Anda di halaman 1dari 15

MENCIPTAKAN KARAKTER TOLERANSI SISWA MELALUI VIRTUAL TOUR

DENGAN STRATEGI STORY BASED LEARNING

Disusun untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metode Penelitian
Pendidikan SD

Dosen Pengampu:

Drs. Dudung Priatna, M.Pd.

Oleh:

Livia Hasya Noor Salima

1901941

6F PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS CIBIRU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Penelitian tentang
“MENCIPTAKAN KARAKTER TOLERANSI SISWA MELALUI VIRTUAL TOUR DENGAN
STRATEGI STORY BASED LEARNING” dalam mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan SD.
Adapun maksud dari pembuatan Proposal Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah
satu UTS di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru. Kami berharap Proposal
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami yang menulis.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa dalam pembuatan Proposal
Penelitian ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatanan
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik agar kami
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik lagi.

Bandung, Mei 2022

Livia Hasya Noor Salima


NIM 1901941

1
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 4

BAB II ................................................................................................................................................ 6

KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 6

2.1 Kerangka Teoritis ................................................................................................................... 6

2.1.1 Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia ......................................................... 6

2.1.2 Pengertian Story Based Learning ................................................................................... 8

2.1.3 Penjelasan Virtual Tour .................................................................................................. 8

BAB III ...................................................................................................................................... 6

METODE PENELITIAN .............................................................................................................. 10

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................................. 10

3.2 Desain Penelitian .......................................................................................................... 10

3.3 Lokasi dan Tempat Penelitian ........................................................................................ 10

3.4 Subjek Penelitian .......................................................................................................... 11

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 11

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 11

3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 12

3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sebuah wujud salah satu kebudayaan manusia yang sangat
dinamis dan syarat akan perekmebangan. Pendidikan dinilai sebagai satu-satunya wadah
yang berfungsi sebagai salah satu alat untuk membangun sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan juga dapat meningkatkan hakekat serta martabat seseorang
melalui proses yang panjang dan berlansung sepanjang kehidupan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan di sekolah terutama sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengemas
pembelajaran mengenai bagaimana cara berperilaku dengan baik sesuai norma yang
berlaku di masrakat, cara berkomunikasi/berinteraksi dengan baik, dan cara bagaimana
memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di
permukaan bumi. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mempelajari
mengenai disiplin ilmu sosial dan humaniora, menganalisis mengenai kegiatan dasar
manusia dan tingkah laku yang di sajikan secara ilmiah dalam rangka memberikan
wawasan dan pemahaman secara mendalam kepada peserta didik dalam kehidupannya.
Dua tahun terakhir pandemi Covid-19 melanda di berbagai negara termasuk
Indonesia, hal ini telah mengubah pola aktivitas sehari-hari. Khususnya pada bidang
pendidikan. Pada sektor pendidikan, untuk melindungi generasi bangsa dari penularan
Covid-19, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran
dilakukan secara Daring atau pembelajaran jarak jauh, Pembelajaran Daring atau
pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya efektif dalam
penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat terlihat
dari kurangnya kepekaan dan toleransi siswa terhadap sesama. Akan tetapi untuk
melaksanakan pembelajaran IPS di masa pandemi tidaklah mudah, sulitnya berinteraksi
langsung dengan anak menjadi hambatan utama saat melaksanakan pembelajaran secara
daring, meskipun pembelajaran dilaksanakan secara sinkronus melalu google meet tidak
menutup kemungkinan siswa tetap tidak memperhatikan ataupun menyimak
pembelajaran yang sedang berlangsung, selain itu pembelajaran IPS dapat dikatakan
pembelajaran yang membosankan karna sering kali guru hanya menggunakan metode

3
ceramah. Permasalahan ini mendorong peneliti untuk mencoba inovasi berupa media
pembelajaran berupa virtual tour yang bisa membuat siswa mengetahui mengenai
keragamanan suku dan budaya di indonesia dengan sedikit narasi dan konflik yang
disajikan dengan strategi story based learning dalam metode diskusi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas secara umum
perumusan masalahnya adalah “Bagaimana cara menciptkan karakter toleransi
siswa dimasa pandemi” Dari perumusan masalah tersebut, selanjutnya diuraikan
lebih rinci kedalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Aktivitas seperti apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan semangat siswa
pada mata pelajaran IPS khususnya materi keragaman suku, bangsa, dan
budaya di Indonesia?
2. Bagaimana jika pembelajaran menggunakan virtual tour dengan strategi Story
Based Learning yang dipadukan dengan metode diskusi ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan strategi Story Based
Learning yang dipadukan dengan metode diskusi. Secara khusus tujuan penelitian
ini adalah :

