Bahasa adalah sistem simbol untuk mewakili suatu konsep, dimana bahasa tersebut
digunakan berkomunikasi baik lisan, tulisan, atau isyarat. Seperti yang kita pahami
umumnya bahasa terdiri dari 5 komponen diantaranya fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan pragmatik. Namun, Beberapa ahli memiliki pendapat masing-masing
berkenaan dengan komponen bahasa dan mereka memiliki istilah yang berbeda dalam
penamaan komponen bahasa.
Shipley dan McAfee menuliskan bahwa bahasa terdiri dari 5 komponen diantaranya
adalah semantik, sintaksis, morfologi, pragmatik, dan fonologi(Shipley & McAfee, 2021).
Morfologi: merujuk pada unit-unit makna. Membahas tentang morfem bebas dan
morfem. Morfem bebas adalah unit yang bisa berdiri sendiri (sebagian besar kata, misal:
sapi, apel, buku, dan sejenisnya). Sedangkan morfem terikat adalah unit yang tidak bisa
berdiri sendiri, unit-unit tersebut harus dilampirkan ke morfem bebas (misal: me- untuk
menyapu, be- untuk berenang, di- untuk dimakan).
Pragmatik: merujuk pada aspek-aspek sosial bahasa (misal, kontak mata, gilir bicara).
Fonologi: merujuk pada bunyi bicara, pola bunyi, dan aturan organisasi bunyi untuk
menggunakan bahasa.
Pauh, Norbury, dan Gosse membawakan usulan dari Bloom dan Lahey (1978) dan
Lahey (1988) berkenaan dengan bahasa. yang mana mereka menyarankan bahwa
bahasa terdiri dari 3 aspek utama, yaitu bentuk, konten, dan kegunaan. Bentuk meliputi
sintaksis, morfologi, dan fonologi. Konten pada dasarnya terdiri dari komponen
semantik, pengetahuan kosa kata (vocabulary knowledge), dan pengetahuan objek dan
peristiwa (knowledge of objects and events). Dan kegunaan adalah ranah pragmatik,
atau kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks untuk tujuan sosial(Paul et al.,
2018).
Owen biasanya membagi bahasa menjadi tiga komponen utama, yaitu bentuk, konten,
dan penggunaan. Bentuk meliputi sintaksis, morfologi, dan fonologi, yang mana mereka
adalah komponen-komponen yang menghubungkan urutan bunyi-bunyi dan simbol-
simbol. Konten mencakup makna atau semantik, dan kegunaan disebut dengan
pragmatik. Kelima komponen ini (sintaksis, morfologi, fonologi, semantik, dan pragmatik)
adalah sistem aturan dasar dalam bahasa(Owens, 2016).
John W. Santrock
Santrock berpendapat bahwa bahasa sangat teratur dan tersusun. Organisasi dari
bahasa melibatkan lima sistem aturan (language rule system) diantaranya adalah
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik(Santrock, 2019).
Fonologi. Sistem bunti dari bahasa. Fonem adalah unit terkecil dalam suatu bahasa.
Morfologi. Sistem unit dari makna yang terlibat dalam pembentukan kata.
Sintaksis. Sistem yang melibatkan mengenai cara kata dengan kata digabungkan untuk
membentuk frase dan kalimat yang sesuai.
Bahasa terdiri dari empat bagian komponen utama. Keempat komponen tersebut
adalah: fonologi, semantik, sintaksis, dan pragmatik(Gillibrand et al., 2016).
Semantik: bagian dari bahasa yang berkaitan dengan makna kata dan bagian kata-kata
Sintaks: bagian dari bahasa yang berkaitan dengan aturan yang mengatur bagaimana
kata-kata dapat digabungkan untuk membuat kalimat
Pragmatik: bagian dari bahasa yang berkaitan dengan penggunaannya dalam konteks
sosial
Vicki A. Reed
Reed beranggapan bahwa bahasa terdiri dari lima komponen dasar, yaitu fonologi,
semantik, sintaksis, morfologi, pragmatik. Masing-masing adalah bagian dari suatu
sistem dan oleh karena itu diatur oleh regulasi dan serangkaian aturan yang harus
dipelajari oleh semua pengguna bahasa tertentu jika mereka ingin berkomunikasi
secara efektif(Reed, 2018).
Mereka berpendapat bahwa bahasa terdiri dari 3 komponen utama, yaitu bentuk,
konten, dan kegunaan. Bentuk terdiri dari fonologi, morfologi, dan sintaksis. Konten
adalah makna atau semantik,istilah fitur semantik (semantic featur) adalah bagian-
bagian dari makna yang datang secara bersama untuk mendefinisikan kata tertentu.
Sebagai contoh, kata “gadis” dan “wanita”memiliki fitur semantik “feminin” dan
“manusia”, tetapi yang merujuk pada “anak” umumnya dianggap sebagai fitur pada
gadis dan bukan pada wanita. Kegunaan atau pragmatik yang mana mengarah pada
faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi cara penggunaan bahasa(Owens et al.,
2015).
Untuk memudahkan dalam memahami pemetakan konsep yang berkenaan dengan
komponen bahasa. Penulis berusaha menyusun pemetakan antar komponen yang
bertujuan untuk mempermudah dalam memahami komponen bahasa. Bahasa adalah
sistem komplek yang terdiri dari 3 aspek utama, yaitu isi, bentuk/ konten, dan kegunaan.
Setiap aspek memiliki komponennya masing-masing. Isi meliputi komponen semanti,
bentuk/ konten meliputi komponen fonologi, morfologi, dan sintaksis, dan kegunaan
meliputi komponen pragmatik.
Gambar 1.
Gambar 2.
Secara formal komponen bahasa dapat disajikan pada gambar 1. Artinya setiap
komponen bahasa menempati posisi yang sama. Secara formal, kita juga dapat
menyajikan komponen bahasa seperti pada gambar 2. Yang mana setiap komponen
bahasa memiliki posisi yang sama dan saling berhubungan antara satu komponen dan
komponen lainnya. Dengan pemetakan pada gambar 1 dan 2 mungkin kita lebih
mempermudah dalam memahami masing-masing komponen. Sebagai contoh kita
mampu membahas perkembangan fonologi, maupun perkembangan komponen lain
secara independen.
Gambar 3.
Referensi:
Carroll, J. M., Bowyer-Crane, C., Duff, F. J., Hulme, C., & Snowling, M. J.
(2011). Developing Language and Literacy: Effective Intervention in the Early Years.
John Wiley & Sons Ltd.
Paul, R., Norbury, C., & Gosse, C. (2018). Language Disorders from Infancy through
Adolescence: Listening, Speaking, Reading, Writing, and Communicating (5th ed.).
Elsevier.
Reed, V. A. (2018). An introduction to children with language disorders (7th ed.).
Pearson.
Selain itu, KBBI juga menyebutkan bahwa komponen bisa diartikan juga sebagai unsur,
teman-teman.
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan
upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato,
rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat
pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang
sangat akrab dan intim.
Dan tidak sedikit orang yang dibesarkan dari keluarga yang dominan menggunakan bahasa daerah.
Namun demikian, mereka paham bahasa Indonesia meskipun tidak mesti belajar secara formal.
Dalam era Globalisasi ini penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar sudah mulai tersamarkan, di
sebabkan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya membiasakan menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar.
Istilah bahasa indonesia yang baik telah di kenal oleh masyarakat secara luas, Untuk mempelajari bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang harus diperhatikan: yakni penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar.
Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku.
Recommended by
Untuk dapat melakukannya, perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan baik dan benar tersebut.
Berbahasa Indonesia yang benar berarti bahwa harus digunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah atau aturan bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah tata bahasa, kaidah
ejaan, dan kaidJika semua kaidah itu ditaati secara seksama dan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia
itu dikatakan benar.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa dan kaidah
itu sendiri meliputi 6 aspek .
Kosakata
Ejaan
Makna
kelogisan
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat
efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara, karenanya kita harus menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan konteks berbahasa yang selaras dengan nilai sosial masyarakat laras bahasa
yang dipilih pun harus sesuai.
Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan
seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal
ilmiah.
Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau
pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang
belum tentu saling kenal dengan akrab.
Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Sumber: Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia` Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kriteria Penggunaan Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar!", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/sitiqomaria/607194608ede486b4a5a1d92/kriteria-penggunaan-bahasa-
indonesia-yang-baik-dan-benar?page=all#section1