Anda di halaman 1dari 6

SOAL

1. Pengertian wacana meliputi :


Menampilkan sekurang-kurangnya 5 pendapat ahli lengkap dengan sumbernya
Menjelaskan sudut pandang yang digunakan para ahli dalam batasan yang
dikemukakannya
Merumuskan batasan pengertian wacana berdasarkan kolaborasi pendapat para ahli yang
diacu
2. Pendalaman pemahaman wacana
Menjelaskan dengan contoh wacana interaksi dalam bentuk lisan dan tulisan
Menjelaskan dua contoh wacana transaksi dalam bentuk tertulis (tulisan)
3. Pendalaman pemahaman wacana
Menjelaskan konteks wacana, terutama unsur bentuk amanat (pesan),kode dan sarana.
Penjelasan wajib dilengkapi dengan contoh !
4. Pendalaman pemahaman wacana
Menjelaskan dengan contoh masalah kohesi dan koherensi dalam pengembangan wacana
efektif.
5. Pendalaman pemahaman wacana
Menjelaskan masalah proposisi dan schemata sebagai sarana pemahaman wacana.
1. Menurut para ahli
a.
Hawthorn (1992) wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai
sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas
personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
Roger Fowler (1977) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan
tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang
termasuk di dalamnya
J.S. Badudu (2000) wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk
satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat
itu.
Samsuri memberi penjelasan wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai
hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat
menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.
Lull (1998) memberikan penjelasan lebih sederhana mengenai wacana, yaitu cara
objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga
menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas

b.
4. a. Kohesi

Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yang dinyatakan secara


ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang
membentuk wacana (Hasan Alwi, 2003:427). Jika dalam sebuah wacana terdapat
keserasian hubungan antar unsur-unsur yang ada dalam wacana maka wacana
tersebut merupakan wacana yang kohesif.

Contoh: Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan
Siti memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk
melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa
jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di
berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura
menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu
tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia
juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung untuk
melengkapi laporannya.
Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif. Penggunaan kata ganti dia
pada kalimat tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin atau Siti. Wacana tersebut
menjadi kohesif jika kata ganti dia diganti dengan mereka.

b. Koherensi

Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang dikandungnya.
Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya
sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna yang utuh.

Contoh: Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup
luas. Pak Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong
cukup tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di samping itu,
umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat.

Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna kalimat-
kalimat yang ada di dalamnya.
TUGAS

WACANA BAHASA INDONESIA

FITRIA CAHYA SARI

A1M115036

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2017
A. Pengertian Kohesi
Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa.
Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana
(kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara
padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26).
Contoh kohesi adalah sebagai berikut.
Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-
baru ini tarif pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh.
Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang
menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat
penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja,
bukan barang mewah.
Contoh wacana di atas dikatakan kohesif, karena menggunakan alat kohesi pengulangan,
misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-
bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan secara maknawi.

B. Pengertian Koherensi
Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga
kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh (Brown dan Yule dalam Mulyana, 2005: 30).

Contoh:

(a) Buah Apel ( Apple ) adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan kelezatan rasanya. (b)
Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa buah apel ternyata juga mengandung
banyak zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. (c) Untuk itu sangatlah penting untuk
mengkonsumsi buah apel. (d) Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain
seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain sebagainya. (e) Dengan kandungan
zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat yang dapat mencegah dan menanggulangi berbagai
penyakit. (f) Berikut ini adalah beberapa manfaat buah apel bagi kesehatan yang berhasil
dihimpun dari berbagai sumber yaitu buah apel dapat mencegah penyakit asma, dapat
mengurangi berat badan, melindungi tulang, menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker
hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus, mengontrol diabetes, membersihkan dan
menyegarkan mulut.

Bagian-bagian pada wacana di atas saling mempunyai kaitan secara maknawi, kalimat di atas
menjelaskan secara rinci zat-zat dan manfaat yang terkandung dalam buah apel. Wacana itu
termasuk wacana padu karena hampir setiap kalimat berhubungan padu secara maknawi dengan
bagian lain. Selain itu, wacana itu juga kohesif. Ada beberapa kata yang diulang (buah apel pada
setiap kalimat). Jadi, wacana itu harus kohesif dan dan koherensif. Bahkan keterpaduanlah
(koherensi) yang harus diutamakan.
Piranti Kohesi

Menurut Halliday dan Hassan (1976), unsur kohesi terbagi atas dua macam, yaitu unsur
leksikal dan unsur gramatikal. Piranti kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi
yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa. Piranti kohesi leksikal adalah kepaduan
bentuk sesuai dengan kata.

1. Piranti Kohesi Gramatikal


Pada umumnya, dalam bahasa Indonesia ragam tulis, digunakan piranti kohesi gramatikal seperti
berikut.

a. Referensi
Referensi berarti hubungan antara kata dengan benda. Kata pena misalnya mempunyai referensi
sebuah benda yang memiliki tinta digunakan untuk menulis.

b. Substitusi (penggantian)
Penggantian adalah penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur yang lain yang acuannya tetap
sama, dalam hubungan antarbentuk kata, atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti
frasa atau klausa (Halliday dan Hassan, 1979: 88; Quirk, 1985: 863).

C. Elipsis (penghilangan/ pelepasan)


Elipsis adalah proses penghilangan kata atau satuan-satuan kebahasaan lain. Elipsis juga
merupakan penggantian unsur kosong (zero), yaitu unsur yang sebenarnya ada tetapi sengaja
dihilangkan atau disembunyikan.

d. Piranti Konjungsi (kata sambung)


Konjungsi termasuk salah satu jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan kalimat.

2. Piranti Kohesi Leksikal


Secara umum, piranti kohesi leksikal berupa kata atau frasa bebas yang mampu mempertahankan
hubungan kohesif dengan kalimat mendahului atau mengikuti. Menurut Rentel (1986: 268-289),
piranti kohesi leksikal terdiri atas dua macam yaitu:

a. Reiterasi (pengulangan)
Reiterasi merupakan cara untuk menciptakan hubungan yang kohesif.

Anda mungkin juga menyukai