Anda di halaman 1dari 20

PENDALAMAN MATERI LOKAKARYA

(Lembar Kerja Resume Modul Lokakarya KB 4 Sub CP 3)

A. Judul Modul : IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA


DALAM PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Belajar : KB 4 CP 3
C. Oleh : Marsenian Lase (Rombel 27)
D. Refleksi

No Komponen Respon/Resume/Jawaban/Analisa
1 Identifikasi Masalah Memahami Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam
Pembelajaran
2 Analisis akar masalah (keterkaitan Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam
dengan masalah kekinian) Pembelajaran
1. Menganalisis Rasionalitas dan konsep dasar,
manfaat kurikulum merdeka sebagai paradigma
baru dalam peningkatan mutu pembelajaran
2. Menganalisis prinsip-prinsip utama yang dijadikan
dasar dalam penerapan kurikulum merdeka,
karakteristik dalam pembelajaran, kriteria
sekolah/madrasah yang boleh menerapkan
Kurikulum Merdeka, dan struktur serta dimensi
Kurikulum Merdeka
Keterkaitan dengan Masalah kekinian:
1. Sering bergantinya kurikulum dalam kegiatan
pembelajaran akan membingungkan para guru dan
juga siswa
2. Masih belum tercapainya program pelaksanaan
kurikulum 2013, sekarang berganti lagi ke
Kurikulum Merdeka
3. Masih terdapat guru yang belum bisa mengikuti
perkembangan penerapan kurikulum meredeka
dalam pembelajaran
4. Konsistensi kurikulum yang digunakan di sekolah
belum ada (berganti Menteri, berganti pula
kurikulum)
5. Masih banyak guru-guru di daerah pelosok belum
memahami Kurikulum Merdeka dan bagaimana
penerapan, pengembangan, konsep dasar, prinsip,
struktur dan dimensinya
6. Sebagian guru belum menunjukkan pelaksanaan
tugas berdasarkan norma keprofesian
7. Sebagian guru belum kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pembelajaran karena regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah

Mengembangkan modul ajar sebagai pedoman


pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka
melalui analisis dimensi dan elemen profil pelajar
Pancasila
1. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka
2. Memaparkan Kriteria Sekolah/Madrasah yang
Boleh Menerapkan Kurikulum Merdeka
3. Menguraikan Struktur Kurikulum Merdeka
4. Menjelaskan pengembangan Perangkat Ajar
Kurikulum Merdeka
Keterkaitan dengan Masalah kekinian:
1. Ada terdapat guru yang belum mampu
mengembangkan profil belajar Pancasila dalam
kurikulum merdeka karena belum mendapatkan
pelatihan
2. Belum merata sosialisasi tentang kurikulum
merdeka dalam satuan pendidikan
3. Terdapat kesenjangan dalam menerapkan
kurikulum merdeka sesuai dengan pemaparan
kriteria sekolah/madrasah yang boleh menerapkan
kurikulum merdeka
4. Masih banyak guru-guru yang belum mampu
menguraikan struktur kurikulum merdeka
5. Masih banyak guru-guru di daerah pelosok belum
memahami pengembangan perangkat ajar
kurikulum merdeka
6. Sebagian guru merasa bingung dengan penerapan
kurikulum yangh seringkali berubah-ubah
3 Solusi 1. Menjelaskan analisis Rasionalitas dan konsep
dasar, manfaat kurikulum merdeka sebagai
paradigma baru dalam peningkatan mutu
pembelajaran
2. Menjelaskan prinsip-prinsip utama yang dijadikan
dasar dalam penerapan kurikulum merdeka,
karakteristik dalam pembelajaran, kriteria
sekolah/madrasah yang boleh menerapkan
Kurikulum Merdeka, dan struktur serta dimensi
Kurikulum Merdek
3. Memprogramkan pelaksanaan pelatihan kurikulum
merdeka dalam skala local dan nasional (tidak
melalui zoom)
4. Mengkaderkan guru-guru yang bisa memaparkan
kurikulum merdeka di masing-masing sekolah
5. Konsitensi kurikulum sangat diperlukan dalam
kegiatan pendidikan di Indonesia
6. Setiap guru wajib mengikuti sosialisasi dan
pengembangan kurikulum merdeka
7. Menjelaskan Profil Pelajar Pancasila dalam
Kurikulum Merdeka
8. Menjelaskan Kriteria Sekolah/Madrasah yang
Boleh Menerapkan Kurikulum Merdeka
9. Menguraikan Struktur Kurikulum Merdeka
10. Menjelaskan Pengembangan Perangkat Ajar
Kurikulum Merdeka
11. Melaksanakan tindak lanjut belajar dalam
mengembangkan kurikulum merdeka
12. Menjelaskan pengaruh positifdan negatif dalam
pengembangan kurikulm merdeka
13. Guru wajib menerapkan kurikulum secara merata
di satuan Pendidikan
14. Diharapkan guru mampu mengimplementasikan
kurikulum merdeka secara maksimal pada
pembelajaran di kelas
15. Diharapkan guru dapat menanamkan nilai-nilai
Pancasila bagi peserta didik: beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,
bernalar kritis, dan kreatif
4 Aksi Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran

1. Menganalisis Rasionalitas dan konsep dasar,


manfaat kurikulum merdeka sebagai
paradigma baru dalam peningkatan mutu
pembelajaran
Analisis Rasionalitas Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen
penting dan strategis dalam penyelenggaraan
pendidikan karena kurikulum menjadi jembatan
dan peta jalan yang jelas dan terukur proses
Pendidikan. Ki Hajar Dewantara memberikan
batasan yang berbeda antara ‘Pendidikan’ dengan
‘Pengajaran’ (Febriyanti, N., 2021). ‘Pengajaran’
(onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari
pendidikan, bahwa pengajaran itu tidak lain adalah
pendidikan dengan cara memberi ilmu atau sesuatu
yang berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir
maupun batin. Adapun pendidikan (opvoeding)
diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup
tumbuhnya anak-anak’. Maksud pendidikan yaitu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan yang memerdekakan mengandung
makna sebagai usaha, proses cara, perbuatan,
pengajaran di sekolah yang dilakukan guru yang
menuntun siswa agar mereka dapat maju dan
berkembang sesuai dengan kodrat masing-masing
anak. Guru mencari tahu kodrat dan karakteristik
peserta didik dan menggunakannya untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Kodrat tiap siswa mencakup
potensi minat dan bakat, karakteristik, kebutuhan
belajar, tahap perkembangan, capaian
pembelajaran.
Ada dua alasan mengapa Kurikulum Merdeka
dijadikan pilihan dalam dalam rangka pemulihan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses dan
hasil pembelajaran pada satuan pendidikan
(sekolah/madrasah), yaitu:
a) Menegaskan bahwa sekolah/madrasah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab
mengembangkan kurikulum sesuai
kebutuhan dan konteksnya.
b) Agar proses perubahan kurikulum nasional
terjadi secara lancar dan bertahap
Beberapa tahapan perubahan dalam inovasi
kurikulum sampai pada lahirnya kurikulum
merdeka sebagai berikut:
1) pada tahun 20192020 dilakukan evaluasi
Kurikulum 2013;
2) pada tahun 2020-2021 dilakukan
penyusunan kurikulum merdeka;
3) pada tahun 2021-2022 dilakukan uji coba
terbatas dan perbaikan kurikulum
prototipe melalui Program Sekolah
Penggerak (SP) dan Program SMK PK;
4) pada 2022-2024 ditetapkan menjadi
kurikulum merdeka sebagai perbaikan
lebih lanjut melalui penerapan di sekolah
penggerak, SMK PK, dan
sekolah/madrasah lain yang berminat
dalam menerapkan kurikulum merdeka.
Dengan demikian, perubahan kurikulum
nasional baru akan terjadi pada 2024 setelah
dilakukan uji coba dan penilaian terhadap
kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka
tersebut telah melewati perbaikan selama 3
tahun di berbagai jenjang dan beragam satuan
pendidikan (sekolah/madrasah).
Konsep Dasar Kurikulum Merdeka
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
butir 19 ditegaskan mengenai makna
kurikulum sebagai seperangkat rencana serta
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran. Kurikulum juga dijadikan sebagai
pedoman dasar dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran baik melalui kegiatan
intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstra
kurikuler sebagai satu kesatuan program
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Perubahan dan inovasi kurikulum
memiliki maksud dan tujuan utama yaitu
peningkatan kualitas lulusan program
pendidikan yang unggul, berdaya saing tinggi,
menunjukkan kapasitas dan ketangguhan diri
dalam memasuki perkembangan kehidupan
yang dinamis dan perubahan yang disruptif di
masa depan.
Adanya pandemi Covid 19 yang datang secara
tiba-tiba dan membuat perubahan secara
disruptif dalam berbagai sektor kehidupan
manusia termasuk perubahan disruptif dalam
sektor pendidikan. Adanya perubahan disruptif
yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi di
era revolusi industri 4.0 yang diperparah oleh
hadirnya bencana kemanusia dan kesehatan
yaitu datengnya pandemi Covid
19 yang membuat pola dan kegiatan
pembelajaran berubah secara drastis dan
mengalami ketertinggalan belajar (learning
loss). Untuk mengatasi masalah tersebut
pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
melalui Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan (BSKAP) membuat
suatu langkah kebijakan perubahan dan
inovasi kurikulum dengan merancang
kurikulum baru dengan maksud kurikulum
tersebut dapat mengatasi permasalahan
pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu
lulusan pendidikan di era baru yaitu era
revolusi industri 4.0. era masyarakat 5.0 dan
era pandemi Covid 19.
Pengertian Kurikulum Merdeka Kurikulum
Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan
untuk mengasah minat dan
bakat anak sejak dini dengan
berfokus pada materi esensial,
pengembangan karakter, dan kompetensi
peserta didik . Kurikulum Merdeka adalah
kurikulum dengan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi.
Kurikulum merdeka merupakan
langkah inovasi yang merupakan
hasil evaluasi terhadap kurikulum 2013
yang masih digunakan di satuan pendidikan.
Kurikulum merdeka sebagai hasil inovasi
dimaksudkan menjadi model kurikulum yang
baik dan berorientasi masa depan serta
visioner. Kurikulum jenis ini memberikan
ruang pada guru dalam membangun iklim dan
kultur pembelajaran yang dapat
menghantarkan siswa menjadi mandiri,
pembelajar sepanjang hayat, belajar sejalan
dengan minat, bakat, dan potensi peserta didik,
mendapatkan pembelajaran yang inspiratif,
menantang, menyenangkan, bermakna,
fungsional dan produktif
Manfaat Kurikulum Merdeka
1) Guru tidak mengejar tujuan
pembelajaran yang padat (tidak
mengejar target kurikulum)
2) Guru menitikberatkan pada kebutuhan
dan materi esensial yang dibutuhkan
untuk memperkuat perilaku, karakter
dan pengetahuan siswa, dan penerapan
metode pembelajaran lebih baik dan
efektif
3) Guru diberi kesempatan untuk
menggali potensi siswa secara
,maksimal melalui berbagai
kesempatan belajar dan lingkungan
belajar yang lebih kondusif dan
menyenangkan bagi guru dan siswa
4) Guru diberi kesempatan untuk
merancang dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik, kemampuan siswa, dan
memberikan ruang tambahan untuk
pengembangan perilaku dan
keterampilan dasar
5) Guru mendapatkan efisiensi dalam
pelaksanaan pembelajaran karena
tidak merasa terbebani
Beberapa hal baru yang harus dipahami
para pihak dalam Kurikulum Merdeka
yang dijadikan sebagai acuan dalam
pembelajaran di sekolah/madrasah mulai
tahun ajaran 2022, yaitu:
 Kerangka Kurikulum dan Profil Pelajar
Pancasila (PPP) merupakan acuan
untuk mengembangkan standar isi,
standar proses dan standar evaluasi
hal yang penting dalam Kurikulum
2013 adanya kata KI dan KD sebagai
kerangka kualifikasi yang harus dicapai
siswa setelah proses pembelajaran
 pelaksanaan proses pembelajaran
tematik yang selama ini hanya
dilakukan di tingkat SD/MI, dibiarkan
berlangsung di tingkat lain dalam
kurikulum baru
 dari segi jumlah jam, kurikulum pawai
baru tidak merinci jumlah jam per
minggu seperti yang diterapkan dalam
Kurikulum 2013, tetapi jumlah jam per
tahun diatur dalam Kurikulum Merdeka
 Sekola/Madrasah diberi kebebasan
untuk menerapkan model
pembelajaran kolaboratif antar topik
dan membawanya dalam lintas topik,
dengan menerapkan penilaian berbasis
proyek atau penilaian portofolio
 untuk mata pelajaran teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang
pada Kurikulum 13 tidak ada, akan
kembali ada dengan nama baru yaitu
informatika yang akan dimulai pada
tingkat SMP/MTs
 mata pelajaran IPA dan IPS digabung
menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Sosial
(IPAS)
2. Menganalisis prinsip-prinsip utama yang
dijadikan dasar dalam penerapan kurikulum
merdeka, karakteristik dalam pembelajaran,
kriteria sekolah/madrasah yang boleh
menerapkan Kurikulum Merdeka, dan struktur
serta dimensi Kurikulum Merdeka

Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka


Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Badan
Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
(BSKAP) Kemendikbud-Ristek, Anindito
Aditomo bahwa kurikulum prototipe yang
kemudian berubah nama menjadi Kurikulum
Merdeka adalah bentuk langkah keseriusan
pemerintah dalam mewujudkan beberapa prinsip
mendasar yang menjadi benang merah desain
kurikulum nasional sejak dua puluh tahun silam.
Paling tidak ada 3 (tiga) prinsip dasar dalam
Kurikulum Merdeka yaitu:
Kurikulum Merdeka Bukan Berbasis
Konten, Tetapi Berbasis Kompetensi.
Artinya, Kurikulum Merdeka didesain dan
dikembangkan berdasarkan penguatan
kompetensi yang ingin ditumbuh
kembangkan dan dicapai siswa
2) Kurikulum Merdeka Berorientasi pada
Pencapaian Kompetensi secara Holistik.
Artinya pendidikan merupakan upaya
memberi tuntunan atas perkembangan
potensi akal, rasa, dan raga (kekuatan
kodrati anak) secara optimal dan padu
agar mereka baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan
hidup yang setinggi- tingginya
3) Kurikulum Merdeka Memberi Ruang bagi
Kontekstualisasi Belajar (contextual
teaching learning) di Satuan
Pendidikan. Artinya adanya penyesuaian
kurikulum dengan visi-misi
sekolah/madrasah dan juga kebutuhan
belajar para siswanya
Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki sejumlah
karakteristik utama yang mendukung
pemulihan pembelajaran dan respon masa
depan, yaitu:
 berfokus pada pengembangan soft skill
dan perilaku (menghormati etika,
kolaborasi, keragaman, kebebasan,
berpikir kritis, kreativitas) akan
menerima komponen khusus
pembelajaran berbasis proyek;
 berfokus pada materi esensial yang
diperlukan agar siswa memiliki waktu
yang cukup untuk mempelajari
keterampilan dasar seperti membaca,
menulis dan literasi dasar abad 21;
 adanya fleksibilitas bagi guru untuk
melakukan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan
siswa (mengajar pada tingkat yang
tepat) dan melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan
Kurikulum Merdeka juga menjadi model
bagi satuan pendidikan untuk melakukan
pemulihan pembelajaran selama masa
pandemic Covid 19 dengan karakteristik
utamanya: 1) pembelajaran berbasis
proyek untuk pengembangan soft skills
dan karakter, 2) fokus pada materi esensial
untuk mendalami kompetensi dasar
seperti literasi dan numerasi, 3)
fleksibilitas bagi guru untuk melakukan
pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan murid (teach at the right
level) dan melakukan penyesuaian dengan
konteks global, nasional dan muatan local.
Dalam implementasinya bagi satuan
pendidikan (sekolah/madrasah) yang akan
menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
memperhatikan tahapan dan langkah kerja
operasional sebagai berikut:
 Langkah 1 kompleksitas
sederhana, yaitu penerapan
Kurikulum Merdeka pada satuan
pendidikan dilakukan dengan
mengikuti contoh yang diberikan
sebagai role model
 Langkah 2 kompleksitas dasar,
yaitu penerapan Kurikulum
Merdeka pada satuan pendidikan
dilakukan dengan menyesuaikan
contoh yang diberikan
 Tahap 3 kompleksitas sedang,
yaitu penerapan Kurikulum
Merdeka pada satuan pendidikan
dilakukan dengan keterlibatan
sekolah/madrasah dan anggota
masyarakat tergantung pada
situasi sekolah
 Tahap 4 sangat kompleks, yaitu
penerapan Kurikulum Merdeka
pada satuan pendidikan dilakukan
dengan melibatkan warga
sekolah/madrasah tergantung
situasi sekolah/madrasah.
Kriteria sekolah/madrasah yang boleh
menerapkan Kurikulum Merdeka Agar
pelaksanaan Kurikulum Merdeka berjalan
baik dan sesuai dengan maksud dan
tujuan, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam implementasi
Kurikulum Merdeka sebagai berikut:
 Warga sekolah/madrasah
menunjukkan minat tinggi dan
kesiapan menerapkan kurikulum
merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran
 Kepala sekolah/madrasah yang
ingin menerapkan Kurikulum
Merdeka akan diminta terlebih
dahulu untuk mempelajari materi
yang dikembangkan dari pusat
 Adanya proses pendaftaran dan
pendataan pada sekolah/madrasah
bukan sebagai arena seleksi satuan
penyelenggara pembelajaran yang
akan menerapkan Kurikulum
Merdeka
 Kesiapan dan kesediaan kepala
sekolah/madrasah dan guru dalam
penerapan Kurikulum Merdeka
untuk memahami dan
mengadaptasi kurikulum tersebut
di konteks masing-masing
 Perlunya ada pemetaan potensi
diri sekolah/madrasah dalam
menyiapkan skema tingkat
penerapan Kurikulum Merdeka
berdasarkan hasil survei yang diisi
sekolah/madrasah ketika satuan
pendidikan tersebut mendaftarkan
diri sebagai pelaksana Kurikulum
Merdeka
 Sekolah/madrasah yang sudah
terbiasa mengadaptasi materi dan
kerangka Kurikulum Merdeka
akan disarankan untuk
mengadopsi Kurikulum Merdeka
secara penuh
 Sekolah/madrasah yang belum
terbiasa akan disarankan mencoba
menerapkan Kurikulum Merdeka
secara parsial
 Tidak ada seleksi dalam proses
pendaftaran untuk menerapkan
Kurikulum Merdeka
 Untuk menerapkan Kurikulum
Merdeka, sekolah/madrasah
menyusun kurikulum operasional
menjadi tugas dan kewenangan
sekolah/madrasah secara mandiri
Dimensi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga)
fitur utama:
a) perkembangan perilaku dalam
pembelajaran di mana dalam
kerangka Kurikulum Merdeka, ada
proporsi aktivitas
pembelajaran yaitu 20-30% jam
sekolah/madrasah yang
digunakan untuk pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek
dalam rangka penguatan Profil
Pelajar Pancasila.
b) memberikan kesempatan untuk
belajar melalui pengalaman
(learning by experience), dan
mengintegrasikan keterampilan
yang diperlukan untuk dipelajari
oleh siswa dari berbagai disiplin
ilmu.
c) struktur pembelajaran yang
fleksibel dimana capaian
pembelajaran ditetapkan
berdasarkan fase-fase pencapaian
pembelajaran.

Mengembangkan modul ajar sebagai pedoman


pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka
melalui analisis dimensi dan elemen profil pelajar
Pancasila
1. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila
dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga) fitur utama.
Pertama, perkembangan perilaku dalam
pembelajaran di mana dalam kerangka Kurikulum
Merdeka, ada proporsi aktivitas pembelajaran yaitu
20-30% jam sekolah/madrasah yang digunakan
untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kedua, memberikan kesempatan untuk belajar
melalui pengalaman (learning by experience), dan
mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan
untuk dipelajari oleh siswa dari berbagai disiplin
ilmu. Ketiga, struktur pembelajaran yang fleksibel
dimana capaian pembelajaran ditetapkan
berdasarkan fase-fase pencapaian pembelajaran.
Dalam dokumen Kurikulum Merdeka ada 7 (tujuh)
tema utama dalam proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila:
● Membangun jiwa dan raga;
● Rekayasa dan teknologi untuk membangun
NKRI;
● Bhineka Tunggal Ika;
● Gaya hidup yang berkelanjutan;
● Seni lingkungan;
● Kewirausahaan;
● Suara Demokrasi
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar
Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri
utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:
2. Memaparkan Kriteria Sekolah/Madrasah yang
Boleh Menerapkan Kurikulum Merdeka
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam
implementasi Kurikulum Merdeka sebagai berikut:
1) Warga sekolah/madrasah menunjukkan
minat tinggi dan kesiapan menerapkan
kurikulum merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran
2) Kepala sekolah/madrasah yang ingin
menerapkan Kurikulum Merdeka akan
diminta terlebih dahulu untuk mempelajari
materi yang dikembangkan dari pusat
3) Adanya proses pendaftaran dan pendataan
pada sekolah/madrasah bukan sebagai arena
seleksi satuan penyelenggara pembelajaran
yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka
4) Kesiapan dan kesediaan kepala
sekolah/madrasah dan guru dalam
penerapan Kurikulum Merdeka untuk
memahami dan mengadaptasi kurikulum
tersebut di konteks masing-masing
5) Perlunya ada pemetaan potensi diri
sekolah/madrasah dalam menyiapkan skema
tingkat penerapan Kurikulum Merdeka
berdasarkan hasil survei yang diisi
sekolah/madrasah ketika satuan pendidikan
tersebut mendaftarkan diri sebagai
pelaksana Kurikulum Merdeka
6) Sekolah/madrasah yang sudah terbiasa
mengadaptasi materi dan kerangka
Kurikulum Merdeka akan disarankan untuk
mengadopsi Kurikulum Merdeka secara
penuh
7) Sekolah/madrasah yang belum terbiasa akan
disarankan mencoba menerapkan
Kurikulum Merdeka secara parsial
8) Tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran
untuk menerapkan Kurikulum Merdeka
9) Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,
sekolah/madrasah menyusun kurikulum
operasional menjadi tugas dan kewenangan
sekolah/madrasah secara mandiri
3. Menguraikan Struktur Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan
pengorganisasian atas capaian pembelajaran,
muatan pembelajaran, dan beban belajar.
Pemerintah mengatur muatan pembelajaran wajib
beserta beban belajarnya.
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dibagi
menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:
pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan
kegiatan intrakurikuler; dan pembelajaran berbasis
proyek yang diorientasikan untuk penguatan Profil
Pelajar Pancasila.
Pembelajaran berbasis proyek untuk menguatkan
pencapaian Profil Pelajar Pancasila diatur sebagai
berikut:
 Dikembangkan berdasarkan tema tertentu
yang ditetapkan;
 Tidak diarahkan untuk mencapai target CP
tertentu, sehingga tidak terikat pada konten
mata pelajaran;
 Merupakan kegiatan pembelajaran yang
lebih fleksibel, tidak terpaku pada jadwal
belajar seperti kegiatan reguler, serta lebih
banyak melibatkan lingkungan dan
masyarakat sekitar dibandingkan
pembelajaran reguler;
 Peserta didik berperan besar dalam
menentukan strategi dan aktivitas
proyeknya, sementara guru atau pendidik
berperan sebagai fasilitator.
Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan
melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
 Mengintegrasikan muatan lokal ke
dalam mata pelajaran lain.
 Mengintegrasikan muatan lokal ke
dalam tema projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila
 Mengembangkan mata pelajaran
khusus muatan lokal yang berdiri
sendiri sebagai bagian dari program
intrakurikuler
4. Menjelaskan pengembangan Perangkat Ajar
Kurikulum Merdeka
Pada Kurikulum Merdeka perangkat ajar yang
digunakan tidak lagi menggunakan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melainkan
menggunakan Modul Ajar. Secara umum modul
ajar merupakan satu kesatuan bahan pembelajaran
yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri dengan komponen dan petunjuk yang jelas
yang dikemas secara sistematis, menarik, dan
menantang sehingga peserta didik dapat mengikuti
secara runtut tanpa campur tangan pengaja.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka pada
hakikatnya memuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Surat Edaran
Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas
peserta didik, dan asesmen untuk mengecek apakah
tujuan pembelajaran dicapai peserta didik. Dalam
penyusun modul ajar, terdapat beberapa istilah
baru yang tidak ada sebelumnya di kurikulum
2013, diantaranya seperti: Capaian pembelajaran;
Profil Pelajar Pancasila; pemahaman
bermakna; pertanyaan pemantik; bahan
bacaan guru dan peserta didik; serta glosarium.
Dalam ebook Panduan Pembelajaran dan
Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen
dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
pada tahun 2021 ditegaskan perlunya satuan
pendidikan mengembangkan modul ajar selain
mempelajari modul ajar yang sudah
diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran.
Komponen modul ajar pada Kurikulum Merdeka
meliputi tiga komponen pokok yaitu informasi
umum, komponen inti, dan lampiran. Berkut
penjelasan ketiga komponen tersebut:
1) Komponen informasi umum, mencakup:
Identitas sekolah/madrasah, meliputi data
sekolah, nama penyusun dalam hal ini
adalah guru, nama institusi, Kompetensi
awal, berisi tentang pengetahuan atau
keterampilan yang perlu dimiliki siswa
sebelum mempelajari topik tertentu, Profil
Pelajar Pancasila, merupakan tujuan akhir
dari suatu kegiatan pembelajaran yang
berkaitan erat dengan pembentukan
karakter peserta didik, Sarana dan
prasarana, merupakan fasilitas dan bahan
yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran, Target peserta
didik, terdapat beberapa hal yang
diperhatikan
.
2) Komponen Inti: Tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran, Pemahaman
bermakna, adalah informasi tentang
manfaat yang akan peserta didik peroleh
setelah mengikuti proses pembelajaran,
Pertanyaan pemantik, Persiapan
pembelajaran, Kegiatan pembelajaran,
Asesmen, Pengayaan dan remedial,
Refleksi
3) Lampiran: Lembar kerja peserta didik,
Bahan bacaan guru dan peserta didik,
Glosarium, Daftar Pustaka.

Glosarium Kegiatan Belajar 4

Capaian Merupakan suatu ungkapan


Pembelajaran tujuan pendidikan, yang
merupakan suatu pernyataan
tentang apa yang diharapkan
diketahui, dipahami, dan dapat
dikerjakan oleh peserta didik
setelah menyelesaikan suatu
periode belajar.

Glosarium Suatu daftar dalam suatu


ranah tertentu yang
dilengkapi dengan untuk
istilah- istilah tersebut.
Biasanya glosarium ada di
bagian akhir suatu dan
menyertakan istilah-istilah
dalam buku tersebut yang
baru
diperkenalkan atau paling
tidak, tak umum ditemukan.
Intrakurikuler Segala kegiatan proses belajar
mengajar yang dilakukan di
sekolah sesuai dengan struktur
program kurikulum yang
berlaku untuk menggapai
tujuan minimal tiap pelajaran
Muatan Lokal Merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada.
Proyek Rencana pekerjaan
dengan sasaran
khusus dan dengan saat
penyelesaian yang tegas
Teknologi Secara etimologi, teknologi
berasal dari kata technologia
(bahasa Yunani) techno artinya
‘keahlian’ dan logia artinya
‘pengetahuan’. Sementara
secara umum, pengertian
teknologi adalah penerapan
pengetahuan ilmiah untuk
tujuan praktis dalam kehidupan
manusia atau pada perubahan
dan manipulasi lingkungan
manusia.
5 Refleksi dan tindak lanjut Kurikulum merdeka merupakan konsep yang brilian,
memang zaman sudah berubah dan tantangan semakin
nyata di depan mata. Moderasi kehidupan umat manusia
telah sampai di era industri 4.0 dan masyarakat 5.0. kita
akan sampai pada masa tenaga manusia akan tergantikan
oleh mesin sepenuhnya. Namun ternyata ada temuan
dilapangan yang berwujud tantangan nyata dalam
implementasi kurikulum merdeka. Tantangan itu harus
segera dicarikan solusi untuk meningkatkan target merdeka
belajar. Diantarnya adalah adanya kesenjangang sekolah
yang berada di daerah terpencil, ada ketidaksiapan guru dan
murid. Pemerintah memberikan kesempatan untuk sekolah
menerapkan implementasi kurikulum merdeka dengan suka
rela. Artinya sekolah diberikan kewenangan untuk memilih
kurikulum yang digunakan. Guru dipedalaman banyak
didominasi oleh guru yang sudah sepuh, dan memiliki
kendala gagap pada teknologi. Tentu ini persoalan konkrit
yang harus dicararikan jalan keluar guna pemerataan
kesejahteraan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Persoalan bukan hanya ada di daerah terpencil tapi daerah
yang mudah diaksespun memiliki kendala pula. Konsep
baru dalam kurikulum merdeka memberikan efek kejut
bagi sebagian guru. Guru yang memiliki gagasan
konservatif tentu akan berat menerima konsep baru dalam
kurikulum merdeka. Melalui reformasi dalam dunia
pendidikan tentu kita berharap Indonesia memiliki SDM
yang unggul yang akan menggengam kejayaan dimasa kini
dan nanti.

Pengembangan kurikulum bertujuan untuk


mengembangkan pembelajaran dalam mencapai
Pendidikan yang bermutu dengan standar yang jelas, target
yang terukur dan budaya yang ingin dicapai dengan nilai-
nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk
penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil Pelajar
Pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk
menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun
karakter serta kompetensi peserta didik. Pelajar Pancasila
merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai