Anda di halaman 1dari 8

Geo Image 8 (1) (2019)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage

Karakteristik dan Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kelurahan Tanjung


Mas Kota Semarang

Salma Muvidayanti, Sriyono.

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kelurahan Tanjung Mas merupakan salah satu kelurahan di Kota Semarang yang berada di
Diterima 18 Maret 2019 kawasan strategis sehingga menimbulkan muncul permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan
Disetujui 5 Desember untuk (1) mengidentifikasi rumah-rumah yang termasuk kumuh dan yang tidak kumuh di Kelurahan
2018 Tanjung Mas, (2) mengetahui tingkat kekumuhan permukiman di Kelurahan Tanjung Mas, (3)
Dipublikasikan 5 April mengetahui penyebab permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Mas. Objek penelitian ini adalah
2019 permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Mas, subjek penelitian ini adalah kepala keluarga
________________ penghuni permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang. Penelitian ini
Keywords: menggunakan teknik analisis interpretasi citra dan analisis deskriptif. Penentuan sampel
Slums; Characteristic; and menggunakan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian ini adalah meganalisis
Class of Slums. karakteristik fisik permukiman kumuh dan penduduk penghuninya, tingkat kekumuhan
____________________ permukiman yang dibagi menjadi 4 kategori yaitu tidak kumuh, kumuh ringan, kumuh sedang, dan
kumuh berat, dan luas permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Mas adalah 37.34 Ha yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) densifikasi bangunan (2) penuaan bangunan (3) inundasi.

Abstract
___________________________________________________________________
Tanjung Mas is one of the village in Semarang City which is located in a strategic area giving rise to slums. This
study aims to (1) identify houses including slums and non-slums in Tanjung Mas, (2) find out the slum level of
settlements in Tanjung Mas, (3) find out the causes of slums in Tanjung Mas. Object of this study is that there
are slums in Tanjung Mas village, while the subject of this study is the patriarchswho reside in slums. This study
uses image interpretation analysis techniques and descriptive analysis. Determination of samples using
proportional random sampling technique. The results of this study are maps of settlement slums in Tanjung Mas,
Semarang City. The slum level of settlements is divided into 4 categories, which are not slums, light slums,
medium slums, and heavy slums. The total slum area in Tanjung Mas is 37,34 Ha which is caused by several
factors : (1) densification, (2) ageing, and (3)inundation.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285
Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

37
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

PENDAHULUAN Kelurahan Panggung Kidul seluas 26,00 Ha;


