SKRIPSI
Disusun oleh :
Audia Yumna Dita Pramesti
NIM. 1741160098
PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Audia Yumna Dita Pramesti
NIM : 1741160098
Program Studi : Jaringan Telekomunikasi Digital
Dosen Pembimbing : - Ir. Azam Muzakhim Imammuddin, M.T.
- Ir. Nugroho Suharto, M.T.
Judul Skripsi :Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring
Kelembapan dan Temperatur pada Kumbung Jamur Tiram
Berbasis IoT (Internet of Things)
Uraian Proposal Skripsi:
Jamu tiram telah banyak dibudidayakan di Indonesia melalui berbagai media
tanam (substrat). Bukan tanpa alasan jika banyak orang yang memilih
membudidayakan jamur tiram dibandingkan dengan jamur lainnya. Hal ini
disebabkan keistimewaan jamur tiram yang merupakan jenis jamur yang paling
mudah dibudidayakan karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan.Bisa dilihat dari proses pertumbuhan jamur tiram yang cukup singat.
Budidaya jamur tiram memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai.Faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah sumber
nutrisi,suhu,udara, temperature, kelembapan,cahaya,air.Jamur tiram putih sangat baik
dibudidayakan pada ketinggian 400-800 mdpl. Namun tidak tertutup kemungkinan
untuk tumbuh dan dibudidayakan di daerah dataran rendah.
Berdasarkan permasalahan yang sudah di jelaskan diatas, maka akan
dirancang sebuah sistem yang menggunakan inputan dari sensor DHT22 yang dapat
mengukur kelembapan dan temperatur disekitarnya. Parameter dari kelembapan yaitu
kering (0-80%), lembap (70-90%) dan basah (80-100%). Parameter dari temperatur
yaitu panas (27-35°C),sejuk (24-30°C) dan dingin (0-27°C) [ CITATION Pri18 \l
1033 ].Data dari inputannya akan diolah oleh ESP32 yang berupa System on Chip
dengan Wi-Fi dan Bluetooth.Kemudian dideteksi oleh Fuzzy Logic untuk menentukan
output yang berupa penyalaan bohlam lampu,penyemprotan air atau penyalaan kipas
sehingga status kelembapan dan temperatur kumbung jamur tetap stabil.Dari sistem
ini juga bisa men- kontrol output melalui browser dan monitoring status kumbung
jamur melalui browser dan notifikasi telegram agar petani tidak perlu mengecek
langsung ke kumbung jamur.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis basah
(humid tropic), yang berarti memiliki dua musim, di antaranya adalah musim
kemarau dan musim hujan[1]. Hujan merupakan fenomena alam dalam siklus
hidrologi dan sangat dipengaruhi oleh iklim. Keberadaan hujan sangat penting,
karena kebutuhan air akan sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh
makhluk di muka bumi. Jika tidak ada air, maka kehidupan di muka bumi akan
terganggu. Tetapi di sisi lain, terkadang dengan datangnya hujan dengan intensitas
yang tinggi dapat menyebabkan bencana[2]. Bencana yang biasa terjadi yaitu banjir
dan tidak menutup kemungkinan yang terserang adalah daerah perkotaan.
Salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh melalui pengukuran menggunakan
alat penakar hujan dalam satuan milimeter (mm) adalah curah hujan. Curah hujan
sebesar 1 mm artinya jumlah air hujan yang turun ke permukaan bumi dalam bidang
horizontal per satuan luas (m2) dengan ketinggian 1 mm dan dengan ketentuan tidak
ada yang meresap, menguap atau mengalir. Artinya, ukuran curah hujan dalam 1 mm
sama dengan 1 liter/m2[3].
Pada sebuah perkotaan, tentu saja ada daerah atau kawasan yang rawan dengan
banjir dan hal ini juga terjadi pada beberapa titik di Kota Malang. Kawasan yang
biasa tergenang air adalah sekitar Jl. Soekarno Hatta dan beberapa titik lainnya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini diharapkan bisa meminimalisir
kebanjiran dan memberi informasi dini mengenai ketinggian air dan kecepatan angin
melalui sistem deteksi curah hujan. Perkembangan teknologi saat ini yang sedang
ramai dibicarakan adalah konsep Internet of Things (IoT). Internet of Things atau
yang biasa dikenal dengan singkatan IoT adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan
untuk memperluas konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus[5].
DASAR TEORI
Muhammad Syahbeni, Arif Budiman, Rosda Syelly, Indra Laksmana, dan Hendra
membuat penelitian dengan judul “Rancang Bangun Pendeteksi Curah Hujan
Menggunakan Tipping Bucket Rain Sensor dan Arduino Uno”. Pada penelitian ini
membahas tentang sistem penakar hujan menggunakan tipping bucket. Tipping
bucket adalah sebuah bejana yang berguna untuk menampung air hujan yang masuk
lewat corong kecil yang memiliki 2 ruang bucket. Resolusi tipping bucket yang
digunakan adalah 0.2 mm dan memakai modul sensor reed switch. Reed switch akan
bekerja ketika magnet yang ditempel pada bagian tengah tipping bucket mendekati
sensor reed switch, dimana tipping bucket akan bergerak di saat curah hujan masuk
ke dalam corong dan akan ditampung pada tipping bucket yang membuat tipping
bucket akan berjungkit. Kemudian reed switch akan mendeteksi magnet yang ada
pada tipping bucket. Mikrokontroler berfungsi untuk membaca data dari modul sensor
reed switch yang tiap kali ada sentuhan dari magnet. Selanjutnya data yang sudah di
dapat dari modul sensor reed switch yang dikirim ke Arduino dapat ditampilkan
melalui program Visual Basic.NET yang terhubung oleh Serial Port dan data dapat
ditampilkan di layar monitor. Data tersebut berupa hasil pengukuran curah hujan pada
waktu tertentu yang dilakukan berulang kali dan dengan satuan milimeter (mm)[3].
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Indri Handayani, Hendra Kusumah, dan
Nursobit yang berjudul “Prototipe Deteksi Curah Hujan dan Sistem Informasi
Berbasis Pada ESP8266 di BMKG Klimatologi Geofisika Klas I Tangerang” mampu
memberikan informasi secara langsung mengenai keadaan cuaca di daerah tertentu.
Sistem yang digunakan terdiri atas Wemos D1 Mini sensor curah air atau hujan,
sensor kelembaban atau DHT11, relay, micro water pump, sistem mikrokontroler
yang berfungsi mengolah datanya, dan sebuah modul komunikasi untuk
menyampaikan data informasi tersebut ke dalam web (ubidots) melalui jaringan
internet. Namun kekurangan dari penelitian ini adalah belum ada sensor untuk
mengukur kecepatan angin, sensor penangkap cahaya, dan modul Global Positioning
System (GPS) agar lebih akurat[1].
Agus Muliantara, Ngurah Agus Sanjaya ER, dan I Made Widiartha membuat
penelitian dengan judul “Perancangan Alat Ukur Ketinggian Curah Hujan Otomatis
Berbasis Mikrokontroler”. Penelitian ini memberikan informasi bahwa sensor mampu
memantau ketinggian air pada alat pengukur curah hujan dan data yang dikirim oleh
modul GSM mampu diterima server secara realtime menggunakan media SMS.
Namun kelemahan dari sistem ini adalah hanya mampu memantau ketinggian air
pada alat pengukur curah hujan menggunakan e-tape sensor[2].
Pada penelitian yang dilakukan oleh Risa Noviarti, Asrizal, dan Yohandri dengan
judul “Pembuatan Sistem Komunikasi Wireless Xbee 2.4 GHz dengan Data Terkirim
Sebagai Pendukung Penakar Curah Hujan Bejana Berjungkit di BMKG Sicincin”
membahas tentang pembuatan penakar hujan otomatis menggunakan beberapa
komponen elektronika, seperti modul sensor kontak listrik, modul RTC, personal
computer, mikrokontroler Arduino, modul Xbee, adapter, penakar curah hujan bejana
berjungkit model TB3-0.2 serial no.92-459 milik BMKG Sicincin dan Automatic
Rain Gauge (ARG) BMKG sebagai alat ukur standar. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan melakukan gerakan jungkitan oleh sensor kontak listrik
dalam bentuk perubahan nilai tegangan pada keluaran sensor kontak listrik. Nilai
tegangan ini akan memberikan respon pada rangkaian mikrokontroler sampai pada
akhirnya diperoleh nilai curah hujan. Dari pengukuran dan pengumpulan data ini
akan diketahui ketepatan dan ketelitian alat[4].
