Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70 berbanding 30,
sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia yang memiliki kepentingan
laut untuk memajukan maritimnya. Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut
menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara.

Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas
lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir
setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua
setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.

Namun dengan demikian 97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar
yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar
yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya
sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.

Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus
meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap
kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan,
terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai
pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus
berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

Oleh karena itu,pentingnya kesadaran akan efesiensi penggunaan air tawar, efisiensi ini
diantaranya dapat dilakukan dengan cara pemantauan kondisi ketersediaann air pada tangki
ballast. Dengan mengetahui tingkat ketinggian air pada tangki diharapkan dapat memberikan
peran yang signifikan akan upaya penghematan air tawar .

Sebenarnya pemantauan akan ketinggian air pada tangki ballast dapat dilakukan dengan cara
manual (pemantauan secara langsung) namun hal ini tentunya akan memakan waktu dan tenaga
yang lebih dan tentunya sangat tidak efisien. Pada era ini efisiensi dianggap suatu momok yang
sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat yang dapat memantau tingkat ketinggian
air pada tangki ballast dari jarak jauh. Tentunya pemantauan ini dilakukan secara otomatis oleh
sesor yang kemudian akan dikirimkan ke internet sehingga dapat diakses kapanpun dan
dimanapun.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul ketika


merancang sistem tersebut adalah cara pembacaan water level sensor pada tangki ballast dan
mengirimkan informasi suhu tersebut sehingga dapat dibaca dari jarak jauh serta dapat
mengirimkan peringatan kepada user ketika terjadi perubahan ketinggian melewati batas yang
diinginkan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian dapat terselesaikan, maka perlu adanya batasan – batasan masalah.
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rancang bangun berupa modul untuk memonitor tingkat ketinggian air pada tangki
ballast dari jarak jauh dengan menggunakan konsep IoT (Internet of Thing).
2. Ruangan tangki ballast disimulasikan dengan menggunakan tangki air (tandon).
3. Masukkan sistem menggunakan water level sensor.
4. Komunikasi menggunakan wifi shield Esp8266
5. Keluaran sistem berupa ketinggian air di dalam tangki air dan prosentase ketinggian
air yang ditampilkan pada monitor.
6. Sistem dikontrol menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno.

1.4 Tujuan

Setelah menentukan rumusan masalah dan batasan masalah maka dapat ditentukan tujuan
dari penelitian ini adalah membuat water level sensor dapat membaca tingkat ketinggian air
di dalam dan membuat sistem yang dapat mengirim informasi ketinggian air tersebut dari
jarak jauh.

1.5 Manfaat

Dengan adanya alat ini maka dapat mengurangi pemakaian air tawar pada tangki ballast
sehingga penggunaan air tawar pada kapal dapat diefisiensi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sistem


Konsep sistem dari penelitian “ Rancang bangun berupa modul untuk memonitor
tingkat ketinggian air pada tangki ballast dari jarak jauh dengan menggunakan konsep IoT
(Internet of Thing).” digambarkan dalam blok diagram pada Gambar 1. Sistem yang
dibangun adalah sesnsor ultrasonik mengirim ketinggian di dalam tangki ballast ke
mikrokontroller secara terus menerus. Mikrokontroller mengirimkan data di dalam tangki
ballast ke user melalui NodeMCU ESP8266(ESP-12E Module).

Sensor Mikrokontroller ESP8266(ESP-12E Komputer


Router
ultrasonik Module) User

Gambar 1. Blok Diagram Rancang Bangun Monitoring Tangki Ballast menggunakan


konsep IoT.

2.2 Kajian Pustaka


Pengembangan penggunaan Mikrokontroller dengan modul Arduino Uno untuk berbagai
aplikasi sudah banyak dilakukan sejak tahun 2010 tetapi untuk monitoring jarak jauh dengan
menggunakan wifi atau ethernet banyak dilakukan mulai tahun 2014. Penggunaan
Mikrokontroller dengan modul Arduino Uno berkembang pesat karena sudah banyak
tersedia shield – shield termasuk adanya wifi shield. Dengan adanya wifi shield mendukung
perkembangan dari IoT (Internet of Thing). Dimana IoT merupakan sebuah konsep yang
bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara
terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya,
termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi,
peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan
global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Beberapa penelitian yang mengembangkan dari IoT telah dilakukan. Dimana inti dari IoT
adalah penggunaan dari internet sehingga memperluas cakupan dari suatu jaringan.
Penelitian tersebut banyak ditujukan untuk monitoring suatu benda seperti suhu, kelembaban
atau lampu dari jarak jauh, baik menggunakan ethernet maupun wifi.

Iqbal Istiqobudi, Yama Fresdian Dwi Saputro, Amin Suharjono, Sidiq Syamsul Hidayat,
Abu Hasan (Istiqobudi dkk, 2015) pada penelitiannya melakukan monitoring sensor suhu
dan kelembaban yang nirkabel menggunakan wifi shield. Pada penelitian ini dititik berartkan
pada kecepatan komunikasi beberapa sensor dengan server bukan rancang bangun dari
sensor.
Y. M. V. Galih Purwito Adi (Adi, 2014) pada penelitiannya melakukan monitoring
terhadap 4 channel sensor suhu LM35 yang menggunakan Arduino Uno dengan pengiriman
data melalui Ethernet Shield. Data sebelum dikirimkan melalui jaringan disimpan sementara
di media penyimpanan berupa memory micro SD Card.

Marti Widya Sari, Efdi Susilo (Sari, 2017) melakukan penelitian berupa monitoring
lampu jarak jauh berbasis internet. Cara untuk monitoring lampu dari jarak jauh
menggunakan Raspbery Pi. Raspberry merupakan single-board circuit yang dapat
digunakan sebagai kontroller dan telah dilengkapi dengan ethernet maupun bluetooth untuk
pengiriman data nirkanel. Penelitian ini menitik beratkan pada waktu respon monitoring
dari dalam dan luar ruangan.

2.3 Dasar Teori


Dasar teori merupakan kumpulan – kumpulan teori untuk menunjang penyelesaian pada
penelitian ini. Teori – teori yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini meliputi Sensor
ultasonik, , Icd, RTC,I2C, dan node mcu.

2.3.1 Sensor ultrasonik


Sensor ultasonik adalah sebauh sensor yang befungsi untuk mengubah besaran fisis
(bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini iddasarkan pada prinsip
dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Cara kerja sensor ultrasonic, gelombang ultasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang
disebut denganpiezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonic ( umunya
berfrekuensi 40 kHz0 ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum,
alat ini akan menembakan gelombang ultasonik menuju suatu area atau suatu target, maka
target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan
ditangkap oleh sensor, kemudia sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman
gelombang dan waktu gelombang pantul di terima.
Secara detail cara kerja sensor ultasonik adalah sebagai berikut :

Sinyal yang dipancarkan oleh sensor ultrasonik berupa gelombang bunyi dengan
kecepatan 340 m/s. Sinyal yang dipantulkan dan diterima kembali oleh sensor akan dihitung
dengan rumus S = 340.t/2, dimana S adalah jarak sensor dengan objek pantul, dan t adalah selisih waktu
saat gelombang dipancarkan dan diterima.

Rangkaian Sensor Ultrasonik


Bagaimana, sudah paham bukan dengan penjelasan sensor ultrasonik? Setelah
membahaminya, tentu anda penasaran dan ingin mencoba membuat rangkaiannya bukan?
Nah, berikut kami bagikan skema rangkaian pemancar (transmitter) dan skema penerima
(receiver) sensor ultrasonik yang cukup simpel.
Rangkaian Pemancar (Transmitter)
Rangkaian Penerima (Receiver)

Untuk aplikasinya, sensor ultrasonik sangat bermacam-macam mulai dari dunia


industri, kedokteran atau kesehatan, sampai dengan pertahanan. Untuk dunia kesehatan
sensor ultrasonik dapat diaplikasikan pada alat yang bernama USG untuk mendeteksi
organ-organ dalam tubuh manusia, mendeteksi penyakit seperti tumor, liver, otak, batu
ginjal, dll.
Sedangkan untuk dunia industri, sensor ultrasonik dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan mineral, minyak bumi, dan lain sebagainya. Nah, jika anda
bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan, sensor ultrasonik juga bisa anda
fungsikan sebagai radar pendeteksi objek tertentu baik di darat, laut, maupun udara.
Ada satu jenis sensor ultrasonik yang bisa dengan mudah dijumpai di pasaran,
yakni sensor ultrasonik HC-SR04. Sensor ini cukup compact dan memiliki fitur
mumpuni. Harganya pun juga sangat murah, sekitar 35 ribuan saja. Sangat cocok bagi
anda para pemula yang ingin mencoba sensor ultrasonik.
2.3.2 LCD (Liquid Crystal Display)

Struktur Dasar LCD (Liquid Crystal Display)

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan)


yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat.
Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak
digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar
Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar
Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya

LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama
yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair).
Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun,
LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena
itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya.
Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair
(Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar kaca yang
memiliki permukaan transparan yang konduktif.

Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :

 Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)


 Elektroda Positif (Positive Electrode)
 Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
 Elektroda Negatif (Negative Electrode)
 Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
 Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)

Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD :

Prinsip Kerja LCD (Liquid Crystal Display)

Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal
Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya
dan merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan
warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan
dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight
pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat
berubah menjadi berbagai warna.

2.3.3 RTC (Real-time clock)

Komponen Realtime clock adalah komponen IC penghitung yang dapat


difungsikan sebagai sumber data waktu baik berupa data jam, hari, bulan maupun tahun.
Komponen DS1307 berupa IC yang perlu dilengkapi dengan komponen pendukung
lainnya seperti crystal sebagai sumber clock dan Battery External 3,6 Volt sebagai
sumber energy cadangan agar fungsi penghitung tidak berhenti.
Gambar 1 Modul RTC

Bentuk komunikasi data dari IC RTC adalah I2C yang merupakan kepanjangan dari Inter
Integrated Circuit. Komunikasi jenis ini hanya menggunakan 2 jalur komunikasi yaitu SCL dan
SDA. Semua microcontroller sudah dilengkapi dengan fitur komunikasi 2 jalur ini, termasuk
diantaranya Arduino Microcontroller.

Gambar 2 Konfigurasi PIN RTC


Anda dapat mengkombinasikan display Seven segment, display jenis LCD ataupun jenis matrix
led untuk menampilkan data dari IC RTC. Dengan bantuan Arduino microcontroller semua opsi
tersebut akan menjadi lebih mudah.
Gambar 3 Rangkain RTC
Komponen RTC DS1307 memiliki ketelitian dengan Error sebesar 1 menit per tahunnya.
Fungsi pin dari komponen RTC S1307 adalah sebagai berikut :

1. Pin Vcc (Nomor 8) berfungsi sebagai sumber energy listrik Utama. Tegangan kerja dari
komponen ini adalah 5 volt, dan ini sesuai dengan tegangan kerja dari microcontroller
Arduino Board
2. Pin GND (Nomor 4) Anda harus menghubungkan ground yang dimiliki oleh komponen
RTC dengan ground dari battery back-up
3. SCL berfungsi sebagai saluran clock untuk komunikasi data antara Microcontroller dengan
RTC
4. SDA berfungsi sebagai saluran Data untuk komunikasi data antara Microcontroller dengan
RTC
5. X1 dan X2 berfungsi untuk saluran clock yang bersumber dari crustal external
6. Vbat Berfungsi sebagai saluran energy listrik dari Battery external.

 Gambar 4 Koneksi PIN Arduino dengan Modul RTC

2.3.4 Node MCUESP8266


NodeMCU ESP8266  merupakan modul turunan pengembangan dari modul
platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266 tipe ESP-12. Modul ESP8266 dapat
dipelajari dari artikel sebelumnya.
Secara fungsi modul ini hampir menyerupai dengan platform modul arduino, tetapi yang
membedakan yaitu dikhususkan untuk “Connected to Internet“.
Untuk saat ini modul NodeMCU sudah terdapat 3 tipe versi antara lain :
Gambar versi NodeMCU ESP8266
NodeMCU Versi 0.9

Pada versi ini (v0.9) merupakan versi pertama yang memiliki memori flash 4 MB sebagai
(System on Chip) SoC-nya dan ESP8266 yang digunakan yaitu ESP-12.
Kelemahan dari versi ini yaitu dari segi ukuran modul board lebar, sehingga apabila ingin
membuat protipe menggunakan modul versi ini pada breadboard, pin-nya kan habis
digunakan hanya untuk modul ini.
NodeMCU Versi 1.0

Versi ini merupakan pengembangan dari versi 0.9. Dan pada versi 1.0 ini ESP8266 yang
digunakan yaitu tipe ESP-12E yang dianggap lebih stabil dari ESP-12.
Selain itu ukuran board modulnya diperkecil sehingga compatible digunakan membuat
prototipe projek di breadboard.
Serta terdapat pin yang dikhusukan untuk komunikasi SPI (Serial Peripheral
Interface) dan PWM (Pulse Width Modulation) yang tidak tersedia di versi 0.9.
NodeMCU Versi 1.0 (unofficial board)

Dikatakan unofficial board dikarenakan produk modul ini diproduksi secara tidak resmi


terkait persetujuan dari Developer Official NodeMCU.
Perbedaannya tidak begitu mencolok dengan versi 1.0 (official board) yaitu hanya
penambahan V usb power output.
Berikut tabel perbandingan dari ketiga versi diatas :
Versi NodeMCU
Spesifikasi
Versi 0.9 Versi 1.0 (Official board) Versi 1.0 (Unofficial board)

Vendor Pembuat Amica Amica LoLin

Tipe ESP8266 ESP12 ESP-12E ESP-12E

USB port Micro Usb Micro Usb Micro Usb

GPIO Pin 11 13 13

ADC 1 pin (10 bit) 1 pin (10 bit) 1 pin (10 bit)

Usb to Serial Converter CH340G CP2102 CH340G

Power Input 5 Vdc 5 Vdc 5 Vdc

Ukuran Module 47 x 31 mm  47 x 24 mm 57 30 mm


2.3.5 I2C (Inter Integrated Circuit)

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data)
yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang
dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave.
Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk
sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan
membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.

Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,


didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”.
Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai
perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”. Kondisi sinyal Start
dan sinyal Stop seperti tampak pada Gambar 1.
 

Gambar 1. Kondisi sinyal start dan stop

 Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang
disimbolkan dengan ACK Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave, slave
akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan membuat SDA
menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit
data dari Master. Kondisi sinyal acknowledge seperti tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Sinyal ACK dan NACK

 Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, kita harus mengikuti tata
cara yang telah ditetapkan yaitu:

 Transfer data hanya dapat dilakukan ketikan Bus tidak dalam keadaan sibuk.
 Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama SCL dalam
keadan tinggi. Keadaan perubahan “1” atau “0” pada SDA hanya dapat dilakukan selama
SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi perubahan keadaan SDA pada saat SCL dalam
keadaan tinggi, maka perubahan itu dianggap sebagai sinyal Start atau sinyal Stop.

