FISHFINDER
Disusun Oleh
11/318082/PN/12400
Fish finder adalah jenis sonar khusus yang dirancang untuk mendeteksi ikan (atau
makhluk biologis lainnya) di dalam air. Prinsip kerjanya sama persis dengan sonar, tetapi
karena targetnya makhluk hidup yang relatif lebih kecil dan dapat bergerak ada beberapa
penyesuaian pada fish finder Frekuensi suara yang dihasilkan lebih tinggi (20-200kHz)
Mampu membedakan target individu Gelombang suara dipantulkan oleh tubuh ikan,
utamanya dipantulkan oleh gelembung renang jadi dengan penelitian lebih lanjut dan bank
data akustik dapat ditentukan jenis ikan tersebut.
- SEJARAH
Fish finder jaman dahulu bukanlah sebuah alat untuk mencari lokasi keberadaan ikan
seperti sekarang ini, dan bahkan alat ini sama sekali bertujuan bukan untuk bidang perikanan.
Fish finder jaman dahulu adalah alat perang untuk mencari musuh yang berupa kapal perang
yang berada di dalam laut. Kegunaan alat ini memang sebagai alat pengintai dari musuh yang
berada di dalam air. Dan kemampuan fish finder jaman dahulu hanya mampu mendeteksi
benda-benda dalam laut hanya sampai kedalaman beberapa puluh meter saja.
- PERKEMBANGAN FISHFINDER
Jika fish finder pada awal pembuatannya hanya mampu menampilkan warna hitam dan
putih dan printernya juga demikian, sekarang fish finder bisa memunculkan gambar secara
warna, sehingga keakuratan sebuah pencarian menjadi lebih baik. Dengan fish finder modern
anda akan bisa membedakan manakah sebuah obyek benda hidup ataukah itu adalah sebuah
sampah di laut.
Fish finder memang menjadi peralatan modern bagi pemancing-pemancing berduit.
Dengan dana yang melimpah, mereka bisa saja mencari gerombolan ikan yang berada di
lautan dan memancing di sana, namun jika anda pemancing sejati, kejelian membaca alam
adalah modal utama untuk mengetahui keberadaan ikan, ditambah pengetahuan arus laut serta
pengalaman memancingyang memadai. Tanda-tanda alam seperti adanya lokasi yang
dipenuhi camar laut diatasnya, pastilah anda tahu bahwa di sana pasti terdapat ikan kecil
seperti ikan teri dan tentu saja terdapat ratusan ikan besar yang berada di dalamnya.
Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi yang
ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish finder dan
perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui
posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan
Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hasil kerja dari sebuah instrument Fish Finder sendiri juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor eksternal, seperti diantaranya suhu air, kemurnian air dan kekentalan air. Faktor
eksternal tersebut dapat mengubah kecepatan suara yang akan dikirimkan ke objek. Pada
gambar 1 akan ditunjukan gambaran sederhana dari proses tracking ikan menggunakan Fish
Finder.
Gambar 1
- Transmitter
Transmitter adalah bagian dari fish finder yang memproduksi pulsa listrik untuk
dikirimkan ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi diperkuat
terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw). Transmitter dalam
sistem Sonar Unit berfungsi untuk memancarkan impuls listrik. Sonar Unit yang baik,
seharusnya memiliki Transmitter berdaya tinggi (High Power Transmitter) di dalamnya. Hal
tersebut dikarenakan, Transmitter berdaya tinggi akan meningkatkan probabilitas pantulan
(echo) pada zona air yang lebih dalam ataupun jika kondisi air sangat buruk. Oleh karenanya
Transmitter berdaya tinggi menjadi salah satu parameter baik tidaknya suatu Sonar Unit.
Pada sistem Sonar Unit, seperti sudah dijelaskan sebelumnya output dari Transmitter akan
diproses oleh Transducer.
- Transducer.
Bagian alat yang berfungsi merubah pulsa listrik menjadi pulsa suara yang kemudian
memancarkannya kedalam media air untuk mengenai obyek (sasaran/ target), dimana setelah
suara tersebut mengenai sasaran maka akan dipantulkan kembali dan kemudian akan diterima
kembali oleh transducer receiver. Disini pulsa suara diubah kembali menjadi pilsa listrik.
Recorder
Alat ini berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan pada
kertas pencatat dengan menggunakan stylus. Dalam penggunaan kertas pencatat ini ada dua
jenis, yaitu kertas basah dan kering.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwasanya Fish Finder menggunakan sistem
kerja dari SONAR. SONAR UNIT (transducer, transmitter, receiver dan display) menjadi
bagian-bagian penting dalam menjelaskan prinsip kerja dari sebuah Fish Finder. Secara
sederhana, dapat dijelaskan mengenai prinsip kerja dari sebuah Fish Finder sebagai berikut :
Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi yang
ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish finder dan
perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui
posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan
Bahan Bakar Minyak (BBM).
Teknologi ini juga dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua
yang terdapat di kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara
lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic survey), deteksi
lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota laut, mengukur laju proses
sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave),
mengukur kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan
kontur dasar laut (bottom contour).
Saat ini, fishfinder memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan
perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock assessment).
Teknologi dengan perangkat echosounder ini dapat memberikan informasi yang detail
mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran
dan panjang ikan, orientasi dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural
ikan. Saat ini instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya
varian yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder
memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam
Negara-negara yang maju pada sektor kelautan-perikanan (Norwegia, Jepang, Amerika
Serikat, China dan Peru) menggunakan teknologi ini untuk melakukan eksplorasi sumberdaya
dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi dengan optimal, efisien dan ekonomis karena
biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Perikanan. 1999. Petunjuk Teknis untuk Nelayan Tradisional jilid 2. BPPI.
Semarang.