1. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu
masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada
budaya yang mereka miliki bersama (Djardjowidjojo, 2008: 10). Sejalan dengan pendapat
tersebut Chaer dan Leonie (2010: 15) menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem, artinya,
bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
Bloch dan Trater menyatakan bahwa aspek terpenting dalam bahasa adalah sistem, lambang,
Dapat disimpulkan jika bahasa merupakan alat yang sistematis untuk menyampaikan
gagasan / perasaan dengan memakai tanda – tanda, bunyi – bunyi, gesture yang berkaitan dengan
mimic atau tanda – tanda yang disepakati dan mengandung makna yang dapat dipahami.
Bahasa merupakan sebuah sistem yang bersifat sistematis. Selain bersifat sistematis, juga
bersifat sistemis. Dengan sistematis maksudnya bahasa itu tersusun menurut pola tertentu, tidak
tersusun secara acak atau sembarangan. Sistemis artinya sistem bahasa itu bukan merupakan
suatu sistem tunggal, melainkan terdiri dari sebuah subsistem, yakni subsistem fonologi,
subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon. Menurut sistem bahasa
Indonesia baik bentuk kata maupun urutan kata sama-sama penting, dan kepentingannya itu
berimbang. Oleh karena itu, lazim juga disebut bahwa bahasa itu bersifat unik, meskipun juga
bersifat universal. Unik artinya memiliki ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain,
dan universal berarti memiliki ciri yang sama pada semua bahasa. Sistem-sistem bahasa yang
dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi, yang lazim disebut
bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna
atau konsep. Menurut Chaer dan Leonie, (2010: 16-18), Lambang bunyi bahasa dapat
1. Lambang bunyi bahasa yang bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antar lambang dengan yang
dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa
2. Lambang bunyi bahasa bersifat konvensional. Artinya, setiap penutur suatu bahasa akan
3. Lambang bunyi bahasa itu bersifat produktif. Artinya, dengan sejumlah unsur yang terbatas,
4. Lambang bunyi bahasa itu bersifat dinamis. Artinya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubagan itu dapat terjadi pada
tataran apa saja, baik pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Yang
tampak jelas biasanya pada tataran leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja ada kosakata baru
10 yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
5. Lambang bunyi bahasa itu sifatnya beragam. Artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai
kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa itu
menjadi beragam.
6. Lambang bahasa bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya
dimiliki manusia.
2. Karakteristk Bahasa
Bahasa mempunyai karakter sebagai berikut. Bahasa merupakan (1) suatu sistem, (2)
suatu lambang, (3) suatu bunyi, (4) bermakna, (5) arbitrer, (6) konvensional, (7) produktif, (8)
dinamis, (9) unik, (10) universal, (11) manusiawi, (12) bervariasi. Masing-masing ciri akan
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Suatu sistem dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu
dengan lainnya berhubungan secara fungsional. Sebagai contoh, kita dapat mengamati yang
terdapat dalam tubuh kita. Tubuh manusia sebagai suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang
saling berhubungan. Ketika salah satu bagian mengalami suatu gangguan, hal tersebut akan
mengganggu kinerja sistem. Suatu contoh ketika kepala kita pusing karena migrain atau karena
flu yang berat, hal tersebut akan mengganggu keseluruhan kinerja tubuh kita. Tubuh menjadi
lemas dan tidak bersemangat. Demikian pula yang terjadi dengan sistem yang bekerja pada
sebuah sepeda motor misalnya, ketika ban sepeda motor kempes, sepeda motor tersebut tidak
Seperti halnya, tubuh manusia dan sepeda motor. Sebagai suatu sistem, bahasa terdiri atas
dihubungkan sehingga terbentuk suatu ujaran yang bermakna. Sebagai contoh dapat kita amati
bentuk berikut.
Dua konstruksi tersebut sama-sama terdiri atas lima kata. Konstruksi pertama dapat
diterima sebagai ujaran yang sesuai dengan sistem bahasa Indonesia, sedangkan ujaran yang
kedua tidak dapat berterima karena tidak sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Dalam suatu
sistem, terdapat kaidah-kaidah yang menata sehingga hubungan antara satu unsur yang satu
dengan unsur yang lain dalam suatu bahasa dapat berterima. Terdapat kaidah yang mengatur
hubungan antarunsur secara linear (mendatar) yang mengatur hubungan unsur yang hadir dengan
unsur yang mendaha\ului atau yang menyertai. Kaidah ini disebut sebagai kaidah sintagmatik.
Misalnya hubungan antara bunyi /a/, /u/, /k/, dan /t/. Empat unsur bunyi tersebut dapat bergabung
- /takut/ - */aukt/
- /kuta/ - */uakt/
- /kuat/ - */ktua/
- /akut/ - */tkua/
- */tkau/
Deretan bunyi sebelah kiri dapat berterima karena sesuai dengan kaidah sistagmatik
bahasa Indonesia. Sedangkan deretan bunyi sebelah kanan yang diberi tanda asterik (*) tidak
dapat berterima karena tidak sesuai dengan kaidah sintagmatik bahasa Indonesia.
unsur yang ada dengan unsur yang belum ada. Misalnya dari konstruksi /kuta/ dapat berubah
menjadi /kita/. Bunyi /u/ pada kuta diganti dengan bunyi /i/. Demikian pula dari /kita/ dapat
diubah menjadi /kota/ dengan menggantikan bunyi /i/ dengn bunyi /o/.
Dari paparan tersebut dapat diketahui sebagai sebuah sistem, bahasa sekaligus bersifat
sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun
secara acak dan secara sembarangan. Sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan
sistem tunggal, tetapi terdiri atas subsistem atau sistem bawahan. Terdapat subsistem fonologi,
morfologi, sintaksis, leksikon dan semantik. Subsistem fonologi, morfologi, dan sintaksis
bersifat hierarkial, dan terkait dengan subsistem semantik. Subsistem leksikon berada di luar
subsistem struktural namun tetap terkait dengan subsistem semantik. Sistem bahasa yang bersifat
hierarkial inilah yang membedakannya dengan sistem yang lain. Sistem lain umumnya tidak
Dalam sistem bahasa yang hierarkis, tataran paling kecil adalah bunyi. Bunyi bergabung
dengan bunyi membentuk morfem. Morfem bergabung dengan morfem membentuk kata. Kata
bergabung dengan kata membentuk frase. Frase dengan frase membentuk konstruksi klausa. Satu
klausa atau beberapa kalimat dapat bergabung membentuk suatu kalimat. Kalimat yang satu
Dalam studi semiotik (ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan
manusia), tanda dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu tanda (sign), lambang (symbol),
isyarat/sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode (code), indeks (index),
1) Tanda
Tanda adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran,
perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan alamiah. Tanda bisa dianggap sebagai istilah
umum dalam studi semiotik. Misalnya ketika kita melihat adanya pecahan kaca berserakan di
jalan, hal itu secara langsung dapat menjadi tanda kalau baru saja terjadi kecelakaan. Contoh
lain ketika kita melihat banyak lumpur di jalan dan bahkan masuk ke dalam rumah, hal tersebut
dapat menjadi tanda kalau baru saja terjadi banjir. Ketika banyak dahan berjatuhan dan beberapa
pohon roboh, hal tersebut dapat menjadi tanda kalau baru terjadi angin ribut.
Lambang atau simbol adalah suatu atau sesuatu yang menandai hal lain tidak secara
langsung dan alamiah, tetapi bersifat konvensional. Misalnya warna merah secara
melambangkan kesucian. Tetapi dalam dunia perpolitikan di Indonesia, warna merah dianggap
melambangkan PDI Perjuangan, warna hijau identik dengan PKB atau partai Islam, warna biru
melambangkan Partai Amanat Nasional, dan warna kuning identik dengan Partai GOLKAR.
tertentu. Setiap bahasa mempunyai konvensi tersendiri berkaitan dengan sistem huruf yang
dengan menggunakan huruf latin. Bahasa Jawa menggunakan huruf Jawa. Bahasa Arab
menggunakan huruf Arab. Bahasa Jepang menggunakan huruf hiragana dan katakana.
Sinyal atau isyarat adalah tanda yang sengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si
penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal bersifat imperatif, memberikan suatu perintah kepada
penerima sinyal untuk melakukan sesuatu. Misalnya ketika memberangkatkan lomba gerak jalan,
ketua panitia memberi isyarat dengan melambaikan bendera. Seorang guru meniup peluit untuk
memberi aba-aba muridnya lari 100 meter. Lampu lalulintas (traffic light) juga merupakan suatu
perintah bagi pengguna jalan. Merah sebagai aba-aba berhenti; kuning sebagai aba-aba untuk
Gerak isyarat adalah tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan dan tidak
bersifat imperatif. Gerak isyarat ini juga merupakan sebuah konvensi. Misalnya gerakan
mengangguk pada suatu masyarakat tertentu digunakan untuk menyatakan tanda setuju tetapi
pada masyarakat lain justru sebaliknya digunakan untuk menyatakan ketidaksetujuan. Demikian
juga dengan gerakan menggeleng, pada masyarakat tertentu untuk menyatakan tanda tidak
5) Gejala
Gejala adalah suatu tanda yang tidak disengaja, yang dihasilkan tanpa maksud tetapi
secara almiah menunjukkan atau mengungkapkan bahwa sesuatu akan terjadi. Misalnya ketika
seseorang bersin-bersin. Hal itu menunjukkan gejala flu; panas yang tinggi merupakan gejala
penyakit tipus.
6) Kode
Kode adalah tanda baik berupa simbol, sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat
mewakili pikiran, perasaan, ide, benda, tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu. Kode
bersifat sistematis yang dipahami oleh mereka yang sudah sepakat menggunakannya. Karena
untuk menjaga kerahasiaan, sekelompok penutur tertentu menggunakan kode-kode agar tidak
7) Indeks
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain. Misalnya adanya asap
menunjukkan adanya api; suara gemuruh air menunjukkan adanya suatu air terjun atau
8) Ikon
Ikon adalah gambar/patung dari wujud yang diwakilinya. Misalnya: denah jalan, gambar
Bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang
bereaksi karena perubahan-perubahan tekanan udara. Bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap
manusia (bersifat artikulatoris). Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
adalah bunyi bahasa (speech sound). Bunyi yang dihasilkan oleh seseorang yang sedang bersin
atau sedang batuk bukan bunyi bahasa. Bunyi bahasa dapat dilambangkan dengan tanda-tanda
tertentu yang disepakati oleh penutur bahasa tersebut. Setiap bahasa mempunyai kekhasan
tersendiri berkaitan dengan bunyi-bunyi bahasa yang dimilikinya. Bunyi tertentu bisa jadi
bersifat universal, ada dalam setiap bahasa. Tetapi, bunyi-bunyi tertentu hanya ditemukan dalam
bahasa tersebut.
lambang (A) mempunyai makna (B) dan dalam realita kehidupan ditemukan rujukannya
A ------------------------------ C
A : lambang
B : makna
C : acuan / referen
Sebagai contoh kata kuda dilambangkan dengan deretan bunyi /k u d a/ (A). Deretan
bunyi tersebut mempunyai makna B : ‘kuda’ yang merujuk pada binatang yang biasanya
digunakan untuk tunggangan atau menarik sado (C). Kebermaknaan bahasa tersebut tidak hanya
pada tataran kata, tetapi juga pada tataran bunyi, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Pada tataran kalimat misalnya, urutan kata dapat mempengaruhi makna yang dihasilkan.
Kedua kalimat tersebut mempunyai unsur pembentuk yang sama, tetapi karena perbedaan
urutan kata, makna kalimatnya jadi berbeda. Meskipun berbeda, kedua kalimat tersebut masih
Arbitrer berarti sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Istilah arbitrer
berarti tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan acuan,
konsep atau pengertian yang dimaksud. Misalnya mengapa harus /kuda/ bukan /akud/ atau
/kadu/. Dalam bahasa Indonesia, kita menyebutnya dengan /kuda/, dalam bahasa Inggris disebut
/horse/, dalam bahasa Jepang disebut /uma/, dan dalam bahasa Jawa disebut /jaran/. Perbedaan
Namun demikian, kita juga menemukan beberapa kata yang antara lambang bunyi
(kata yang berasal dari tiruan bunyi). Kucing disebut meong karena dalam telinga kita kucing
mengeluarkan bunyi seperti itu. Seekor binatang dinamakan tokek karena mengeluarkan bunyi
tokek, tokek, tokek. Dalam bahasa Jawa misalnya ditemukan kata-kata yang jika diotak-atik
cangkir. Kodok diartikan sebagai teko-teko ndodok; tebu, antebing kalbu; kathok, ngangkate
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat arbitrer,
tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep bersifat konvensional, artinya semua
anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk
mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat kata saya yang
sudah disepakati oleh penutur bahasa Indonesia. Kata tersebut tidak bisa diubah menjadi ayas.
Dalam masyakarat tutur tertentu karena untuk suatu kepentingan kadang-kadang kata-
kata ang sudah disepakati tersebut diubah. Misalnya bahasa balikan yang dilakukan oleh
kelompok tutur dari Malang, atau kelompok tutur tertentu yang tidak ingin ujarannya diketahui
oleh orang lain. Para waria misalnya, menciptakan kata-kata tertentu agar ujarannya hanya
dipahami oleh komunitas tuturnya saja. Jika sudah diketahui banyak orang, maka mereka akan
Bahasa memiliki unsur yang terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas
itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif sesuai
dengan sistem yang berlaku dalam bahasa tersebut. Bahasa Indonesia hanya mempunyai lima
vokal dan sejumlah konsonan tetapi dengan jumlah bunyi yang terbatas tersebut penutur bahasa
Indonesia dapat berbahasa dalam waktu yang sangat lama dan mereka tidak pernah kehabisan
kata dalam bahasa Indonesia. Karena dengan jumlah unsur yang terbatas dapat dihasilkan ujaran
Setiap bahasa mempunyai ciri khas yang spesifik tidak dimiliki oleh bahasa yang lain.
Ciri khas tersebut dapat menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem
pembentukan kalimat, dan sistem lainnya. Dalam sistem bunyi misalnya, penutur bahasa
Indonesia dari Bali akan kesulitan melafalkan /t/, mereka biasa melafalkannya sebagai /th/. Itulah
keunikan lafal dalam bahasa Bali yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Dalam bidang kalimat,
kalimat bahasa Indonesia mempunyai struktur S-P-O yang berbeda dengan kalimat bahasa
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya semua bahasa mempunyai bunyi
vokal dan konsonan, setiap bahasa mempunyai satuan-satuan yang bermakna baik berupa
Bahasa itu mengalami perubahan karena keterkaitan bahasa dengan manusia dan
kehidupannya. Ketika kehidupan berubahan, bahasa pun ikut berubah. Perubahan tersebut bisa
terjadai pada semua tataran, baik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon.
Misalnya: /f/ - /p/ : faham – paham; /kh/ - /k/: - khabar – kabar; memper – kan, diper – kan,
diber – kan; sarjana, berlayar, saudara, bapak, ibu (kata-kata tersebut mengalami perubahan
makna).
Bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Manusia
adalah homo sapien ‘mahkluk yang berpikir’, homo sosio ‘ mahkluk yang bermasyarakat’; homo
faber ‘mahkluk pencipta alat-alat’; animal rationale ‘makhluk rasional yang berakal budi’.
Semua karakteristik manusia tersebut tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Selain manusia,
simpanse juga memiliki kemampuan untuk mengingat dan melafalkan sejumlah kata tetapi
binatang tersebut tidak mampu menggunakan apa yang dilafalkannya itu untuk berkomunikasi.
Dengan demikian semakin mempertegas bahwa bahasa benar-benar hanya milik manusia.
Binatang mempunyai alat komunikasinya sendiri dan itu bukan bahasa seperti bahasa yang
Bahasa digunakan oleh suatu masyarakat tutur. Anggota masyarakat tutur tersebut berasal
dari berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang berbeda. Hal tersebut menyebabkan
terjadi variasi bahasa. Berkaitan dengan ini terdapat berbagai istilah idiolek, dialek, dan ragam.
Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dialek adalah variasi
bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat dan suatu
waktu. Ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk
kepentingan tertentu. Dengan mencermati cara berbahasa Indonesia seseorang misalnya, kita
dapat menduga orang tersebut berasal dari mana. Hal ini sangat dimungkinkan karena penutur
bahasa Indonesia sering dipengaruhi oleh bahasa daerahnya. Kelompok etnis tertentu memiliki
karakteristik yang kuat sehingga dapat menunjukkan dialeknya. Misalnya etnis Batak, Bali,
Madura. Pada kelompok masyarakat tutur tersebut pemakaian bahasa Indonesia memiliki
kekhasan tersendiri.
Ragam bahasa juga menunjukkan kebervariasian suatu bahasa. Ragam bahasa tersebut
dapat dilihat dari pemakai dan pemakaiannya. Dilihat dari pemakainya dapat dibedakan bahasa
Indonesia ragam dokter, pengacara, pejabat, guru, politikus, insiyur, pramuniaga, dan lain-lain.
Dari pemakainya tersebut memunculkan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya, yaitu ragam
3. Fungsi Bahasa
Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa
sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun tulis. Fungsi ini adalah
dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Dalam kehidupan sehari-
hari, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup masyarakat, yang di dalamnya
sebenarnya terdapat status dan niali-nilai sosial. Bahasa selalu mengikuti dan mewarnai
kehidupan manusia sehari-hari, baik manusia sebagai anggota suku maupun bangsa.
Terkait hal itu, Santoso, dkk. (2004) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau
tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi
media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan
3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan
anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat
istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri
4) Fungsi kontrol sosial, bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung
dengan baik pula. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai
sebagai berikut:
peristiwa tertentu. Kalimat-kalimat berikut ini mengandung fungsi instrumental dan merupakan
Contoh :
Cepat, pergi!
2) Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain.
Contoh :
Kalau Anda tekun belajar maka Anda akan lulus dengan baik.
3) Fungsi intraksional, yaitu bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Contoh :
4) Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dari bahasa yang dipakai oleh seseorang maka akan diketahui apakah dia sedang marah, jengkel,
5) Fungsi heuristik, yaitu bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu.
Contoh :
6) Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi.
Contoh :
Gula manis.
Bulan bersinar.
administrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan, komunikasi timbal balik antara
3) Sebagai alat pemersatu berbagai suku di Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka dalam
mengintegrasikan semua suku tersebut, bahasa Indonesia memainkan peranan yang sangat
penting.
adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan
dengan bahasa daerah. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam
bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan , dilakukan dalam bahasa
Indonesia.
serta kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak
hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas
atau antar suku, tetapi juga sebagai alat berhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial