Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DAN RADAR


SONAR (sound navigation and ranging)

Disusun Oleh :
Bangun Simanjuntak
Erwin Syahputra
Gusmi Yanti
Suci Rahmadani

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan
istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti
penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran
suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu,
Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection
Investigation Committee. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang
suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan
lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar
telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi
kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi
di laut.
Ada 2 macam sistem sonar yaitu aktif dan pasif. Sistem sonar aktif adalah sistem
sonar yang sumber suaranya dibangkitkan oleh proyektor. Gelombang suara akan
merambat melalui laut menuju target dan dikembalikan sebagai gema menuju sebuah
hydrophone. Alat ini akan mengubah suara menjadi listrik. Sistem sonar pasif berupa
alat pendengaran sederhana yang bergantung pada target. Sistem ini hanya melibatkan
satu alur transmisi melalui laut dimana hydrophone menerima suara dari target yang
akan dideteksi.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah
permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara
dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada
monitor.Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal
yang dikirim keluar.

B. Rumusan Masalah
 Pengertian Sonar
 Sejarah Sonar
 Jenis-jenis Sonar
 Kelemahan dan Kelebihan Sonar
 Cara Kerja Sonar
 Penggunaan Sonar
 Penggunaan teknologi sonar di Indonesia

C. Tujuan
 Mengetahui pengertian Sonar,
 Sejarah sonar
 Cara menggunakan sonar
BAB II
PEMBAHASAN SONAR

A. Pengertian
Istilah SONAR merupakan singkatan dari Sound Navigation And Ranging. Sonar
adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui
keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar
sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan
menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima
kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan
suara didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari
sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan
pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.

B. Sejarah
Leonardo da Vinci, pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, pernah membuat
catatan harian yang menyatakan seperti ini : "Dengan menempatkan ujung pipa yang
panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan
kapal-kapal laut di kejauhan". Catatan ini dibuat pada tahun 1490. Berdasarkan catatan ini
dapat dipastikan bahwa pada tahun tersebut sonar sudar dikenal orang. Penggunaan sonar
seperti ini disebut dengan Sonar Pasif (Passive Sonar). Karena kita hanya menangkap
bunyi yang dihasilkan oleh suatu obyek dibawah permukaan air, bukan merupakan
pantulan bunyi yang kita buat seperti pada peralatan sonar jaman sekarang.
Penelitian tentang perambatan suara didalam air yang merupakan prinsip dasar
sonar dilanjutkan Daniel Colloden. Pada tahun 1822 beliau menggunakan sebuah lonceng
bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara didalam air. Percobaan ini
dilakukan di Danau Geneva, Swiss. Lalu penelitian selanjutnya dilakukan juga oleh
Lewis Nixon. Pada percobaannya di tahun 1906, Lewis sudah menggunakan sistem sonar
aktif. Penelitiannya ini sebenarnya bertujuan untuk mengukur puncak sebuah gunung es.
Pada tahun-tahun berikutnya penelitian tentang sonar semakin berkembang maju.
Terutama untuk tujuan kepentingan pihak militer. Terlebih ketika kapal selam mulai
banyak digunakan dalam pertempuran di laut. Di bidang militer, peralatan sonar yang
berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan sebuah kapal selam dibuat oleh Paul Langevin
pada tahun 1915.
Pada masa perang dunia pertama, pendeteksian keberadaan kapal selam musuh
dapat diketahui dengan penempatan 12 Hydrophone (alat ini bekerja seperti microphone)
yang diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Ini bertujuan untuk
menangkap sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Pada masa itu orang belum
menaruh perhatian penggunaan sonar pada bidang lain selain untuk kepentingan
militer.
Pada saat perang dunia kedua berkecamuk, perkembangan peralatan sonar sudah
semakin maju. Bahkan sonar juga mulai dipasang pada torpedo. Sistem sonar dapat
menuntun torpedo ini meluncur kearah kapal musuh sebagai obyek tembak. Dan hasilnya
jauh lebih akurat dibanding torpedo yang tidak dilengkapi dengan sistem sonar. Pada
waktu itu, kemajuan ini benar-benar merupakan penemuan yang hebat.
Penggunaan teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat
perkembangannya pada era 1970an. Pada waktu itu mulai diadakan pembuatan sistem
sonar yang disebut Analog Echo Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat
berguna untuk menentukan stok persediaan ikan di suatu kawasan perairan. Tidak lama
kemudian beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Norwegia, dan Jerman mulai
mengembangkan peralatan Digital Echo Integrator Dual Beam Acoustyc System, Quasy
Ideal Beam System, dan Split Beam Acoustic System yang semakin bisa keakuratan data
bagi banyak penelitian sumber daya kelautan yang makin giat dilakukan oleh banyak
negara. Penelitian sumberdaya kelautan ini misalnya bertujuan untuk menganalisa
dampak lingkungan dalam exploitasi sumber laut, pemetaan dasar laut (Sea Bed Maping),
menentukan lokasi pembangunan jaringan pipa atau kabel di dasar laut, menentukan
lokasi pembuatan bangunan fisik ditengah laut, pencarian sumber-sumber mineral,
mengindentifikasikan jenis lapisan didasar laut, pengukuran kedalam suatu kawasan
perairan, dan banyak lagi
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang
pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di
bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada
tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak
gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada
kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915
menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan
sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang,
karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.

C. Jenis-Jenis Sonar
A. Sonar Aktif
Sonar jenis aktif memancarkan gelombang bunyi dan menerima gelombang
bunyi. Sistem sonar aktif adalah sistem sonar yang sumber suaranya dibangkitkan oleh
proyektor. Gelombang suara akan merambat melalui laut menuju target dan dikembalikan
sebagai gema menuju sebuah hydrophone. Alat ini akan mengubah suara menjadi
listrik.adapun Sistem sonar aktif terbagi menjadi:
1. Monostatic mode : Saat transmitter dan receiver berada dilokasi yang
sama.
2. Bistatic mode : Saat transmitter dan receiver terpisah dengan jarak
tertentu.
3. Multistatic mode : Saat menggunakan beberapa transmitter dan receiver
dengan jarak terpisah.

Gambar 1. Sonar aktif

B. Sonar Pasif
Sistem sonar pasif berupa alat pendengaran sederhana yang bergantung pada target.
Sistem ini hanya melibatkan satu alur transmisi melalui laut dimana hydrophone
menerima suara dari target yang akan dideteksi.
Sonar pasif banyak digunakan pada dunia militer maupun untuk mencari ikan.
Pada dunia militer, sonar pasif dapat digunakan untuk menentukan darimana kapal
berasal. Kapal-kapal Amerika menggunakan frekuensi listrik 60 Hz sedangkan kapal-
kapal Eropa menggunakan frekuensi listrik 50 Hz. Dengan teknik pengolahan sinyal dan
menggunakan banyak sensor (sensor array), suara dari banyak kapal dapat dipisahkan
untuk mendeteksi jenis kapal dengan menggunakan database yang dimiliki.

Sonar pasif hanya menerima gelombang suara saja. Sonar pasif inimerupakan jenis
awal yang hanya mampu mendengarkan suara semisal suara kapal (vessel). Cara kerja
sonar pasif ini hanya menerima gelombang suara dari sumber suara seperti kapal, ikan,
maupun obyek lain yang mengemisikan bunyi.

Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang
dikirim keluar. Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif, di mana sinyal
sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu
objek, petugas sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan
hingga diterima kembali. Karena tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat
hanya mendengarkan. Pada sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang
besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga
aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
Lahirnya sonar berawal dari metode pengukuran kecepatan suara dalam air dengan
menggunakan lonceng. Teknik ini kemudian dikembangkan untuk mendeteksi adanya
gunung es di laut untuk menghindari tabrakan antara kapal dengan gunung es tersebut.
Dengan berjalannya waktu, teknik Sonar digunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal
lain. Dalam perang dunia I misalnya, teknik sonar digunakan untuk mendeteksi kapal
selam militer. Pada awalnya sonar hanya dipergunakan dalam militer, namun dalam
perkembangannya pada tahun 1970-an angkatan laut Amerika Serikat
mendeklasifikasikannya untuk dapat digunakan oleh sipil. Sonar kemudian banyak
digunakan sebagai alat untuk mencari dan menangkap ikan, untuk penelitian kelautan dan
tentu saja masih dikembangakan dalam dunia militer.

Teknologi alami yang terdapat pada kelelawar dan lumba-lumba, kini ditiru oleh
manusia. Manusia memanfaatkan Sistem Sonar untuk berbagai keperluan, diantaranya
adalah untuk mendeteksi kapal selam (musuh), dan mendeteksi kedalaman laut.

D. Kelebihan dan Kelemahan Sonar


A. Kelebihan
Sonar memiliki kelebihan dibanding alat navigasi lain yakni Radar. Karena
gelombang elektromagnetik lebih banyak mengalami pelemahan ketika merambat di air
dibandingkan gelombang akustik, maka gelombang akustik menjadi satu-satunya alat
navigasi yang efektif untuk penerapan di bawah air.

B. Kelemahan
Kecepatan pengembalian sinyal yang dipengaruhi suhu dan salinitas air laut, dan
beberapa kapal anti-radar juga mengembangkan teknologi material anti-sonar sehingga
diperlukan sonar yang lebih canggih untuk bisa memantulkan material tersebut.

E. Cara Kerja Sonar


Cara kerja sonar adalah dengan mengirimkan gelombang suara ke dasar perairan
kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke
operator melalui pengeras suara atau di tampilkan di monitor. Dengan mengetahui
kecepatan gelombang media yang diukur dan dengan menggunakan persamaan s = v ( ½
t), maka kita akan mendapatkan jarak yang diukur. Factor setengah di depan t, di atas
menyatakan setengah waktu tempuh dari sonar ke tempat pemantulan dan kembali ke
sonar. Dengan ungkapan lain, waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat
dari sonar ke tempat pemantulan.
F. Bagaimana Sebuah Sonar Bekerja
Secara sederhana berikut ini sebagai contoh sebuah kapal konventional melepas
sinyal ke dalam air, maka pantulan akan memberikan efek Echo (gema) dan
mengembalikannya kepada sistem penerima (receiver) nah setelah itu sistem penerima
tadi melakukan kalkulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal dan juga informasi
informasi yang dibutuhkan lain nya, seperti pemetaan laut ( pengukuran laut, topografi
laut, dll). Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan
layar monitor. Dengan mengetahui kecepatan gelombang media yang diukur dan dengan
menggunakan persamaan s = v ( ½ t), maka kita akan mendapatkan jarak yang diukur.
Faktor setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu tempuh dari sonar ke
tempat pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan ungkapan lain, waktu yang diperlukan
oleh gelombang untuk merambat dari sonar ke tempat pemantulan.
Pada awalnya Sonar hanya memiliki sistem Sonar pasif, di mana tidak ada sinyal
yang dikirim keluar. Namun seiring kemajuan teknologi dan kebutuhan hadirlah Sonar
aktif yang mana sinyal yang dikirim bisa diterima kembali. Frekuensi yang digunakan
oleh sonar berada pada daerah ultrasonic, yaitu di atas 20.000 hertz. Karena frekunsi
tersebut tidak dapat didengar dan panjang gelombang pada daerah ultrasonic pada daerah
ultrasonic sangat kecil sehingga difraksi yang terjadi juga semakin kecil, dan gelombang
tidak akan menyebar. Kecilnya panjang gelombang yang digunakan, juga dapat
digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang kecil pula.

1. Bagaimana dengan tingkat Akurasi?


Akurasi sonar ternyata bisa di dipengaruhi oleh tingkat salinitas ( kadar garam) dari
perairan. Suhu dan salinitas mengubah kerapatan air, yang dapat mempercepat atau
memperlambat sinyal kembali
2. Dapatkah Kapal selam menghindari lacakan Sonar?
untuk sebuah tujuan militer penyusupan kapal selam umumnya bergerak pada posisi
“daerah kedap” transmisi gelombang udara (shadow zone). Daerah ini merupakan daerah
aman dimana suhu dan salinitas laut pada lapisan tersebut memantulkan rambatan suara
yang datang sehingga kapal dapat terhindar dari deteksi SONAR lawan, selain itu
kemajuan teknologi pula sudah membuat sebuah kapal selam dengan material khusus
untuk meminimalisir pantulan dan sistem pertahanan elektronik yang dapat mengacaukan
atau merusak sistem sonar aktif pihak lawan (jamming,sistem pengacak).
3. Tahukah kalau Sinyal Sonar berefek negatif terhadap mamalia laut?
(Negative Effects of Sonar) efek pancaran sinyal yang berlebihan dari sinyal sinyal
sonar dapat mengganggu navigasi hewan hewan mamalia laut seperti Lumba lumba dan
Paus. Pada sebuah kasus, terjadi sebuah kondisi dimana lumba lumba banyak yang
terdampar di laut oleh karena pancaran dari sonar pada sebuah latihan militer di perairan

E. Bagaimana penggunaan teknologi sonar di Indonesia?


Seperti pada awal sejarah penggunaan sonar, di Indonesia pun sistem sonar
digunakan pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak pemerintahan Presiden
Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa negara seperti Amerika,
Rusia,Italia dan belanda pada tahun 1960an.
Kabarnya sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah atau
swasta di Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk EWQ Sebab seperti kita
ketahui, laut di Indonesia memiliki 2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya.
Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa dikelola dengan cara-cara yang profesional.
Salah satunya adalah mengembangkan teknologi secara mandiri untuk menunjang tugas-
tugas pengelolaan kawasan perairan kita, baik untuk kepentingan di bidang sipil maupun
militer (pertahanan). Sehingga kita bisa segera melepaskan ketergantungan pada
teknologi dari negara-negara maju.
Benda (objek) yang diamati, kalau lebih tepatnya sih hidung untuk melihat di bawah
air. Beberapa moda transport yang menggunakan nya antara lain kapal laut, kapal selam
dan pesawat terbang ( for special purpose, biasanya pada pesawat anti kapal selam,
dimana sonar di butuhkan untuk mencari titik lokasi kapal selam berada). Dari wikipedia
pengertian nya adalah sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah
laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial,
keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang
pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di
bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada
tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak
gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada
kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam. Dalam perkembangan selanjutnya ada
nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi
kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat
terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain
sonar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Yang dimaksud Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara
didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah
permukaan kawasan perairann.
2. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek
di bawahlaut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas
digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman,
penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di
laut.
3. Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara
bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan
(echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau
ditayangkan pada monitor.

B. Kritik dan Saran


1. Agar kita lebih memahami konsep dari Sonar itu sendiri yang nanti akhirnya
bermanfaat bagi Pelaut.
2. Sonar mempermudah kita untuk mengetahui benda yang ada di bawah laut, dan
sebagainya yang menyangkut tentang laut.
3. Makalah Sonar ini juga sangat bermanfaat untuk semua orang. Khususnya bagi
calon
Pelaut agar calon Pelaut bisa memahami fungsi dan manfaat dari Sonar itu sendiri
sehingga hasil karya ilmiah atau makalah menjadi baik, benar, dan dapat
dimengerti
semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai