Sepanjang perjalanan karirnya, Kahlil Gibran setelah menerbitkan banyak sekali puisi dalam
berbagai tema, mulai dari cinta, kehidupan, motivasi, ungkapan kasih sayang, tentang alam,
perjalanan hidup, dan lain sebagainya.
Namun, disini saya mengelompokkan beberapa puisi Kahlil Gibran terbaik yang paling
terkenal, serta sering dibawakan oleh banyak orang. Memang, semua karyanya bagus, namun
beberapa di bawah ini adalah pilihan berbagai kalangan :
Dalam puisi Kahlil Gibran berjudul Cinta Ini, tersimpan makna yang sangat dalam. Di mana,
perasaan cinta yang besar terhadap seseorang juga harus diimbangi dengan umpan balik yang
diberikan oleh orang tersebut.
Sehingga, ada masanya kita untuk berhenti mencintai seseorang, bukan karena sudah tidak
menyayanginya, melainkan bisa saja kita lebih bahagia jika melepaskannya. Berikut bunyi
dari puisi tersebut :
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia
tidak terlihat…
Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli
terhadapnya,
Cinta adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan
setia…
Cinta adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan
berkata,
“aku turut berbahagia untukmu”
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai seseorang,
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita,
melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia,
apabila kita melepaskannya…
Puisi Kahlil Gibran terpopuler berikutnya berjudul alam dalam puisi ini sangat saya sukai
yakni membiarkan para anak-anak untuk menjadi dirinya sendiri mencari jati dirinya secara
pribadi serta mengembangkan bakat yang meliputi berikut puisinya.
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal Anak,
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu,
Mereka adalah anak-anak kehidupan,
yang rindu akan dirinya sendiri…
Puisi berjudul penyair ini, bercerita tentang kecintaan Kahlil Gibran terhadap profesi seorang
penyair, yang telah berjasa melahirkan ribuan sastra terbaik. Sehingga, perlu untuk diberi
perhatian lebih berikut isi puisinya :
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi,
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam,
Tak terliput gelap malam,
Tak tergoyah oleh angin kencang Ishtar,
dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang…
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya,
Dia adalah manusia yang selalu
bagi orang yang lupa,
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya...
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia,
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi…
Penyair,
periksalah mahkota berdurimu,
kau akan menemui kelembutan,
di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel…
Kehidupan
Puisi berjudul Kehidupan ini bercerita tentang nasihat bagi kita semua, untuk senantiasa
menyeimbangkan dan menyelaraskan segala aspek dalam kehidupan, mulai dari ilmu,
pekerjaan dan cinta. Berikut, puisinya buat kamu :
Ibu
Puisi Kahlil Gibran berjudul Ibu yang satu ini sangatlah populer, terlebih pada bait pertama.
Secara keseluruhan ia menceritakan tentang kemuliaan dan tingginya derajat seorang ibu,
baik bagi manusia, maupun alam. Berikut, rangkaian puisinya :
Ibu,
merupakan kata tersejuk yang dilantunkan,
oleh bibir – bibir manusia,
Dan “Ibuku”,
merupakan sebutan terindah...
Kata yang semerbak cinta dan impian,
manis dan syahdu yang memancar,
dari kedalaman jiwa.
Rahasia Jodoh
Perjamuan Jiwa
Bangunlah, Cintaku,Bangun,
Kerana jiwaku mengalun-alunmu dari dasar laut,
dan menawarkan padamu sayap-sayap,
di atas gelombang yang mengamuk,
Bangunlah, kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda,
dan langkah para pejalan kaki.
Bangun, bangunlah,
Cintaku dan dengar diriku,
Aku mendengarkanmu, Cintaku,
Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas,
dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu…
Di lorong-lorong gelap,
jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan,
moncong- moncong nafsu ular berbisa,
muncul dari celah-celah benteng,
dan rasa sakit berdengung kematian,
muntah-muntah sepanjang jalan…
Desa-desa,
yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah, bangun,
loceng- loceng berdenting memenuhi angkasa,
sebagai panggilan untuk mulai berdoa...
Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya di wajah bumi,
aku bangun dan berjalan ke laut,
“Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaannya itu laut menjadi penghibur bagi jiwa
yang terjaga.”
“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta tanpa
keindahan seperti bunga tanpa aroma semerbak dan seperti buah tanpa biji. Hidup, cinta
dan keindahan adalah tiga dalam satu, yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”
‘Itulah anak-anak cinta, Buah dari perjuangan, Akibat dari kebebasan, Tiga manifestasi
Tuhan, Dan Tuhan adalah ungkapan dari alam yang bijaksana.’
Saat itu diam melangut, hanya gemersik sayap-sayap yang tak nampak dan getaran tubuh-
tubuh halus yang terus-menerus.
Aku menutup mata dan mendengar gema yang baru saja berlalu,
Ketika aku membuka mataku,
aku tidak lagi melihat Putera-Putera Kegelapan itu…
Hanya laut yang dipeluk halimunan,
Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun,
kecuali asap dupa yang menggulung ke surga…
Alam Manusia
‘Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia- siakan
diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai
pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi
sifat-sifat buruk.”
“Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata- senjata
pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.