Anda di halaman 1dari 56

PENINGKATAN PERCAYA DIRI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI NO. 03 MOSSO
KECAMATAN MALUNDA KABUPATEN MAJENE

NAMA : MUSDALIFAH
NIM : 859494756
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN PKP-PGSD/PDGK4501

Nama Mahasiswa : Musdalifah


NIM : 859494756
Program Studi : 118/PGSD-S1
Tempat Mengajar : SDN NO 03 Mosso
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2
Hari dan Tanggal Pelaksanaan: Siklus 1, Hari Senin, Tanggal 22 Mei 2023
: Siklus 2, hari Kamis, Tanggal 25 Mei 2023
Masalah yang merupakan focus perbaikan:
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Peningkatan percaya diri melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V

Malunda, 10 Juni 2023


Menyetujui,
Supervisor 1
Mahasiswa,

Dra. MARJANAH, M.Pd MUSDALIFAH


NIDN. 2131126503 NIM. 859494756
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek pemantapan


kemampuan professional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada program studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi.

Malunda, 10 Juni 2023


Yang membuat pernyataan,

Musdalifah
Nim. 859494756
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
”Peningkatan Percaya Diri melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD
Negeri No 03 Mosso”.
Selesainya penelitian ini tidak luput dari bantuan, dukungan semangat
serta bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu, mendukung, serta membimbing
terselesaikannya penelitian ini, yaitu:
1. Ibu Dra. Marjanah, M.Pd selaku tutor Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP), dan sebagai Supervisor 1
2. Bapak Hadarawi,S.Pd.SD selaku kepala sekolah SDN NO 03
Mosso
3. Bapak Rahmatullah,S.pd selaku supervisor 2
4. Kepada orang Tua yang tak Henti mendoakan kesuksesan saya
5. Rekan-rekan Mahasiswa UT Pokjar Majene
6. Rekan-rekan guru SDN NO 03 Mosso
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan laporan
dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN...............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................7
B. Rumusan Masalah................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran......................................................9
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................................................9
BAB II.................................................................................Error! Bookmark not defined.
KAJIAN PUSTAKA............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Think Pair Share.................................................................................................10
B. Belajar dan Hasil belajar...................................................................................13
C. Media pembelajaran..........................................................................................14
BAB III...........................................................................................................................14
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN........................14
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu....................14
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran......................................................15
C. Teknik Analisis Data..........................................................................................16
BAB IV................................................................................Error! Bookmark not defined.
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.......................................17
B. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan pembelajaran.................................22
BAB V.................................................................................Error! Bookmark not defined.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT.................Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan.............................................................................................................25
B. Saran Tindak Lanjut..........................................................................................26
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pencapaian Angket Percaya Diri Siklus 1...............................................19
Tabel 2. Pencapaian Angket Percaya Diri Siklus 2..............................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan.......................................................................................................16
Gambar 2. Pembelajaran siklus 1................................................................................................................48
Gambar 3. Diskusi Perbaikan Pembelajaran................................................................................................48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah Bahasa
Indonesia, menurut KTSP 2006 (Depdiknas, 2006:317), secara mendasar
Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia juga akan mempelajari segala hal tentang bahasa
mulai dari bagaimana pembentukan suatu kata, pengucapan kata yang
benar, tata kalimat, juga lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang


dilakukan terungkap bahwa mereka malu-malu dan kurang inisiatif untuk
mempresentasikan hasil kerjanya dikarenakan mereka takut salah akan
jawaban yang mereka utarakan, mereka tidak yakin akan jawabannya dan
adanya ketakutan akan mendapatkan nilai jelek apabila salah dalam
menjawab. Dalam proses pembelajaran keaktifan siswa merupakan sesuatu
yang harus diperhatikan, seperti yang dikatakan oleh ( Pratiwi,N.I
2020:105) “siswa yang aktif dalam pembelajaran akan lebih semangat dan
percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang aktif dalam
belajar mempunyai percaya diri yang tinggi dalam pembelajaran.
Keaktifan belajar dilihat saat siswa antusias menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru dan saat
guru bertanya siswa menanggapi pertanyaan tersebut”.

Untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, guru harus bisa


memberikan rasa nyaman. Guru tidak hanya berperan sebagai seorang
pengajar, tetapi juga harus mampu berperan sebagai pendidik yang mampu
membentuk serta mengarahkan dan dapat membiasakan siswa dengan
sikap yang baik ( Ariana, T.A. 2020:46). Menurut ( Afrah, N. , Yulia &
Muslimin 2021:105) “guru harus mampu membantu siswa dalam
mengembangkan potensinya. Salah satu masalah yang bersumber dari
guru adalah guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan
bukan sebagai subjek Pendidikan”.

Beberapa faktor penyebab kurangnya percaya diri siswa dalam


pembelajaran Bahasa indonesia adalah penggunaan metode mengajar yang
kurang bervariasi. Guru hanya mengikuti langkah pembelajaran yang ada
dalam buku dan belum menambahkan variasi metode pembelajaran.
Penggunaan metode ceramah dan diskusi kelompok besar juga masih
mendominasi kegiatan pembelajaran Bahasa indonesia. Guru juga
mengimplentasikan pembelajaran scientific sesuai dengan pemahaman
mereka. Ada beberapa kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk
melakukan percobaan atau praktik tidak dilaksanakan. Guru
mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan terbatasnya waktu dan harus
mengejar materi pembelajaran berikutnya. Model pembelajaran yang
digunakan juga masih terfokus pada apa yang ada dalam buku. Guru
belum terlalu banyak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Salah satu model pembelajaran yang belum diterapkan guru dalam kelas
adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini


diharapkan kepercayaan diri pada siswa kelas V SD Negeri No 03 Mosso
dalam pembelajaran bahasa indonesia akan meningkat. Oleh karena itu
akan dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Percaya Diri Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Pembelajaran
bahasa indonesia Siswa Kelas V SD Negeri No 03 Mosso”
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil observasi dengan beberapa siswa yang
dilakukan pada tanggal 10 Mei 2023 terungkap bahwa mereka
malu-malu dan kurang inisiatif untuk mempresentasikan hasil
kerjanya dikarenakan mereka takut salah akan jawaban yang
mereka utarakan, mereka tidak yakin akan jawabannya dan adanya
ketakutan akan mendapatkan nilai jelek apabila salah dalam
menjawab. Adanya kecenderungan diolok-olok oleh teman
sekelasnya ketika salah mengungkapkan jawaban juga menjadi
salah satu penyebabnya. Data awal percaya diri siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia juga menunjukkan hasil yang tidak
jauh berbeda. Sebanyak 9 (42,86%) dari 21 siswa masuk dalam
kategori percaya diri batin sedang, sedangkan untuk percaya diri
lahir sebanyak 11 (52,38%) dari 21 siswa masuk dalam kategori
percaya diri lahir sedang.
Permasalahan lain yang di temukan saat observasi pada tanggal 15
dan 17 Mei 2023 adalah kurangnya kerjasama yang baik antar
siswa saat kegiatan kelompok. Saat kegiatan kelompok
berlangsung, siswa kurang berperan aktif di dalamnya. Hanya ada
beberapa siswa dalam kelompok yang terlihat bersungguh-sungguh
mengerjakan tugas dari guru, sedangkan yang lainnya hanya
menyumbang sedikit pendapat.
Dari hasil observasi yang dilakukan terungkap masalah yang paling
sering terjadi dalam kelas sehingga beberapa siswa mengalami
kekurangan percaya diri sementara proses kegiatan belajar
mengajar
1. Adanya kecenderungan diolok-olok oleh teman
sekelasnya ketika salah mengungkapkan
2. kurangnya kerjasama yang baik antar siswa saat
kegiatan kelompok.
3. Siswa juga cenderung bergantung pada siswa yang
pandai
G. Thompson (1957) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
pengaruh ligkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap didalam kebiasaan-kebiasaan,
pemikiran, sikap, dan tingkah laku.
2. Analisis masalah
Salah satu faktor penyebab kurangnya percaya diri siswa
dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah
1. penggunaan metode mengajar yang kurang
bervariasi.
2. Guru hanya mengikuti langkah pembelajaran yang
ada dalam buku dan belum menambahkan variasi metode
pembelajaran.
3. Penggunaan metode ceramah dan diskusi kelompok
besar juga masih mendominasi kegiatan pembelajaran IPS.
4. Model pembelajaran yang digunakan juga masih
terfokus pada apa yang ada dalam buku.
5. Guru belum terlalu banyak menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Setelah melihat kenyataan yang ada penulis dan sekaligus
sebagai guru terdorong untuk mengatasi dan menyelesaikan
permsalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran. Perbaikan
terfokus pada Upaya meningkatkan percaya diri Siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V SD. Berdasarkan
penjelesan di atas memberikan insfirasi bagi penulis untuk
melakukan suatu tindakan melalui Penelitian , pada mata Pelajaran
bahasa Indonesia dengan judul “Peningkatan Percaya Diri Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas V
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirimuskan
permasalahan sebagai berikut “ bagaimana peningkatan percaya diri
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri NO 03 Mosso”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan percaya
diri melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri No 03 Mosso
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat membantu pihka sekolah untuk
memberikan informasi tentang hasil penelitian dan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk mengembangkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran.
2. Manfaat bagi pendidik
Memberikan keterampilan pada guru tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share di kelas.
Sebagai masukan bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share di pembelajaran-
pembelajaran bahasa indonesia selanjutnya.
3. Manfaat bagi peserta didik
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar bagi
siswa. Siswa dapat merasakan atmosfir pembelajaran yang
menyenangkan, dan bermakna karena siswa dihadapkan pada
situasi diskusi yang berbeda dari biasanya.
4. Manfaat bagi peneliti
Untuk peneliti yang terpenting ialah mendapat pengalaman
baru selama mengikuti proses penelitian dan dapat menjadi
pengetahuan baru sebagai calon guru dan dapat
mengembangkannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Think Pair Share
Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah Think-pair
share. Think pair share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengarui pola interaksi siswa. Model ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi pendapat tentang apa yang
telah mereka pikirkan sebelumnya untuk dikomunikasikan dengan
pasangannya. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman
di University of Maryland dan diadopsi oleh banyak penulis pembelajaran
kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya (miftahul 2013). Pembelajaran
dalam kelas memang sudah banyak menerapkan diskusi, namun Think pair
share hadir dalam kemasan yang berbeda. (abdul 2013) menyatakan bahwa
Think pair share merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola
diskursus di dalam kelas. Pembelajaram kooperatif tipe think pair share
memberikan suatu kegiatan thinking, pairing, dan sharing pada siswa.
Pendapat di atas mengungkapkan bahwa think pair share
merupakan sebuah proses tanya jawab yang berpotensi untuk melibatkan
siswa secara aktif dalam pertanyaan. Guru akan memberikan pertanyaan
kemudian siswa berpikir secara individu. Hasil pemikiran secara indidu
tersebut kemudian didiskusikan dengan pasangan dan akhirnya berbagi
jawaban dengan kelas. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh
(daryanto 2014) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran
kooperatif think pair share merupakan tipe yang sederhana dengan banyak
keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi siswa dan
pembentukan pengetahuan oleh siswa. Menurut Sulistio & Haryanti
(2022) model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan
bahwa Thinkpair share merupakan salah satu jenis pembelajaran
kooperatif yang dapat mempengari pola interaksi siswa dimana dalam
pembelajarannya terdapat langkah thinking, pairing, dan sharing.
Sementara itu Fogarty dan Robin dalam Daryanto (2014: 38)
menyebutkan pula berbagai keuntungan dari model pembelajaran
kooperatif Think-pair share. Keuntungan tersebut adalah:
a. Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, Pembelajaran think
pair share mudah untuk diterapkan dalam kelas besar hal ini dikarenakan
pembelajaran ini tidak terlalu banyak membutuhkan pengkondisian siswa
yang terlalu rumit.
b. Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi
pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dalam kegiatan thinking dimana siswa
diberikan waktu untuk memikirkan persoalan, materi maupun pertanyaan
yang diajukan guru.
c. Memberikan waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan
pendapat baik dengan pasangan dalam kelompok kecilnya maupun dengan
semua siswa di dalam kelas melalui kegiatan sharing.
d. Meningkatkan kemampuan penyimpanan jangka panjang dari isi
materi pelajaran yang telah dipelajari.

Pembelajaran think pair share juga memiliki beberapa


manfaat bila diterapkan dalam pembelajaran, Miftaul Huda (2013:
206) menyebutkan beberapa manfaat dari Think pair share, yaitu:
a. Memungkinkan siswa dalam kelas untuk bekerja
mandiri dan bekerja kelompok. Siswa tidak selalu
dihadapkan dalam situasi kelompok namun juga dituntut
untuk mampu bekerja sendiri.
b. Partisipasi siswa dalam belajar akan berjalan dengan
optimal dan efektif.
c. Memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk
dapat menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain
baik dengan guru maupun dengan sesama siswa.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif Think pair share akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat berpartisipsi aktif dalam pembelajaran. Partisipasi tersebut
dapat ditunjukkan pula baik kepada guru maupun siswa lain melalui
berbagai kegiatan yang ada dalam model pembelajaran kooperatif Think
pair share ini.
Berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif Think pair share memiliki berbagai kelebihan
yang dapat mendorong siswa unuk berpartisi aktif dalam pembelajaran,
melatih keberanian tampil di depan kelas serta melatih mereka untuk
berani mengeluarkan pendapat. Tipe Think pair share seperti halnya tipe
pembelajaran yang lainnya memiliki beberapa tahapan pembelajaran.
Secara umum tahapan pembelajaran Think pair share terdiri dari tiga tahap
yaitu: thinking, pairing, dan sharing.
Abdul Majid (2013: 191) menjelaskan tahapan-tahapan Think pair
share sebagai berikut:
a. Tahap 1: Thinking Pada tahap ini siswa diminta untuk memikirkan
beberapa saat secara mandiri tentang pertanyaan atau isu yang disajikan
guru.
b. Tahap 2: Pairing Setelah siswa berpikir untuk beberapa saat, siswa
kemudian diminta untuk berpasangan dengan siswa lain dan saling
berdiskusi tentang hasil pemikiran mereka. Siswa dapat berbagi jawaban
jika yang diajukan guru berupa 40 pertanyaan dan berbagi ide jika yang
diajukan guru adalah sebuah persoalan.
c. Tahap 3: Sharing Tahap terakhir adalah setiap pasangan berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah didiskusikan.

Senada dengan pendapat Abdul Majid, Agus Suprijono (2013: 91)


mengungkapkan bawa tahapan think- pair share adalah thinking, pairing,
dan sharing. Thinking berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir. Pairing berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi secara berpasangan. Melalui pairing diharapkan dapat
memperkuat jawaban siswa. Sedangkan sharing merupakan tahap dimana
hasil diskusi dengan pasangannya dibicarakan dengan pasangan seluruh
kelas.
Sementara itu Lyman (Daryanto, 2014: 39) mengungkapkan bahwa
prosedur dalam model pembelajaran kooperatif Think-pair share terdiri
dari: a) Tahap pemberian masalah (pendahuluan), b) tahap berpikir, c)
tahap berpasangan, d) tahap berbagi, dan e) tahap penilaian/ penghargaan.
B. Belajar dan Hasil belajar
Menurut rominedalam wulan (2012) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini,
belajar merupakan proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami. Namun pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian
lama tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh
pengetahuan, bahwa belajar adalah Latihan Latihan pembentukan
kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. A realistic approach
mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu learning
is the development of new associations as a result ef experience. Beranjak
dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa
belajar itu merupakan proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses
itu terjadi didalam diri sesorang yang sedang mengalami belajar.
Belajar adalah suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan baik
dilakukan secara individual kelompok maupun dengan bimbingan
pendidik sehingga perilakunya berubah, perilaku yang dimaksud adalah
kebiasaan hidup seseorang baik yang berupa pengetahuan, sikap,
pemahaman maupun keterampilan.

Nana Hendracita (2021) berpendapat bahwa:


Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif dimana guru dan
murid membangun peroses pembelajaran yang didasarkan pada
perencanaan mutual dan berbagai pengalaman, kapasitas dan
kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang belajar adalah
partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat
keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka
kerjakan.

Tingkat kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang


akan mengukur penguasaan materi dari yang telah diberikan. Hal ini tidak
lepas dari kemauan siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan
( E. Syahputra:2020). Belajar merupakan Tindakan dan perilaku peserta
didik yang kompleks sebagai Tindakan belajar yang dialami peserta didik
sendiri. Peserta didik menjadi penentu terjadinya atau tidak proses belajar,
berhasil atau tidak pencapaian tujuan Pendidikan amat tergantung pada
proses belajar mengajar peserta didik dan pendidik disekolah maupun di
lingkungan keluarganya sendiri. Belajar adalah proses yang timbul dari
dalam, maka motivasi memegang peranan penting jika pendidik atau orang
tua dapat memberikan motivasi yang baik bagi anak-anaknya, maka akan
timbul dalam diri anak itu suatu dorongan dan Hasrat untuk belajar lebih
baik lagi. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang
hendak dicapai dengan pelajaran itu. Motivasi belajar merupakan factor
utama keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, serta tujuan pembelajaran
tersampaikan dan juga mendapat hasil yang optimal. Kurang dan
rendahnya perhatian anak terhadap pembelajaran akan berdampak buruk
bagi mereka sendiri (permanda & simamora 2021:73)
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas atau Tindakan untuk memperoleh
pengetahuan baik dilakukan secara individual atau kelompok.
C. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam system
pembelajaran. Ada banyak media pembelajaran yang dapat
digunakan dan banyak pula manfaat nya. Pemilihan yang tepat
pada penggunaan media pembelajaran dapat memperbesar arti dan
fungsi dalam menunjang efektivitas proses pembelajaran.
Menurut (sinar : 2018)
salah satu cara guru mengajar dengan tujuan agar siswa
mampu belajar secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan
belajar secara aktif perlu didukung oleh kemampuan guru
memfasilitasi kegiatan belajar selama proses pembelajaran
berlangsung. Mengaktifkan belajar siswa berarti menuntut
kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Untuk meningkatkan pengalaman belajar agar lebih konkret maka


digunakan berbagai bentuk media pembelajaran, Pembelajaran
yang menggunakan media tidak hanya mengandalkan kata kata
saja. Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman
belajar lebih berarti bagi siswa.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN NO 03 Mosso
kecamatan Malunda kabupaten Majene tahun ajaran 2022/2023. Jumlah
siswa 21 orang dengan laki-laki sebanyak 8 dan perempuan 11 orang.
Peneliti memutuskan untuk menjadikan kelas V senbagai subjek penelitian
karena kurangnya percaya diri pada siswa kelas V.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan percaya diri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
model pembelajaran Kooperatif tipe think pair share pada siswa kelas V
SDN NO 03 Mosso tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini dilakukan
kolaborasi antara guru dengan peneliti. Guru berperan untuk
mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
di kelas, sedangkan untuk observasinya dilakukan oleh peneliti dengan
teman sejawat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2022/2023 yang dimulai pada tanggal. Tempat yang menjadi objek
penelitian adalah SD Negeri No 03. Mosso, kecamatan malunda,
kabupaten majene.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain


siklus yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis & Robin Mc.
Taggart. Berikut ini merupakan gambar visualisasi bagan siklus
yang disusun oleh kemmis & Robin Mc. Taggart.
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan

Berdasarkan gambar di atas, maka terdapat empat kegiatan


dalam tiga tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Desain
tersebut mengacu desain PTK dari Kemmis & Mc. Taggart.
Penelitian akan dilaksanakan dengan alur sebagai berikut.
1. Perencanaan
Dalam rangka meningkatkan percaya diri siswa
dalam pembelajaran IPS, peneliti menyusun sebuah
perencanaan yang akan diimplemtasikan dalam kelas. Hal-
hal yang disiapkan peneliti dalam perencanaan ini adalah
menyusun RPP, menyiapkan berbagai media, sumber
pembelajaran, dan materi-materi pembelajaran. Peneliti juga
menyiapkan lembar observasi, lembar angket, Mechanical
Devices (Foto dan Video), serta lembar catatan lapangan
yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Tindakan dan Pengamatan


Pada tahap ini, guru kelas melaksanakan kegiatan
belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share pada pembelajaran IPS
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
telah disusun sebelumnya.
Pengamatan dilakukan peneliti saat guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas atau
dengan kata lain saat guru melakukan tindakan kepada siswa
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share. Lembar observasi digunakan untuk mengamati
aktivitas dan percaya diri siswa selama pembelajaran IPS
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share.
a. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan
evaluasi terhadap kegiatan yang sebelumnya
telah dilaksanakan. Hasil analisis dari
observasi saat pembelajaran, Lembar angket,
dokumentasi dan catatan lapangan akan
peneliti gunakan untuk mengevaluasi proses
pembelajaran serta hasil dari tindakan yang
dilakukan.
Hasil dari refleksi siklus pertama akan
menjadi bahan rujukan untuk diperbaiki di
siklus berikutnya. Jika hasil yang diperoleh
pada siklus pertama belum menunjukkan
adanya kenaikan atau peningkatan percaya diri
pada siswa maka akan dilanjutkan dengan
siklus berikutnya begitu pula seterusnya
sampai minimal terjadi peningkatan percaya
diri siswa selama dua kali.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan
untuk menggambarkan/ menerangkan data yang diperoleh dari hasil
pengisian lembar observasi, dokumentasi serta catatan lapangan. Analisis
data kuantitatif digunakan peneliti untuk mengungkapkan data Angket
rating scale yang didapat dalam bentuk angka. Hasil perhitungan yang
telah dilakukan kemudian akan digolongkan ke dalam 5 kategori yaitu:
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Keberhasilan dari penelitian ini dicapai apabila siswa kelas V
SD Negeri No 03 Mosso sudah menunjukkan perubahan positif terkait
rasa percaya dirinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe tink pair share.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan meningkatnya percaya diri
siswa pada indikator-indikator percaya diri yang telah ditentukan
sebelumnya. Indikator- indikator percaya diri pada siswa tersebut akan
muncul pada saat kegiatan pembelajaran. Peneliti memutuskan untuk
menetapkan keberhasilan penelitian ini ditandai dengan 75% dari
jumlah seluruh siswa nilai sikap percaya dirinya berada dalam kategori
minimal tinggi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini dilakukan di SDN NO 03 Mosso yang terletak pada


kecamatan malunda kabupaten majene. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas,
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Penelitian ini dilakukan pada kelas 5
yang jumlah siswanya terdiri dari 21 siswa, 8 laki laki dan 13 perempuan.
Untuk mendapatkan data pencapaian tentang tingkat percaya diri siswa,
dilakukan penyebaran angket rating scale. Siswa diminta untuk mengisi
angket rating scale yang telah disiapkan dengan mengikuti petunjuk yang
diberikan. Dengan mengumpulkan data melalui angket rating scale,
diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai tingkat percaya diri siswa
dalam aspek batin dan lahir.

SIKLUS I

Kegiatan perencanaan tindakan untuk siklus 1 dimulai dengan


menentukan jadwal pertemuan untuk siklus 1. Berikut ini merupakan
uraian kegiatan yang dilakukansebelum terlaksananya siklus 1 dalam
penelitian ini.

1. Kegiatan pelaksanaan siklus 1


a. perencanaan
1) mengadakan perbincangan dengan guru kelas bahwa untuk
meningkatkan percaya diri siswa kelas V SDN NO 03 Mosso
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share
2) menyusun RPP untuk siklus 1
3) menyiapkan media-media yang akan dilaksanakan pada
siklus 1
4) menyiapkan lembar observasi
5) menyiapkan soal evaluasi
b. pelaksanaan

Kegiatan awal atau pembuka dalam siklus 1 terdiri dari 5 kegiatan, yaitu:

1. Presensi siswa
2. Apersepsi
3. Penyampaian tujuan pembelajaran
4. Penyampaian model pembelajaran yang akan digunakan
5. Pembentukan pasangan siswa

Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memulai sesi pembelajaran dengan


baik, mengaktifkan siswa, dan membentuk kerja sama antar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti
a. Kegiatan pertama adalah menyampaikan topic inti materi
b. Kegiatan kedua adalah thinking
c. Selanjutnya pairing,
d. Setelah kegiatan pairing, langkah selanjutnya adalah sharing.

Kegiatan penutup

Kegiatan pembelajaran ditutup dengan menyampaikan simpulan


dan pesan moral oleh guru. tanya jawab dengan siswa untuk menggali
pemahaman mereka tentang apa yang telah dipelajari selama pertemuan
tersebut. Merangkum dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pencapaian skor percaya diri batin siswa pada pembelajaran bahasa


Indonesia juga diperinci per indikator. Berikut ini merupakan pencapaian
angket rating scale percaya diri batin siswa

No Indikator percaya Perolehan Skor Persentase


diri batin siswa skor maksimal
1 Cinta diri 461 588 78%
2 Pemahaman diri 340 420 81%
3 Tujuan yang jelas 621 756 82,1%
4 Pemikiran yang positif 623 756 82,4%
Tabel 1. Pencapaian Angket Percaya Diri Siklus 1
Tabel diatas menunjukkan pencapaian angket rating scale percaya
diri batin siswa pada per indikator pertemuan siklus 1. Indikator yang
memperoleh persentase tertinggi adalah pemikiran yang positif, dengan
persentase sebesar 82,4%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu
melihat kehidupan dari sudut pandang yang positif, serta memiliki harapan
dan kemampuan untuk mencari pengalaman yang baik. Mereka cenderung
memiliki sikap optimis dan memandang hal-hal secara positif.
Kemampuan ini dapat berdampak positif pada tingkat percaya diri siswa,
karena pemikiran yang positif dapat mempengaruhi keyakinan diri mereka
dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Indikator paling rendah pencapaiannya adalah cinta diri yang


memperoleh persentase 78%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih
belum memiliki kecintaan diri yang kuat terhadap diri sendiri. Indikator
dengan persentase tertinggi kedua adalah tujuan yang jelas, dengan
persentase sebesar 82,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki
pemahaman yang baik tentang tujuan yang ingin mereka capai dalam
hidup. Mereka memiliki visi yang jelas dan fokus pada pencapaian tujuan
tersebut. Indikator dengan persentase tertinggi ketiga adalah pemahaman
diri, dengan persentase sebesar 81%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
memiliki pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri, termasuk
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mereka mampu mengenali dan
memahami diri mereka dengan baik, yang dapat berdampak positif pada
tingkat percaya diri mereka.

e. Refleksi siklus 1
Berikut ini merupakan refleksi dari siklus 1
1) Siswa terlihat masih belum memberikan banyak pujian pada teman
nya yang meraih prestasi.
2) Pada pembelajaran, siswa terlihat kurang aktif dalam memberikan
pendapat atau kritik pada kelompok lain maupun pada teman
kelompoknya saat melakukan pairing.
3) Siswa terlihat kurang aktif dalam bertanya kepada guru mengenai
materi yang belum mereka pahami.
4) Siswa sudah mulai terlihat bosan saat poses pembelajaran baru
setengah jalan.

kekurangan-kekurangan tersebut kemudian akan diperbaiki dengan cara


berikut

1) Setelah kegiatan sharing, guru memberikan pengertian kepada


siswa mengenai pentingnya saling memberikan penguatan dan semangat
kepada teman-teman mereka.
2) Guru membimbing siswa saat kegiatan pairing untuk saling
mengutarakan pendapat dan memberikan komentar satu sama lain.
3) Siswa diberi kartu tanya yang digunakan untuk menuliskan setiap
pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka pahami.
4) Pertemuan diselingi dengan ice breaking untuk menghidupkan
semangat belajar siswa dijam siang.

SIKLUS II

a. Perencanaan
1) Pembuatan RPP untuk siklus II dengan mempertimbangkan
perbaikan dari siklus 1
2) Penambahan media pembelajaran untuk penyempurnaan siklus II
dari skilus 1
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan untuk mengawali kegiatan adalah memperesensi
kehadiran siswa.
b) Pemberian Kartu Tanya
2) Kegiatan inti
a) Kegiatan inti dimulai dengan penyampaian topik inti materi.
b) Kegiatan kedua adalah thinking
c) Kegiatan ketiga adalah pairing,
d) Kegiatan dilanjutkan dengan sharing atau presentasi,
e) Kegiatan terakhir dalam kegiatan ini adalah penyampaian pokok
permasalahan dan penambahan materi yang belum diketahui oleh siswa.
1) Kegiatan penutup
a. Kegiatan penutup diisi dengan menyimpulkan pembelajaran hari
ini dan memberikan pesan moral kepada siswa.
b. Selain itu, pada kegiatan penutup ini juga diumumkan bintang
kelas. Bintang kelas diberikan kepada siswa yang telah aktif dan
berpartisipasi dengan baik selama proses pembelajaran.
a. Hasil pengamatan

Aktivitas pada kegiatan siklus II ini mengalami peningkatan


dibanding dengan pertemuan siklus 1. Kegiatan thingking yang dilakukan
berjalan dengan sangat baik. Siswa berpikir secara individu tentang
peristiwa atau cerita yang ada dilingkungan sekitar. Kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan pairing, di mana siswa dapat saling berdiskusi dan
menyampaikan hasil kerjanya kepada pasangan kelompoknya. Siswa telah
berhasil menyampaikan hasil diskusi mereka dengan baik saat kegiatan
pairing. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan sharing, di mana semua
siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya
kepada seluruh kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran dan mampu menyampaikan hasil
kerjanya dengan jelas.

Dalam siklus II, terjadi peningkatan secara umum dalam tingkat


kepercayaan diri siswa, baik secara lahir maupun batin. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengisian angket rating scale percaya diri siswa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia pada akhir siklus II.
Namun, untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang
perolehan skor angket rating scale percaya diri batin siswa, perlu
diketahui skor per indikator atau persentase untuk setiap aspek
kepercayaan diri batin. Berikut adalah data pencapaian percaya diri batin
siswa pada siklus II berdasarkan indikator-indikator yang terukur:

No Indikator percaya diri Perolehan Skor Persentase


batin siswa skor maksimal
1 Cinta diri 483 588 82%
2 Pemahaman diri 347 420 83%
3 Tujuan yang jelas 626 756 82,8%
4 Pemikiran yang positif 637 756 84,3%
Tabel 2. Pencapaian Angket Percaya Diri Siklus 2
Data diatas merupakan pencapaian percaya diri batin siswa pada
pertemuan siklus II. Data diatas menunjukkan bahwa indikator yang
mendapat persentase paling tinggi adalah pemikiran yang positif dengan
84,3%. Hal yang sama juga terjadi pada siklus I yaitu pencapaian tertinggi
terdapat pada indikator pemikiran yang positif. Dan indicator kedua yang
tertinggi adalah pemahaman diri yang memperoleh persentase sebanyak
83%. Dan untuk indikator tertinggi ketiga adalah tujuan yang jelas dengan
perolehan persentase 82,8%, sedangkan indikator yang mendapat
persentase rendah adalah cinta diri dengan perolehan persentase 82%.

b. Refleksi siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II,


terlihat bahwa percaya diri peserta didik mengalami peningkatan yang
signifikan, baik dari segi percaya diri lahir maupun percaya diri batin. Siswa
menunjukkan sikap yang lebih berani dan yakin dalam mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Mereka lebih aktif dan proaktif
dalam menyampaikan pendapat, berdiskusi, dan berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan pada siklus II memberikan dampak positif dalam meningkatkan
kepercayaan diri siswa.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model


pembelajaran kooperatif tipe think pair share telah berhasil meningkatkan
percaya diri peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
SDN No 03 Mosso. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
percaya diri terjadi pada dua tahap siklus, yaitu dari data awal ke siklus 1
dan dari siklus 1 ke siklus 2. Dengan demikian, penelitian ini telah
mencapai tujuan yang diharapkan dalam meningkatkan percaya diri
peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN No 03
Mosso. Penelitian ini diakhiri setelah mencapai siklus II dan menghasilkan
hasil yang diharapkan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan pembelajaran


Penelitian tentang peningkatan percaya diri melalui model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN NO 03 Mosso sudah berjalan
dengan lancar. Percaya diri siswa sudah terbukti dapat meningkat
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share. Kondisi percaya diri siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada saat observasi awal menunjukkan bahwa percaya diri
siswa masih kurang. Siswa masih terlihat malu-malu dalam
mengungkapkan pendapatnya. Ketika siswa selesai mengerjakan tugas
tidak ada satupun diantara mereka yang memiliki inisiatif sendiri untuk
mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat guru meminta salah satu
siswa untuk maju sekedar menceritakan atau membacakan hasil
kerjanya maka akan terjadi saling tunjuk antar siswa.
Berbagai langkah pembelajaran yang ada dalam think pair
share sejalan dengan upaya-upaya atau strategi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan percaya diri pada siswa. Siswa dapat dilatih
keberanian bertanya dan berdebatnya melalui tahapan pairing
maupun sharing. Tahapan kegiatan pairing dan sharing tersebut
memungkinkan siswa untuk dapat saling bertanya dan berdiskusi antar
teman maupun kepada guru. Percaya diri pada siswa juga dilatih
dengan adanya pemberian kesempatan yang lebih banyak kepada siswa
untuk menunjukkan partisipasinya. Hal ini diungkapkan oleh Anita Lie
dalam Daryanto (2014: 38) yang menyebutkan bahwa model
pembelajaran kooperatif Think pair share ini memberikan kesempatan
sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukkan partisipanya kepada orang lain.

Berdasarkan hasil perhitungan setiap indikator-indikator dari


siklus 1 ke siklus 2 peserta didik menunjukkan peningkatan yang
siginifikan. Pada siklus 1 Indikator paling rendah pencapaiannya adalah
cinta diri yang memperoleh persentase 78%. Hal ini menunjukkan bahwa
mereka masih kurang memiliki kecintaan diri yang kuat terhadap diri
sendiri. Indikator dengan persentase tertinggi kedua adalah tujuan yang
jelas, dengan persentase sebesar 82,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa
siswa memiliki pemahaman yang baik tentang tujuan yang ingin mereka
capai dalam hidup. Mereka memiliki visi yang jelas dan fokus pada
pencapaian tujuan tersebut. Pemahaman diri merupakan indikator yang
memiliki persentase tertinggi ketiga, dengan 81%. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa memiliki pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri,
termasuk kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mereka mampu
mengenali dan memahami diri mereka dengan baik, yang dapat berdampak
positif pada tingkat percaya diri mereka.

Dalam siklus II, terjadi peningkatan secara umum dalam tingkat


kepercayaan diri siswa, baik secara lahir maupun batin. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengisian angket rating scale percaya diri siswa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia pada akhir siklus II. Data diatas
menunjukkan bahwa indikator yang mendapat persentase paling tinggi
adalah pemikiran yang positif dengan 84,3%. Hal yang sama juga terjadi
pada siklus I yaitu pencapaian tertinggi terdapat pada indikator pemikiran
yang positif. Dan indicator kedua yang tertinggi adalah pemahaman diri
yang memperoleh persentase sebanyak 83%. Dan untuk perolehan
persentase 82,8% sedangkan indikator yang mendapat persentase rendah
adalah cinta diri dengan perolehan persentase 82%.

Hasil dari penelitian menunjukkan kepercayaan diri peserta didik


mengalami peningkatan dalam percaya diri. Dilihat dari hasil yang
didapatkan dari Pencapaian indikator – indikator percaya diri. Indikator
percaya diri pada cinta diri meningkat 4%, pemahaman diri meningkat 2%,
tujuan yang jelas meningkat 0,70%, dan pemikiran yang positif meningkat
1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share yang digunakan pada setiap pertemuan dapat meningkatkan
percaya diri pada peserta didik.

Peningkatan pada percaya diri siswa dalam pembelajaran


Bahasa Indonesia di sikus I tidak lepas dari keberhasilan guru
dalam melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat.
Guru melaksanakan tahap demi tahap pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Hal ini juga
didukung oleh aktivitas siswa yang terlihat mengikuti dengan baik
langkah demi langkah pembelajan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus II telah
menunjukkan bahwa penelitian ini sudah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Keberhasilan penelitian ini
ditandai dengan 75% dari jumlah seluruh siswa nilai sikap percaya
dirinya berada dalam kategori minimal tinggi. Pencapaian tersebut
tentunya telah membuktikan bahwa percaya diri siswa dapat
meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang
telah dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan pembentukan
pasangan, penyampaian topik inti materi, thinking, pairing,
sharing, penyampaian pokok permasalahan dan penambahan
materi, simpulan, serta penutup pada siklus II ini telah
dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Hasil penelitian yang didapatkan membuktikan bahwa
percaya diri Bahasa indonesia siswa kelas V SDN NO 03 Mosso
dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share. Kriteri keberhasilan penelitian
juga sudah dapat dicapai pada siklus II. Melihat data tersebut maka
penelitian tentang peningkatan percaya diri melalui model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN NO 03 Mosso disudahi
sampai siklus II.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Hasil penelitian tentang peningkatan percaya diri peserta didik
kelas V SDN NO 03 Mosso pada pembelajaran bahasa Indonesia selalu
mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Beragam pembeda terjadi
pada tiap pertemuan ke pertemuan yang menjadikan pembelajaran menjadi
lebih baik. Pembeda antara pertemuan siklus 1 dan siklus II yang membuat
psiswa dapat menonjolkan dirinya pada setiap pembelajaran dapat
meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Pemikiran yang positif dengan persentase sebesar 82,4%
merupakan indikator yang memperoleh persentase tertinggi pada capaian
angket rating scale percaya diri siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
telah mampu melihat kehidupan dari sudut pandang yang positif, serta
memiliki harapan dan kemampuan untuk mencari pengalaman yang baik.
Mereka cenderung memiliki sikap optimis dan memandang hal-hal secara
positif. Kemampuan ini dapat berdampak positif pada tingkat percaya diri
siswa, karena pemikiran yang positif dapat mempengaruhi keyakinan diri
mereka dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Indikator paling rendah pencapaiannya adalah cinta diri yang
memperoleh persentase 78%. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih
kurang memiliki kecintaan diri yang kuat terhadap diri sendiri. Indikator
dengan persentase tertinggi kedua adalah tujuan yang jelas, dengan
persentase sebesar 82,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki
pemahaman yang baik tentang tujuan yang ingin mereka capai dalam
hidup. Mereka memiliki visi yang jelas dan fokus pada pencapaian tujuan
tersebut. Pemahaman diri merupakan indikator yang memiliki persentase
tertinggi ketiga, dengan 81%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki
pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri, termasuk kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki. Mereka mampu mengenali dan memahami diri
mereka dengan baik, yang dapat berdampak positif pada tingkat percaya
diri mereka.
Dalam siklus II, terjadi peningkatan secara umum dalam tingkat
kepercayaan diri siswa, baik secara lahir maupun batin. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengisian angket rating scale percaya diri siswa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia pada akhir siklus II. Data diatas
menunjukkan bahwa indikator yang mendapat persentase paling tinggi
adalah pemikiran yang positif dengan 84,3%. Hal yang sama juga terjadi
pada siklus I yaitu pencapaian tertinggi terdapat pada indikator pemikiran
yang positif. Dan indicator kedua yang tertinggi adalah pemahaman diri
yang memperoleh persentase sebanyak 83%. Dan untuk perolehan
persentase 82,8% sedangkan indikator yang mendapat persentase rendah
adalah cinta diri dengan perolehan persentase 82%.
Hasil dari penelitian menunjukkan kepercayaan diri peserta didik
mengalami peningkatan dalam percaya diri. Dilihat dari hasil yang
didapatkan dari Pencapaian indikator – indikator percaya diri. Indikator
percaya diri pada cinta diri meningkat 4%, pemahaman diri meningkat 2%,
tujuan yang jelas meningkat 0,70%, dan pemikiran yang positif meningkat
1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share yang digunakan pada setiap pertemuan dapat
meningkatkan percaya diri pada peserta didik.
B. Saran Tindak Lanjut

Saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitan ini adalah:

1) Bagi siswa
Siswa dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi kepercayaan
diri yang telah diperolehnya, agar dapat mengikuti pembelajaran dikelas
lebih baik lagi. Kepercayaan diri yang diperoleh diharapkan tidak hanya
muncul pada saat pembelajaran bahasa Indonesia saja, tetapi pada
pembelejaran-pembelajaran lainnya juga
2) Bagi guru
Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran tipe think
pair share pada pembelajaran pembelajaran lainnya juga. Karena tipe
model pembelajaran ini sudah terbukti dapat meningkatkan kepercayaan
diri siswa
3) Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi keterlaksanaan
model pembelajaran tipe think pair share ini, dan tidak hanya disatu kelas
melainkan pada kelas-kelas lain juga, yang sekiranya sesuai dengan
langkah pembelajarn guna meningkatkan pembelajaran yang lebih baik
terutama pada tahap pengembangan kepercayaan dari siswa.

LAMPIRAN I

Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan Pemantapan


Kemampuan Professional (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ UT Majene
Di Majene
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rahmatullah, S.Pd
NIP :
Tempat Mengajar : SDN No. 03 Mosso
Alamat Sekolah : Desa Lombong Timur, Kec. Malunda,
Kab. Majene
Telepon : 082293872963
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas:
Nama : Musdalifah
NIM :859494756
Program Studi : PGSD-S1
Tempat Mengajar : SDN No. 03 Mosso
Alamat Sekolah : Desa Lombong Timur, Kec. Malunda,
Kab. Majene
Telepon : 085298098005
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya

Mengetahui, Malunda, 08 Juni 2023


Kepala Sekolah Supervisor 2,

Hadarawi, S.Pd,SD Rahmatullah,S.Pd


Nip. 19641231198061002 Nip.
No. HP 081241945912 No. Hp 082293872963
LAMPIRAN II

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran IPA

Fakta/ Data pembelajaran yang terjadi di kelas : kurangnya rasa percaya diri
peserta didik kelas V pada
saat pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Identifikasi Masalah : Permasalahan lain yang di
temukan saat observasi pada
tanggal 15 dan 17 Mei 2023
adalah kurangnya kerjasama
yang baik antar siswa saat
kegiatan kelompok. Saat
kegiatan kelompok berlangsung,
siswa kurang berperan aktif di
dalamnya. Hanya ada beberapa
siswa dalam kelompok yang
terlihat bersungguh-sungguh
mengerjakan tugas dari guru,
sedangkan yang lainnya hanya
menyumbang sedikit pendapat.

Analisis masalah : kurangnya penggunaan metode


dan model pembelajaran yang
bervariasi

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah : Perbaikan terfokus pada Upaya

meningkatkan percaya diri Siswa


dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
think pair share pada
pembelajaran bahasa Indonesia
kelas V SD. Berdasarkan
penjelesan di atas memberikan
insfirasi bagi penulis untuk
melakukan suatu tindakan
melalui Penelitian , pada mata
Pelajaran bahasa Indonesia
dengan judul “Peningkatan
Percaya Diri Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa Kelas V

Rumusan Masalah : bagaimana peningkatan percaya


diri melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V SD Negeri NO 03 Mosso”

RPP Perbaikan : Terlampir

LAMPIRAN III
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN ( RPP
siklus I)

Satuan Pendidikan : SDN


NO 03 Mosso Kelas/Semester
:5
(Lima)/ Genap
Tema : 8 ( Lingkungan Sahabatku )
Subtema : 1 ( Manusia dan
Lingkungan)
Muatan Terpadu : Bahasa
Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

B. KOMPETENSI DASAR

C. BAHASA INDONESIA
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.8 Menggunakan urutan peristiwa 3.8.1 Menyimpulkan peristiwa-peristiwa


atau tindakan yang terdapat pada yang terjadi pada bacaan teks non
teks non fiksi. fiksi dengan benar.

2 4.8 Menyajikan kembali peristiwa 4.8.1 Menyajikan hasil kesimpulan isi


atau tindakan dengan bacaan teks non fiksi.
memperhatikan latar cerita yang
terdapat pada teks non fiksi.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan pengamatan dan berdiskusi, siswa mampu


menyebutkan peristiwa atau tindakan pada bacaan non fiksi
dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu membuat peta pikiran
mengenai bacaan non fiksi

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia
a. Teks non fiksi berkaitan dengan pemanfaatan alam.
b. Contoh gambar pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan
tumbuhan

F. PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK, DAN METODE


PEMBELAJARAN
a. Model Pembelajaran : kooperatif tipe think pair share
b. Pendekatan : Scientific, TPACK
c. Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan
Ceramah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam, 2 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Guru mengajak berdoa bersama dengan memberikan
kesempatan kepada salah satu siswa untuk memimpin
doa
3. Siswa menyanyikan lagu nasional “Dari Sabang
Sampai Merauke”.
4. Apersepsi : Siswa diajak untuk mengingat materi
sebelumnya dengan cara bertanya-jawab dengan guru
5. Guru menyampaikan tema/sub tema, tujuan
pembelajaran.
Inti 6 menit
1. Guru menjelaskan untuk siswa mengenai
pemanfaatan air bagi, manusia, hewan dan
tumbuhan.
2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait
gambar dan teks bacaan di power point.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi.
4. Guru menunjukkan berbagai pemanfaatan air bagi
manusia, hewan dan tumbuhan yang ada disekitar
kita
5. Melalui presentasi pemanfaatan air bagi manusia,
hewan dan tumbuhan yang ditampilkan, siswa dan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
sedang dipelajari
6. Guru meluruskan jawaban siswa.
7. Guru membagi kelompok siswa masing-masing 5-6
siswa.
8. Siswa melakukan diskusi kelompok membuat
kesimpulan dan peta pikiran tentang pemanfaatan
air bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya, kesimpulan
pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan tumbuhan
dibantu dengan bimbingan guru, siswa lain
menanggapi.
10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi.
11. Siswa menceritakan pengalaman selama berdiskusi.
12. Guru membuat kesimpulan mengenai tugas yang
telah dikerjakan siswa.
13. Guru membagikan lembar evaluasi.
14. Siswa mengerjakan evaluasi yang sudah di bagikan
guru.

Penutup 1. Merefleksi dan mengerjakan post tes 2 menit


2. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada hari ini
3. Guru memberi penguatan atas pembelajaran yang
telah dipelajari
4. Guru dan siswa merefleksikan kegiatan yang telah
dilakukan hari ini
5. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.

Karakter siswa yang diharapkan :


Religius,
Nasionalis,
Mandiri,
Gotong
royong,
Integritas
H. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
a. Media
1. Gambar-gambar pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
b. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Guru Edisi Revisi
2018: kelas 5 Benda-benda disekitar kita Tema 8 Jakarta: Kemendikbud.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Siswa Edisi Revisi
2018: Kelas 5 Benda-benda disekitar kita tema 8 Jakarta: Kemendikbud.
3. Irene MJA, dkk. Penerbit Erlangga. 2018. Buku Penilaian BUPENA Untuk
SD/MI Kelas 5 Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta

I. PENILAIAN
Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap
Bentuk penilaian : pengamatan dan observasi langsung
Instrumen penilaian : lembar observasi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.
b) Penilaian
Pengetahuan Bahasa
Indonesia
Bentuk penilaian : Tes Tulis
Instrumen penilaian : soal
essay
Penilaian Keterampilan
Bahasa Indonesia
Bentuk penilaian : Unjuk
Kerja Instrumen penilaian :
Rubrik
Soal essay
1. Peristiwa apa yang terjaadi pada
teks bacaan tersebut?
2. Dimana peristiwa tersebut terjadi
3. Apa penyebab peristiwa tersebut
terjadi?
Kunci jawaban
1. Warga disebuah desa harus menempuh perjalanan jauh untuk memenuhi kebutuhan air
bersih
2. Peristiwa itu terjadi di kelurahan waborobo, kecamatan betoambari, kota baubau, sulawesi
tenggara
3. Letak Kelurahan Waborobo berada di dataran tinggi. Di daerah itu air tanah sulit didapat.
Kalau pun ada, air hanya sedikit. Daerah itu juga belum mendapatkan akses aliran air
bersih, karena pipa-pipa PDAM belum mencapai ke daerah sana

J. PEMBELAJARAN PENGAYAAN
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan
atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk :
a) Menulis hal-hal penting dari materi yang dibelajarkan
b) Mengerjakan beberapa soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi

Mengetahui Malunda, 25 mei 2023

Kepala sekolah Mahasiswa

Hadarawi Musdalifah
Nip. 19641231198061002 Nim.859494756
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN ( RPP siklus II)

Satuan Pendidikan : SDN NO 03 Mosso


Kelas/Semester : 5 (Lima)/ Genap
Tema : 8 ( Lingkungan Sahabatku )
Subtema : 1 (ManusiadanLingkungan)
Muatan Terpadu: Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

K. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia
Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

L. KOMPETENSI DASAR

BAHASA INDONESIA
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.8 Menggunakan urutan peristiwa 3.8.1 Menyimpulkan peristiwa-peristiwa


atau tindakan yang terdapat pada yang terjadi pada bacaan teks non
teks non fiksi. fiksi dengan benar.

2 4.8 Menyajikan kembali peristiwa 4.8.1 Menyajikan hasil kesimpulan isi


atau tindakan dengan bacaan teks non fiksi.
memperhatikan latar cerita yang
terdapat pada teks non fiksi.

M. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan pengamatan dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan


peristiwa atau tindakan pada bacaan non fiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai bacaan
non fiksi
N. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan percaya diri siswa
2. Menambah wawasan guru terhadap metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan

O. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia
a. Teks non fiksi berkaitan dengan pemanfaatan alam.
b. Contoh gambar pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan tumbuhan
c.
P. PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK, DAN METODE PEMBELAJARAN
d. Model Pembelajaran : kooperatif tipe think pair share
e. Pendekatan : Scientific, TPACK
f. Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
Q. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 6. Melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam, 2 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
7. Guru mengajak berdoa bersama dengan memberikan
kesempatan kepada salah satu siswa untuk memimpin
doa
8. Siswa menyanyikan lagu nasional “Dari Sabang
Sampai Merauke”.
9. Apersepsi : Siswa diajak untuk mengingat materi
sebelumnya dengan cara bertanya-jawab dengan guru
10. Guru menyampaikan tema/sub tema, tujuan
pembelajaran.

Inti 6 menit
6. Guru menjelaskan untuk siswa mengenai
pemanfaatan air bagi, manusia, hewan dan
tumbuhan.
7. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait
gambar dan teks bacaan
8. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi.
9. Guru menunjukkan berbagai pemanfaatan air bagi
manusia, hewan dan tumbuhan yang ada disekitar
kita
10. Melalui presentasi pemanfaatan air bagi manusia,
hewan dan tumbuhan yang ditampilkan, siswa dan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
sedang dipelajari
15. Guru meluruskan jawaban siswa.
16. Guru membagi kelompok siswa masing-masing 5-6
siswa.
17. Siswa melakukan diskusi kelompok membuat
kesimpulan dan peta pikiran tentang pemanfaatan
air bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
18. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya, kesimpulan
pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan tumbuhan
dibantu dengan bimbingan guru, siswa lain
menanggapi.
19. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi.
20. Siswa menceritakan pengalaman selama berdiskusi.
21. Guru membuat kesimpulan mengenai tugas yang
telah dikerjakan siswa.
22. Guru membagikan lembar evaluasi.
23. Siswa mengerjakan evaluasi yang sudah di bagikan
guru.

Penutup 7. Merefleksi dan mengerjakan post tes 2 menit


8. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada hari ini
9. Guru memberi penguatan atas pembelajaran yang
telah dipelajari
10. Guru dan siswa merefleksikan kegiatan yang telah
dilakukan hari ini
11. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
12. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.

Karakter siswa yang diharapkan :


Religius,
Nasionalis,
Mandiri,
Gotong
royong,
Integritas

R. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


c. Media
1. Gambar-gambar pemanfaatan air bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
d. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Guru Edisi Revisi
2018: kelas 5 Benda-benda disekitar kita Tema 8 Jakarta: Kemendikbud.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku Siswa Edisi Revisi
2018: Kelas 5 Benda-benda disekitar kita tema 8 Jakarta: Kemendikbud.
3. Irene MJA, dkk. Penerbit Erlangga. 2018. Buku Penilaian BUPENA Untuk
SD/MI Kelas 5 Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta

S. PENILAIAN
Teknik Penilaian:
c) Penilaian Sikap
Bentuk penilaian : pengamatan dan observasi langsung
Instrumen penilaian : lembar observasi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.
d) Penilaian
Pengetahuan Bahasa
Indonesia
Bentuk penilaian : Tes Tulis
Instrumen penilaian : soal
essay
Penilaian Keterampilan
Bahasa Indonesia
Bentuk penilaian : Unjuk
Kerja Instrumen penilaian :
Rubrik

Soal essay
4. Apa manfaat air mengkonsumsi air bersih bagi tubuh kita?
5. Apa fungsi air bagi manusia, hewan dan tumbuhan?
6. Kegiatan apa saja yang membutuhkan air?
Kunci jawaban
4. Tubuh kita jadi sehat, air dapat memperbaiki kemampuan hati untuk memecah dan
melepas lemak serta dapat mengurangi rasa lapar
5. Untuk kebutuhan rumah tangga seperti, mencuci, mandi dan memasak. Untuk tumbuhan
dapat membantu perkembangan dan proses respirasi pada tumbuhan. Dan bagi hewan
untuk kebutuhan hidup seperti minum dan membersihkan diri
6. Mandi, masak, mencuci dan membersihkan rumah

T. PEMBELAJARAN PENGAYAAN
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan
atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk :
c) Menulis hal-hal penting dari materi yang dibelajarkan
d) Mengerjakan beberapa soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi
Mengetahui Malunda, 25 mei 2023

Kepala sekolah Mahasiswa

Hadarawi Musdalifah
Nip. 19641231198061002 Nim.859494756
LAMPIRAN IV
LEMBAR OBSERVASI / PENGAMATAN KINERJA GURU
SIKLUS I
Nama Mahasiswa : Musdalifah
Nim : 859494756
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelompok / Kelas : V (Lima)
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui kegiatan pengamatan dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan
peristiwa atau tindakan pada bacaan non fiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai bacaan
non fiksi
Tempat Mahasiswa Mengajar : SDN No. 03 Mosso
Tempat Bekerja Pendamping : SDN No. 03 Mosso
UPBJJ : UT – MAJENE
KESESUAIAN
SARAN / HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI / REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN
A. KEGIATAN
PENDAHULUAN / AWAL PENDAHULUAN /AWAL
1. Memotivasi  Berikan kegiatan awal yang
2. Memberi acuan  lebih bias membangun
3. Melakukan apersepsi  semangat siswa
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan

konsep/materi/contoh/ilustrasi
2. Pemberian penguatan  Usahakan memberikan contoh
3. Penggunaan media  yang ada dilingkungan sekitar
4. Pemberian tugas/latihan 
5. Umpan balik 
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum  Dilihat dari hasil evaluasi,
2.Evaluasi  peserta didik terlihat masih
3. Pemberian tugas banyak yang kurang pada

pembelajaran ini.
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan 
2. Alas kaki yang digunakan 
3. Ekspresi / mimik wajah 
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri 
5. Bahasa yang digunakan 

Malunda, 25 Mei 2023

Pendamping Mahasiswa

RAHMATULLAH,S.Pd MUSDALIFAH
Nip. Nim : 859494756

LEMBAR OBSERVASI / PENGAMATAN KINERJA GURU


SIKLUS II
NAMA MAHASISWA : MUSDALIFAH
NIM : 859494756
MATAPELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELOMPOK / KELAS : V (LIMA)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan percaya diri siswa
2. Menambah wawasan guru terhadap metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan

TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN No. 03 Mosso


TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN No. 03 Mosso
UPBJJ : UT – MAJENE
ASPEK YANG DIAMATI KESESUAIAN SARAN / HASIL
DENGAN RPP* DISKUSI / REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN / AWAL PENDAHULUAN /AWAL
1. Memotivasi  Lebih baik dari sebelumnya
2. Memberi acuan 
3. Melakukan apersepsi 
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan  Lebih banyak siswa yang aktif
konsep/materi/contoh/ilustrasi dari sebelumnya
2. Pemberian penguatan 
3. Penggunaan media 
4. Pemberian tugas/latihan 
5. Umpan balik 
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum  Menunjukkan hasil perubahan
2.Evaluasi  yang siginifikan
3. Pemberian tugas 

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan 
2. Alas kaki yang digunakan 
3. Ekspresi / mimik wajah 
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri 
5. Bahasa yang digunakan 

Malunda, 30 Mei 2023

Pendamping Mahasiswa
RAHMATULLAH,S.Pd MUSDALIFAH
Nip. Nim : 859494756

LAMPIRAN V

Jurnal Pembimbingan Supervisor 2

Nim/Nama Mahasiswa : 859494756/Musdalifah

Mengajar di Kelas : V (Lima)

Sekolah : SDN No. 03 Mosso

Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/ Komentar Tindak Lanjut Mhs. Sup.2
1 Rabu/ Melakukan Identifikasi Menyusun
10 Mei 2023 Observasi terhadap masalah, analisis perbaikan
pelaksanaan masalah, pembelajaran
pembelajaran alternatif dan untuk siklus 1
(identifikasi prioritas
masalah, analisis pemecahan
masalah, pemecahan masalah kurang
masalah, rumusan sejalan
masalah)
2 Senin/ Observasi lanjutan Identifikasi Penyempurnaan
15 Mei 2023 masalah, analisis RPP untuk
masalah, perbaikan
alternatif dan pembelajaran
prioritas siklus 1
pemecahan
masalah kurang
sejalan
3 Senin/ Mengamati Untuk Refleksi untuk
22 Mei 2023 pelaksanaan penguasaan kelas perbaikan
perbaikan sudah baik pembelajaran
pembelajaran sehingga siswa dari siklus 1 ke
Bahasa Indonesia dapat terlibat siklus 2
siklus 1 aktif dalam
pembelajaran.
Meskipun masih
ada beberapa
siswa terlihat
kurang aktif.
4 Kamis/ Mengamati Siswa Selalu berusaha
25 Mei 2023 pelaksanaan mengalami meningkatkan
perbaikan peningkatan kemampuan
pembelajaran siklus percaya diri, dan selalu
2 semua siswa melakukan
aktif mengikuti perbaikan
pembelajaran dalam
pembelajaran
* kolom kegiatan diisi dengan informasi tentang materi dan kegiatan pembimbingan, misalnya
materi pembimbingan: RPP mata pelajaran IPA kegiatan diskusi
Malunda, 23 Mei 2023
Mengetahui
Supervisor I Supervisor II

Dra. Marjanah, M.Pd Rahmatullah,S.Pd


NIDN. 21311226503 Nip.

LAMPIRAN VI
Gambar 3. Diskusi Perbaikan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai