b.
4. a. Kohesi
Contoh: Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan
Siti memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk
melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa
jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di
berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura
menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu
tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia
juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung untuk
melengkapi laporannya.
Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif. Penggunaan kata ganti dia
pada kalimat tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin atau Siti. Wacana tersebut
menjadi kohesif jika kata ganti dia diganti dengan mereka.
b. Koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang dikandungnya.
Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya
sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna yang utuh.
Contoh: Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup
luas. Pak Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong
cukup tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di samping itu,
umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat.
Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna kalimat-
kalimat yang ada di dalamnya.
TUGAS
A1M115036
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017
A. Pengertian Kohesi
Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa.
Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana
(kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara
padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26).
Contoh kohesi adalah sebagai berikut.
Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari PLN. Baru-
baru ini tarif pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh.
Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang
menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat
penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasa saja,
bukan barang mewah.
Contoh wacana di atas dikatakan kohesif, karena menggunakan alat kohesi pengulangan,
misalnya listrik yang diulang beberapa kali. Namun, paragraf tersebut tidak padu karena bagian-
bagian paragraf itu tidak mempunyai kepaduan secara maknawi.
B. Pengertian Koherensi
Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga
kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh (Brown dan Yule dalam Mulyana, 2005: 30).
Contoh:
(a) Buah Apel ( Apple ) adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan kelezatan rasanya. (b)
Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa buah apel ternyata juga mengandung
banyak zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. (c) Untuk itu sangatlah penting untuk
mengkonsumsi buah apel. (d) Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain
seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain sebagainya. (e) Dengan kandungan
zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat yang dapat mencegah dan menanggulangi berbagai
penyakit. (f) Berikut ini adalah beberapa manfaat buah apel bagi kesehatan yang berhasil
dihimpun dari berbagai sumber yaitu buah apel dapat mencegah penyakit asma, dapat
mengurangi berat badan, melindungi tulang, menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker
hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus, mengontrol diabetes, membersihkan dan
menyegarkan mulut.
Bagian-bagian pada wacana di atas saling mempunyai kaitan secara maknawi, kalimat di atas
menjelaskan secara rinci zat-zat dan manfaat yang terkandung dalam buah apel. Wacana itu
termasuk wacana padu karena hampir setiap kalimat berhubungan padu secara maknawi dengan
bagian lain. Selain itu, wacana itu juga kohesif. Ada beberapa kata yang diulang (buah apel pada
setiap kalimat). Jadi, wacana itu harus kohesif dan dan koherensif. Bahkan keterpaduanlah
(koherensi) yang harus diutamakan.
Piranti Kohesi
Menurut Halliday dan Hassan (1976), unsur kohesi terbagi atas dua macam, yaitu unsur
leksikal dan unsur gramatikal. Piranti kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi
yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa. Piranti kohesi leksikal adalah kepaduan
bentuk sesuai dengan kata.
a. Referensi
Referensi berarti hubungan antara kata dengan benda. Kata pena misalnya mempunyai referensi
sebuah benda yang memiliki tinta digunakan untuk menulis.
b. Substitusi (penggantian)
Penggantian adalah penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur yang lain yang acuannya tetap
sama, dalam hubungan antarbentuk kata, atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti
frasa atau klausa (Halliday dan Hassan, 1979: 88; Quirk, 1985: 863).
a. Reiterasi (pengulangan)
Reiterasi merupakan cara untuk menciptakan hubungan yang kohesif.