Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Terutama pada Kemajuan teknologi di bidang perkapalan dan instrument-instrumen navigasi


yang digunakan terus berkembang pesat. Dimulai dari instrumen sederhana (konvensional)
seperti kompas, sextan, alat baring, dan sebagainya hingga alat navigasi modern salah satunya
SONAR. Berkembangnya instrumen tersebut dilatarbelakangi tuntutan kenyamanan dan
keamanan bagi penumpang yang sangat menjadi perhatian utama. Kemajuan di bidang industry
perkapalan seiring dengan tuntutan kenyamanan dan keamanan menyebabkan perlunya alat
pengaman yang bekerja otomatis.

SONAR (Sound Navigation And Rangin) merupakan sebuah teknologi yang berfungsi
untuk navigasi, berkomunikasi dengan atau mendeteksi objek diatas maupun dibawah
permukaan air. Sonar sendiri memiliki 2 teknologi, yaitu sonar pasif dan sonar aktif. Sonar pasif
pada dasarnya hanya mendengarkan suara yang dibuat oleh kapal, sementara sonar aktif
memancarkan pulse suara dan mendengarkan gema. Sonar dapat digunakan sebagai sarana
acoustic location dan pengukuran karakteristik gema dari target di dalam air. Acoustic location di
dalam udara pernah digunakan sebelum radar diperkenalkan. Sonar juga dapat digunakan di
udara sebagai navigasi robot. Makalah ini akan membahas terkait sonar mulai dari pengertian,
jenis dan komponen sonar, sejarah adanya sonar, fungsi, prinsip kerja beserta mekanisme sistem
sonar dalam aplikasi sebagai finding fisher dan deepmeter, hingga penggunaannya dalam dunia
kesehatan sehingga diperolah pembahasan lengkap mengenai sonar.

1
I.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian SONAR
SONAR adalah singkatan dari Sound Navigation and Ranging (Murray, 2011) merupakan
sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk
mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut.
SONAR (Sound Navigation and Ranging) merupakan sistem instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang obyek-obyek bawah air. Hingga saat ini sonar telah luas
digunakan untk mendeteksi kapal selam & ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan
komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut. Sistem SONAR ini terdiri dari dua
bagian yaitu sistem sonar aktif yang melakukan proses pemancaran dan penerimaan sinyal suara
dan sistem sonar pasif yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh
obyek obyek bawah air (MacLennan etal., 1992).
Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut (Bathymetry),
pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Subbottom Profilers), pemetaan dasar
laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal selam dan ranjau, analisa dampak lingkungan didasar
laut, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari
sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada awalnya
diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air,
kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam laut
ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam
perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan
dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.
Metode akustik digunakan untuk menentukan perubahan kelimpahan stok ikan, dengan
menggunakan sistem pemancar yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal disebut
echosounder, sedangkan yang memancarkan sinyal akustik secara horizontal disebut sonar
(Burczynski, 1982). Menurut Budiarto (2001), untuk memperoleh informasi tentang objek-objek
bawah air digunakan suatu sistem sonar yang terdiri dari dua sistem yaitu active sonar
system yang digunakan untuk mendeteksi dan meneliti target-target bawah air dan passive sonar

2
system yang hanya digunakan untuk menerima suara-suara yang dihasilkan oleh objek-objek
bawah air.
2. Komponen SONAR
Sistem sonar umumnya terdiri dari lima komponen, adapun kelima komponen tersebut
yaitu (MacLennan et al., 1992):
a. Transmitter, berfungsi untuk menghasilkan pulsa listrik
b. Transducer, untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara begitu juga sebaliknya
c. Receiver, untuk menerima echo dari objek
d. Peraga–perekam, untuk mencatat hasil echo
e. Time base, digunakan untuk mengaktifkan pulsa.

3. Sejarah Sonar
Sejarah keberadaan sonar menurut Gitoyo (2015) dimulai pada beberapa binatang
(lumba-lumba dan kelelawar) telah menggunakan suara untuk berkomunikasi dan deteksi obyek
selama jutaan tahun. Leonardo da Vinci pada tahun 1490 memasukkan sebuah tabung ke dalam
air untuk mendeteksi kapal dengan menempatkan telinga ke tabung. Pada abad ke-19 bel bawah
air digunakan sebagai tambahan untuk mercusuar untuk memberikan peringatan bahaya.

Gambar 3.1 Kelelawar dan lumba-lumba menggunakan deteksi objek jutaan tahun lalu

Munculnya "sonar" tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada
tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di

3
Danau Geneva, Swiss. Lewis Nixon, pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar
pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Penggunaan suara untuk 'echo mencari' obyek
bawah air untuk navigasi telah diajukan oleh tim pencari kapal Titanic bencana 1912. Paten
pertama di dunia untuk gema bawah air mulai perangkat diajukan di British Kantor Paten oleh
ahli meteorologi Inggris Lewis Richardson bulan setelah tenggelamnya kapal Titanic, Fisikawan
Jerman Alexander Behm memperoleh paten untuk echo sounder pada tahun 1913.
Insinyur Kanada Reginald Fessenden saat bekerja untuk Submarine Signal Company di
Boston, membangun sistem eksperimental dimulai pada tahun 1912, Sistem kemudian diuji di
Boston Harbor, dan akhirnya pada tahun 1914 dari US Revenue Cutter Miami (sekarang Coast
Guard) di di Grand Bank off Newfoundland Canada. Dalam tes itu, Fessenden menunjukkan
terdengar mendalam, komunikasi bawah laut ( Kode Morse ) dan gema mulai (mendeteksi
gunung es di dua mil (3 km) Kisaran). Alat ini disebut Fessenden Osilator, bekerja pada
frekuensi 500 Hz. Alat ini kemudian dipasang pada Kapal selam Montreal buatan Inggris kelas H
diluncurkan pada tahun 1915 yang dilengkapi dengan osilator Fessenden.
Perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat
sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik
kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh
besar dalam desain sonar. Pada tahun 1916, di bawah British Dewan Penemuan dan Penelitian ,
fisikawan Kanada Robert William Boyle mengambil proyek deteksi suara aktif dengan AB Wood
, menghasilkan prototipe untuk pengujian pada pertengahan 1917. Karya ini, untuk Divisi Anti-
Submarine dari British Naval Staf, dilakukan secara rahasia paling, dan menggunakan kristal
piezoelektrik kuarsa untuk menghasilkan praktis aparat deteksi suara bawah air aktif pertama di
dunia. Untuk menjaga kerahasiaan tidak menyebutkan eksperimen suara atau kuarsa dibuat - kata
yang digunakan untuk menggambarkan karya awal ('SuperSonics') diubah menjadi 'ASD'ics, dan
bahan kuarsa untuk' ASD'ivite: maka singkatan ASDIC Inggris.
Selama Perang Dunia I kebutuhan untuk mendeteksi kapal selam diminta lebih banyak
penelitian ke dalam penggunaan suara. Inggris memanfaatkan awal perangkat mendengarkan
bawah air yang disebut hydrophone, sementara fisikawan Perancis Paul Langevin, bekerja
dengan imigran insinyur listrik Rusia Constantin Chilowsky, bekerja pada pengembangan
perangkat suara aktif untuk mendeteksi kapal selam pada tahun 1915 menggunakan kuarsa.