1. Mengetahui cara penerapan strategi story based learning pada mata pelajaran
IPS supaya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Menciptakan suasana belajar baru dengan menggunakan media digital pada
mata pelajaran IPS.
3. Memperoleh gambaran hasil pembelajaran dengan penerapan strategi Story
Based Learning yang dipadukan dengan metode diskusi pada mata pelajaran
IPS.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini jika ditinjau dari beberapa aspek adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi sekolah
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD dan memberikan wawasan bagi
sekolah dalam menerapkan pembelajaran digital

4
2. Manfaat bagi guru
Dengan penerapan strategi Story Based Learning yang dipadukan dengan metode diskusi
dalam mata pelajaran IPS diharapkan memberikan kemudahan kepada guru di dalam
menerapkan suatu konsep kepada siswa. Selain memberikan wawasan baru bagi guru-
guru lain tentang strategi pembelajaran dan menciptakan semangat baru untuk guru dalam
merancang dan menyusun recana pembelajran dengan menerapkan strategi strategi Story
Based Learning yang mungkin akan Meningkatkan kreativitas guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran di sekolah berbasis digital.
3. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, Menanamkan sikap kritis, kreatif, tekun, dan
percaya diri dalam memecahkan masalah, Siswa akan lebih mudah dalam memahami
konsep kegiatan menemukan permasalahan serta solusi dari permsalahan singkat yang
terjadi. Mengembangkan sikap menghormati keragaman suku bangsa dan budaya,
mengidentifikasi keragaman budaya yang terdapat di Indonesia dan menyebutkan
macam-macam suku bangsa di Indonesia. Media virtual tour diharapkan dapat membuat
siswa lebih senang dan tertarik terhadap pembelajaran IPS Meningkatkan kualitas hasil
belajar dalam pembelajaran IPS

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis


2.1.1 Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora, kegiatan dasar manusia dan tingkah laku yang dikemas secara ilmiah dalam rangka
memberi wawasan dan pemahaman dasar secara mendalam kepada peserta didik dalam
kehidupannya. Sumaatmadja (dalam Gunawan, 2011, hlm. 106) mengemukakan bahwa “Secara
mendasar pengajaran ilmu pengetahuan sosial berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya”. Sejalan dengan pendapat tersebut bahwa
ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan
lingkungannya. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memberikan pengetahuan tentang bagaimana
cara berperilaku dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, cara
berinteraksi dengan baik, dan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan
memanfaatkann sumber daya yang ada di permukaan bumi. Maka berdasarkan hal itu
pembelajaran IPS di sekolah dasar harus sesuai dengan harapann untuk membina suatu
masyarakat yang baik para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial penuh
tanggung jawab, sehingga oleh karenanya akan membentuk nilai-nilai yang memberikan
pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara
sedini mungkin karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata,
tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap dan kecakapan-
kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan dan
memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat seperti apa yang dikatakan
Zuraik (dalam Susanto, 2014, hlm. 137) “IPS adalah harapan untuk mampu membina
masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial
yang rasional dan penuh tanggung jawab sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai”.
mengingat tujuan menurut Mulyana, Hanifah, & Jayadinata (2016, p. 332) “IPS merupakan
salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa yang di dalamnya memuat kehidupan
sosial termasuk gejala dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat serta bagaimana cara
menangani dan menyikapinya yang nantinya akan menumbuhkan sikap tanggung jawan siswa
pada lingkungan masyarakatnya”.
6
Suku bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki persamaan ciri dan budaya, suku
bangsa sangat berkaitan dengan asal-usul, tempat asal dan kebudayaan,. Terdapat sekitar1.128
suku bangsa yang ada di indonesia. Wilayah indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan
mempengaruhi keaneka ragaman budaya bangsa Indonesia. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri
tertentu. Ada beberapa ciri yang digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa di Indonesia.
Yaitu ciri fisik, bahasa, adat istiadat dan kesenian. Contoh ciri fisik antara lain adalah bentuk
rambut, warna kulit dan bentuk wajah, ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa
dengan suku bangsa lainnya.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa.Perbedaan yang ada pada
setiap daerah di Indonesia merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang patut kita syukuri.
Bhinneka Tunggal Ika oleh para pendiri Negara dijadikan sebagai semboyan Negara
sebagaimana ditulis pada lambang Negara Burung Garuda. Budaya adalah hasil pikiran, akal
budi dan karya cipta manusia dari hubungan antara anggota masyarakat maupun antara
masyarakat dengan alam. Sementara kebudayaan adalah kegiatan hasil penciptaan akal manusia
seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Kebudayaan diciptakan untuk mempersatukan
masyarakat dan menciptakan keutuhan masyarakat. Bentuk-bentuk keragaman budaya di
indonesia antara lain bahasa, tarian, lagu, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik dan rumah
adat.
Bahasa Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh suatu suku bangsa tertentu di
suatu daerah. Bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi atau percakapan sehari-hari
untuk suku yang sama,. Indonesia memiliki sekitar 546 jenis bahasa daerah setiap suku memiliki
bahasa yang berbeda-beda. Cirikhas yang dimiliki bahasa disetiap daerah terdapat pada logat
dan dialeknya (ragam bahasa). Walaupun demikian bangsa indonesia memiliki bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Tari tradisional Seni tari adalah seni yang menggunakan geraktubuh secara berirama yang
dilakukan untuk mengungkapkan perasaan, tarian tradisional biasanya menampilkan ciri khas
daerahnya. Tari tradisional biasanya dipentaskan oleh satu orang atau dua orang yang dilengkapi
dengan pakaian tari. Tari tradisional biasanya memiliki beberapa simbol. Misalnya tarian yang
dipersembahkan kepada nenek moyang, penyambutan tamu, perayaan panen raya dan hiburan
rakyat.
Lagu daerah Lagu daerah merupakan lagu khas suatu daerah yang dinyanyikan dalam
bahasa daerah. Lagu daerah ini mengiringi pementasan tari atau pertunjukan daerah. Lagu

7
daerah dapat bercerita tentang alam, keagamaan atau adat istiadat, lagu daerah juga bisa
digunakan untuk lagu pengiring permainan anak, contohnya lagu cublak-cublak suweng.
Pakaian adat Manusia menggunakan pakaian untuk melindungi tubuhnya dari sinar mata hari
dan cuaca. Selain itu pakaian juga dapat digunakan sebagai kehormatan manusia. Pakaian adat
adalah pakaian khas suatu daerah yang dikenakan saat perayaan atau upacara adat. Pakaian adat
masyarakat indonesia disesuaikan dengan bentuk kondisi alam dan sosial masyarakat.
masyarakat yang tinggal di daerah dingin cenderung memakai pakaian tebal dan masyarakat
yang tinggal di daerah panas cenderung memakai pakaian yang tipis.
Senjata tradisional Senjata tradisional umumnya berupa senjata tajam atau senjata khas
suatu suku bangsa. Disuatu daerah senjata tradisional dipakai sebagai kelengkapan pakaian,
kelengkapan tarian dalam suatu upacara adat, atau untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, sebagai contoh masyarakat papua sering berburu hewan di hutan, mereka mempunyai busur
dan panah sebagai senjata tradisionalnya.
Alat musik tradisional Alat musik tradisional adalah alat musik khas suatu daerah yang biasa
dimainkan dalam kegiatan adat, misalnya saat pementasan tari daerah,. Alat musik daerah dapat
terbuat dari kulit sapi, bambu, kayu, daun, bulu hewan dan besi olahan. Alat musik tradisional
di indonesia bisa dimainkan dengan cara dipukul, digoyangkan, dipetik atau ditiup. Contohnya
saja Gendang adalah alat musik yang berasal dari Jawa dan dimainkan dengan cara dipukul,
sedangkan Sasando adalah alat musik tradisional dari NTT dimainkan dengan cara dipetik.
Rumah adat Rumah adat merupakan rumah khas suatu daerah yang menjadi tempat
tinggal masyarakat di daerah tersebut. Rumah adat disuatu daerah disesuaikan dengan kondisi
lingkungan masyarakat. bentuk rumah adat menunjukkan ciri khas kehidupan masyarakat
didaerahtersebut.
2.1.2 Story Based Learning
Story Based Learning adalah strategi membawa konteks materi pembelajaran pada unsur-
unsur/element cerita,narasi, alur, karakter, konflik, dan disetiap perbedaan tersebut ada pesan
yang disampaikan dalam alur dan bisa terdapat pembelajaran/nilai dalam materi yang
disampaikan.
2.1.3 Media Pembelajaran Virtual Tour
Pada tahun 2015 google mengembangkan sebuah platform bernama Google Expedition
yang memungkinkan para guru dan peserta didik mengeksplorasi VR dari berbagai situs atau
tempat diseluruh dunia. Dengan memanfaatkan Google Expedition yang dikembangkan oleh

8
Google peserta didik dapat membuat Virtual Tour untuk membuat simulasi dari pemanduan
wisata, sehingga sebelum peserta didik tersebut terjun langsug dengan wisatawan diharapkan
sudah menguasai materi yang akan disampaikan. (J.S, Reddy, dkk 2017) Untuk itu media
simulasi pemanduan wisata dalam penelitian ini menggunakan platform Google Expedition
yang dikembangkan oleh google. Namun tidak menutup kemungkinan platform lain sepeti virtu,
atau indonesiavirtualtour lebih untuk membuat simulasi pemanduan wisata.
Media Virtual Tour yang dikembangkan oleh Google, diperlukan oleh pemandu wisata
untuk membuat simulasi tentang suatu obyek wisata, dapat juga digunakan sebagai media
belajar pada mata pelajaran Pemanduan Wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan modul media Virtual Tour dengan Google Expedition dalam pembelajaran Story
Based Learning, seberapa besar motivasi belajar setelah menerapkan Media Virtual Tour dengan
Google Expedition dalam pembelajaran Story Based Learning, mengetahui perbedaan hasil
belajar peserta didik setelah menerapkan Media Virtual Tour dengan Google Expedition dalam
proses Story Based Learnin.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas diartikan sebagai metode penelitian dimana gagasan yang dimunculkan
sebagai sarana reflektif diri untuk meningkatkan kualitas pada suatu objek (pembelajaran).
Tujuan dari penelitian tersebut adalah guru mendapatkan pengalaman praktek pembelajaran
yang efektif.

3.2 Kerangka Berpikir


kerangka berpikir dalam penelitian ini yakni saat ini kita berada dalam masa pandemi yang
tak kunjung usai. Sejak pandemi hadir, banyak hal yang dibatasi, mulai dari pembatasan
pertemuan, hingga pembatasan ruang gerak. Pandemi cukup memberi dampak bagi kegiatan
keseharian kita, baik itu pemerintah, para pekerja kantor, para pedagang, hingga para guru.
Hal ini memaksa segala aktifitas kita dilakukan secara daring, termasuk kegiatan belajar-
mengajar. Berbagai hal menjadi perhatian pemerintah, mulai dari cara penyampaian materi,
media yang bisa digunakan hingga pendekatan dan model pembelajaran yang efisien
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh.

Kerangka Berpikir

3.3 Lokasi dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kelas V SDN Binong Jati 3 Bandung dengan waktu belum
ditentukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

10
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru serta siswa kelas V SDN Binong Jati 3 Bandung. Adapun
siswa kelas V SD berjumlah 30 orang kemudian dipilih 10 orang siswa sebagai fokus
penelitian dengan rincian sesuai minat pelajaran yaitu 6 orang menyukai mata pelajaran IPS,
3 orang biasa saja terhadap mata pelajaran IPS serta 1 orang tidak menyukai pembelajaran
tersebut.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah
pengamatan, wawancara serta melakukan tes hasil belajar siswa. Masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut:

3.6 Instrumen Penelitian


Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan adalah instrumen utama serta penunjang.
Instrumen utama merupakan keterlibatan peneliti dalam mengkolektifkan, mengeleminasi,
mengevaluasi serta mengidentifikasi data. Selanjutnya, instrumen penunjang antara lain
pengamatan wawancara serta melakukan tes hasil belajar siswa.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai guru di kelas tersebut selama
pembelajaran. Hal ini dilakukan karena ditemukan permasalahan di atas ketika peneliti
sedang melakukan kegiatan mengajar. Adapun tujuan dari melakukan pengamatan adalah
untuk melihat situasi yang berkaitan dengan penelitian secara langsung.

Wawancara merupakan serangkaian kegiatan tanya jawab dimana variabel-variabel topik


pertanyaan telah ditentukan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari sasaran
penelitian. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui dampak dan makna siswa dalam
menggunakan media pembelajaran yang sedang diteliti.
Tes hasil belajar siswa merupakan instrumen untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam
memahami suatu materi atau konsep yang diajarkan. Selain melihat tinjauan informasi dari
wawancara, perlu didukung oleh data bersifat kuantitatif sehingga dapat dilihat ukuran
ketercapaiannya. Adapun tes hasil belajar siswa diberikan berupa soal-soal berkaitan dengan
konsep media pembelajaran yang akan diteliti.

11
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model alir (flow model) berasal dari
pengembangan penelitian kualitatif. Kegiatan analisis data antara lain mengeksplorasi data
yang sudah dikolektifkan baik dari instrumen utama maupun penunjang. Kemudian, semua
data tersebut dieleminasi jika tidak berkaitan dengan penelitian yang disusun menjadi data
teroganisir. Akhir dari teknik analisis data tersebut yaitu menyimpulkan data dengan
meninjau kembali keabsahan data dari instrumen penunjang serta hasil tukar pikiran guru.
Indikator keberhasilan penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan empat tingkat
kualifikasi sangat baik dengan skor 80-100; baik dengan skor 65-75; dan kurang dengan skor
50-60.

3.8 Jadwal Penelitian


Berikut durasi penelitian pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8.1 Jadwal Penelitian


No. Kegiatan 2022
Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
1. Seminar
Proposal

2. Konsultasi
dengan
Pembimbing

3. Konsultasi
dengan
Penyelaras

4. Mengurus Surat
Izin Penelitian
5. Pengamatan
6. Wawancara
7. Siklus I
8. Siklus II
9. Siklus III

12
10. Pengolahan Data
Hasil Penelitian

13
DAFTAR PUSTAKA

Adityo, A. (2017). Pembuatan Virtual Reality Tour dengan Metode Gambar Panorama untuk
Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Univ. Nusant. PGRI Kediri, 1, 1-
7.

Azizah, A. R. (2019). Pengembangan Media Kartu Loker Dalam Pembelajaran IPS Materi
Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Kelas IV. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 7(2).

Chayani, A. D., & Rachmadyanti, P. (2020). Pengembangan Media Permainan Jenga


Keragaman Budaya Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya untuk Kelas IV SD.
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(2).

Mardhatillah, M., & Tanjung, H. S. (2018). Pengaruh Penerapan Metode Crossword Puzzle
Terhadap Keterampilan Sosial Pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di
Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Suak Pandan. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(2).

Nurhidayah, R. S., Kurnia, D., & Sudin, A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya. Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 2051-2060.

Sari, M. Z., Fitriyani, Y., & Amalia, D. (2020). Analisis Bahan Ajar Keragaman Suku Bangsa
dan Budaya dalam Implementasi Karakter Toleransi di Sekolah Dasar. Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Pembelajaran, 6(3), 382-396.

Tanjung, R. (2020, June). Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Scramble Siswa Kelas V SD Pudun Jae pada Materi Keanekaragaman Suku Bangsa
dan Budaya Indonesia. In Forum PAEDAGOGIK (Vol. 8, No. 1, pp. 132-148).

Taufiqurrohman, T., & Sumbawati, M. S. (2020). PENERAPAN MEDIA VIRTUAL TOUR


DENGAN GOOGLE EXPEDITION DALAM PEMBELAJARAN PROJECT
BASED LEARNING DI SMK NEGERI 10 SURABAYA. IT-Edu: Jurnal
Information Technology and Education, 5(01), 247-253.

Umafagur, F., Sentinuwo, S. R., & Sugiarso, B. A. (2016). Implementasi Virtual Tour Sebagai
Media Informasi Daerah (Studi Kasus: Kota Manado). Jurnal Teknik Informatika,
9(1).

14

Anda mungkin juga menyukai