Anda di halaman 1dari 18

Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring

Kelembapan dan Temperatur pada Kumbung Jamur


Tiram Berbasis IoT (Internet of Things)

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh


Gelar Sarjana Terapan Teknik

Disusun oleh :
Audia Yumna Dita Pramesti
NIM. 1741160098

PROGAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Audia Yumna Dita Pramesti
NIM : 1741160098
Program Studi : Jaringan Telekomunikasi Digital
Dosen Pembimbing : - Ir. Azam Muzakhim Imammuddin, M.T.
- Ir. Nugroho Suharto, M.T.
Judul Skripsi :Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring
Kelembapan dan Temperatur pada Kumbung Jamur Tiram
Berbasis IoT (Internet of Things)
Uraian Proposal Skripsi:
Jamu tiram telah banyak dibudidayakan di Indonesia melalui berbagai media
tanam (substrat). Bukan tanpa alasan jika banyak orang yang memilih
membudidayakan jamur tiram dibandingkan dengan jamur lainnya. Hal ini
disebabkan keistimewaan jamur tiram yang merupakan jenis jamur yang paling
mudah dibudidayakan karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan.Bisa dilihat dari proses pertumbuhan jamur tiram yang cukup singat.
Budidaya jamur tiram memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai.Faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah sumber
nutrisi,suhu,udara, temperature, kelembapan,cahaya,air.Jamur tiram putih sangat baik
dibudidayakan pada ketinggian 400-800 mdpl. Namun tidak tertutup kemungkinan
untuk tumbuh dan dibudidayakan di daerah dataran rendah.
Berdasarkan permasalahan yang sudah di jelaskan diatas, maka akan
dirancang sebuah sistem yang menggunakan inputan dari sensor DHT22 yang dapat
mengukur kelembapan dan temperatur disekitarnya. Parameter dari kelembapan yaitu
kering (0-80%), lembap (70-90%) dan basah (80-100%). Parameter dari temperatur
yaitu panas (27-35°C),sejuk (24-30°C) dan dingin (0-27°C) [ CITATION Pri18 \l
1033 ].Data dari inputannya akan diolah oleh ESP32 yang berupa System on Chip
dengan Wi-Fi dan Bluetooth.Kemudian dideteksi oleh Fuzzy Logic untuk menentukan
output yang berupa penyalaan bohlam lampu,penyemprotan air atau penyalaan kipas
sehingga status kelembapan dan temperatur kumbung jamur tetap stabil.Dari sistem
ini juga bisa men- kontrol output melalui browser dan monitoring status kumbung
jamur melalui browser dan notifikasi telegram agar petani tidak perlu mengecek
langsung ke kumbung jamur.

Malang, 11 Desember 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG :

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis basah
(humid tropic), yang berarti memiliki dua musim, di antaranya adalah musim
kemarau dan musim hujan[1]. Hujan merupakan fenomena alam dalam siklus
hidrologi dan sangat dipengaruhi oleh iklim. Keberadaan hujan sangat penting,
karena kebutuhan air akan sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh
makhluk di muka bumi. Jika tidak ada air, maka kehidupan di muka bumi akan
terganggu. Tetapi di sisi lain, terkadang dengan datangnya hujan dengan intensitas
yang tinggi dapat menyebabkan bencana[2]. Bencana yang biasa terjadi yaitu banjir
dan tidak menutup kemungkinan yang terserang adalah daerah perkotaan.

Salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh melalui pengukuran menggunakan
alat penakar hujan dalam satuan milimeter (mm) adalah curah hujan. Curah hujan
sebesar 1 mm artinya jumlah air hujan yang turun ke permukaan bumi dalam bidang
horizontal per satuan luas (m2) dengan ketinggian 1 mm dan dengan ketentuan tidak
ada yang meresap, menguap atau mengalir. Artinya, ukuran curah hujan dalam 1 mm
sama dengan 1 liter/m2[3].

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan suatu


lembaga resmi pemerintah non departemen Indonesia yang mempunyai tugas
melayani informasi untuk memonitor keadaan cuaca dan iklim di Indonesia. Untuk
informasi perubahan cuaca, kantor BMKG bekerjasama dengan beberapa stasiun
pemantau cuaca di sejumlah titik penting di Indonesia. Informasi mengenai cuaca dan
iklim setiap harinya akan disampaikan kepada masyarakat melaui media online
seperti website, aplikasi cuaca pada smartphone, radio, televisi mupun media offline
seperti koran dan beberapa jenis media cetak lainnya[4].

Pada sebuah perkotaan, tentu saja ada daerah atau kawasan yang rawan dengan
banjir dan hal ini juga terjadi pada beberapa titik di Kota Malang. Kawasan yang
biasa tergenang air adalah sekitar Jl. Soekarno Hatta dan beberapa titik lainnya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini diharapkan bisa meminimalisir
kebanjiran dan memberi informasi dini mengenai ketinggian air dan kecepatan angin
melalui sistem deteksi curah hujan. Perkembangan teknologi saat ini yang sedang
ramai dibicarakan adalah konsep Internet of Things (IoT). Internet of Things atau
yang biasa dikenal dengan singkatan IoT adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan
untuk memperluas konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus[5].

Berdasarkan pemasalahan pada latar belakang, maka akan dirancang sebuah


sistem deteksi curah hujan di Kota Malang yang akan ditempatkan pada beberapa
titik Kota Malang. Nantinya sistem tersebut dapat mengirimkan informasi pada
sebuah aplikasi di smartphone berupa suhu, ketinggian air, kepadatan curah hujan dan
kecepatan angin secara realtime. Adapun parameter pentingnya adalah ketinggian air,
kepadatan curah hujan dan kecepatan angin. Untuk daerah yang akan diuji, maka
akan diambil titik koordinat melalui Global Positioning System (GPS) dan akan
dilakukan pemetaan wilayahnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH :


Dari latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang sistem deteksi curah hujan dengan menerapkan


teknologi Internet of Things (IoT)?
2. Bagaimana membuat sistem curah hujan yang mampu mengirimkan informasi
berupa suhu, ketinggian air, kepadatan curah hujan, dan kecepatan angin pada
aplikasi android?
3. Bagaimana memetakan wilayah untuk pengujian sistem deteksi curah hujan?

1.3 BATASAN MASALAH :


Berdasarkan uraian dari rumusan masalah di atas, maka penulis akan membatasi
permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Pengujian sistem hanya dilakukan pada 3 titik/wilayah di Kota Malang, yaitu
………………..
2. Aplikasi android yang digunakan untuk me-monitoring informasi suhu,
ketinggian air, kepadatan curah hujan, dan kecepatan angin adalah Kodular.
3.
1.4 TUJUAN PENELITIAN :
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Merancang sistem deteksi curah hujan dengan menerapkan teknologi Internet


of Things (IoT).
2. Membuat aplikasi android untuk sistem deteksi curah hujan yang dapat
memberikan informasi berupa suhu, ketinggian air, kepadatan curah hujan,
dan kecepatan angin.
3. Dapat memetakan wilayah yang digunakan untuk pengujian sistem deteksi
curah hujan.

1.5 MANFAAT PENELITIAN :


Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka manfaat
yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembuatan sistem


deteksi curah hujan dengan menerapkan teknologi Internet of Things (IoT).
2. Untuk memudahkan masyarakat dalam menerima informasi dini mengenai
antisipasi bencana banjir dengan sistem deteksi curah hujan.
3. Dapat menjadi referensi atau penelitian pendahulu untuk penelitian
selanjutnya.

1.6 LUARAN PENELITIAN


Luaran yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menghasilkan sebuah alat (prototype) deteksi curah hujan yang
informasinya dapat dikirimkan ke sebuah aplikasi android.
2. Buku laporan penelitian (skripsi) yang dapat dikembangkan atau dijadikan
referensi penelitian selanjutnya.
3. Jurnal penelitian berstandart nasional yang diterbitkan oleh Program Studi
Jaringan Telekomunikasi Digital.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 RINGKASAN PENELITIAN

Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan dalam melakukan penelitian,


sehingga dapat memperbanyak teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
akan dilakukan. Diangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperbanyak
bahan kajian pada penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa
beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Muhammad Syahbeni, Arif Budiman, Rosda Syelly, Indra Laksmana, dan Hendra
membuat penelitian dengan judul “Rancang Bangun Pendeteksi Curah Hujan
Menggunakan Tipping Bucket Rain Sensor dan Arduino Uno”. Pada penelitian ini
membahas tentang sistem penakar hujan menggunakan tipping bucket. Tipping
bucket adalah sebuah bejana yang berguna untuk menampung air hujan yang masuk
lewat corong kecil yang memiliki 2 ruang bucket. Resolusi tipping bucket yang
digunakan adalah 0.2 mm dan memakai modul sensor reed switch. Reed switch akan
bekerja ketika magnet yang ditempel pada bagian tengah tipping bucket mendekati
sensor reed switch, dimana tipping bucket akan bergerak di saat curah hujan masuk
ke dalam corong dan akan ditampung pada tipping bucket yang membuat tipping
bucket akan berjungkit. Kemudian reed switch akan mendeteksi magnet yang ada
pada tipping bucket. Mikrokontroler berfungsi untuk membaca data dari modul sensor
reed switch yang tiap kali ada sentuhan dari magnet. Selanjutnya data yang sudah di
dapat dari modul sensor reed switch yang dikirim ke Arduino dapat ditampilkan
melalui program Visual Basic.NET yang terhubung oleh Serial Port dan data dapat
ditampilkan di layar monitor. Data tersebut berupa hasil pengukuran curah hujan pada
waktu tertentu yang dilakukan berulang kali dan dengan satuan milimeter (mm)[3].

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Indri Handayani, Hendra Kusumah, dan
Nursobit yang berjudul “Prototipe Deteksi Curah Hujan dan Sistem Informasi
Berbasis Pada ESP8266 di BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang” mampu
memberikan informasi secara langsung mengenai keadaan cuaca di daerah tertentu.
Sistem yang digunakan terdiri atas Wemos D1 Mini sensor curah air atau hujan,
sensor kelembaban atau DHT11, relay, micro water pump, sistem mikrokontroler
yang berfungsi mengolah datanya, dan sebuah modul komunikasi untuk
menyampaikan data informasi tersebut ke dalam web (ubidots) melalui jaringan
internet. Namun kekurangan dari penelitian ini adalah belum ada sensor untuk
mengukur kecepatan angin, sensor penangkap cahaya, dan modul Global Positioning
System (GPS) agar lebih akurat[1].

Agus Muliantara, Ngurah Agus Sanjaya ER, dan I Made Widiartha membuat
penelitian dengan judul “Perancangan Alat Ukur Ketinggian Curah Hujan Otomatis
Berbasis Mikrokontroler”. Penelitian ini memberikan informasi bahwa sensor mampu
memantau ketinggian air pada alat pengukur curah hujan dan data yang dikirim oleh
modul GSM mampu diterima server secara realtime menggunakan media SMS.
Namun kelemahan dari sistem ini adalah hanya mampu memantau ketinggian air
pada alat pengukur curah hujan menggunakan e-tape sensor[2].

Pada penelitian yang dilakukan oleh Risa Noviarti, Asrizal, dan Yohandri dengan
judul “Pembuatan Sistem Komunikasi Wireless Xbee 2.4 GHz dengan Data Terkirim
Sebagai Pendukung Penakar Curah Hujan Bejana Berjungkit di BMKG Sicincin”
membahas tentang pembuatan penakar hujan otomatis menggunakan beberapa
komponen elektronika, seperti modul sensor kontak listrik, modul RTC, personal
computer, mikrokontroler Arduino, modul Xbee, adapter, penakar curah hujan bejana
berjungkit model TB3-0.2 serial no.92-459 milik BMKG Sicincin dan Automatic
Rain Gauge (ARG) BMKG sebagai alat ukur standar. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan melakukan gerakan jungkitan oleh sensor kontak listrik
dalam bentuk perubahan nilai tegangan pada keluaran sensor kontak listrik. Nilai
tegangan ini akan memberikan respon pada rangkaian mikrokontroler sampai pada
akhirnya diperoleh nilai curah hujan. Dari pengukuran dan pengumpulan data ini
akan diketahui ketepatan dan ketelitian alat[4].
Untuk penelitian yang akan dilakukan terkait dengan penelitian sebelumnya, yaitu
dengan judul “………………………………………………………….” membuat
prototype sistem deteksi curah hujan yang akan ditempatkan pada tiga
kawasan/daerah di Kota Malang. Tiga kawasan tersebut di antaranya adalah sekitar Jl.
Soekarno Hatta, Jl. Pisang Kipas Dalam, dan Jl. Candi Panggung Barat. Sistem yang
akan digunakan terdiri atas tipping bucket rain gauge sensor, water level sensor,
sensor kecepatan angin atau sensor anemometer, sensor suhu atau DS18B20, sistem
mikrokontroler ESP32 sebagai modul wifi untuk mengolah data dan mengirimkan
informasi melalui jaringan wifi ke internet untuk di simpan di database dan di-
monitoring melalui aplikasi android. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan antara
ketiga wilayah tersebut untuk pengukuran curah hujan dan dilakukan pemetaan
wilayah sesuai dengan titik koordinat yang diambil melalui Global Positioning
System (GPS). Sehingga dengan adanya sistem deteksi curah hujan ini diharapkan
dapat meminimalisir kebanjiran dan memberikan informasi dini kepada masyarakat
mengenai ketinggian air pada suatu wilayah.
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab 3 ini menjelaskan rancangan penelitian, rancangan sistem,


penyiapan alat dan bahan, serta prosedur penelitian yang akan dibuat.

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Pada rancangan penelitian, akan dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan


dalam penelitian ini dan ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Penelitian


Pada Gambar 3.1 merupakan diagram alir rancangan penelitian yang akan
dilakukan dalam pembuatan sistem.
1. Tahapan pertama yaitu melakukan studi literatur tentang pengertian sistem
penakar curah hujan, Internet of Things (IoT), pemetaan wilayah, modul wifi
ESP32, sensor suhu DS18B20, sensor kecepatan angin (anemometer), sensor
curah hujan (rain gauge), sensor ketinggian air (water level), dan komponen
pendukung lainnya. Pada tahap ini peneliti juga menentukan spesifikasi
komponen dan program yang akan digunakan untuk menunjang alat serta
untuk mendapatkan informasi-informasi tentang penelitian sebelumnya dalam
pembuatan sistem deteksi curah hujan pada suatu wilayah perkotaan.
2. Tahapan kedua yaitu melakukan perancangan sistem, perancangan ini
meliputi perancangan posisi peletakan sistem deteksi curah hujan yang akan
ditempatkan pada 3 titik wilayah Kota Malang sehingga mudah dalam
melakukan pengujian. Pada tahap ini akan dibuat langkah kerja dari
pembuatan alat.
3. Tahapan ketiga yaitu pembuatan alat. Pada tahap ini peneliti akan melakukan
pembuatan alat dan mengimplementasikan sistem sesuai dengan perancangan
sistem yang telah dibuat.
4. Tahapan keempat yaitu hasil program. Pada tahap ini peneliti akan melakukan
percobaan untuk hasil pemrograman sistem. Jika tidak ada error, maka akan
lanjut ke tahapan pengujian sistem. Namun jika terjadi error, maka harus
memperbaiki dan kembali ke tahapan perancangan sistem.
5. Tahapan kelima yaitu peneliti akan melakukan pengujian alat guna
mengetahui kinerja alat telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat atau
tidak.
6. Tahapan keenam yaitu analisa dari data-data yang didapat pada saat pengujian
alat. Jika hasil sistem kerja telah memenuhi sistem yang telah direncanakan,
maka akan ditarik kesimpulan.
7. Tahapan kedelapan yaitu membuat kesimpulan berdasarkan data analisa yang
didapatkan.
3.2 PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem adalah tahap untuk menggambarkan alur jalannya sebuah


sistem. Perancangan yang sudah dibuat akan menggambarkan semua proses mulai
awal hingga akhir dan menjelaskan desain arsitektur sistem.

3.2.1 Blok Diagram Sistem

Pada Gambar 3.2 menunjukkan blok diagram proses secara umum.

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem

Pada Gambar 3.2 terdapat blok diagram sistem. Blok diagram sistem ini
menjelaskan perencanaan sistem pada penelitian dengan judul “……………………”.
Sistem ini menggunakan modul wifi ESP 32 sebagai pengolah data. Modul wifi ESP
32 menggunakan sumber daya adaptor 5V dengan arus …A. Sistem ini menggunakan
sensor curah hujan tipe rain gauge sebagai sensor pendeteksi kepadatan curah hujan
yang kemudian datanya akan diolah oleh modul wifi ESP 32. Sistem ini akan
diletakkan di tiga wilayah yang ada di Kota Malang sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
3.2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang akan digunakan dalam penelitian sistem ini dapat dilihat
pada table berikut :

Tabel 3.1 Perangkat Lunak

No Perangkat Keterangan
.

1. Google Chrome Sebagai browser yang digunakan untuk


menjalankan aplikasi website

2. Arduino IDE Aplikasi untuk membuat dan


mengkompilasi kode program pada ESP32

3. Sublime Text Sebuah teks editor yang mendukung


berbagai macam sistem operasi seperti
Windows,Mac dan Linux.

3.2.3 Perangkat Keras

Perangkat keras yang akan dibutuhkan dalam penelitian sistem ini dapat dilihat
pada empe berikut :

Tabel 3.2 Perangkat Keras

No Perangkat Keterangan
.

1. DHT22 Untuk mendeteksi kelembapan dan


temperature

2. NodeMCU(ESP32) Mikrokontroler untuk mengolah data


3. Adapter Untuk memberikan suplai daya pada pompa
dan kipas

4. Kabel Jumper Untuk menghubungkan antara sensor


dengan mikrokontroler

5. Bohlam Lampu Untuk menghangatkan emperature


kumbung

6. Pompa Air Untuk pendistribusian air ke kumbung

7. Kipas Untuk mendingankan emperature


kumbung

8. Kabel USB Sebagai konektor kode ke mikrokontroler

9. Selang Untuk mengalirkan air dari pompa air ke


nozzle

10. Nozle Untuk membuat air menjadi kabut

3.2.4 Diagram Alir Sistem Keseluruhan


Gambar 3.3 Diagram Alir Sistem Keseluruhan
Pada Diagram Activity, jika ada perintah untuk menyalakan lampu, pompa air
atau kipas dari petani maka perintah akan dieksekusi. Jika tidak maka sistem akan
membaca sensor kelembapan dan temperature. Setelah itu akan dilanjukan ke proses
Fuzzyfikasi, lalu dilanjutkan dengan subproses implikasi, setelah itu masuk ke
komposisi aturan, lalu proses untuk mencari kualitas rata-rata atau disebut
defuzzyfikasi. Setelah itu output yang sudah ada dieksekusi dengan adanya penyalaan
alat-alat.Kemudian hasil outputnya akan diterima melalui notifikasi aplikasi Telegram
dari petani.Setelah notifikasi dikirimkan output akan disimpan di database. Kemudian
data yang telah disimpan di database akan ditampilkan pada website agar petani bisa
dipermudah dalam proses monitoring. Jika sistem telah diaktifkan maka akan kembali
ke pembacaan sensor.Jika sistem tidak diaktifkan maka sistem akan kembali mati.

3.3 PARAMETER
Parameter yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
1. Keakurasian sensor untuk mengukur kelembapan dan temperature pada
kumbung jamur tiram.
2. Implementasi perhitungan kelembapan dan temperature dengan metode Fuzzy
Logic.
3.4 JADWAL KEGIATAN
Berikut adalah jadwal kegiatan yang direncanakan dan waktu kegiatan yang
akan dilakukan pada awal bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Juni 2021
yang akan digambarkan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan

Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Analisis Kebutuhan

Perancangan

Implementasi

Testing

Maintenance

Penyusunan laporan dan ujian


DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Rifai, "Cara Budidaya Jamur Tiram, Nikmat Keuntungan dengan Modal Secuil," 08
Maret 2019. [Online].
Available:https://ekonomi.bisnis.com/read/20190308/99/897459/cara-budidaya-
jamur-tiram-nikmat-keuntungan-dengan-modal-secuil. [Accessed 11 Desember 2020].

[2] T. Suryani and H. Carolina, "Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih Pada Beberapa
Bahan Media Pembibitan," Bioeksperimen, vol. 3, no. 1, 2017.

[3] M. Priyono, W. Harianto and D. A. Nugroho, "The controlling and monitoring system in
oyster mushroom cultivation using fuzzy logic through web technology integrated with
Internet og Things," MATEC Web, 2018.

[4] A. Kurniawan, "RANCANG BANGUN KENDALI OTOMATIS SUHU DAN," Jurnal Teknik
Elektro, vol. 1, 2019.

[5] H. I. Islam, N. Nabilah, S. S. Atsaurry, D. H. Saputra and G. M. Pradipta, "SISTEM


KENDALI SUHU DAN PEMANTAUAN KELEMBABAN UDARA RUANGAN BERBASIS
ARDUINO UNO DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR DHT22 DAN PASSIVE INFRARED
(PIR)," DOI, vol. V, no. 10, 2016.

[6] E. P. Saksono, "RANCANG BANGUN KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN PADA


KUMBUNG JAMUR BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN METODE TELEMETRI,"
Jurnal Teknik Elektro, vol. 08, no. 03, pp. 375-381, 2019.

[7] P. Kurniawati, "Pengujian Sistem," 29 Oktober 2018. [Online]. Available:


https://medium.com/skyshidigital/pengujian-sistem-52940ee98c77#:~:text=Black
%20Box%20Testing%20atau%20yang,struktur%20internal%20kode%20atau
%20Program.&text=Akses%20kode%20tidak%20diperlukan,antara%20perspektif
%20pengguna%20dan%20pengembang. [Accessed 11 Desember 2020].

Anda mungkin juga menyukai