4
Pada tahun 1918, baik Perancis dan Inggris telah membangun sistem aktif prototipe.
Inggris diuji ASDIC mereka pada HMS Antrim pada tahun 1920, dan mulai produksi pada tahun
1922. The Destroyer 6 Flotilla memiliki kapal ASDIC dilengkapi pada tahun 1923. Sebuah
sekolah anti-kapal selam, HMS Osprey, dan pelatihan armada dari empat kapal yang didirikan
pada Portland di 1924. AS Sonar QB mengatur tiba pada tahun 1931.
Selama tahun 1930-an insinyur Amerika yang dikembangkan di bawah air teknologi
mereka sendiri deteksi suara dan penemuan penting dibuat, seperti thermoclines, yang akan
membantu pembangunan masa depan. Setelah informasi teknis yang dipertukarkan antara kedua
negara selama Perang Dunia Kedua, Amerika mulai menggunakan yang SONAR istilah untuk
sistem mereka, diciptakan sebagai setara RADAR .
Pada tahun 1939, dalam menanggapi pertanyaan dari Oxford English Dictionary ,
Angkatan mengarang cerita yang berdiri untuk 'Sekutu Submarine Komite Investigasi Deteksi',
dan ini masih luas diyakini, meskipun tidak ada komite bantalan nama ini telah ditemukan dalam
arsip Admiralty. Dengan pecahnya Perang Dunia II , yang Royal Navy memiliki lima set untuk
kelas kapal permukaan yang berbeda, dan lain-lain untuk kapal selam, dimasukkan ke dalam
sistem serangan anti-kapal selam lengkap. Efektivitas ASDIC dini sembelih oleh penggunaan
biaya kedalaman sebagai senjata anti-kapal selam. Ini diperlukan kapal menyerang untuk
melewati kontak terendam sebelum menjatuhkan tuduhan atas buritan, yang mengakibatkan
hilangnya kontak ASDIC di saat-saat menjelang serangan.
Pada awal Perang Dunia II , teknologi ASDIC Inggris itu ditransfer secara gratis ke
Amerika Serikat. Penelitian tentang suara ASDIC dan bawah air diperluas di Inggris dan di
Amerika Serikat. Banyak jenis baru deteksi suara militer dikembangkan. Ini termasuk sonobuoys
, pertama kali dikembangkan oleh Inggris pada tahun 1944 di bawah codename High Tea,
mencelupkan / mencelupkan sonar dan deteksi tambang sonar. Karya ini membentuk dasar untuk
pengembangan pasca perang yang berkaitan dengan melawan kapal selam nuklir .
Dalam perang, angkatan laut membuat ekstensif menggunakan kedua sonar pasif dan
aktif dari kapal terbawa air, pesawat dan instalasi tetap. Meskipun sonar aktif digunakan oleh
kapal perang permukaan dalam Perang Dunia II, pengguna kapal selam juga berpikir untuk
menghindari deteksi sonar aktif karena potensi penggunaann sonar aktif akan mengungkapkan
keberadaan dan posisi mereka untuk pasukan musuh. Namun, munculnya -pengolahan sinyal
modern memungkinkan penggunaan sonar pasif sebagai primer berarti untuk pencarian dan

5
deteksi operasi. Pada tahun 1987 sebuah divisi dari Jepang perusahaan Toshiba dikabarkan
menjual mesin ke Uni Soviet yang memungkinkan baling-baling kapal selam mereka akan
digiling sehingga mereka menjadi radikal lebih tenang, membuat generasi baru kapal selam lebih
sulit untuk dideteksi.

4. Prinsip Kerja SONAR

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau
untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal
selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan
penyelaman, dan komunikasi di laut.

Prinsip kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah
permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar
ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

Gambar 4.1 Mekanisme Kerja SONAR

5. Fungsi SONAR
Sebagai salah satu instrumen navigasi SONAR memiliki arti penting karena memiliki
beberapa fungsi (Hodges, et al, 2010), antara lain :

6
a. Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo
Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu Antara
pengiriman dan penerimaan pulsa suara
b. Pengindentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Sub bottom Profilers).
a. Dengan sonar ini frekuensi jadi lebih rendah dan bias menembus lebih dalam dan sinyalnya
lebih bertenaga. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang
dalam menentukan kandungan mineral dasar laut dalam.
c. Pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping).
a. Sonar dapat menghasilkan tampilah peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi
akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari sub bottom
profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan terperinci.
d. Pencarian kapal-kapal karam di dasar laut.
a. Pencarian ini dapat ditunjang dengan teknologi sonar. Dengan teknologi ini, lokasi kapal
karam dapat ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah air ini dapat menunjang
eksplorasi dan ekploitasi dalam bidang arkeologi bawah air (underwater archeology)
dengan tujuan untuk mengangkat dan mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda
yang dianggap bersejarah.
e. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
a. Pemasangan pipa dan kabel komunikasi dasar laut membutuhkan data yang akurat
mengenai kondisi dasar lautnya dengan peta dasar laut yang baik juga data dari sub bottom
profiler pipa dan kabel dapat ditempatkan di daerah yang sesuai dan pemasangannya akan
lebih mudah.
f. Analisa dampak lingkungan di dasar laut.
a. Teknologi akustik bawah air dapat juga menunjang analisa dampak lingkungan di dasar
laut.

6. Jenis-jenis Sonar
Menurut Gitoyo (2015) cit Simmonds et al, (2005), terdapat dua jenis sonar yaitu sonar
aktif dan pasif. Aktif sonar mentransmisikan sinyal akustik dan mendeteksi pantulan dari objek
di dalam air. Pasif sonar tidak mentransmisikan sinyal akustik, tetapi hanya mendeteksi sumber
suara yang berasal dari objek yang diamati.
6.1 Sonar Aktif
Sonar aktif berperan memancarkan pulsa suara dan mendengarkan gema. Alat sonar
kedua digolongkan sebagai sonar aktif, di mana ada sinyal yang di mana sinyal sonar aktif

7
dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu obyek, petugas sonar
mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Sonar
aktif menciptakan pulsa suara, sering disebut "ping", dan kemudian mendengarkan refleksi
(gema ) dari pulsa.
Sonar aktif juga digunakan untuk mengukur jarak melalui air antara dua transduser sonar
atau kombinasi dari hidropon (mikrofon akustik bawah air) dan proyektor (speaker akustik
bawah air). Sebuah transduser adalah sebuah alat yang dapat mengirim dan menerima sinyal
akustik ("ping"). Ketika hydrophone / transducer menerima sinyal interogasi tertentu akan
meresponnya dengan mengirimkan sinyal balasan tertentu. Untuk mengukur jarak, satu
transduser / proyektor mentransmisikan sinyal interogasi dan mengukur waktu antara transmisi
dan penerimaan lain transduser / hidrofon balasan. Perbedaan waktu, skala oleh kecepatan suara
melalui air dan dibagi dua, adalah jarak antara dua platform. Teknik ini, bila digunakan dengan
beberapa transduser / hydrophone / proyektor, dapat menghitung posisi relatif benda statis dan
bergerak di dalam air.
6.2 Sonar Pasif
Sonar pasif adalah sonar yang tidak memancarkan sinyal yang dikirim keluar. sehingga ia
hanya berperan sebagai pendengar suara yang dibuat oleh kapal, Pada sistem pasif maju, ada
bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk
mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
Sonar pasif mendengarkan tanpa transmisi. Hal ini sering digunakan dalam pengaturan
militer, meskipun juga digunakan dalam aplikasi ilmu pengetahuan, misalnya, mendeteksi ikan
untuk studi / tidaknya di berbagai lingkungan perairan - lihat juga akustik pasif dan radar pasif .
Dalam penggunaan yang sangat luas, istilah ini dapat mencakup hampir semua teknik analisis
yang melibatkan suara yang dihasilkan dari jarak jauh, meskipun biasanya terbatas pada teknik
yang diterapkan dalam lingkungan air.Tidak seperti sonar aktif, hanya ada satu cara perbanyakan
yang terlibat. Karena pemrosesan sinyal yang berbeda yang digunakan, sinyal terdeteksi
minimum untuk rasio kebisingan akan berbeda.
Persamaan untuk menentukan kinerja sonar pasif adalah:
SL - TL = NL - DI + DT

8
di mana SL adalah tingkat sumber, TL adalah hilangnya transmisi, NL adalah tingkat kebisingan,
DI adalah indeks directivity dari array (perkiraan untuk keuntungan array) dan DT adalah
ambang deteksi. Rumus dari sonar pasif adalah:
FOM = SL + DI - (NL + DT).
7. Aplikasi Pengunaan Sonar
7.1 Sistem Sonar Mendeteksi Kapal Selam
Cara kerja pemindaian kapal selam musuh sangat mirip dengan cara Lumba- lumba
mengetahui keberadaan mangsa, yaitu : 1) Kapal melepaskan bunyi dengan frekuensi tinggi, 2)
bunyi merambat di perairan, 3) Jika pada perairan terdapat kapal selam, maka bunyi akan
menumbuk kapal selam tersebut kemudian terpantul dan kembali ke kapal, 4) Selang waktu yang
dibutuhkan oleh bunyi selama proses ini dapat digunakan untuk memperhitungkan jarak dan
posisi kapal selam ( Burczynski, 1982).

Gambar 7.1 Sistem Sonar untuk Mendeteksi Kapal Selam


7.2 Sistem Sonar Mendeteksi Kedalaman Laut
Manusia tidak harus menggunakan “meteran” untuk mengukur kedalaman laut. Bisa
dibayangkan bagaimana tingkat kesulitannya jika untuk mengukur kedalaman laut menggunakan
alat ukur panjang. Lalu bagaimana cara mengetahui kedalaman laut. Kedalaman laut bisa
diketahui oleh manusia dengan menggunakan sistem sonar. Cara kerjanya adalah sebagai
berikut :
1. Sebuah kapal dilengkapi dengan piranti berupa Echo Sounder dan Hidrofon.
2. Echo Sounder mengeluarkan bunyi dengan frekuensi tinggi mengarah pada dasar laut,
3. Gelombang bunyi akan merambat hingga akhirnya sampai di dasar laut, setelah itu akan
dipantulkan kembali ke kapal sebagai bunyi gema (echo),

9
4. Bunyi gema (echo) ditangkap kembali oleh kapal melalui piranti Hidrofon.
5. Pengamat mengukur waktu yang dibutuhkan oleh bunyi sejak pertama kali dikeluarkan
dari Echo Sounder hingga bunyi echo tertangkap oleh hidrofon.

Gambar 8.2 Sistem Sonar untuk Mengetahui Kedalaman Laut

Setelah proses tersebut, bagaimana cara mengetahui kedalaman laut? Dari kapal bunyi
dipancarkan dan bergerak dengan kecepatan v. Suatu saat akan sampai di dasar laut (h). Sampai
di dasar laut bunyi akan dipantulkan kembali ke kapal. Karena kecepatan selama proses ini
dianggap sama, maka waktu yang dibutuhkan bunyi untuk bergerak dari kapal ke dasar laut akan
sama dengan waktu yang dibutuhkan oleh bunyi pantul dari dasar laut ke kapal. Sehingga jika
selang waktu yang dibutuhkan selama proses ini adalah t, dan jarak tempuh bunyi selama proses
bolak-balik adalah 2h, maka dapat dirumuskan :
h=v.t/2
Besarnya kecepatan perambatan bunyi di dalam air adalah sekitar 1500 m/s.

7.3 Sistem Sonar Pada Dunia Kedokteran


Sistem sonar diterapkan dalam teknologi Ultrasonografi (USG) (Orenstein, 2008). USG
adalah suatu teknik diagnostik pencitraan yang menggunakan ultrasonik yaitu gelombang suara
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari kemampuan pendengaran manusia. Teknik ini digunakan
untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran serta strukturnya. Secara umum kegunaan
USG adalah membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh.
Pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi10MHz ( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekuensi
tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut
transducer (AIUM, 2013).

10
8. Penggunaan Teknologi Sonar di Indonesia

Seperti pada awal sejarah penggunaan sonar, di Indonesia pun sistem sonar digunakan
pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak pemerintahan Presiden Soekarno banyak membeli
kapal-kapal perang beberapa negara seperti Amerika, Rusia, Italia dan belanda pada tahun
1960an. Kabarnya sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah
atau swasta di Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi ini.
Sangat disayangkan bila kabar ini memang benar. Sebab seperti kita ketahui, laut di Indonesia
memiliki 2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya. Kawasan laut seluas ini
seharusnya bisa dikelola dengan cara-cara yang profesional. Salah satunya adalah
mengembangkan teknologi secara mandiri untuk menunjang tugas-tugas pengelolaan kawasan
perairan kita, baik untuk kepentingan di bidang sipil maupun militer (pertahanan). Sehingga kita
bisa segera melepaskan ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju. Sejauh ini sonar
telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman,
penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.

11
II. PENUTUP
1. Kesimpulan

SONAR (Sound Navigation and Ranging) merupakan sistem yang menggunakan


gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan
menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Terdapat dua
jenis sonar yaitu sonar aktif dan pasif. Sistem sonar terdiri dari lima komponen (Transmitter,
Transducer, Receiver, Peraga–perekam, Time base). Keberadaan sonar dimulai pada beberapa
binatang telah menggunakan suara untuk berkomunikasi dan deteksi obyek selama jutaan tahun.
Di Indonesia sistem sonar digunakan pertama kali di bidang militer. Sejauh ini sonar telah luas
digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan
komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut. Prinsip kerjanya yaitu sonar
mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang
pantulan (echo), data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan
pada monitor. Dalam bidang medis, sistem sonar diterapkan dalam teknologi Ultrasonografi
(USG).

2. Saran
Referensi terpercaya terkait sonar sangat sedikit sehingga membatasi informasi yang
diperoleh, diharapkan sebaiknya informasi dalam bentuk buku maupun jurnal menganai sonar
dapat diperkaya. Saran lain, sebaiknya makalah disusun oleh tim kecil berdasarkan diskusi
sehingga informasi makalah lebih banyak dan berkualitas.

12
DAFTAR PUSTAKA
AIUM. 2013. Obstetric Ultrasound Examinations. American Institute of Ultrasound in Medicine.
New York

Budiarto, Aris. 2001. Aplikasi Split Beam Acoustic System Untuk Pendugaan Nilai Densitas
Ikan di Perairan Teluk Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Burczynski, J. 1982. Introduction to The Use of SONAR Systems for estimating Fish Biomass.
FAO: Rome

Gitoyo, Y. 2015. Mengenal Peralatan SOund Navigation And Ranging (SONAR) Dalam
Mengendus Puing Pesawat Airasia QZ8501. Pustaka Digital Indonesia. Jakarta.

Gumbira G. 2011. Aplikasi Instrumen Multibeam Sonar Dalam Kegiatan Peletakan Pipa Bawah
Laut (Contoh Studi Perairan Balongan). [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hodges, Richard P. 2010. Underwater Acoustics: Analysis, Design and Performance of SONAR.
John Wiley & Sons, Ltd: United Kingdom.

Mac, Lenan and Simmonds.1992.Fisheries Acoustics Theory and Practice. Oxford : Blackwell
Science

Murray, D.K., 2011. Borrowing brillianer :Rahasia Sukses dengan Meminjam Gagasan Orang
Kaya. PT Mirzan Pustaka. Bandung.

Orenstein, B.W. 2008. Radiology Today Vol.9. Mc Laughlin at The 2008 SDMS Conferencee.

13

Anda mungkin juga menyukai