Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS WACANA KRITIS

S. FAHMY DALIMUNTHE
PARADIGMA ANALISIS WACANA
Tiga Paradigma Analisis Yang Digunakan Untuk Melihat Bahasa (AS Hikam).
1. Positivisme – Empiris : Penganut Aliran Ini Melihat Bahasa Sebagai Jembatan Antara Manusia
dengan Objek Yang Ada Di Luar Dirinya.
2. Konstruktivisme: Pandangan Ini Banyak Dipengaruhi Oleh Pemikiran Fenomenologi. Bahasa Tidak
Lagi Hanya Dilihat Sebagai Alat Untuk Memahami Realitas Objektif Belaka Yang Dipisahkan
Dari Subjek Sebagai Penyampai Pernyataan. Subjek Adalah Aktor Utama Atau Faktor Sentral
Dalam Kegiatan Wacana Serta Hubungan-hubungan Sosialnya.
3. Kritis: Konstelasi Kekuatan Yang terjadi pada Proses Produksi Dan Reproduksi Makna Yang
Terjadi Secara Historis Maupun Secara Institusional.
“KRITIS”

Aliran Kiri baru Sekolah Paradigma


Frankfrut Kritis

• Pemikiran • Mazhab • adanya


Sekolah Frangfrut kekuatan
Frankfrut muncul atas yang
• Herman Weil reaksi atas berbeda
(1923) proses dalam
propaganda masyarakat
besar2an yang
Hitler mengontrol
proses.
ANALISIS WACANA KRITIS (AWK)

• Proses penguraian untuk memberi penjelasan terhadap teks (realitas


sosial) yang diproduksi oleh seseorang atau kelompok dominan untuk
mencapai tujuan tertentu.
• Bahasa tidak semata-mata dipandang sebagai objek studi Bahasa
(linguistik tradisional), selain Teks focus juga pada konteks Bahasa
yang dipakai sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik
tertentu termasuk praktik ideologi.
• AWK digunakan untuk menganalisis wacana-wacana seputar isu politik, ras,
gender, kelas sosial, hegemoni dan lain-lain (Teun van Dijk : 1998).
• AWK bertujuan membantu menganalisis dan memahami masalah sosial dalam
hubungannya antara ideologi dan kekuasaan (Habermas :1973)
• AWK tidak mempunyai kesatuan kerangka teoritis atau metodologi tertentu,
tetapi tergantung pada pemusatan pikiran dan keterampilan-ketetrampilan yang
berguna untuk menganalisis teks yang didasari latarbelakang ilmu pengetahuan
dan daya nalar (Van Dijk: 2000).
PRINSIP-PRINSIP AWK

Prinsip prinsip dalam AWK Fairclough dan Wodak (1997: 217-280):


1. Membahas masalah-masalah sosial
2. Mengungkap bahwa relasi-relasi kekuasaan adalah diskursif.
3. Mengungkap budaya dan masyarakat
4. Bersifat ideologi
5. Bersifat historis
6. Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat
7. Bersifat interpretative dan eksplanatoris
PENDEKATAN UTAMA AWK
1. Analisis Bahasa Kritis (Critical Linguistics)
CL memusatkan analisis wacana pada Bahasa dan menghubungkannya dengan
ideologi. CL lebih konkret dengan melihat gramatika yang membawa posisi dan
makna tertentu. Dengan kata lain aspek ideologi diamati dengan melihat piihan
kata dan struktur Bahasa.
2. Analisis Wacana Pendekatan Prancis (French Discourse Analysis)
Hampir sama dengan CL dimana Bahasa dan ideologi bertemu pada pemakaian
Bahasa. Dipengaruhi oleh Teori Ideologi Althusser dan Teori Wacana Foucault.
3. Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach)
Pendekatan ini dikembangkan oleh Teun A. van Dijk dkk. Van Dijk focus masalah etnis, rasialisme dan
pengungsi. Pendekatan ini melihat faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana.
Wacana tidak hanya dilihat dari struktur wacana tetapi menyertakan bagaimana wacana tersebut
diproduksi.
4. Pendekatan perubahan sosial (Sociocultural Change Approach)
Memusatkan perhatian pada bagaimana wacana dan perubahan sosial. Norman Fairclough banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Michel Foucoult. Wacana dipandang sebagai praktik sosial dimana ada
hubungan dialektis antara praktik diskursif tersebut dengan institusi dan kelas sosial tertentu.
5. Pendekatan Wacana Sejarah (Discourse Historical Approach)
Dikembangkan oleh Ruth Wodak dkk yang dipengaruhi pemikiran sekolah frankfrut, khususnya Jurgen
Hebermas. Penelitiannya berfokus wacana seksisme, antisemit, rasialisme dalam media dan masyarakat
kontemporer. Disebut historis karena harus menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana tentang
suatu kelompok atau komunitas digambarkan.
MEDIA DAN BERITA DALAM PARADIGMA KRITIS

• FAKTA

PANDANGAN PLURALIS PANDANGAN KRITIS


Ada Fakta yang real diatur oleh kaidah- Fakta merupakan hasil dari proses
kaidah tertentu yang berlaku universal pertarungan antara kekuatan ekonomi,
politik dan social yang ada didalam
masyarakat
Berita adalah cermin dan refleksi dari Berita tidak mungkin merupakan cermin dan
kenyataan. Oleh karena itu berita harus refleksi dari realitas, karena berita yang
sama dan sebangun dengan fakta yang terbentuk hanya cerminan dari kepentingan
hendak diliput dominan.
MEDIA DAN BERITA DALAM PARADIGMA KRITIS

• MEDIA

PANDANGAN PLURALIS PANDANGAN KRITIS


Media adalah sarana yang bebas netral Media hanya dikuasai oleh kelompok
tempat semua kelompok masyarakat saling dominan dan menjadi sarana untuk
berdiskusi yang tidak dominan memojokkan kelompok lain

Media menggambarkan diskusi apa yang Media hanya dimanfaatkan dan menjadi
ada dalam masyarakat alat kelompok dominan
• POSISI WARTAWAN

PANDANGAN PLURALIS PANDANGAN KRITIS


Nilai dan ideologi wartawan berada diluar Nilai dan ideologi wartawan tidak dapat
proses peliputan berita dipisahkan dari proses peliputan dan
pelaporan suatu peristiwa.
Wartawan berperan sebagai pelapor Wartawan berperan sebagai partisipan dari
kelompok yang ada dalam masyarakat
Tujuan peliputan dan penulisan berita: Tujuan peliputan dan penulisan berita,
eksplanasi dan menjelaskan apa adanya pemihakan kelompok sendiri dan atau pihak
memburukkan kelompok lain
Pejaga Gerbang (Gate keeping) Sensor diri
Landasan etis Landasan ideologi
Profesionalisme sebagai keuntungan Profesionalisme sebagai kontrol
Wartawan sebagai bagian dari tim untuk Sebagai pekerja yang mempunyai posisi
mencari kebenaran berbeda dalam kelas social.
• HASIL LIPUTAN
PANDANGAN PLURALIS PANDANGAN KRITIS
Liputan dua sisi, dua pihak dan Mencerminkan ideologi wartawan dan
kredibel kepentingan sosial, ekonomi atau
politik tertentu

Objektif dan menyingkirkan opini dan Tidak objektif, karena wartawan


pandangan subjektif dari adalah bagian dari kelompok/struktur
pemberitaan sosial tertentu tang lebih besar.

Memakai Bahasa yang tidak Bahasa menunjukkan bagaimana


menimbulkan penafsiran yang kelompok sendiri diunggulkan dan
beraneka memarjinalkan kelompok lain.
PAKAR ANALISIS WACANA KRITIS (AWK)

1. THEO VAN LEEUWEN


2. SARA MILLS
3. TEUN A VAN DIJK
4. NORMAN FAIRCLOUGH

Anda mungkin juga menyukai