Kelurahan Kuningan seluas 23,09 Ha; dan
Permukiman adalah bagian dari Kelurahan Dadapsari seluas 27,24 Ha.
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari Berdasarkan pada pernyataan tersebut Kelurahan
satu satuan perumahan yang mempunyai Tanjung Mas memiliki luas kekumuhan tertinggi,
prasarana, sarana, utilitas umum, serta hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak baik
mempunyai penunjang kegiatan lain di kawasan pemerintah maupun masyarakat dalam
perkotaan atau pedesaan (Undang-Undang penanganan permukiman kumuh.
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pertumbuhan penduduk di Kelurahan
Kawasan Permukiman). Kajian permukiman Tanjung Mas semakin meningkat dari tahun ke
merupakan bagian penting dari geografi karena tahun, sedangkan luas lahan permukiman relatif
melalui perkembangan permukiman dapat dikaji tetap. Salah satu permasalahan lingkungan yang
tentang berbagai aspek adaptasi manusia timbul yaitu kepadatan penduduk tinggi sehingga
terhadap lingkungan hidupnya untuk sulitnya memenuhi kebutuhan tempat tinggal
menyesuaikan dengan kebutuhan hidupnya baik yang nyaman. Kondisi permukiman di
yang menyangkut pola, agihan, bentuk, lokasi, Kelurahan Tanjung Mas cenderung kumuh
maupun terhadap perubahan-perubahan di karena pertumbuhan permukiman tidak
dalamnya (Rindarjono, 2017). dibarengi dengan perencanaan permukiman
Kota Semarang merupakan Ibukota sehingga timbul lingkungan permukiman kumuh
Provinsi Jawa Tengah yang menjadi pusat segala serta terdapat ancaman banjir rob dan penurunan
kegiatan bagi penduduk terkhusus penduduk tanah yang semakin memperburuk lingkungan
Jawa Tengah. Hal ini mendorong pertumbuhan permuki-man.
penduduk semakin meningkat. Pertumbuhan Identifikasi permukiman kumuh di
penduduk yang semakin meningkat Kelurahan Tanjung Mas dapat dideteksi dari
mengakibatkan timbulnya permuki-man yang citra satelit dan survei lapangan. Citra resolusi
kurang layak huni baik di daerah pusat maupun tinggi dalam mengidentifikasi permukiman
pinggiran kota. kumuh memiliki beberapa peranan yakni sebagai
Permukiman kumuh merupa-kan salah gambaran kondisi permukiman terkini,
satu masalah dan tidak diharapkan khususnya kondisi bangunan, jarak antar
keberadaannya oleh masyarakat, maka dari itu bangunan, dan kondisi permukaan jalan. Citra
dalam RPJMN 2015-2019 Pemerintah Indonesia satelit resolusi tinggi yang digunakan pada
telah menetapkan target pengentasan penelitian ini adalah citra Quickbird dengan
permukiman dengan program “Gerakan 100-0- resolusi spasial 0,6 m. Sutanto (1985) dalam
100”, yakni pencapaian akses air minum 100 %, Rindarjono (2017), mengemukakan bahwa
mengurangi keberadaan permukiman kumuh permukiman kumuh dapat diidentifikasi dari foto
hingga 0%, dan menyediakan sanitasi layak udara berdasarkan faktor fisiknya, antara lain :
100% untuk masyarakat Indonesia di tahun 2019. ukuran rumah kecil, kepadatan rumah tinggi, dan
Penelitian ini berperan untuk identifikasi awal atap dengan rona tidak seragam.
guna mengetahui luasan permukiman kumuh di Penelitian ini memiliki tujuan sebagai
Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang. berikut (1) mengidentifikasi rumah-rumah yang
Menurut Surat Keputusan Walikota termasuk kumuh dan yang tidak kumuh di
Semarang Nomor 050/801/2014 Tentang Kelurahan Tanjung Mas (2) mengetahui tingkat
Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan kekumuhan permu-kiman di Kelurahan Tanjung
Permukiman Kumuh Kota Semarang Luas Mas, dan (3) Mengetahui penyebab permukiman
permukiman kumuh pada masing-masing kumuh di Kelurahan Tanjung Mas.
kelurahan di Kecamatan Semarang Utara yaitu
Kelurahan Tanjung Mas seluas 37,63 Ha;
Kelurahan Bandarharjo seluas 33,44 Ha;

38
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

METODE PENELITIAN Unit analisis pada penelitian ini adalah


administratif yaitu setiap RW kumuh yang ada
Metode penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Mas (RW 2, 3, 4, 5, 6, 7,
menggunakan sistem pembobotan pada 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 ).
lingkungan fisik permukiman dengan Pada penelitian ini penilaian parameter
menggunakan tujuh indikator yaitu kondisi dilakukan menggunakan spread sheet excell.
bangunan gedung, kondisi jalan lingkungan, Penentuan rentang nilai untuk klasifikasi tingkat
kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase kekumuhan permukiman menggunakan rumus
lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, sturgess yaitu:
pengelolaan persampahan, dan kondisi proteksi
kebakaran. Metode pengumpulan data dalam (∑ Nilai Tertinggi − ∑ Nilai Terendah)
Rentang Nilai =
Jumlah Kelas
penelitian ini berupa teknik observasi, teknik (95−19)
wawancara, teknik kuesioner, dan teknik =
4
dokumentasi. = 19
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kepala keluarga (6665 KK) dan populasi Penilaian akhir dari penelitian identifikasi
area permukiman kumuh (14 RW) di Kelurahan permukiman kumuh dilakukan sebagai
Tanjung Mas, Kota Semarang. Teknik akumulasi dari hasil perhitungan terhadap
pengambilan sampel dilakukan secara variabel. Berdasarkan perhitungan tersebut
proportional random sampling. Sampel area klasifikasi tingkat kekumuhan permukiman yaitu
merupakan keseluruhan wilayah kumuh di 14 :
RW dan sampel responden dihitung 1. Kategori kumuh berat apabila memiliki skor
menggunakan rumus slovin diperoleh 100 kepala 76 - 95
keluarga. Pertitungan jumlah sampel tersebut 2. Kategori kumuh sedang apabila memiliki skor
menggunakan rumus slovin sebagai berikut : 57 - 75
𝑵 3. Kategori kumuh ringan apabila memiliki skor
𝒏=
𝟏 + 𝑵 (𝐝𝟐) 38 - 56
Keterangan : 4. Kategori tidak kumuh apabila memiliki skor
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan 37 – 19
N = Jumlah rumah tangga yang berada
di permukiman kumuh HASIL PENELITIAN
d = Standard error yang digunakan (0,1)
Teknik analisis data dalam penelitan ini Kelurahan Tanjung Mas terletak pada
adalah teknik interpretasi citra dan teknik analisis wilayah pesisir Laut Jawa dengan letak
deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan astronomis berada pada titik koordinat
tujuh parameter penentu permukiman kumuh, 06o56’11”- 06o58’06” Lintang Selatan dan
antara lain sebagai berikut : 110o25’05”- 110o26’46” Bujur Timur.
Tabel 1 . Parameter Penelitian Hasil interpretasi citra satelit dan hasil
No Variabel observasi lapangan Kelurahan Tanjung Mas
1. Kondisi bangunan gedung menghasilakan enam kelas penggunaan lahan,
2. Kondisi jalan lingkungan yaitu :
3. Kondisi penyediaan air minum
4. Kondisi drainase lingkungan
5. Kondisi pengelolaan air limbah
6. Kondisi pengelolaan persampahan
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
Sumber : Analisis Peneliti, 2018

39
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

pada data primer yang didapat, keteraturan


Tabel 3. Klasifikasi Penggunaan lahan bangunan rumah di Kelurahan Tanjung Mas
Penggunaan Luas Persentase yaitu 72 % teratur, 28 % kurang teratur.
Lahan (Ha) (%) Permukiman Tanjung Mas tertutup bangunan
Tambak 21,31 6,51028 hampir pada seluruh wilayah, sehingga dapat di
Permukiman 116 35,4384 golongkan wilayah ini termasuk dalam tingkat
Pelabuhan 173,65 53,0519 kepadatan yang tinggi, jarak antar rumah hampir
Industri 13,82 4,22206 tidak ada dengan luasan rumah yang relatif kecil.
Polder 1,457 0,44511 Kualitas bangunan permukiman memiliki kelas
Stasiun Kereta sedang hingga baik yang dinilai dari kondisi atap,
1,087 0,33208
Api kondisi lantai, dan dinding rumah.
Total 327,33 100 Kondisi jalan lingkungan dinilai dari
Sumber : Interpretasi Citra, 2018 cakupan pelayanan jalan dan kondisi permukaan
jalan. Cakupan pelayanan jalan lingkungan
Berdasarkan pengelolaan data seluruh wilayah penelitian terlayani dengan baik,
menggunakan SIG penggunaan lahan baik pada jalan utama blok permukiman maupun
penggunaan permukiman mempunyai luas 116 pada gang-gang sempit telah terlayani dengan
Ha atau 35,5 % dari total penggunaan lahan pada baik. Kualitas permukaan jalan lingkungan di
kelurahan tersebut. Lahan permukiman yang wilayah RW 2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10 memiliki
terbatas tidak sebanding dengan jumlah rumah kualitas baik dengan permukaan jalan utama
yang ada di Kelurahan Tanjung Mas sehingga tertutup paving rata hal ini dikarenakan wilayah
jarak antar rumah relatif tidak ada sehingga ini tidak terkena banjir rob sehingga relatif stabil
permukiman tersebut tergolong kumuh. namun lebar jalan <1,5 meter sehingga kurang
Berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota nyaman untuk wilayah dengan kepadatan tinggi.
Semarang Nomor 050/801/2014 Kelurahan Sedangkan kualitas permukaan jalan di RW
Tanjung Mas tergolong kumuh dengan luas area 12,13, 14, dan 15 penutup jalan bermaterial
kumuh 37,63 Ha yang terbagi menjadi dua paving dengan kondisi sedang hingga buruk.
wilayah yaitu Tambak Lorok 16,02 Ha sebagai Kerusakan struktur jalan di wilayah Tambak
permukiman nelayan dan Kebonharjo 21,61 Ha Lorok terutama disebabkan oleh penurunan
sebagai permukiman padat kota. Pada penelitian tanah dan rob, sehingga jalan pada wilayah ini
ini dilakukan pemetaan permukiman kumuh relatif mudah rusak dan bergelombang.
menggunakan tujuh indikator yaitu kondisi Kondisi penyediaan air minum
bangunan, kondisi pengelolaan persampahan, merupakan kebutuhan utama manusia dalam
kondisi permukaan jalan, kondisi saluran melangsungkan hidupnya. Sumber air minum di
drainase, kondisi penyediaan air minum, kondisi wilayah Kebonharjo (RW 2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11)
pengelolaan air limbah, dan kondisi proteksi berasal dari air PDAM sedangkan di wilayah
kebakaran. Dari keseluruhan indikator tersebut Tambak Lorok (RW 12,13,14,15)
diberikan bobot sehingga didapatkan hasil akhir menggunangan air artetis. Berdasarkan hasil
tingkat kekumuhan permukiman yang survey pelayanan penyediaan air bersih di
diklasifikasikan menjadi empat tingkat yaitu, kampung Kebonharjo belum memadai kapasitas
bukan kumuh, kumuh ringan, kumuh sedang dan air sedangkan di kampung Tambak Lorok belum
kumuh berat. memadai dari segi kualitas air.
Kondisi bangunan dinilai dari keteraturan Kondisi drainase lingkungan permukiman
bangunan, kepadatan bangunan, dan kualitas sangat penting untuk mengatasi banjir akibat
bangunan. Keteraturan bangunan di Kelurahan terjadinya genangan air karena kurangnya ruang
Tanjung Mas tergolong sedang di blok terbuka sebagai daerah resapan air. Kondisi
permukiman RW 2, 5, 9, 10 dan tergolong baik drainase di wilayah Kebonharjo (RW
di RW 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15. Berdasarkan 2,3,4,5,6,7,8, 9,10,11) tergolong sedang sehingga

40
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

ketika terjadi hujan air hujan dapat mengalir tercipta lingkungan yang sehat dan bersih. Pada
dengan baik, namun karena wilayah Kebonharjo permukiman Kelurahan Tanjung Mas telah
yang terletak di dataran rendah dengan tersedia tempat sampah pribadi di depan rumah,
kemiringan 0-5 % menimbulkan air tergenang namun di beberapa wilayah masih ada yang tidak
pada selokan tersebut di perparah dengan adanya mempunyai tempat sampah pribadi,namun
sampah yang menyumbat aliran air. Kondisi belum ada pengelolaan sampah rumah tangga.
drainase pada wilayah Tambak Lorok (RW Ketersediaan TPS yang minim karena sempitnya
12,13,14,15) memiliki drainase buruk dengan lahan kosong menambah buruknya kondisi
ketersediaan sarana selokan yang tidak merata pengelolaan sampah di Kelurahan Tanjung Mas
pada semua lingkungan permukiman, air selokan karena mengakibatkan sampah rumah tangga
yang berwarna hitam, dan bau tak sedap, menumpuk berhari-hari.
penyebabnya adalah terjadinya sumbatan Kondisi proteksi kebakaran yaitu kondisi
sampah. dimana ketersediaan pasokan air yang diperoleh
Kondisi pengelolaan air limbah yang dikaji dari sumber alam dan buatan, jalan lingkungan
dalam penelitian ini yaitu berupa kondisi yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan
pembuangan hasil kegiatan domestik. Sebelum pemadam kebakaran, sarana komunikasi untuk
dibuang ke perairan terbuka air lebih sebaiknya pemberitahuan terjadi kebakaran, data tentang
mengalami pengolahan terlebih dahulu. Saluran sistem proteksi kebakaran lingkungan mudah
pembuangan air limbah rumah tangga yaitu diakses. Kebakaran merupakan permasalahan
sapictank. Berdasarkan pada survey penelitian yang identik dengan eksistensi permukiman
menunjukkan sebagian besar penduduk Tanjung kumuh dengan kepadatan tinggi. Padatnya
Mas buang air besar pada toilet pribadi dan bangunan permukiman di Kelurahan Tanjung
beberapa keluarga menggunakan toilet umum. Mas yang rentan terhadap bencana kebakaran.
Kondisi pembuangan air limbah di RW 2,3,4,5,6 Namun kondisi proteksi kebarakan di Kelurahan
,7,8,9,10, dan 11 mayoritas memiliki sarana Tanjung Mas tergolong buruk karena belum
MCK pribadi yang dilengkapi dengan adanya memiliki sarana dan prasarana proteksi
saptictank sehingga tidak menimbulkan kebakaran seperti lebar jalan lingkungan <1,5
pencemaran lingkungan. Sedangkan kondisi meter, sumber air minim, dan belum ada sarana
pembuangan air limbah pada wilayah Tambak komunikasi gawat darurat ketika sewaktu-waktu
Lorok (RW 12,13,14,15) tergolong buruk terjadi kebakaran.
mayoritas penduduk melakukan kegiatan MCK Berdasarkan pada masing-masing
pada toilet umum yang berada di atas lahan indikator tersebut maka dilakukan pembobotan
tambak sehingga tampa melalui saptictank pada blok permukiman yang telah ditentukan.
langsung dibuang ke tambak tersebut. Hasil dari perhitungan kemudian diklasifikasikan
Kondisi pengelolaan persam-pahan menjadi empat kelas kekumuhan permukiman.
merupakan faktor penentu kesehatan lingkungan, Berikut penilaian tingkat kekumuhan
apabila terdapat tempat pembuangan sampah permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas.
pada wilayah permukiman disertai dengan
pengelolaan persampahan yang baik maka akan

41
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

Tabel 4. Tingkat Kekumuhan Permukiman Kelurahan Tanjung Mas


Air Klasifikasi
Bangunan Jalan Drainase Air Limbah Sampah Kebakaran Skor
Lokasi Minum Kumuh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

II 3 5 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 5 3 5 5 49 RINGAN
III 1 5 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 5 3 5 5 47 RINGAN
IV 1 5 3 1 1 1 3 5 3 5 3 1 3 1 3 5 3 5 5 57 SEDANG
V 1 5 3 1 1 1 3 3 3 5 3 1 3 1 3 5 3 5 5 55 SEDANG
VI 1 3 3 1 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 5 3 5 5 47 RINGAN
VII 1 5 3 1 1 1 3 5 3 5 3 1 3 1 3 5 3 5 5 57 SEDANG
VIII 1 5 3 1 1 1 3 1 3 3 3 1 1 1 3 5 3 5 5 49 RINGAN
IX 3 5 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 5 3 3 5 43 RINGAN
X 3 5 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 1 5 3 5 5 47 RINGAN
XI 1 5 1 1 1 1 3 1 3 3 3 3 1 3 1 5 3 5 5 49 RINGAN
XII 1 5 3 1 5 3 1 5 3 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 71 SEDANG
XIII 3 3 3 1 5 3 1 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 73 SEDANG
XIV 1 5 3 1 5 5 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 77 BERAT
XV 1 5 3 1 5 3 1 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 75 BERAT
Sumber : Analisa Peneliti, 2018

Luas kawasan kumuh di Kelurahan diperoleh hasil tiga klasifikasi permukiman


Tanjung Mas tahun 2018 adalah 37,63 Ha. tingkat kekumuhan yaitu tujuh blok termasuk
Berdasarkan penghitungan jumlah nilai tiap kategori kumuh ringan dengan total luas 13,46
indikator, permukiman kumuh di Kelurahan Ha, lima blok termasuk kategori kumuh sedang
Tanjung Mas dibagi menjadi empat kelas yaitu dengan luas 18,33 Ha, dan dua blok termasuk
tidak kumuh, kumuh ringan, kumuh sedang, dan kumuh berat dengan luas 6,84 Ha.
kumuh berat. Kumuh ringan. Kemudian

Gambar 1. Peta tingkat kekumuhan permukiman keulurahan tanjung mas

42
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

Faktor - Faktor yang mempengaruhi SIMPULAN


terciptanya permuki-man kumuh di Kelurahan
Tanjung Mas, Kota Semarang yaitu : Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan
1. Penuaan Bangunan (Ageing) Semarang Utara merupakan salah satu daerah
Penuaan bangunan merupakan kondisi urban dengan kepadatan permukiman tinggi dan
penurunan kualitas bangunan rumah sebagai kurang terawat sehingga menjadi lingkungan
tempat tinggal karena umur bangunan semakin yang kumuh. Karakteristik permukiman kumuh
rapuh dari waktu kewaktu dan semakin di Kelurahan Tanjung Mas yaitu : (1) kondisi
memburuk. Faktor yang mempengaruhi penuaan bangunan di Tanjung Mas mempunyai tingkat
bangunan rumah di Kelurahan Tanjung Mas kepadatan tinggi serta kelayakan bangunan
yaitu penghasilan penduduk menengah kebawah kurang karena 1 rumah dihuni oleh 2-3 KK. (2)
sehingga pendapatan yang diperoleh sumber air bersih menggunakan sumur artesis
diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan PDAM (3) sistem perlimbahan dilengkapi
sehari-hari. dan rusaknya material bangunan dengan tangki septik dan sebagian tanpa adanya
akibat terendam air rob setiap terjadi banjir tangki septik (4) Pengelolaan sampah rumah
pasang, karena terendam rob secara terus tangga dengan pengambilan sampah 2 minggu
menerus maka material bangunan semakin lapuk sekali oleh petugas kebersihan namun belum ada
dan memburuk. pemilahan sampah (5) Belum ada sarana
2. Inundasi (Inundation) prasarana proteksi kebakaran (6) permukaan
Faktor bencana berpengaruh pada jalan lingkungan tertutup paving dan sebagian
semakin meluasnya jumlah permukiman kumuh tertutup tanah dengan keadaan bergelombang.
pada suatu wilayah. Wilayah permukiman di (7) drainase lingkungan kurang baik karena
Kelurahan Tanjung Mas rentan terhadap terdapat genangan air berwarna hitam
bencana banjir rob dan penurunan tanah danterdapat akumulasi sampah sehingga
(inundasi) mengingat daerah tersebut terletak drainase kurang lancar.
pada wilayah pesisir utara Jawa. Kondisi alam Pada penelitian ini kekumuhan
yang tidak stabil dengan adanya penurunan permukiman diklasifikasikan menjadi empat
tanah setebal 10 cm setiap tahunnya ditambah kelas yaitu tidak kumuh, kumuh ringan, kumuh
dengan aktivitas penduduk yang mendirikan sedanng dan kumuh berat. Kekumuhan pada
bangunan pada tanah tersebut juga berpengaruh masing-masing blok yaitu kumuh berat berada di
pada adanya bencana banjir rob di Kelurahan RW 14,15, kumuh sedang berada di 4,5,7,12,13
Tanjung Mas Kota Semarang sehingga penduduk kumuh ringan berada di RW 2,3,6,8,9,10,11 , dan
harus meninggikan rumah setiap lima tahun tidak kumuh berada di RW 1 dan 16.
sekali. Akibat dari rumah yang tidak ditinggikan Faktor - faktor yang mempengaruhi
memunculkan permukiman kumuh baru. terciptanya permukiman kumuh di Kelurahan
3. Pemadatan Bangunan (Densification) Tanjung Mas, Kota Semarang yaitu : 1)
Ketersediaan lapangan pekerjaan di sekitar Pemadatan bangunan; 2) Penuaan bangunan;
Kelurahan Tanjung Mas mendorong masyarakat dan 3) Inundasi. Faktor penyebab kekumuhan
untuk bermukim di sekitar lapangan pekerjaan yang paling dominan yaitu pemadatan
dengan alasan menghemat ongkos transport, hal bangunan.
ini berakibat pada semakin banyaknya rumah-
rumah baru di Kelurahan Tanjung Mas. DAFTAR PUSTAKA
Ketersediaan lahan permukiman terbatas Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Semarang Utara
sedangkan kebutuhan akan tempat tinggal Dalam Angka. Semarang : BPS.
semakin meningkat, sehingga kepadatan Farizki. 2017. Pemetaan Kualitas Permukiman dengan
permukiman semakin tinggi. Kepadatan menggunakann Penginderaan Jauh dan SIG di
Kecamatan Batam , Kota Batam. Jurnal :
permukiman tinggi menyebabkan semakin
Majalah Geografi Indonesia. Vol 31. No 1. Hal
buruknya visual permukiman.
39-45.

43
Salma Muvidayanti,dkk / Geo Image 8 (1) (2019)

Ramadhan, R. A.. 2014. Pemanfaatan Penginderaan


Jauh Untuk Identifikasi Permukiman Kumuh
Daerah Penyangga Perkotaan (Studi Kasus :
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak).
Jurnal Geoplanning. Vol. 1. No. 2. Hal. 102-113.
Rindarjono, Mohammad Gamal. 2017. “SLUM”
Kajian Permukiman Kumuh dalam Perspektif
Spasial. Yogyakarta : Media Perkasa.
Suharini, Erni. 2007. Menemukenali Agihan
Permukiman Kumuh di Perkotaan Melalui
Interpretasi Penginderaan Jauh. Jurnal Geografi.
Vol 4. No 2. Hal 77-85.
Sunarti. 2014 Slum Upgrading Without Deplacement
at Danukusuman Sub District Surakarta City.
International Transaction Journal Management,
applied Scince, and Technology. Vol 5. No 3. Hal
2-22
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.

44

Anda mungkin juga menyukai