Gambar 3. Trasfer Bit pada I2C bu


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian “Monitoring ketinggian air pada tangki ballast


menggunakan konsep IoT ” diimplementasikan dengan menggunakan bak penampungan dan
projectboard sebagai penghubung tiap komponen yang digunakan. Dilanjutkan dengan
pembuatan prototype untuk monitoring ketinggian air pada tangki ballast. Dan dilanjutkan
dengan, pembuatan aplikasi monitoring berbasis Web dengan NodeMCU ESP8266(ESP-
12E Module).

58
3.1 Studi Literatur
Sebelum merancang dan membangun system monitoring ketinggian pada
tangki air berbasis Internet of Things dilakukan studi literatur terlebih dahulu. Pengumpulan
paper, pendalaman topik, dan analisa mengenai aplikasi berbasis website, serta segala
referensi yang berkaitan dengan Internet of Things yang dapat menopang dalam
perancangan

3.2 Rancangan Sistem


Perancangan sistem adalah membangun model sistem berdasarkan rumusan
masalah dan batasan masalah agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Model sistem yang
akan dibangun seperti pada Gambar 10.

Sensor Mikrokontroller ESP8266(ESP-12E User


ultrasonik Module)

Gambar 10. Blok Diagram Sistem

Cara kerja dari sistem adalah sensor suhu dan sensor ultrasonic akan
membaca suhu di dalam tanki ballas dan memastikan ketersediaan air secara terus menerus
dengan cara pantulan dari gelombang air. Data dari sensor suhu dan sensor ultrasonic yang
masih berupa analog diubah oleh Arduino Uno terlebih dahulu menjadi digital melalui
ADC. Data yang telah berupa digital diproses di dalam Arduino Uno sehingga menjadi data
suhu celsius. Data suhu celsius dikirimkan secara terus menerus ke komputer user melalui
NodeMCU ESP8266(ESP-12E Module). Karena dalam penelitian ini NodeMCU digunakan
sebagai web server, maka ketika mengakses alamat IP, NodeMCU akan mengambil data dari
sensor dan mengirimkannya ke web untuk kemudian ditampilkan dalam browser
Gambar 11. Gambar sistem

3.3 Rancang Pengujian


Rancang pengujian pada penelitian ini adalah dengan
mengimplementasikanya pada Sistem Monitoring Tangki Air Berbasis Internet of Things
dengan Menggunakan NodeMCU ESP8266 dan Sensor Ultrasonik mampu memonitoring
ketinggian pada tangki air secara akurat dan real-time. Pada sistem ini ditambahkan
indicator pengisian air menggunakan rain detector sensor pada saat jet pump diaktifkan,
sehingga memudahkan dalam pemantauan air mengisi atau hanya aktifnya jet pump tanpa
naiknya air dari penampungan ke tangki air.
DAFTAR PUSTAKA

Dafiyani, E., dkk. 2014. Analisis Perbandingan Biaya Pengangkutan Peti Kemas Jakarta – Surabaya
Antara Jalur Darat Dan Jalur Laut Dengan Kapal RO – RO. Program Studi Teknik
Perkapalan. Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. Indonesia.

Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan. CV. Paripurna. Jakarta.

Istiqobudi, I., dkk. 2015. Sistem Monitoring Suhu Dan Kelembaban Secara Realtime Pada Pengering
Gabah Berbasis Wireless Sensor Network. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri
Semarang. Indonesia.

Adi, Y.M.V.G.P. 2014. Monitoring Suhu 4 Channel Jarak Jauh Berbasis Arduino Uno. Program
Studi Teknik Elektro. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta. Indonesia.

Sari, M.W., dkk. 2017. Desain Dan Implementasi Aplikasi Monitoring Lampu Secara Jarak Jauh
Berbasis Wifi.

https://docplayer.info/71126030-Prototipe-sistem-monitoring-air-pada-tangki-berbasis-internet-of-
things-menggunakan-nodemcu-esp8266-dan-sensor-ultrasonik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air

Anda mungkin juga menyukai