Anda di halaman 1dari 11

Kelompok VII

Unit Terjemahan
1. Unit Leksikologis
2. Unit Pemikiran
3. Unit Terjemahan sebagai Suatu
Analisis Pendahuluan
Nuraini Komalasari - 201921500378
Siti Rahmawati - 201921500430
Desi Ibnatu Abdilbar - 201921500405
Wanda Cahya - 201921500577
UNIT TERJEMAHAN MENURUT PARA AHLI
• Shuttleworth & Cowie (dalam Hatim & Munday, 2004: 38), menyatakan bahwa unit terjemahan
adalah istilah yang mengacu pada tingkat bahasa, dimana bahasa sumber (Source Text/ ST) yang
disusun kembali dalam bahasa target (Target Text/ TT). Hal ini termasuk dalam bentuk kata
dasar, kelompok kata, klausa, kalimat atau bahkan keseluruhan teks.

• Newmark (1988: 54), yang memaparkan unit terjemahan menggunakan bagian dari skala
peringkat hierarkis dalam linguistik karya Halliday yang terdiri dari morfem, kata, kelompok
kata, klausa dan kalimat.

• Bell (1991: 29) menyatakan bahwa unit terjemahan, yang mana seorang penerjemah memproses
suatu terjemahan adalah klausa. Artinya bahwa kata-kata dalam sebuah teks harus dibentuk
menjadi sebuah klausa untuk mendapatkan makna secara keseluruhan dan membentuk unit
komunikasi dasar.
Pendekatan Sistematis Untuk Unit Terjemahan

Dalam penerjemahan harus mempertimbangkan tanda (sign) yang berasal


dari kosakata yang dimodifikasi oleh tata bahasa yang memberikan makna dalam
hal ini disebut pesan dan juga mode ekspresi yang digunakan oleh pembicara,
seperti status sosial penutur, karakter penutur dan suasana hati penutur (Vinay &
Darbelnet, 1995: 12). Hal ini menuntut seorang penerjemah memperhatikan
konteks sesuai dengan suasana atau kenyataan dalam ucapan tersebut. Saussure
(dalam Pelz, 2002: 45) membedakan konsep dari suatu tanda (sign) linguistik ini
menjadi dua yaitu signifié (konsep) dan signifiant (gambaran tentang visual, suara,
kata), dimana tanda (sign) ini dapat berubah-ubah secara alami dan dapat memiliki
makna dari perbedaan dengan tanda (sign) lain pada sistem bahasa yang sama. Hal
ini yang harus diperhatikan seorang penerjemah dalam memperhatikan kedua
konsep tanda linguistik terhadap situasi tertentu dalam menerjemahkan.
Unit Terjemahan Leksikologis
Menurut Kridalaksana dalam Kamus Linguistik Edisi Keempat (2009),
leksikologi adalah cabang linguistik yang mempelajari leksikon. Leksikon itu
sendiri dapat diartikan sebagai
(1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan
pemakaian kata dalam bahasa;
(2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu
bahasa; dan
(3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan
yang singkat dan praktis

Dapat dikatakan, objek kajian leksikologi adalah kosakata atau leksikon yang
telah termuat atau akan dimuat di dalam kamus. Hasil kajian dalam leksikologi
nantinya akan menjadi basis bagi kinerja leksikografi. Di mana dalam leksikografi
pengetahuan tersebut nantinya digunakan untuk menyusun kamus-kamus bahasa
dengan menggunakan sistematika tertentu untuk menghasilkan produk kamus yang
berkualitas, mudah dan lengkap..
Hardiyanto dalam Leksikologi: Sebuah Pengantar (2008) menjabarkan empat
fokus yang menjadi perhatian cabang leksikologi:
1. Fakta bahwa setiap bahasa 2.Fakta bahwa kosakata atau
memiliki sejumlah kata atau leksikon merupakan daftar yang
kosakata . terbuka;
Setiap bahasa manusia memiliki kosakata. Menjelaskan bahwa leksikologi
Setiap wilayah, bahkan negara, memiliki cenderung mengkaji kosakata yang
bahasa yang berbeda-beda, begitu pula memiliki sifat terbuka, yaitu yang
kosakatanya. Misalnya dalam bahasa termasuk ke dalam kelas kata
Indonesia kita mengenal istilah membawa, nomina, verba, dan adjektiva.
menggendong, memanggul, memikul, dan
menjinjing namun dalam bahasa Inggris
biasanya diterjemahkan dengan kata carry atau
bring kemudian diberi keterangan di belakang
kata tersebut, contoh kalimat :

carry the bag in his shoulder (dapat


diterjemahkan dengan memikul tas).
Hardiyanto dalam Leksikologi: Sebuah Pengantar (2008) menjabarkan empat
fokus yang menjadi perhatian cabang leksikologi:
4.Fakta bahwa kata mempunyai sekian
3. Hubungan antara bentuk kata banyak segi yang dapat dianalisis,
dan makna kata
mulai dari segi fonetis, fonemis,
Hubungan antara bentuk dan makna kata morfemis, hingga sintaksis.
dibahas pula dalam leksikologi. Morfologi dan
semantik saling memengaruhi. Ambillah
Fonologi dan sintaksis pun harus dikuasai oleh seorang
contoh kata friend dan unfriendly. Keduanya leksikolog. Perbedaan bunyi bisa menentukan bentuk
terbentuk dari bentuk dasar yang sama namun serta makna kosakata. Lebih dari itu, kategori kelas kata
karena adanya tambahan di bagian awalan dan yang dipengaruhi pula oleh pembentukan kata dapat
akhiran yang menyertainya menjadikan kedua menentukan fungsi kata tersebut dalam kalimat.
kata tersebut berbeda, baik secara bentuk Contohnya adalah kata apel yang bermakna ‘buah’. Kata
maupun makna. contoh kalimat : apel diujarkan [apəl], [apel], atau [apēl], dapat diketahui
melalui keterangan transkripsi fonetis yang ada pada
she is my friend. kamus. Tanpa transkripsi fonetis tersebut, pembaca
(dia adalah temanku) kamus tidak akan dapat mengetahui cara
He acts cold and unfriendly to everyone. mengucapkan/mengujarkan kata apel ‘buah’ tersebut.
(Dia bertingkah dingin dan tidak ramah pada
semua orang)
Jadi leksikologi dan leksikografi merupakan bagian unit
terjemahan yang tidak bisa dipisahkan. Leksikologi tanpa
leksikografi tidak akan menghasilkan sebuah produk kamus
yang baik, benar dan mudah dimanfaatkan oleh para
pengguna bahasa. Sebaliknya, leksikografi tanpa
leksikologi juga hanya dapat melahirkan kamus-kamus
yang tidak sempurna dalam mengungkap makna kosakata.
Unit Terjemahan pemikiran
Dari proses penerjemahan yang berkaitan dengan interaksi dua konsep dalam linguistik,
satuan unit terjemahan erat kaitannya dengan satuan unit linguistik. Menentukan satuan unit ini
merupakan langkah awal dalam proses penerjemahan. Dimana satuan unit dalam terjemahan adalah
variabel yang tergantung pada pilihan seorang penerjemah. Unit yang tidak ditentukan secara
eksklusif dengan kriteria formal dibutuhkan oleh seorang penerjemah. Artinya bahwa seorang
penerjemah mengidentifikasi unit pikiran dengan menerjemahkan ide atau perasaan bukan
menerjemahkan kata (Vinay & Darbelnet, 1995: 21).
Unit terjemahan adalah segmen terkecil dari sebuah ujaran, dimana tanda-tanda (signs)
terhubung satu sama lain sehingga tidak boleh diterjemahkan satu per satu (Vinay & Darbelnet,
1995: 21).

Unit terjemahan yang berkaitan dengan pesan dibagi menjadi tiga (Vinay & Darbelnet, 1995: 22)
yaitu:
(1) unit semantik, yaitu unit makna;
(2) unit dialektika, yaitu unit untuk menyatakan alasan; dan
(3) unit prosodi, yaitu unit yang elemennya memiliki intonasi yang sama.
Satuan Terjemahan Sebagai Pendahuluan Analisis

Seorang penerjemah yang mendekati teks singkat ini kemungkinan


Pembagian ST dan Tsa ke besar akan memecahnya menjadi judul ( Bepergian dari Heathrow?)
dalam satuan-satuan dan instruksi di kalimat kedua. Sementara kalimat itu akan diambil
terjemahan sangat penting secara keseluruhan, mungkin juga pada gilirannya akan dibagi lagi
dalam karya Vinay dan kurang lebih sebagai berikut:
Darbelnet sebagai awal dari
analisis perubahan dalam There are/
terjemahan. contoh berikut.
Sebuah poster yang terletak di [easy to follow/instructions]
kantor tiket bawah tanah di
bandara Heathrow, London: [on the/larger/self-service/touch screen/ticket/machines]
Travelling from Heathrow? Di sini, garis miring (/) menunjukkan kelompok kata kecil dengan
makna semantik berbeda yang mungkin dianggap terpisah,
There are easy to follow sementara tanda kurung ([. . .]) menyertakan unit yang lebih besar
instructions on the larger self- yang kemungkinan besar akan diterjemahkan oleh penerjemah
service touch screen ticket terlatih secara keseluruhan.
machines
TT Bahasa Indonesia yang sebenarnya di poster
menunjukkan bagaimana ini beroperasi dalam kehidupan
nyata:

Untuk bepergian dari Bandara Heathrow

Terdapat mesin tiket otomatis dengan layar sentuh besar


yang memberi Anda petunjuk yang jelas dan mudah untuk
diikuti.

Dalam prakteknya, unit terjemahan biasanya cenderung


bukan kata-kata individual tetapi kelompok-kelompok kecil
bahasa yang membangun ke dalam kalimat, apa yang oleh
ahli teori terjemahan terkenal Eugene Nida (1964:268)
disebut meaningful mouthfuls of language
Kesimpulan
Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan sebelumnya, unit terjemahan sangat
erat kaitannya dengan unit linguistik. Dimana seorang penerjemah perlu
mempertimbangkan struktur kata dan maknanya dalam menerjemahkan karena
kata sangat terhubung satu sama lain sehingga tidak boleh diterjemahkan satu per
satu. Adapun bagian unit linguistik tersebut diantaranya : perbedaaan tata bahasa
( grammar ), kosakata-kosakata ( vocabulary ) dan masing-masing maknanya.
Problem budaya berkaitan dengan konteks budaya yang berbeda antara budaya
dari teksp (bahasa) sumber dengan budaya teks (bahasa) target.

Dan seorang penerjemah harus memperhatikan pesan yang terdapat dalam bahasa
sumber agar pesan tersebut dapat tersampaikan kepada pembaca bahasa sasaran
dengan tidak menerjemahkan kata per kata tetapi harus dalam kalimat yang utuh
dan mudah dimengerti.

Adapun bagian dari unit terjemahan yaitu Unit leksikoligis, unit pemikiran dan
unit terjemahan sebagai suatu analisis pendahuluan.

Anda mungkin juga menyukai