Anda di halaman 1dari 48

PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


MATERI SURAT PRIBADI KELAS VIII MTS AL - FAJAR SEI MENCIRIM
SUNGGAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Perkuliahan


Pada Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas

Oleh

Ratih Wulan Sari


NIM. 90018301

Jurusan Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH H.A. HALIM HASAN
AL-ISHLAHIYAH BINJAI
2021
Kata Pengantar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta karunia Nya pada kita semua, sehingga kita masih
dapat melaksanakan kegiatan kita masing-masing. Tak lupa juga saya ucapkan
kepada junjungan kita Rasulullah Saw yang mana, karena berkat beliau lah kita
dapat merasakan kenikmatan dalam menuntut ilmu seperti yang kita rasakan saat
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu ada campur tangan dari Dosen
pembimbing, keluarga, serta teman-teman. Untuk itu saya selaku penulis
pemakalah mengucapkan terima kasih. Dalam pembuatan makalah ini juga tentu
ada kekurangan, maka dari itu diharapkan atas koreksi dari para pembaca. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakar Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................... 7
C. Rumusan Masalah.................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian................................................................. 8

BAB II : LANDASAN TEORITIS............................................................. 10


A. Kerangka Teoritis................................................................... 10
1. Pengertian Hasil Belajar................................................... 10
2. Teori-teori Belajar............................................................. 19
3. Metode Debat Aktif.......................................................... 22
4. Materi Sejarah Hijar Nabi Muhammad Ke Madinah........ 31
B. Kerangka Konseptul............................................................... 38
C. Penelitian Relevan.................................................................. 39
D. Hipotesis Tindakan................................................................ 40

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 41


A. Jenis Penelitian...................................................................... 41
B. Subjek dan Objek Penelitian.................................................. 41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 41
D. Desain dan Prosedur Penelitian............................................. 42
E. Instrumen Pengumpulan Data................................................ 48
F. Teknik Penskoran.................................................................. 49
G. Teknik Analisis Data............................................................. 50
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 56
A. Deskripsi Hasil Penelitian...................................................... 56
1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa......................... 56
2. Data Hasil Pada Siklus I................................................... 58
3. Data Hasil Pada Siklus II.................................................. 67
B. Pembahasan........................................................................... 78

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 81


A. Kesimpulan............................................................................ 81
B. Saran-saran............................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 83
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan yang paling penting adalah kegiatan belajar
mengajar. Yang berarti pendidikan berhasil atau tidak itu ditentukan oleh
pelaksanaan KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ). Dan dalam proses pembelajaran
aspek yang paling menentukan adalah interaksi antara guru dan siswa.
Didalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa
sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu didalam hal
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan tata nilai serta sifat - sifat pribadi agar
proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Demikian juga dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia wajib memilih metode maupun pendekatan yang
lebih menarik untuk siswa, sehingga siswa lebih semangat dalam belajar. Terlebih
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang pada hakekatnya masih kurang diminati
oleh siswa. Untuk itu guru diharapkan lebih baik dari segi kesiapan dan
penguasaan materi yang diajarkan, agar tujuan pembelajaran dapat
dimaksimalkan. Ternyata harapan itu tidaklah menjadi kenyataan. Keinginan
untuk memberhasilkan siswa khususnya dalam bidang Bahasa Indonesia belum
mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh faktor guru yang masih
belum maksimal dalam merancang proses pembelajaran, dimana pembelajaran
yang berlangsung selama ini guru hanya mengacu pada satu metode pembelajaran
saja, yaitu metode ceramah, sehingga menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta
menurunkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman peneliti ketika meneliti di Sekolah MTs. Al
- Fajar Sei Mencirim Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, kelas VIII
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditemukan siswa kurang berminat
mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung siswa hanya mendengar
tanpa respon sehingga rata - rata hasil belajar siswa hanya 54, tergolong kategori
kurang dari persentase dan ketuntasan hasil belajar siswa 44% yang seharusnya
75% dengan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia 68.
Adapun yang menjadi tujuan dari dari penelitian ini yaitu (1)
mendeskripsikan proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran
Resitasi mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs. Al - Fajar Sei
Mencirim Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. (2) Mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran Resitasi
mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs. Al - Fajar Sei Mencirim
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari uraian latar belakang dan hasil observasi yang diperoleh, ada
beberapa masalah yang ditemui, yaitu :
1. Pembelajaran yang dilakukan guru pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang
berminat dan kurang aktif selama pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Media yang dipakai guru dalam mengajarkan Bahasa Indonesia kurang menarik
perhatian siswa karena hanya menggunakan media Buku Paket dan Papan tulis.
Yang menyebabkan siswa menjadi tidak berminat dan bosan.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini perlu
adanya strategi yang baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia disekolah MTs. Al - Fajar kelas VIII Sei Mencirim Tahun
Ajaran 2020/2021.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan diatas, maka rumusan yang didapat pada
penelitian ini adalah apakah Metode Resitasi ini akan meningkatkan minat dari
siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII MTs Al - Fajar Sei Mencirim
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2020/2021.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VIII MTs Al-Fajar Sei Mencirim Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2020/2021.
3. Untuk membantu meningkatkan siswa dalam meminati pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VIII MTs Al-Fajar Sei Mencirim Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari penelitian tersebut, didapat manfaat sebagai berikut, yaitu :
1. Bagi peneliti, diadakan penelitian ini, menambah wawasan yang lebih baik lagi
selain dari yang didapatkan dari kampus.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi sekolah, yaitu
pihak sekolah akan lebih banyak Melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Bagi guru, penelitian ini bertujuan sebagai pembelajaran bagi guru untuk
melakukan metode Resitasi agar siswa lebih meminati pembelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Bagi siswa, lebih meningkatkan kembali minat siswa dalam pelajaran Bahasa
Indonesia.

BAB ll
A. Prestasi Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-
pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si
pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin,
Esa Nur Wahyuni, 2007: 12). Pendapat tersebut senada dengan James O.
Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 12) yang merumuskan belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.Belajar dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor (Syaiful Bahri Djmarah, 2011: 13). Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan
sseorang melalui pelatihan dan pengalaman sehingga dapat mengubah
pengetahuan, tingkah laku dan sikap.
Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar mengakibatkan
perubahan kemampuan atau perilaku, (2) perubahan kemampuan atau perilaku
yang terjadi bersifat relatif menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena
hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari
pertumbuhan atau kematangan (Rosma Hartiny Sam`s, 2010: 32).
b. Ciri-ciri Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan
tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar (Syaiful Bahri Djamarah,
2011: 15).
1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan daam
dirinya.
2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai prestasi belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung
terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya.
3) Perubahan dalam Belajar Brsifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin
baik perubahan yang diperoleh. Perubahan bersikap aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karna usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-
benar disadari.
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
c. Prinsip-prisip Belajar
Soekamto dan Winataputra (dalam Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, 2007: 16)
mengemukakan dalam tugas melaksanakan
proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip
belajar yakni:
1)Apapun yang dipelajari siswa , dialah yang harus belajar bukan orang
lain.Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
2)Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3)Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4)Penguasaan yang sempurna dari seetiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.
5)Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab
dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga yakni faktor
internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.
1)Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: a)
aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); b) aspek psikologis ( yang bersifat
rohaniah).
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi
jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas.Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra
pendengar dan indra penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor-faktor
tersebut adalah:
(1) Inteligensi Siswa/Tingkat Kecerdasan
Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga
kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa
peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol
daripada peran organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi
(IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
(2) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal ang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.Sikap yang positif,
terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakn pertanda
awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa
terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi diiringi l. kepada anda atau
mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
(3) Bakat Siswa
Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara
global bakat itu mirip dengan inteligensi.
(4) Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang
selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian prestasi belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu.Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat
besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak
daripada siswwa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat,
dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
(5) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia atau
hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan
selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari
siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.Adapun
motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru, dan seterusnya
merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang menolong siswa
untuk belajar.Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya
siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di
sekolah maupun di rumah.
2)Faktor Eksternal Siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam,
yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru
yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan
suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin
membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang poitif bagi kegiatan
belajar siswa.Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga atau letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar yang dicapai siswa.
b) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktorfaktor ini dipandang turut mempengaruhi
tingkat keberhasilan siswa.
Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor
pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar
siswa tersebut (Muhibbin Syah, 2010: 145-156).Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
2. Prestasi belajar
a. Pengertian Prestasi belajar
Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan menerima prestasi
belajar. Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan
merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny
Rosma, 2010: 37).Sedangkan menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8)
prestasi belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa
setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada dasarnya adalah
bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Setiap
siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud,
1996: 48 dalam Trianto, 2009: 241). Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila
nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya mencapai 70.
b. Jenis Prestasi belajar

Jenis prestasi belajar memiliki sasaran yang berupa ranah-ranah yang terkandung
dalam dalam tujuan pendidikan. Ranah-ranah tersebut diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 202-
208).
1) Ranah kognitif (cognitive domain)Yang termasuk ranah kognitif yaitu:
a) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa
pengenalan, dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta,
istilah, dan prinsipprinsip dalam bentuk seperti mempelajari.
b) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah
kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang
dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.
c) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan
generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi
konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat
untuk dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara benar.
d) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran
ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.
e) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsurunsur pokok ke dalam
struktur yang baru.
f) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud
atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa diminta untuk menerapkan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.
2) Ranah afektif (Effective Domain)
Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap, tindakan, nilai, perasaan,
emosi, dan penghargaan. Menurut Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati
dan Mudjiono, 2002: 205) yang termasuk ke dalam ranah afektif yaitu:
a) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif
berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih
aktif. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan
untuk menerima, dan perhatian terkontrol.
) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulan dan merasa
terikat serta secara aktif memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk
menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam merespon.
c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan
sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil
bagian atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan
penerimaan terhadap nilai, kesukaran terhadap nilai, dan keterikatan terhadap
nilai.
) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya. Untuk menunjukkan
kemampuan mengorganisasi ini, siswa diminta untuk mengorganisasikan nilai-
nilai ke suatu organisasi yang lebih besar.
e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-
masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik
nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam karakterisasi ini, siswa
diminta untuk menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan
batasan dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon.
3) Ranah psikomotorik (psikomotor domain)Menurut Davies (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2002:205) ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan
motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan
koordinasi badan.
a) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-
ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan yang dinyatakan dengan
adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan
perbedaan antara rangsanganrangsangan yang ada.
b) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam
keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan
dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
) Gerakan terbimbing (Guided Response) mencakup kemampuan untuk
melakukan sesuatu rangkaian gerak yang dinyatakan dengan menggerakkan
angota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi
contoh yang diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang cukup, yang
dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh.
e) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas berbagai komponen dengan
lancar tepat dan efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan yang
berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu
keseluruhan gerakan yang teratur.
c. Perwujudan Prestasi belajar
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk, 2008: 20) menyatakan bahwa wujud
prestasi belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:
1) Kebiasaan
Salah satu wujud prestasi belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri
individu. Orang yang berprestasi belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan
yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan
berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
2) Ketrampilan
Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot
yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti
dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, prestasi belajar dapat
dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu.
3) Pengamatan
Pengamatn dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan
rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga.
Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar.
4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir asosiatif dan
meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk
menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan
mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan
memiliki daya ingat yang lebih baik.
5) Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis.
Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab
akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
6) Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang ralatif menetap untuk mereaksi terhadap
sesuatu hal. Prestasi belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam
diri sseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan
sebagainya.
7) Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih
dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Prestasi belajar dapat dilihat
adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
8) Apresiasi
Prestasi belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar.
Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap
suatu objek tertentu.
9) Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini
dapat dilihat sebagai wujud prestasi belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan
berprestasi belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu
tingkah laku yang memiliki manfaat (Lilik Sriyanti, dkk, 2008: 20-21).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Prestasi belajar
Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 176)
mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar,
yakni:
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. dalam lingkunganlah
anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut
ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari
lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan
yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik Keduanya
mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.
(a) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik hidup dan
berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka
bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban udara
berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah. Belajar pada keadaan udara
yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang
panas dan pengap.
(b) Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan
social. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk
pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia
berada dalam sistem social di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus
anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan
membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah.
Lingkungan social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang
mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.
Misalnya, pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu
lintas, pabrik, pasar dan lain-lain dapat menimbulkan kegaduhan suasana kelas
yang membuat anak didik tidak bisa berkonsentrasi dalam menerima materi
pelajaran dari guru.
2) Faktor Instrumental
Yang termasuk faktor-faktor instrumental yang mempengaruhi proses dan
prestasi belajar adalah: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru.
3) Faktor Fisiologis
Menurut Noehi Nasution (dalam, Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 189) kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekuragan
gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan
gizi, mereka lekas lelah, mudah megantuk, dan sukar menerima pelajaran.
4) Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama
dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar
mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan
kurang signifikan. Oleh karena faktor psikologis juga mempengaruhi proses dan
prestasi belajar anak didik. Adapun ang termasuk faktor psikologis adalah .minat,
kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif (Syaiful Bahri Djamarah,
2011: 176-202).Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar siswa juga bisa diartikan sebagai
kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman
tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan prestasi belajar
siswa secara berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
B. Bahasa Indonesian
1. Pengertian Bahasa Indonesia
Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah
ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi
sebagai alatnya.Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno
(2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari
penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa
berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang
atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun
yang baik.Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
Bahasa Indonesia adalah suatu alat komunikasi masyarakat Indonesia berupa
bunyi untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada
orang lain, sehingga timbul percakapan.
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu
peningkatan kompetensi berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi bahasa yang
menjadi sasaran, para guru lebih fokus pada empat aspek ketrmpilan berbahasa,
yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.Dalam kurikulum 2004
(Depdiknas, 2004:3) dinyatakan bahwa setandar kompetensi bahasa dan sastra
Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu berbahasa
adalah belajar komunikasi dan belajar satra adalah menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu pembelajaran bahasa dan satra
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomnikasi, baik secara lisan maupun tertulis.
Mengacu pada penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
bahasa indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarka di sekolah dasar
untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan maupun
tertulis.
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2004
(Depdiknas, 2004 : 6) adalah sebagai berikut:
a. Siswa menghargai dan mengembangkan bahas dan satra sebagai bahasa
persaatuan nasional dan bahasa negara.
b. Siswa memahami bahasa dan sastra dari segi bentuk, makna, fungsi serta
mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam tujuan,
keperluan dan keadaan.
. Siswa memiliki kemampuan mengunakan bahasa dan sastra indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan
sosial.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e. Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Siswa menghargai dan mengembangkan karya sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya, dan intelektual Indonesia.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajara Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran Bhasa Indonesia dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikbud , 2006 : 13) mencakup beberapa aspek
yaitu : Aspek Berbicara, Aspek Membaca, Aspek Mendengarkan dan Aspek
Menulis.
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
6. Materi Puisi
Ilmu
Karya: S. Nadrotul Ain
Ilmu semua orang
Memerlukanmu
Aku belajar dengan tekun
Untuk mendapatkanmu
Buku adalah sumbermu
Bagai makanan
kusantap setiap waktu
Tanpa ilmu
Aku tak berguna
Di dunia ini.
(Sumber : Buku BSE Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V hal 51)
a. Pengertian Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya
makna, karya sastra yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang indah.
Singkat karena diungkapkan tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksutnya
puisi digarap dengan pilihan kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna.
Yakni dengan memilih kata yang mempunyai majas, lambang, rima, sajak dan
ungkapan yang menarik .
b. Unsur – unsur Puisi
Unsur-unsur puisi antara lain :
1) Tema
Adalah persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair, tema ini tersirat dalam
keseluruhan isi puisi.
2) Rasa
Adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung di dalam puisi.
3) Nada
Adalah sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan tema
dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik,
dan sebagainya.
4) Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu
5) Diksi
Adalah pilihan kata penyair dalam mengungkapkan perasaan dan gagasan
penyair melalui puisi.
6) Majas
Adalah cara penyair mengungkapkan gagasan melalui gaya bahasa dalam puisi.
7) Rima
Adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk memperindah atau menguatkan
rasa dalam puisi.
8) Tipografi
Adalah ciri khas yang membedakan bentuk puisi dengan karya sastra yang lain,
seperti drama dan prosa.
c. Jenis-jenis Puisi
Jenis – jenis puisi dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Jenis – jenis puisi berdasarkan bentuknya
Puisi yang terkait aturan – aturan bait dan baris. Antara lain : pantun, syair, dan
soneta. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikan, terzina, kuatren, kuint, siktet,
septima, dan oktaf.Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat aturan-aturan bait,
baris, maupun rima. Contohnya : puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S.
Rendra.
2) Jenis puisi berdasarkan zamannya
Puisi lama
Adalah puisi yang merupakan peninggalan satra melayu lama. Puisi lama terdiri
atas puisi asli dan puisi pengaruh asing.
Contoh puisi asli masyarakat melayu adalah :
a) Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi.
Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa,
pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait.
Ciri –ciri pantun :
(1) Satu bait terdiri atas empat baris
(2) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran ,
sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi
(3) Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
(4) Rima akhir berpola a-b-a-b
b) Syair
Syair termasuk dalam jenis puisi lama. Hampir sama dengan pantun, syair terikat
akan aturan-aturan baku.
c) Mantra
Yaitu puisi yang mengandung kekuatan goib.
d) Talibun
Yaitu pantun yang terdiri atas 6, 8, atau 10 baris.
e) Karmina (pantun kilat)
Yaitu pantun yang terdiri atas dua baris.
Puisi baru
Adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Menurut bentuknya puisi baru
terdiri atas :
a)Distikan, sajak dua seuntai
b)Terzina, sajak tiga seuntai
c)Kuatren, sajak empat seuntai
d)Kuint, sajak lima seuntai
e)Sektet, sajak enam seuntai
f)Septima, sajak tujuh seuntai
g)Satanza, sajak delapan seuntai
h)Soneta, sajak empat belas seuntai
C. Metode
1. Pengertian Metode
Dalam seluruh kegiatan belajar mengajar, metode mengajar memainkan peranan
yang sangat penting dan merupakan suatu penunjang utama berhasil atau
tidaknya seorang guru dalam mengajar. Pengertian metode mengajar yang
dikemukakan Hasibuan dan Moedjiono (2006: 3) menyatakan bahwa “Metode
mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari seperangkat alat dan cara
dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan
belajar”.Sedangkan menurut (Kastolani, 2014: 7) metode adalah cara yang
ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benarbenar
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan.Metode pemberian tugas belajar dan
resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan murid-
murid mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggung jawabkan (Abu
Ahmadi, 1997: 40) Dari pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa metode
mengajar adalah suatu cara yang dipakai guru untuk menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Macam – Macam Metode Pembelajaran
Macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar antara lain: ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan,
demonstrasi, drill, pemecahan masalah, laboratorium, inkuiri, kegiatan lapangan,
permainan, dan resitasi.Adapun metode mengajar yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah metode pemberian tugas atau yang biasa disebut dengan
metode resitasi.
a. Metode Resitasi (Metode Pemberian Tugas)
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) menyatakan bahwa metode
resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dan resitasi merangsang siswa
untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.Djamarah dkk,
(2010:85) mengemukakan bahwa: "Metode resitasi (pemberian tugas) adalah
metode penyajian bahan dimana guru meberikan tugas agar siswa melakukan
kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di
dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium maupun di perpustakaan di
bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas dapat
dikerjakan".Kemudian menurut Sagala (2007:219) mengatakan bahwa:"Metode
resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung
jawabkannya".Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi
adalah suatu metode dengan cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang
di pelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa
mempelajari bersama teman atau sendiri dan menyusun laporan atau resume
kemudian diesok harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di
kelas. Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan
tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh
pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan
meperkaya pengetahuan serta ketrampilan sisw
a disekolah melalui kegiatan luar sekolah.Dalam penggunaan suatu metode pasti
tidak akan luput dari suatu kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan
metode ini. Menurut Mulyani Sumantri dan H. Johar Permana ( 2001: 131-132 )
Metode resitasi atau pemberian tugas memiliki kekuatan dan keterbatasan
sebagai berikut:
1) Kekuatan :
a) Membuat peserta didik aktif belajar.
b) Merangsang peserta didik untuk belajar lebih banyak, baik disekolah maupun
diluar sekolah.
c) Mengembangkan kemandirian peserta didik.
) Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, memperdalam,
memperkaya dan memperluas tentang apa yang dipelajari.
e) Membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan
komunikasi.
) Membuat Para siswa bergairah dalam belajar, karena dapat dilakukan dengan
bervariasi.
g) Membina disiplin dan tanggung jawab siswa.
h) Mengembangkan kreatifitas siswa
2) Keterbatasan :
a) Sulit mengawasi siswa belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
b) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
c) Tugas yang tidak menarik atau monoton dapat membosankan peserta didik.
d) Tugas yang terlalu banyak dan sering diberikan dapat jadi suatu beban atau
keluhan peserta didik.
e) Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin
dan pintar.Menurut Zakiyah Darajat pemberian tugas dapat dilakukan dalam
beberapa hal, yaitu:
a) Murid diberi tugas dalam mempelajari dari suatu buku, baik secara individu
maupun kelompok, dan diberi waktu untuk mengerjakannya, kemudian murid
harus mempertanggung jawabkannya.
b) Murid diberi tugas untuk melakukan sesuatu yang tujuannya melatih yang
bersifat kecakapan dan motorik.
c) Murid diberi tugas untuk mengatasi masalah dengan cara mencoba untuk
mengucapkannya. Tujuannya agar setiap murid mampu berfikir ilmiah (Logis dan
Sistematis) dalam memecahkan suatu masalah.
d) Murid diberi tugas bersifat proyek dengan tujuan agar murid terbiasa untuk
bertanggung jawab menyelesaikan suatu masalah, yang dananya telah tersedia
dan bagaimana mengolah selanjutnya.Dalam metode pemberian tugas atau
resitasi ada syarat yang perlu diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi tugas
yaitu:
a) Tugas yang diberi harus berkaitan dengan pelajaran yang telah diajarkan,
sehingga siswa mampu mengerjakan dengan menghubungkannya dengan
pelajaran-pelajaran tertentu.
b) Dalam memberikan tugas guru harus memperkirakan tingkat kemampuan dan
kecerdasan murid untuk menyelesaikan tugas yang dimilikinya. Guru harus
menekankan kepada setiap murid untuk mengerjakannya sendiri sesuai dengan
yang timbul dari hatinya.
c) Tugas yang diberikan kepada murid harus benarbenar dimengerti agar tidak
ada ketidakjelasan oleh murid untuk mengerjakannya. Metode resitasi yang
efektif dan berhasil baik jika ada upaya untuk mengatasi keterbatasan dari
metode ini, yaitu:
a) Guru menyuruh siswa mengerjakan soal kedepan, agar guru dapat mengetahui
seberapa jauh tingkat pemahan siswa tersebut, dan guru dapat mengetahui
apakah tugas itu dikerjakan sendiri atau dikerjakan oleh orang lain.
b) Pemberian tugas harus memperhitungkan tingkat kesukarannya dengan
kemampuan siswa.
c) Menghindari pemberian tugas yang monoton, dan guru memberikan tugas
atau soal yang bervariasi.
d) Memberikan tugas yang jelas dan terbatas, apa yang menjadi permasalahan
dan perlu penyelesaian.
e) Memberikan pertanyaan setiap individu yang terkait dengan tugas kelompok,
sehingga guru dapat mengetahui siswa tersebut ikut mengerjakan tugas
kelompok atau tidak.
b. Fase – Fase Metode Resitasi
Kegiatan resitasi (penugasan) merupakan kegiatan untuk memperoleh
penguasaan materi yang diajarkan lebih mantap. Oleh karena itu menetapkan
rancangan langkah-langkah resitasi (penugasan) merupakan tahap yang sangat
penting dilihat dari segi kemantapan penugasan materi dan peningkatan kualitas
belajar. Dalam membahas rancangan kegiatan resitasi (penugasan) berturutturut
akan dibahas rancangan perencanaan guru, rancangan pelaksanaan kegiatan
resitasi, dan rancangan penilaian resitasi. Menurut Djamarah dkk (2010:86),
langkah langkah yang harus diikuti
dalam penggunaan metode resitasi (tugas), yaitu :
1) Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.
a) Tujuan yang akan dicapai
Tujuan yang akan dicapai dalam pemberian tugas dan resitasi pada bidang studi
Ilmu Bangunan yaitu untuk memacu siswa agar selalu siap belajar tetapi jangan
sampai terjadi kebiasaan siswa baru akan melakukan belajar jika metode ini akan
diterapkan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
) Jenis tugas yang jelas dan tepat
Jenis tugas yang diberikan khususnya pada bidang studi ilmu bangunan harus
jelas dan tepat, sehingga siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut
setelah guru memberikan materi pelajaran.
c) Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa.
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa seperti
buku paket dari guru atau lembar kerja siswa (LKS).
e) Diharapkan siswa menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas
khususnya mata pelajaran ilmu bangunan.
2) Fase Pelaksanaan Tugas
Langkah ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Diberikan bimbingan atau pengawasan dalam pelaksanaan tugas oleh guru.
b) Sebelum melaksanakan tugas seharusnya siswa diberikan dorongan sehingga
siswa mau bekerja.
c) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh orang lain.
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang telah dikerjakan dengan baik
dan sistematik.
3) Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas
Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase ini adalah:
a) Laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah dikerjakan pada
soal-soal yang diberikan oleh guru.
b) Ada tanya jawab atau diskusi kelas tentang soal-soal yang diberikan sehingga
guru mengetahui apakah siswa mengerjakan tugas tersebut sendiri atau
menyuruh orang lain.
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa dengan tes maupun non tes atau cara
lainnya.Agar metode ini dapat berhasil dengan baik, maka materi pelajaran yang
diberikan harus bermakna, siswa diberikan latihan atau tugas secara teratur dan
sistematis, dan membuat suasana kelas santai serta gembira.
BAB III :
Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilaksanakan
menggunakan siklus yang merupakan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang lebih baik. Tiap pelaksanaan pelaksanaan terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada siswa/siswi kelas VIII MTs. Al - Fajar yang beralamat di
Jl. Jati, Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran
2020 / 2021 dan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Semester
Genap Tahun Ajaran 2020 / 2021.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian adalah siswa/siswi kelas VIII MTs. Al - Fajar Sei Mencirim
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2020 / 2021 sebanyak
satu kelas yang berjumlah 10 orang siswa / siswi. Objek Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah Penerapan Metode Resitasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran Bahasa Indonesia.

3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian


1. Metode Resitasi
Menurut Supriatna, Nana, dkk (2007:200), metode Resitasi atau pemberian tugas
adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai
hasil dari tugas yang dikerjakannya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi
setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif
(kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi),
afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks dan kreativititas).

3.5 Prosedur dan Desain Penelitian


Penelitian dilaksanakan dalam kelas meliputi kegiatan tindakan kelas (PTK)
berupa kergiatan refleksi awal dan melakukan observasi untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi di kelas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan sebanyak 2 siklus dan
masing-masing siklus dilakukan dengan 2 kali pertemuan dan pada setiap akhir
siklus dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Desain penelitian yang dilakukan adalah desain PTK berbentuk siklus yang
dikemukakan oleh Kemmis sebagai berikut:

3.6 Pelaksanaan Penelitian


1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan pengkajian terhadap masalah yang
ditemukan dalam pembelajaran. Tahap perencanaan ini meliputi kegiatan :
A. Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi oleh siswa dalam belajar, khusus nya masalah rendahnya hasil belajar
Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi.
B. Melakukan penyusunan skenario pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
Metode Resitasi dengan materi Surat Pribadi.
C. Menyusun format atau lembar observasi yang akan digunakan, yang terdiri
dari lembar observasi kegiatan pelaksanaan tindakan dan lembar observasi
aktivitas belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
yang sudah disusun yaitu menggunakan strategi pembelajaran Metode Resitasi.
Pertemuan I
A. Melakukan Apersepsi.
B. Memberikan motivasi kepada siswa.
C. Menjelaskan dan melaksanakan Strategi Pembelajaran Metode Resitasi.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dilakukan kegiatan mengevaluasi pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari :
1. Kegiatan guru selama proses tindakan
2. Kegiatan pendahuluan
3. Kegiatan Inti pembelajaran
4. Kegiatan penutup
4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu menganalisa hasil evaluasi
untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.
Pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti itu sudah berjalan dengan baik dan
benar. Maka dari itu peneliti hanya melaksanakan hanya melaksanakan observasi
hanya I siklus saja.
3.7 Alat Pengumpul Data
Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan
alat alat pengumpul data yaitu :
1. Lembar observasi adalah format Penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan
selama pembelajaran berlangsung.
Format lembar observasi terdiri dari :
(a) Aktivitas siswa mengikuti pelajaran.
(b) Aktivitas guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Tes
Tes terdiri dari tahapan pelaksanaan yaitu tes kemampuan awal dan tes hasil
belajar.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisa yang dipergunakan sesuai dengan data yang dikumpulkan. Data
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis berupa kegiatan
catatan lapangan yang disajikan secara lengkap selama proses penelitian
berlangsung. Analisis data diperoleh berdasarkan hasil observasi, evaluasi hasil
belajar siswa, refleksi dari tiap-tiap siklus yang dilakukan.

Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan
ketuntasan belajar siswa dan hasil observasi selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Teknik analisa data adalah dengan pengukuran
terhadap kegiatan pembelajaran yaitu:
a) Daya serap individu
Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu dengan menggunakan daya
serap individu menggunakan rumus :
Keterangan:
PPH........= Prestasi Penilaian Hasil (Nilai)
B............----------------------------------------------------------------------------------- = Skor
yang diperoleh siswa (skor mentah)
N............----------------------------------------------------------------------------------- = Skor
total (skor optimal idelal)--------------------------------------------------------------
Kriteria ketuntasan belajar :
< 65.......Tidak tuntas
≥ 65.......Tuntas
b) Daya Serap Klasikal
P = f/n × 100
Keterangan :
P............= Persentase kelas yang telah tuntas belajar
f.............= Jumlah siswa yang tuntas belajar
n............= Jumlah siswa satu kelas--------------------------------------------------
..............
c) Hasil Observasi
Hasil observasi dianalsisi secara deskriptif dan proses pembelajaran dikatakan
efektif jika pelaksanaan pembelajaran minimal berjalan deangn baik. Obervasi
aktifitas belajar siswa dan aktivitas kegiatan guru yang dilakukan peneliti.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian


1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas maka terlebih dahulu

melakukan wawancara dengan guru pelajaran Bahasa Indonesia guna memperoleh

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

sebelumnya. Kemudian dilakukan

pre- tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pelajaran

Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi sebelum dilaksanakannya pembelajaran

menggunakan Metode Resitasi.

Berdasarkan hasil pre-test yang dilakukan kepada siswa dan hasil

wawancara yang dilakukan kepada guru dapat diketahui beberapa faktor penyebab

rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII MTs Al - Fajar Tahun Ajaran 2020/2021

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu siswa kurang mampu memahami

materi pelajaran yang disampaikan sehingga siswa kurang mampu dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Kurangnya kemampuan siswa ini terbukti dari hasil pre-test yang

diberikan bahwa siswa hanya mampu memperoleh nilai rata-rata hasil pre-test

yaitu sebesar 44,80. Siswa belum mengalami ketuntasan belajar. Untuk lebih

jelasnya hasil pre-tes dapat dikemukakan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1
Data Hasil Pre Tes Untuk Mengetahui Kondisi
Kemampuan Awal Siswa

No Skor Nilai Ketuntasan


Nomor
Responden
1. 01 11 55 Tidak Tuntas
2. 02 9 45 Tidak Tuntas
3. 03 9 45 Tidak Tuntas
4. 04 7 35 Tidak Tuntas
5. 05 11 55 Tidak Tuntas
6. 06 9 45 Tidak Tuntas
7. 07 9 45 Tidak Tuntas
8. 08 8 40 Tidak Tuntas
9. 09 7 35 Tidak Tuntas
10. 010 7 35 Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil pres test membuktikan bahwa hasil belajar yang

diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi dapat

diketahui bahwa sebanyak 10 siswa (100,00%) dinyatakan tidak tuntas, dan tidak

ada siswa (00,00%) dinyatakan tuntas. Dengan demikian dapat dikemukakan

kesimpulan bahwa berdasarkan hasil pre-tes ternyata siswa tidak memenuhi target

ketuntasan belajar. Hal ini membuktikan bahwa perlunya dilakukan tindakan

perbaikan melalui pelaksanaan siklus I.

2. Data Hasil Pada Siklus I


Setelah diketahui kemampuan awal siswa berdasarkan tes kemampuan

awal, selanjutnya dilakukan pembelajaran melalui siklus I dengan melakukan

tahapan sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia untuk membahas teknis pelaksanaan. Tahap perencanaan

tindakan dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian melalui

wawancara dan observasi. Dalam kegiatan tahap perencanaan dilakukan tindakan

yaitu:

Menyiapkan bahan atau materi untuk disampaikan di kelas.

Menyusun RPP mengenai mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat

Pribadi.

Menyusun post tes yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan

tindakan siklus I.

Menyiapkan lembar observasi selama pembelajaran berlangsung yaitu

lembar observasi aktivitas siswa, dan aktivitas guru selama mengajar.

b) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode Resitasi sesuai skenario yang telah disusun pada

tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan/menerapkan metode Resitasi, maka guru melakukan langkah-

langkah atau fase-fase metode pembelajaran debat aktif sebagai berikut:

Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan.


Menyampaikan materi secara singkat dengan metode pembelajaran

Resitasi.

Mengamati siswa dalam pembelajaran.

Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan..

Membuat kesimpulan dari pertanyaan yang sudah di diskusikan.

c) Tahap Evaluasi dan Observasi

Setelah pelaksanaan tindakan dengan pelaksanaan pembelajaran pada

siklus I selanjutnya dilakukan tahap evaluasi dan observasi kegiatan pelaksanaan

pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh peneliti dan rekan observer.

Hasil Tes Siklus I

Pelaksanaan evaluasi atau tes dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan metode Resitasi dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia pada materi Surat Pribadi dalam upaya peningkatan

kemampuan pemahaman dan hasil belajar siswa.

Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I berakhir, siswa diberikan

pos tes untuk mengetahui hasil belajar. Masing-masing tes diberikan pada akhir

pertemuan pada siklus I. Hal ini dilakukan untuk melihat keberhasilan tindakan

yang diberikan (kemampuan siswa setelah diberikan tindakan) dan untuk melihat

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal setelah

pemberian tahap tindakan pembelajaran pada siklus I.

Selanjutnya berdasarkan hasil post test pada siklus I dapat dikelompokkan

beberapa kesulitan yang masih dialami oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi Surat Pribadi dengan menggunakan metode Resitasi. Untuk


mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat

Pribadi pada siklus I dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I
No Nomor Skor Nilai Ketuntasan
Responden
1. 01 15 100 Tuntas
2. 02 13 100 Tuntas
3. 03 11 80 Tuntas
4. 04 10 100 Tuntas
5. 05 14 100 Tuntas
6. 06 14 90 Tuntas
7. 07 17 100 Tuntas
8. 08 8 100 Tuntas
9. 09 11 100 Tuntas
10. 010 9 100 Tuntas

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tes

kemampuan awal siswa sebesar 97,00. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa

berdasarkan hasil post-test siklus I dapat dikemukakan pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil
Tes Siklus I
No Kriteria Tingkat Banyak Persentase Ketuntasan
Ketuntasan Ketuntasan Siswa Pembelajaran Klasikal
1. < 75 Tidak Tuntas - -
2. ≥ 75 Tuntas 10 10,00
Jumlah 10 100,00

Berdasarkan hasil tes hasil belajar pada siklus I membuktikan bahwa hasil

belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia matri materi

Surat Pribadi dapat diketahui bahwa sebanyak 10 siswa (100,00%) dinyatakan

tuntas. Berdasarkan perbandingan jumlah di atas maka dapat dikemukakan bahwa

perolehan hasil tes hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I terhadap

penguasaaan materi pelajaran sudah memuaskan.

Dengan demikian dapat dikemukakan kesimpulan bahwa berdasarkan

hasil tes hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I ternyata siswa dapat

memenuhi target ketuntasan belajar.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung guna

mengamati aktivitas guru selama melaksanakan mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi Surat Pribadi dengan menggunakan metode Resitasi. Adapun hasil

observasi aktivitas selama pelaksanaan pembelajaran dapat dikemukakan sebagai

berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Pada Siklus I

No Penilaian
Indikator Deskriptor
4 3 2 1
Melakukan apersepsi √
Memberikan motivasi √
1. Pendahuluan Menjelaskan tujuan pembelajaran √
Menjelaskan langkah-langkah √
pembelajaran yang dilaksanakan
Menjelaskan materi pelajaran √
Mengontrol kesiapan siswa dalam √
mengikuti kegiatan pembelajaran
Membimbing siswa selama tahapan √
2. pelaksanaan metode pembelajaran debat
Kegiatan Inti
aktif
Memberikan kesempatan kepada siswa √
mengajukan pendapatnya
Memberikan kesempatan kepada siswa √
untuk mengajukan pertanyaan
Merangkum hasil pembelajaran √
3. Penutup Memberikan tugas √
Doa penutup √
Jumlah Skor 8 2 8
1

Berdasarkan lembar observasi tentang kegiatan mengajar guru terdapat

beberapa prosedur penilaian yang digunakan. Dari hasil observasi terhadap

aktivitas peneliti selama pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dapat

dikemukakan bahwa tingkat keberhasilan sudah baik. Pada tabel lembar observasi

aktivitas guru di atas dapat dilihat bahwa hasil observasi kegiatan mengajar guru

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi dengan menggunakan

metode Resitasi.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I


Observasi juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama

pelaksanaan pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No Kode Siswa Jumlah Skor Persentase Kategori
1. 01 35 67.31 Tinggi
2. 02 33 63.46 Tinggi
3. 03 29 55.77 Sedang
4. 04 27 51.92 Sedang
5. 05 38 73.08 Tinggi
6. 06 36 69.23 TInggi
7. 07 45 86.54 Sangat Tinggi
8. 08 17 50,00 Sedang
9. 09 24 46.15 Sedang
10. 010 26 50.00 Sedang

Jumlah 310
Rata-Rata 31,00
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dikemukakan persentase

kategori aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I

sebagai berikut:

Tabel 4.7
Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Nilai Kategori Banyak Siswa Persentase


1. 80%-100% Sangat Tinggi 8 76,00
2. 60%-79% Tinggi 2 24,00
3. 40%-59% Sedang -
4. 20%-39% Rendah -
5. 0%-19% Sangat Rendah 00,00
Jumlah 10 100.00 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kategori aktivitas siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran selama siklus I yaitu sebanyak 8 orang siswa

(76,00%) termasuk kategori sangat tinggi, sebanyak 2 orang siswa (24,00%)

termasuk kategori tinggi, dan tidak ada siswa yang termasuk sangat rendah

aktivitas belajarnya.

Dengan demikian dapat dikemukakan kesimpulan bahwa aktivitas siswa

selama pelaksanaan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

metode Resitasi termasuk kategori sangat tinggi, akan tetapi masih terdapat

beberapa siswa yang masih termasuk kategori rendah aktivitasnya selama

mengikuti pembelajaran pada siklus I. Masih terdapatnya rendah aktivitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I membuktikan masih perlu

dilakukannya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Tahap Refleksi I
Dari hasil tes pada pelaksanaan siklus I diketahui bahwa adanya

peningkatan hasil belajar siswa selama pelaksanaan siklus I jika dibandingkan

dengan hasil pre tes sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I sebanyak 10 orang siswa sudah mengalami ketuntasan

belajar (76,00%) dan sebanyak 15 siswa belum mengalami ketuntasan belajar

(24,00%). Berdasarkan lembar observasi kegiatan mengajar guru pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi dengan menggunakan metode

Resitasi dapat disimpulkan bahwa aspek yang perlu diperhatikan dan diperbaiki

guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu mengontrol kesiapan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru perlu memperhatikan kesiapan yang

dimiliki oleh siswa ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kelas.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada siklus Imaka dapat

dikemukakan bahwa hasil pre tes dari 10 siswa sebelum dilakukannya

pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi

diperoleh nilai terendah sebesar 35 dan tertinggi 55. Siswa yang mencapai nilai <

75 atau tidak tuntas sebanyak 10 siswa (100%) dan siswa yang mencapai ≥ 75

atau tuntas sebanyak 0 orang siswa (00%). Rata-rata perolehan nilai belajar siswa

sebesar 44,80. Tingkat ketuntasan klasikal mencapai ketuntasan sebesar 0%. Hal

ini membuktikan bahwa perolehan nilai pres tes siswa masih memiliki tingkat

keberhasilan belajar (ketuntasan klasikal) di bawah 85% dan siswa dinyatakan

belum tuntas mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Surat Pribadi.
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh berdasarkan hasil belajar siswa

pada pelaksanaan pre tes dan hasil wawancara ditemukan adanya kesulitan siswa

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi Surat Pribadi.

Maka peneliti melaksanakan upaya perbaikan dengan menyelenggarakan siklus

pembelajaran yaitu siklus I. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

dari 10 siswa yang telah mempelajari tentang Surat Pribadi memperoleh nilai

terendah sebesar 40 dan tertinggi sebesar 100. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan metode Resitasi pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi Surat Pribadi di kelas VIII MTs Al- Fajar Tahun Pelajaran

2020/2021.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode Resitasi rata-rata nilai hasil

belajar adalah sebesar 43,50% dengan persentase ketuntasan 00,00%.

Hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode Resitasi pada siklus I rata-rata

nilai post-tes I 97,00% dengan persentase ketuntasan 75%, Terjadi peningkatan


hasil belajar Bahasa Indonesia siswa materi Surat Pribadi dengan menggunakan

metode Resitasi dimana adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa

yaitu 43,50% menjadi 85,40, sehingga tercapainya ketuntasan belajar siswa.

B. Saran-saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan-kesimpulan yang

diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa secara

optimal, maka guru perlu menyusun langkah-langkah pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam peroses pembelajaran, dan disarankan kepada

guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran agar siswa dapat memahami

materi yang diajarkan serta dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Sebaiknya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru tidak hanya sekedar

mentransfer konsep-konsep atau teori kepada siswa, tetapi harus dapat melibatkan

siswa secara langsung dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi

yang telah mereka pelajari.

Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar, diharapkan

kepada Kepala Sekolah lebih memperhatikan ketersediaan sarana dalam

pembelajaran, khususnya dalam hal pembelajaran Bahasa Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Su’ud, Islamologi. 2003. Jakarta: Rineka Cipta.

Ananda, Rusydi, Dkk. 2017. Inovasi Pendidikan. Medan: Widya Puspita

Arikunto, Suharsimi. 2003.. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara.

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta; Multi Presindo.

Axiom Jurnal Pendidikan dan Matematika. 2013. Medan: Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAINSU. Vol II No.1,h.8.

Bakar, Rosdiana A. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Cipta Pustaka Media.

Daulay, Haidar Putra Daulay. 2014. Pendidikan Islam. Jakarta; Kencana.

Haikal, Muhammad Husain. 2010. Sejarah Hidup Muhammad (Terjemah), Jakarta :


Lentera Antarnusa.

Hamzah B Uno, Nurdin Mohamad. 2014. Belajar Dengan Pendekatan Paikem. Jakarta :
Bumi Aksara, h. 130-131.

Haruun, Abdus Salam. 1993., Tahdhīb Sirah ibnu Hisham. Beirut: Muasasah al-Risalah.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Arsyani. 2008. Strategi Pembelajaran
Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Jamal Ma’mur Asmani. 7 2002. Tipe Aplikasi PAKEM. Yogyakarta; Diva Pres.

Jaya, Farida Jaya. 2015. Perencanaan Pembelajaran. Medan; Tpn.

Jazuli, Ahzami Samiun, Hijrah Dalam Pandangan al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.

Kementrian Agama RI. Al-quran dan Terjemahnya. ( Cet. XVII; Jakarta: CV. Darus
Sunnah, 2009.

Maraghi, Ahmad Mustafa, 1989. Tafsir AL-Maraghi. Semarang :Tohaputra Semarang.

Anda mungkin juga menyukai