Anda di halaman 1dari 2

ebagai satuan bahasa terlengkap, wacana tersusun dari untaian kalimat-kalimat yang

berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Artinya, dalam
menganalisis wacana terlibat dua unsur pokok, yakni (1) unsur internal bahasa
(intralinguistik) yang berkaitan dengan kaidah bahasa seperti sintaksis, morfologi, dan
fonologi; serta (2) unsur eksternal bahasa (ekstralinguistik), yang berkaitan dengan konteks
situasi. Serasi tidaknya kaidah bahasa dan konteks situasi dihubungkan dengan alat
kewacanaan atau unsur-unsur pragmatik seperti deiksis, praduga, implikatur

1. Unsur Internal
Unsur internal wacana terdiri atas topik dan kalimat. Satuan bahasa yang digunakan
untuk menyatakan topik adalah kalimat.
2. UNSUR EKSTERNAL
Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana,
namun tidak nampak eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana.
Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur
eksternal ini terdiri atas konteks, implikatur, presuposisi, referensi, dan inferensi.
Analisis dan pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut dapat membantu
pemahaman tentang suatu wacana.
A.    Pengertian Kohesi
         Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur
bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur
wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki
keterkaitan secara padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26). Contoh kohesi adalah sebagai berikut.
Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-baru ini tarif
pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak
pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik sekarang
meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat penyejuk udara. Di kantor-kantor
sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.
Contoh wacana di atas dikatakan kohesif, karena menggunakan alat kohesi
pengulangan, misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak
padu karena bagian-bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan secara maknawi.

B.  Pengertian Koherensi
      Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya,
sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh (Brown dan Yule dalam Mulyana,
2005: 30).
Contoh:

(a)    Buah Apel ( Apple ) adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan kelezatan
rasanya. (b) Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa buah apel ternyata juga
mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. (c) Untuk itu
sangatlah penting untuk mengkonsumsi buah    apel. (d) Buah Apel memiliki kandungan
vitamin, mineral dan unsur lain seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain
sebagainya. (e) Dengan kandungan zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat yang dapat
mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit. (f) Berikut ini adalah beberapa manfaat
buah apel bagi kesehatan yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber  yaitu buah apel dapat
mencegah penyakit asma, dapat mengurangi berat badan,  melindungi tulang, menurunkan
kadar kolesterol, mencegah kanker hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus,
mengontrol diabetes, membersihkan dan menyegarkan mulut.
Whole language adalah satu pendekatan pelajaran bahasa yang menyajikan pengajaran
bahasa secara utuh dan tidak terpisah–pisah. ... Oleh karena
itu, pengajaran ketrampilan berbahasa dan komponen bahasa, seperti tata bahasa dan
kosa kata, disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik.
Pendekatan komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada aspek
komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) sebagai
tujuan pembelajaran bahasa dan mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan
komunikasi dalam kehidupan ...
Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang membantu guru mengaitkan
isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Pembelajaran ini memotivasi siswa untuk
menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas, dan
penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, serta sebagai anggota
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai