluan

Aktivitas manusia memang banyak dilakukan di


daratan, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan
alasan untuk tidak melakukan survey di laut secara
lebih intensif, karena pada kenyataannya hasil survey
dan eksplorasi laut dapat ikut menunjang kegiatan
manusia di darat. Apalagi melihat bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah
laut yang luas sehingga disebut juga sebagai negara
maritim. Perhatian khusus perlu diberikan untuk
membuka pola pikir masyarakat terhadap aspek
kemaritiman yang dimiliki oleh Indonesia, termasuk
sumber daya alam dan pemanfaatan laut sendiri.
Bukan mustahil bahwa aspek kelautan Indonesia
dapat membawa keuntungan bahkan menjadi salah
satu sumber devisa negara.
Dalam upaya melakukan survey dan eksplorasi di laut
(bawah laut) dibutuhkan teknologi yang mampu
menjadi media untuk menghubungkan manusia
sebagai operator dan laut (dasar laut) sebagai objek
pengamatan, sebab karena keterbatasan manusia,
kontak langsung manusia dengan dasar laut menjadi
sulit untuk dilakukan. Untuk itulah mengapa berbagai
inovasi terus dilakukan demi mewujudkan teknologi
yang semakin efektif dan efisien sehingga dapat
digunakan dalam melakukan observasi bawah laut.
Salah satunya adalah teknologi Side Scan Sonar. Side
Scan Sonar merupakan salah satu teknologi akustik
bawah air, yakni suatu teknologi yang memanfaatkan
penggunaan gelombang suara yang dalam dunia

navigasi disebut Sonar. Secara garis besar, dengan


pendekatan fungsi, Sonar pada teknologi navigasi
dapat disetarakan dengan penggunaan radar untuk
pendeteksian objek di permukaan air. Hasil yang
diproduksi oleh teknologi Side Scan Sonar ini sendiri
berupa citra atau gambar secara berkelanjutan dari
permukaan dasar laut. Dengan pertimbangan sistem
Side Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman
dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan
bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed
Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan
sedimen dibawah dasar laut (subbottom profilers).
Menanggapi hal tersebut diatas maka dalam paper ini,
penulis akan membahas tentang aplikasi dari
teknologi Side Scan Sonar dalam observasi
permukaan dasar laut, yaitu untuk mengidentifikasi
keberadaan objek alami dan objek buatan di
permukaan dasar laut.
Pembahasan paper ini bertujuan untuk mengetahui
parameter-parameter apa saja yang bisa digunakan
untuk menganalisis data hasil perekaman Side Scan
Sonar sehingga pengamat dapat menentukan
manakah objek alami dan objek buatan yang ada di
permukaan dasar laut. Dengan mengetahui
parameter-parameter tersebut maka selanjutnya
penggunaan Side Scan Sonar dapat digunakan untuk
aplikasi yang lebih luas seperti mencari bongkahan
kapal yang tenggelam dan juga analisis dampak
lingkungan di dasar laut akibat eksplorasi dan
eksploitasi bawah laut.

2.

Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan paper


ini adalah dengan tinjauan pustaka. Beberapa
referensi yang digunakan adalah dari skripsi tentang
Side Scan Sonar itu sendiri dan beberapa
publikasi-publikasi paper tentang Side Scan Sonar
yang sudah ada sebelumnya. Penulis kemudian
membahas dan menganalisis masalah yang diangkat
dalam
paper
ini
dengan
mengacu
pada
referensi-referensi tersebut. Secara garis besar
tahapan penyusunan paper ini digambarkan dalam
diagram alir berikut ini :
Identifikasi Masalah
Penggunaan Side Scan Sonar untuk
mengidentifikasi objek alami dan
buatan di permukaan dasar laut

Studi Literatur
Skripsi dan paper yang
pernah ada menyangkut
teknologi Side Scan Sonar

Tahap
Persiapan

Pengumpulan Data
Gambaran teknis pengukuran Side
Scan Sonar
Contoh data citra hasil perekaman
side scan sonar

Tahap
Pengumpulan
Data

Pengolahan Data

Analisa Data

Penyusunan Laporan

Tahap
Pengolahan dan
Analisis Data

Tahap
Akhir

Gambar 1. Tahapan Penyusunan Paper

3.

Hasil dan Pembahasan

Sejarah Side Scan Sonar


Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem
penginderaan bawah air dengan menggunakan
gelombang
suara
(akustik).
Pada
awal
pengembangannya sistem sonar ini lebih banyak
digunakan dalam bidang militer terutama pada awal
perang dunia II dimana peperangan bawah air mulai
menjadi taktik utama pertempuran laut untuk
menghancurkan
kekuatan
lawan.
Dalam
perkembangannya teknologi penginderaan bawah air
sangat banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
lainnya, terutama teknologi sensor, elektronika dan
microprocessor. Dengan kemajuan teknik pemrosesan
sinyal maka penerapan dalam bidang non-militer
mulai dikembangkan untuk berbagai aplikasi

misalnya untuk pemetaan dasar laut, perikanan dan


sebagainya.
Sonar adalah istilah yang pertama kali digunakan
oleh orang Amerika. Sonar merupakan singkatan dari
Sound Navigation And Ranging. Sedangkan orang
Inggris lebih suka menyebutnya ASDIC yang
merupakan singkatan dari Anti Submarine Detection
Investigation Committee. Tapi secara umum, bahkan
di Indonesia juga, lebih sering digunakan istilah yang
digunakan oleh Amerika, Sonar. Sonar adalah suatu
metode yang memanfaatkan perambatan suara
didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang
berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara
garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah
mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar
didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek
didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar
tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan
perambatan suara didalam air maka letak obyek
didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari
sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih
canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk
obyek itu dapat diketahui juga
Side Scan Sonar merupakan salah satu teknologi
hidroakustik yang digunakan untuk memetakan dasar
laut dan juga dapat digunakan untuk melacak
pergerakan kawanan ikan. Teknologi ini sudah cukup
baik digunakan untuk mempelajari kehidupan di laut.
Teknologi Side Scan Sonar pertama kali
dikembangkan oleh Dr. Harold Edgerton dari
Massachusetts Institute of Technology pada tahun
1960. Edgerton yang merupakan seorang profesor
teknik elektro juga telah mengembangkan cahaya
kecepatan tinggi untuk fotografi pada tahun 1930.
Edgerton menyadari bahwa fotografi tidak cocok
digunakan di air yang keruh, untuk itu ia
menggunakan prinsip dari tabung cahaya untuk
akustik. Dengan memancarkan energi suara secara
cepat dan merekam kembal pantulannya, ia dapat
menciptakan suatu perangkat yang dapat memetakan
dasar perairan.
Pada tahun 1963, untuk pertama kali Edgerton
menggunakan Side Scan Sonar untuk mencari
bangkai kapal Vineyard di Teluk Elang,
Massachusetts. Dari tahun 1963 sampai 1967, tim
Edgerton yang dipimpin oleh Martin Klein berhasil
mengembangkan side scan sonar dengan dua chanel.
Teknologi tersebut juga telah digunakan untuk
membantu Alexander McKee dalam menemukan
Kapal Mary Rose yang telah lama hilang.
Edgerton membuat beberapa ekspedisi di seluruh
dunia menggunakan side scan sonar untuk menacarai
beberapa bangkai kapal dan bahkan juga mencari
monster Loch Ness. Di tahun 1975, Edgerton dan
Jacques Cousteau menggunakan side scan sonar
untuk mencari bangkai kapal HMHS Britannic di

Laut Aegean. Britanic merupakan kapal rumah sakit


Inggris yang tenggelam pada Perang Dunia I tepatnya
tanggal 21 November 1916. Sekarang ini kapal
tersebut merupakan situs sejarah yang paling terkenal
di dunia.
Hasil dari teknologi side scan yang sebenarnya
berupa gambar-gambar dalam lembaran kertas,
bukanlah dalam layar komputer. Lembaran kertas ini
dibuat dengan memplotkan gambaran sonar pada
kertas gulung. Barulah pada tahun 1980 dimana
teknologi komputer telah banyak berkembang, hasil
dari side scan sonar dibuat dalam bentuk digital.
Kemajuan teknologi ini mempermudah pengguna
dalam menampilkan dan menyimpan data.
Sampai saat ini, side scan sonar telah banyak
mengalami pengembangan. Sekarang ini side scan
sonar telah dilengkapi dengan GPS sehingga dapat
menentukan kedudukan suatu lokasi secara geografis.
Prinsip Kerja Side Scan Sonar
Side scan sonar mampu membedakan besar kecil
partikel penyusun permukaan dasar laut, seperti
batuan, lumpur, pasir, kerikil, atau tipe-tipe dasar
perairan lainnya. Instrumen ini mampu menangkap
gelombang pasir atau riak-riak kecil yang tingginya
beberapa sentimeter serta mampu memberikan
informasi dengan rinci tentang kondisi topografi
dasar.
Pada umumnya side scan sonar menggunakan
transduser dengan beam tunggal (single conical
beam). Pemakaian transducer diletakan disamping
kiri dan kanan kapal, sehingga pada setiap perekaman
sedikitnya membutuhkan dua transduser. Hasil
perekaman transduser tersebut yaitu berupa sonogram
atau yang disebut sonar image. Untuk mendeteksi
dasar perairan yang dalam maka dibutuhkan alat
tembahan yaitu berupa towfish dan towcable agar
transduser dapat lebih mendekati dasar perairan
(Hagemann, 1958 in Wikipedia.org, 2010).
Secara umum prinsip kerja side scan sonar
digambarkan sesuai dengan Gambar 2. Pulsa listrik
yang dihasilkan oleh recorder dikirim ke towfish
melalui towcable. Pulsa-pulsa listrik tersebut diubah
menjadi energi mekanik. Hasil dari perubahan
tersebut berupa sinyal ultrasonik yang kemudian
dipancarkan ke dasar laut. Sinyal-sinyal tersebut
dipantulkan kembali oleh dasar laut dan diterima
kembali ke towfish. Interval waktu dari pengembalian
sinyal tersebut tergantung dari jarak antara towfish
dengan titik pemantulannya, selain itu besarnya
amplitudo dan frekuensi sinyal ultrasonik juga
berbeda sesuai dengan jenis objek yang memantulkan
sinyal ultrasonik tersebut.
Sinyal ultrasonik yang diterima oleh towfish diubah
kembali menjadi pulsa-pulsa listrik dan diteruskan ke
recorder untuk proses perekaman. Hasil rekaman

yang terdapat pada kertas recorder kemudian


diinterpretasikan jenis objek di dasar laut atau
keadaan topografi di dasar laut.

Gambar 2. Blok Diagram Prinsip Kerja Side Scan Sonar

Gelombang suara yang digunakan dalam teknologi


side scan sonar biasanya mempunyai frekuensi antara
100 dan 500 KHz. Pulsa gelombang dipancarkan
dalam pola sudut yang lebar mengarah ke dasar laut,
dan gemanya diterima kembali oleh receiver dalam
hitungan detik. Untuk mencari suatu lokasi tertentu,
perekaman perlu mengikuti pola lintasan survey
tertentu dengan menggunakan peralatan penentu
posisi GPS dan video plotter.
Kemampuan identifikasi Side Scan Sonar
Side
Scan
Sonar
mempunyai
kemampuan
menggandakan (menduplikasikan) beam yang
diarahkan pada satu sisi ke sisi lainnya. Sehingga kita
bias melihat ke kedua sisi, memetakan semua area
penelitian secara efektif dan menghemat waktu
penelitian. Side Scan Sonar menggunakan Narrow
beam pada bidang horizontal untuk mendapatkan
resolusi tinggi di sepanjang lintasan dasar laut (Klien
Associates Inc, 1985).
Side Scan Sonar menggunakan prinsip backscatter
akustik dalam mengindikasikan atau membedakan
kenampakan bentuk dasar laut atau objek di dasar laut
(Russel, 2001 dalam Edi, 2009). Proses bagaimana
kita dapat melihat objek di permukaan dasar laut
memiliki kaitan yang erat dengan backscatter
(hamburan balik) tersebut. Sonar mengirimkan energi
yang didefleksikan ke segala arah. Sinyal balik dapat
berasal dari gema permukaan dasar laut dan juga
kolom air, dengan keterlibatan energi dalam frekuensi
rendah. Gema yang berasal dari dasar adalah yang
digunakan untuk membedakan tipe sedimentasi.
Tidak semua sinyal akustik yang dipantulkan kembali
berasal dari penggema yang sama (sebenarnya). Pada
dasaran yang datar, gelombang akustik akan
dipantulkan kembali secara sama. Ketika terdapat
kekasaran pada permukaan dasar (biasanya ada),
sinyal akan dipantulkan secara menyebar. Sinyal yang
kembali dideteksi dan dapat digunakan untuk
membedakan tipe lapisan dasar yang berbeda.
Material seperti besi, bongkahan, kerikil atau batuan
vulkanik sangat efisien dalam merefleksikan pulsa

akustik (backscatter kuat). Sedimen halus seperti


tanah liat, lumpur tidak merefleksikan pulsa suara
dengan baik (backscatter lemah). Reflektor kuat akan
menghasilkan pantulan backscatter yang kuat
sedangkan reflektor lemah menghasilkan backscatter
yang lemah. Dengan pengetahuan akan karakteritik
ini, pengguna Side Scan Sonar dapat menguji
komposisi dasar laut atau objek dengan mengamati
pengembalian kekuatan akustik (Tritech International
Limited, 2008)

hasil perekaman. Dalam beberapa kasus, bayangan


dapat memberikan lebih banyak informasi
dibandingkan sekedar data permukaan dasar laut.

Pengolahan dan Interpretasi Data Side Scan Sonar


Pengolahan data Side Scan Sonar terdiri dari dua
tahapan, yakni real time processing dan post
processing. Tujuan real time processing adalah untuk
memberikan koreksi selama pencitraan berlangsung
sedangkan
tujuan
post
processing
adalah
meningkatkan pemahaman akan suatu objek melalui
interprestasi (Mahyuddin, 2008 dalam Edi, 2009)
Operator-operator seperti mozaicking, koreksi
histogram, dan filtering dilakukan agar target dapat
ditangkap secara visual.
Interpretasi pada post processing dapat dilakukan
secara kualitatif maupun kuantitatif. Interpretasi
secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan sifat
fisik material dan bentuk objek, baik dengan
mengetahui derajat kehitaman (hue, saturation),
bentuk (shape) maupun ukuran (size) dari objek atau
target. Misalnya pada gambar 3, didapatkan gambar
hasil perekaman dengan gelap terang yang berbeda,
tanpa mengetahui unsur-unsur lain kita bisa
memprediksi bahwa area tersebut memiliki struktur
dasaran yang berbeda. Kemudian dengan informasi
tambahan, seperti kedalaman misalnya, kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa warna gelap
cenderung pada dasaran yang dalam dan warna terang
cenderung pada dasaran yang dangkal.
Berikut contoh data hasil perekaman Side Scan Sonar

Gambar 4. Hasil Interpretasi Data Side Scan Sonar

Kelemahan Side Scan Sonar


Penggunaan atau survey dengan Side Scan Sonar
hanya dapat dilakukan diperairan kategori dangkal.
Tiap pancaran pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100
sampai 200 m ke tiap sisi). Dibandingkan alat lain
yang memakai prinsip akustik seperti echosounder
dan Sub Bottom Profilier, jangkauan pemerumannya
Side Scan Sonar lebih kecil.
Selain itu Side Scan Sonar juga tidak menghasilkan
data kedalaman sehingga penggunaannya perlu
dikombinasikan dengan peralatan lain seperti
echosounder dan Sub Bottom Profilier untuk analisis
yang lebih
mendalam
terkait
data
hasil
pengukurannya.
4.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang telah


dilakukan dalam paper ini, maka didapatkan beberapa
kesimpulan akhir yaitu:
a)

Side Scan Sonar merupakan teknologi akustik


bawah laut yang digunakan untuk melakukan
survei bathimetri dan menghasilkan data
berupa citra gambaran sonar

b) Pada identifikasi target di bawah laut untuk


membedakan tiap objek, baik itu objek alami
maupun objek buatan manusia, dilakukan
proses pengolahan data baik dengan real time
processing dan post processing
c)
Gambar 3. Hasil Perekaman Side Scan Sonar

Secara umum, berdasarkan bentuk eksternalnya,


target dapat dibedakan menjadi buatan manusia (man
made targets) atau objek alam (natural targets). Pada
umumnya, objek buatan manusia memiliki bentuk
yang tidak beraturan (Klien Associates Inc, 1985).
Interpretasi juga dapat melibatkan unsur bayangan
yang dibentuk oleh objek dan tertangkap sebagai

Aspek-aspek yang dipertimbangkan untuk


menginterpretasi objek meliputi sifat fisik
material, bentuk objek, bayangan, dan tipe
backscatter yang dihasilkan.

d) Aplikasi dari teknologi Side Scan Sonar dapat


dikembangkan lebih luas mengingat teknologi
ini masih tergolong baru dan dapat
dieksplorasi lebih dalam lagi aspek-aspek
kelebihannya

5.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh


pihak yang telah membantu penulis baik dalam
penyediaan data maupun pemberian bimbingan dan
motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitiannya dengan baik.
Daftar Pustaka
Edi, B.P. 2009. Aplikasi Instrumen Akustik
Multibeam dan Side Scan Sonar Di Perairan Sekitar
Teluk Mandar Dan Selat Makasar. Skripsi .Bogor.
Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan.
Klien Associates, Inc. 1985. Side Scan Sonar Record
Interpretation. New Hampshire. USA.
Russel, Ian. 2001. Basic Principles Of Hydrographic
Surveying. Hydrographic Awarness. Seminar and
Course: The Importance of Hydrographic Survey
for Management and Development of The Coastal
Zone; Jakarta, 24-27 April 2001
Tritech International Limited. 2008. Side Scan Sonar.
http://www.starfishsonar.com/technology/sidescansonar.htm, akses tanggal 12 November 2014.
Poernama Sari, Soetjie dkk. 2009. Seminar Nasional
Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan. Bogor. IPB.

Anda mungkin juga menyukai