Untuk penelitian yang akan dilakukan terkait dengan penelitian sebelumnya, yaitu
dengan judul “………………………………………………………….” membuat
prototype sistem deteksi curah hujan yang akan ditempatkan pada tiga
kawasan/daerah di Kota Malang. Tiga kawasan tersebut di antaranya adalah sekitar Jl.
Soekarno Hatta, Jl. Pisang Kipas Dalam, dan Jl. Candi Panggung Barat. Sistem yang
akan digunakan terdiri atas tipping bucket rain gauge sensor, water level sensor,
sensor kecepatan angin atau sensor anemometer, sensor suhu atau DS18B20, sistem
mikrokontroler ESP32 sebagai modul wifi untuk mengolah data dan mengirimkan
informasi melalui jaringan wifi ke internet untuk di simpan di database dan di-
monitoring melalui aplikasi android. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan antara
ketiga wilayah tersebut untuk pengukuran curah hujan dan dilakukan pemetaan
wilayah sesuai dengan titik koordinat yang diambil melalui Global Positioning
System (GPS). Sehingga dengan adanya sistem deteksi curah hujan ini diharapkan
dapat meminimalisir kebanjiran dan memberikan informasi dini kepada masyarakat
mengenai ketinggian air pada suatu wilayah.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Gambar 3.2 terdapat blok diagram sistem. Blok diagram sistem ini
menjelaskan perencanaan sistem pada penelitian dengan judul “……………………”.
Sistem ini menggunakan modul wifi ESP 32 sebagai pengolah data. Modul wifi ESP
32 menggunakan sumber daya adaptor 5V dengan arus …A. Sistem ini menggunakan
sensor curah hujan tipe rain gauge sebagai sensor pendeteksi kepadatan curah hujan
yang kemudian datanya akan diolah oleh modul wifi ESP 32. Sistem ini akan
diletakkan di tiga wilayah yang ada di Kota Malang sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
3.2.2 Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang akan digunakan dalam penelitian sistem ini dapat dilihat
pada table berikut :
No Perangkat Keterangan
.
Perangkat keras yang akan dibutuhkan dalam penelitian sistem ini dapat dilihat
pada empe berikut :
No Perangkat Keterangan
.
3.3 PARAMETER
Parameter yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
1. Keakurasian sensor untuk mengukur kelembapan dan temperature pada
kumbung jamur tiram.
2. Implementasi perhitungan kelembapan dan temperature dengan metode Fuzzy
Logic.
3.4 JADWAL KEGIATAN
Berikut adalah jadwal kegiatan yang direncanakan dan waktu kegiatan yang
akan dilakukan pada awal bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Juni 2021
yang akan digambarkan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan
Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Analisis Kebutuhan
Perancangan
Implementasi
Testing
Maintenance
[1] A. Rifai, "Cara Budidaya Jamur Tiram, Nikmat Keuntungan dengan Modal Secuil," 08
Maret 2019. [Online].
Available:https://ekonomi.bisnis.com/read/20190308/99/897459/cara-budidaya-
jamur-tiram-nikmat-keuntungan-dengan-modal-secuil. [Accessed 11 Desember 2020].
[2] T. Suryani and H. Carolina, "Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih Pada Beberapa
Bahan Media Pembibitan," Bioeksperimen, vol. 3, no. 1, 2017.
[3] M. Priyono, W. Harianto and D. A. Nugroho, "The controlling and monitoring system in
oyster mushroom cultivation using fuzzy logic through web technology integrated with
Internet og Things," MATEC Web, 2018.
[4] A. Kurniawan, "RANCANG BANGUN KENDALI OTOMATIS SUHU DAN," Jurnal Teknik
Elektro, vol. 1, 2019.