Anda di halaman 1dari 146

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH

KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 10 BANJARMASIN

SKRIPSI

OLEH

AULIA RAHMAWATI

3061924015

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANJARMASIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JULI 2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH

KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 10 BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH

Aulia Rahmawati

NPM 3061924015

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANJARMASIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JULI 2023
Skripsi yang disusun oleh Aulia Rahmawati (3061924015) ini telah dipertahankan

di depan Tim Penguji pada Tanggal 27 Juli 2023.

Penguji I

Dr. H . Abidinsyah, M.Pd


NIP. 19640920 199103 1 002

Penguji II

Yulianti Hidayah, S.P., M.Pd.


NIK. 060204072

Penguji III

Rabiatul Adawiyah, M.Pd


NIK. 070204078

Mengetahui
a.n Ketua STKIP PGRI Banjarmasin
Wakil Ketua I

Dr. Siti Ramdiah, M.Pd


NIP. 19731001 200501 2 002
MOTTO

“Menuntut ilmu adalah takwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-

ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.”-Abu Hamid Al Ghazali.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”-

QS Al Baqarah 286

“Tidak ada mimpi yang gagal, yang ada hanyalah mimpi yang tertunda dan

lakukanlah hal kecil dengan cinta yang besar, agar memperoleh hasil yang

maksimal.”-Aulia Rahmawati

PERSEMBAHAN

“Karya ini saya persembahkan untuk kedua oaring tua saya yang tanpa lelah

dengan penuh kasih sayang memanjatkan doa yang luar biasa untuk anaknya serta

memberikan dukungan baik moril maupun materil. Terimakasih atas pengorbanan

dan kerja keras dalam mendidik saya.”

“Teruntuk Sahabat, teman dan seseorang dengan NPM (3061956068) yang telah

memberikan support untuk menyelesaikan skripsi ini.”

i
ABSTRAK
Rahmawati, Aulia 2023. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Peserta Didik pada Materi Sistem Pertahanan Tubuh Kelas XI MIPA
2 SMA Negeri 10 Banjarmasin. Skripsi, STKIP PGRI Banjarmasin.
Program Studi Pendidikan Biologi. Pembimbing: (1) Dr. H.
Abidinsyah, M.Pd, (II) Yulianti Hidayah, S.P., M.Pd.

Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), aktivitas, hasil belajar.

Hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Biologi masih banyak
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditetapkan yaitu 75. Dikatakan bahwa pembelajaran Biologi yang telah
dilaksanakan hanya sedikit peserta didik yang aktif, sehingga perlu ada perbaikan
strategi pembelajaran yang salah satunya dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), dan mengetahui bagaimana respon peserta didik terhadap
pembelajaran pada materi Sistem Pertahanan Tubuh di kelas XI MIPA 2 SMA
Negeri 10 Banjarmasin dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL).
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 32 orang, 16 orang laki-laki dan 16
orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan
angket respon peserta didik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa menggunakan
model Problem Based Learning dapat (1) Aktivitas peserta didik pada siklus I
mendapatkan presentase sebesar 71,87% (Baik) dan mengalami peningkatan pada
siklus II sebesar 86,87% dengan kategori Baik. (2) meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada siklus I pertemuan 1 mendapat presentase 43,75% dan pada
pertemuan 2 mendapat 78,12%. Sedangkan pada siklus II pada pertemuan I
mendapatkan presentase 75,0% dan pada pertemuan 2 mendapatkan 93,7%. (3)
Keterlaksanaan tahapan aktivitas pembelajaran guru dalam pengelolaan
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning, pada
penelitian siklus I pertemuan 1 mendapatkan presentase 79,41% dan pada
pertemuan 2 mendapatkan presentase 95,58%. Sedangkan pada peneltian siklus II
mengalami peningkatan pada pertemuan 1 sebesar 94,11% dan pertemuan 2
sebesar 100%. (4) Hasil respon pada kegiatan pembelajaran dengan model
Problem Based Learning, dapat memberi respon positif dengan mendapat hasil
presentase 90,62%.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat,tauhid, dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem
Pertahanan Tubuh Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna melengkapi syarat untuk
penyelesaian studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin.
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin kiranya penulisan ini dapat
terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh kaena itulah dalam kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ketua STKIP PGRI Banjarmasin.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Dr. H. Abidinsyah, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dari pengetahuan dalam
penyelesaian skrispi ini.
4. Yuianti Hidayah, S.P., M.Pd, Dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian skripsi ini
5. Hidayat, S.Pd., M.Pd., Kepala SMA Negeri 10 Banjarmasin.
6. Nur Aulia Ramwa, S.Pd, guru mata pelajaran Biologi yang telah banyak
memberikan bantuan dan masukan selama proses penelitian.
Harapan penulis, semoga dalam penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan khususnya dan masyarakat pada umumnya, juga untuk
menambah pengetahuan bagi rekan-rekan dan almameter STKIP PGRI
Banjarmasin.
Banjarmasin, Juli 2023
Penyusun,

Aulia Rahmawati
NPM. 3061924015

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Problem Based Learning
2.2. Aktivitas Peserta Didik
2.3. Hasil Belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
3.2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.4. Teknik Analisis Data
3.5. Indikator Keberhasilan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
5.2. Saran

iv
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Table 1 Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2010......................16


Table 2 Kriteria Perhitungan Aktivitas Peserta Didik, Aktivitas Guru dan Respon
Peserta Didik..........................................................................................................26
Table 3 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.........................................................26
Table 4 Aktivitas Belajar Peserta Didik.................................................................27
Table 5 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I..........................................................28
Table 6 Aktivitas Guru Siklus I.............................................................................29
Table 7 Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II..................................................31
Table 8 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II........................................................32
Table 9 Aktivitas Guru Siklus II............................................................................33
Table 10 Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran.......................................34

v
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran......................................................................45
Lembar Kerja Peserta Didik...................................................................................70
Pertemuan I............................................................................................................70
Pertemuan II...........................................................................................................72
Pertemuan III..........................................................................................................75
Pertemuan IV.........................................................................................................77
Soal pretes dan postes............................................................................................79
Aktivitas Peserta Didik..........................................................................................96
Aktivitas Guru......................................................................................................100
Respon Peserta Didik...........................................................................................116
Hasil Belajar Peserta Didik..................................................................................119
Kumpulan Foto Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I dan II................................123
Surat Ijin Penelitian.............................................................................................124

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional Bab I Pasal 1 sebagai berikut Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2009 pasal 19 (I) proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselengarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi praksara, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik

atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat

menggunakan beberapa strategi model pembelajaran. Model pembelajaran

merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak,

pengaturan, dan budaya mislanya Problem Based Learning, penggunaan metode

atau model pembelajaran diperlakukan guru agar peserta didik mampu aktif

didalam kelas, hal tersebut memudahkan guru untuk dapat mengelola kelas

dengan baik. Berdasarkan pada undang-undang tersebut maka diperlukan model

1
2

pembelajaran yang proses pembelajarannya mengedepankan keaktivan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran dikelas agar dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 10

Banjarmasin hasil proses pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar

peserta didik masih sangat rendah dimana sebanyak 17 orang dari seluruhnya

peserta didik yang belum mencapai ketuntasan kriteria minimum (KKM). Hal ini

dibuktikan kurangnya aktivitas belajar peserta didik pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Saat guru menjelaskan materi ada beberapa peserta

didik yang mengobrol dengan teman, bermain hp, dan tidur dikelas, bahkan saat

guru memberikan tugas peserta didik tidak mengerjakannya dan ada yang sama

sekali tidak tahu bahwa guru memberikan tugas. Sehingga menyebabkan

rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik dikelas. Faktor lain juga

di karenakan peserta didik yang tidak memiliki minat dalam proses belajar

mengajar dikelas, di karenakan cara belajar guru yang monoton dengan

menggunakan metode yang konvensional dimana guru dijadikan sebagai pusat

didalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik hanya menerima apa yang

telah diberikan oleh guru. Aktivitas belajar yang rendah seringkali dapat

menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran menjadi

berkurang. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka tidak bisa di pungkiri akan

berpengaruh terhadap hasil belajar.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas

yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran yang aktif. Salah satu strategi

pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini adalah dengan model

pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem Based


3

Learning relevan dengan metode pemecahan masalah dan pemberian tugas.

Model problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil

belajar peserta didik serta mampu mentranfer pengetahuan peseerta didik untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata, sehingga pemecahan masalah dapat

mendorong untuk melakukan evaluasi terhadap hasil maupun evaluasinya.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian

yaitu “Penerpaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem

Pertahanan Tubuh Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah-

masalah dalam pembelajaran Biologi kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10

Banjarmasin sebagai berikut:

1. Kurang bervariasinya model mengajar guru.

2. Peserta didik menganggap bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

3. Kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat dari permasalahan yang teridentifikasi diatas, maka

permasalahan dibatasi pada, Penggunaan model Problem Based Learning dengan

menggunakan aspek Kognitif pada materi sistem pertahanan tubuh semester genap

peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10 Banjarmasin.

1.4. Rumusan Masalah


4

Berdasarkan pembatasan masalah penelitian diatas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA

Negeri 10 Banjarmasin dengan penggunaan model Problem Based Learning?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA

Negeri 10 Banjarmasin dengan penggunaan model Problem Based Learning?

3. Bagaimana aktivitas guru dalam penggunaan model Problem Based Learning

pada kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10 Banjarmasin?

4. Bagaimana respon peserta didik dalam penggunaan model Problem Based

Learning pada kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10 Banjarmasin?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan oleh peneliti diatas, maka dapat

diperoleh tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat aktivitas peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10

Banjarmasin setelah diterapkan model Problem Based Learning?

2. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10

Banjarmasin setelah diterapkan model Problem Based Learning.

3. Mengetahui aktivitas guru dalam penerapan model Problem Based Learning

pada kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10 Banjarmasin.

4. Mengetahui respon peserta didik kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 10

Banjarmasin setelah di terapkan model Problem Based Learning.

1.6. Manfaat Penelitian


5

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian dalam

penggunaan model Problem Based Learning adalah, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat mengembangkan studi metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada

mata pelajaran Biologi.

b. Menambah refrensi mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata

pelajaran Biologi.

c. Membentuk kemampuan untuk memahami hakekat dan proses penyusunan

penelitian ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Menambah refrensi guru mengenai model pembelajaran Problem Based

Learning untuk diterapkan dalam pembelajaran Biologi.

2) Membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan

sehari-hari.

3) Membantu guru untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik sesuai dengan tuntutan kurikulum.

b. Bagi Peserta Didik

1) Membantu peserta didik untuk menemukan masalah dalam kegiatan

pembelajaran.

2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

3) Penggunaan model Problem Based Learning diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.


6

4) Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai permasalahan-

permasalahan yang diberikan.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dibidang pendidikan sebagai persiapan menjadi

seorang pengajar di masa datang.


7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Problem Based Learning

Problem based learning di ambil dalam bahasa inggris, yang berarti model

pembelajaran berbasis masalah. Problem based learning dapat diartikan sebagai

rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian

masalah yang dihadapi secara ilmiah. Beberapa para ahli mengemukakan

pendapatnya mengenai definisi problem based learning diantaranya adalah:

1) Menurut Shoimin (2017), bahwa problem based learning artinya menciptakan

suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari. Melengkapi

pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014) menyatakan bahwa dalam

model pembalajaran dengan pendekatan problem based learning, peserta didik

diharapakan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya

untuk mengidentifikasi permasalahan, mengunpulkan data, dan menggunakan

data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah.

2) Duch (dalam Shoimin 2017), problem based learning atau pembelajaran

berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya

permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar peserta didik

dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan

masalah sekaligus memperoleh pengetahuan.

3) Finkle & Torp (dalam Shoimin 2017) mengungkapkan bahwa problem based

learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang

7
8

mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar

pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam

peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur

dengan baik.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan model pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta didik baik aktifitas berfikir,

berprilaku dan berketerampilan dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Didalam model

pembelajaran Problem Based Learning terdapat beberapa langkah-langkah dalam

penerapannya menurut Warsono & Hariyanto (2013) sebagai berikut:

1) Memberikan orientasi masalah kepada peserta didik dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan

masalah.

2) Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan peserta didik

dalam belajar

3) Guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan

mencari penjelasan pemecahan masalahnya.

4) Mendukung peserta didik untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5) Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap hasil

penyelidikannya dan proses pembelejaran yang tlah dilakukan.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran model Problem Based

Learning di atas, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam


9

keikut sertaan kegiatan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran Problem

Based Learning memiliki keunggulan dan kekurangan menurut Sunismi, dkk

(2022) antara lain, sebagai berikut:

1) Keunggulan model Problem Based Learning

a. Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya didalam pembelajaran.

b. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu.

c. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah

d. Menyediakan peluang unik karena pendidik dapat membangun hubungan

dengan peserta didik sebagai fasilitator.

e. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas

yang besar.

f. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-

masalah yang ada.

2) Kekurangan model Problem Based Learning

a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b. Banyak pendidikan yang merasa nyaman dengan kelas tradisonal, dimana

pendidik memegang peran utama dikelas.

c. Banyak peralatan yang perlu disediakan.

d. Peserta didik memiliki kelemahan dan percobaan dan pengumpulan informasi

akan mengalami kesulitan.

e. Peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok, sehingga di

khawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik pembahasan secara

keseluruhan.
10

1.2. Aktivitas Peserta Didik

Wijaya (2015) berpendapat bahwa aktifitas belajar merupakan kegiatan

yang dilakukan secara individu dan memberi perubahan kearah lebih baik untuk

dirinya sendiri karena adanya interaksi anata individu dengan individu dan

individu dengan lingkunganya.Belajar tidak dapat dipaksakan oleh siapapun dan

tidak bisa di limpahkan kepada orang lain, belajar hanya terjadi apabila peserta

didik itu sendiri yang aktif. Belajar yang baik adalah belajar yang terjadi secara

alamiah melalui pengalaman langsung dari diri peserta didik itu sendiri, sehingga

peserta didik tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia juga akan dapat

menghayati, dan dapat terlibat secara langsung dalam permasalahan yang ada.

Implikasi terhadap pendidik dan peserta didik yang berhubungan dengan

perhatian dan motivasi adalah tampak penguasaan bahan ajar dan penampilan

yang menyenangkan. Bagi peserta didik diperlukannya pengembangan secara

rutin untuk keaktifan peserta didik itu sendiri. Implikasi bagi pendidik adalah

mengaktifkan mereka dengan memberikan tugas, sedangkan bagi peserta didik

adalah harus mencapai terwujudnya perilaku untuk mencari sendiri sumber

informasi yang dibutuhkan. Keterlibatan langsung, perilaku yang dapat terwujud

adlaah peserta didik yang dapat mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan

sehingga mendapatan pengalaman, pendidik pun perlu merancang aktivitas

pembelajaran individual dan kelompok kecil, pengualangan terhadap implikasi

untuk pendidik adalah denga merancang kegiatan pengualan yang variatif,

sehingga peserta didik memiliki rasa kesadaran untuk mengerjakan latihan secara

berulang untuk memecahkan masalah.


11

Aktivitas peserta didik tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat

seperti yang lazim terdapat disekolah-sekolah. Aktivitas peserta didik sangat

bergantung pada lingkungan belajar. Jika lingkungan belajar tidak mendukung,

ditakutkan akan membawa pengaruh pada hasil belajar peserta dididk khususnya

terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran biologi, Nurhidayah (2015). Faktor

lain yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yakni dengan adanya

kerjasama antara peserta didik sendiri, karena aktivitas merupakan prinsip atau

dasar dalam interkasi peserta didik sendiri, karena aktivitas merupakan prinsip

atau dasar dalam interaksi pembelajaran menurut Sugiawan, Nurhanurawati &

Coesamin (2014). Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik adalah

segala kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dimana peserta didik saling

berinteraksi yang dapat memberi perubahan dari perilaku belajar peserta didik,

misalnya peserta didik yang tidak tau jadi tau, dari yang tidak bisa melakukan

kegiatan menjadi bisa melakukan kegiatan, dan lain-lain, Ayuwanti (2017).

Selanjutnya Rusman (2015) menyebutkan ciri-ciri aktivitas belajar yaitu :

1) Terjadi secara sadar 4). Tidak bersifat sementara

2) Bersifat fungsional 5). Bertujuan dan terarah

3) Positif dan aktif 6). Mencakup seluruh aspek tingkah

laku.

Sedangkan ciri-ciri tersbut, selanjutnya Rusman (2015) membedakan

aktivitas belajar menjadi beberapa jenis aktivitas belajar yaitu :

1) Belajar dari kata

Belajar dari kata menangkap arti kata yang terkandung dalam kata-kata yang

digunakan. Hal ini karena terkadang anak-anak mengetahui sebuah kata namun
12

tidak mengetahui maknanya, misal ada anak yang pernah mendengar kata sapi.

Suatu ketika saat dia ditanya sapi itu seperti apa ya? Anak tidak bisa menjawab

karena tidak mengetahui sapi itu seperti apa.

2) Belajar Kognitif

Belajar kognitif adalah proses bagaimana menghayati, mengorganisasikan

dan mengulang informasi tentang suatu masalah, peristiwa, objel serta upaya

untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tangapan, gagasan, atau

lambang dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Belajar kognitif ini erat

hubungannya dengan masalah mental peserta didik.

3) Belajar Menghafal

Menghafal adalah meningat. Belajar menghafal adalah proses untuk

mengingat informasi yang sebelumnya telah disimpan. Jadi proses menghafal ada

proses menyimpan, dan proses mengingat. Ciri cari proses menghafal yaitu

adanya pesan yang tersimpan di dalam otak.

4) Belajar Teoritis

Belajar teortis adalah belajar untuk menyusun kerangka fikiran yang mamu

menjelaskan fenomena ataupun maslaah tertentu. Belajar teoritis memungkinkan

peserta didik untuk belajar menyususn kerangka dalam memecahkan masalah,

mengumpulkan data menganalisisnya dan menemukan solusi dari masalah yang

dihadapinya.

5) Belajar Konsep

Belajar konsep adalah belajar untuk merumuskan suatu hal melalui proses

mental temtang benda, cambang, dan hal-hal lainnya. Merumuskan konsep sama
13

hanya dengan merumuskan pengertian. Artinya belajar konsep adalah memahami

hal secara menyeluruh di dalamnya pengertian, termasuk ciri-ciri.

6) Belajar Kaidah

Belajar kaidah adalah proses belajar untuk menghubungkan dua konsep atau

lebih sehingga terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu

keterangan.

7) Belajar Berpikir

Belajar berpikir adalah aktivitas kognitif yang dilakukan secara mental

untuk memecahkan masalah melalui proses yang abstrak. Proses berfikir ini

hampir sama dengan belajar teoritis seseorang belejar memecahkan masalah

dengan mengumpulkan data melalui pengematan. Pada proses belajar berfikir

seseorang dihadapkan pada proses berfikir untuk menyelesaikan masalah tanpa

harus melakukan pengamatan dan pengumpulan data.

8) Belajar Keterampilan Motorik

Belajar keterampilan motorik adalah belajar untuk melakukan serangkaian

gerakan gerak secara terpadu. Gerak motorik adalah gerakan yang melibatkan

otot, urat dan sendi. Belajar motorik artinya proses berulang-ulang untuk

mempelajari gerakan untuk melakukan hal tertentu melalui kegiatan fisik.

9) Belajar Estetis

Belajar estetis atau estetika adalah proses belajar untuk mencipta melalui

penghayatan yang berdasarkan nilai-nilai seni.

Aktivitas belajar yang dijelaskan oleh Rusman (2015) disimpulkan bahwa

ada 8 jenis belajar antara lain, belajar dari kata, belajar kognitif, belajar

menghafal,belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar


14

keterampilan motorik, dan belajar estetis. Dalam penelitian ini penulis

menerapkan jenis belajar kognitif.

Menurut Piaget dalam Lefudin (2017) menyebutkan teori belajar kognitif

adalah teori yang menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal

mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran. Teori

belajar kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses belajar,

dalam teori kognitif, belajar bukan Cuma sekedar interaksi antara stimulus dan

respon, namun juga melibatkan berbagai faktor yang ada dalam diri individu.

Karena itu, teori belajar kognitif ini menekankan bahwa proses belajar meliputi

kegiatan mental yang aktif dalam rangka mencapai, mengingat, dan menggunakan

pengetahuan. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses daripada hasilnya,

pembelajaran kognitif merupakan gaya belajar aktif yang fokusnya

memaksimalkan potensi otak. Melalui metode ini, peserta didik bisa lebih mudah

menghubungkan informasi baru dengan ide-ide yang sudah ada. Secara umum,

prinsip-prinsip dasar teori belajar kognitif antara lain:

1) Belajar merupakan suatu bentuk perubahan akan informasi pengetahuan.

2) Pembelajaran berfokus pada cara bagaimana peserta didik memperoleh,

memahami, dan menyimpan informasi delam ingatannya.

3) Pembelajaran menekankan pada proses berpikir yang kompleks.

4) Kegiatan belajar mengajar melibatkan keaktifan peserta didik untuk

membangun pengalaman belajar.

5) Hasil pembelajaran tidak hanya bergantung pada informasi yang dibeikan

oleh guru, tapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.
15

Apabila pembelajaran tradisonoal mengutamakan hafalan, pembelajaran

kognitif berusaha meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik akan

materi. Dalam prosesnya, keaktifan dalam teori kognitif ini aktifitas peserta didik

dalam pembelajaran problem based learning yaitu melibatkan aspek kehadiran,

keaktifan, , diskusi, pemecahan masalah dan presentasi.

1) Kehadiran, aktifitas peserta didik yang dimaksud berupa kehadiran peserta

didik yang tepat waktu datang saat proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

2) Keaktifan, peserta didik diharapkan aktif bertanya dan memberi pendapat

dalam pembelajaran.

3) Diskusi, aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

4) Pemecahan masalah, peserta didik diharapkan aktif dalam memecahkan

masalah yang diberikan oleh guru.

5) Presentasi/komunikasi, peserta didik cakap dan mampu berkomunikasi secara

lisan didepan kelas dengan jelas.

1.3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang diperoleh setelah

kegiatan belajar, Nugraha (2020). Hasil belajar adalah kompetensi atau

kemampuan tertentu yang dicapai oleh peserta didk setelah mingikuti proses

belajar mengajar dan meliputi keterampilan kognitif, afektif, maupun

psikomotorik Wulandari (2021). Pendapat dari Mustakim (2020) hasil belajar

adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik dengan penilaian tertentu

yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga pendidikan sebelumnya. Dari


16

beberapa pendapat para ahli dapat di simpulkan hasil belajar dapat diartikan

sebagai hasil dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun

psikomotorik dengan penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran

lembaga pendidikan. Pada peneliitian ini penulis membatasi pada hasil belajar

ranah kognitif. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam

ranah kognitif ini. Ranah kognitif merupakan ranah yang membahas tujuan

pembelajaran yang menyangkut dengan proses mental dari tingkat rendah

ketingkat yang lebih tinggi, seperti evaluasi. Dalam Taksonomi Bloom ranah

kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu :

1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) 4) Analisis (Analysis)

2) Pemahaman (Comperhension) 5) Sintesis (Syntesis)

3) Penerapan (Application) 6) Penilaian/penghargaan/evaluasi

(Evaluation)

Taksonomi Bloom pada revisinya melakukan perubahan dalam sub

kategori proses kognitif. Semua sub kategori sebelumnya digantikan dengan sub

kategori yang baru dan disebut sebagai proses kognitif yang berbentuk kata kerja.

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010) menjelaskan 2 alasan menggunakan

kata kerja, yaitu :

1) Kata kerja mempresentasikan proses-proses kognitif yang dijelaskan dalam

teori dan hasil penelitian kognitif.

2) Kata kerja merupakan jenis proses dalam rumususan tujuan dan rencana unit

pengajaran guru.
17

Tabel Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2010)

Mengingat Memahami Mengaplikasika Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan


n
C1 C2 C3 C4 C5 C6

Mengenalisis Menafsirkan Mengeksekusi/ Membedakan Memeriksa Merumuskan/


Mengingat Mencontohkan melaksanakan Mengorganisasikan mengkritik membangun
kembali Meringkas Mengimplement Menemukan makna Merencanakan
Menyimpulkan asikan tersirat Memproduksi
Membandingkan
Menjelaskan
Dalam taksonomi revisi kompresehensi C2 (pemahaman) berganti nama

menjadi (memahami) terjadi karena memahami merupakan salah satu proses

kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer. Anderson dan Krathwohl (2010)

menjelaskan peserta didik dikatakan memahami jika mereka dapat menkonstruksi

dari makna pesan-pesan pembelajaran. Baik yang bersfat lisan, tulisan ataupun

grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-

proses kognitif dalam kategori memahami meliputi:

1) Proses kognitif menafsirkan yang terjaid ketika peserta didik dapat mengubah

informasi dari satu bentuk kebentuk yang lain.

2) Proses kognitif mencontohkan yang terjadi ketika peserta didik memberikan

contoh tentang konsep atau prinsip umum.

3) Proses kognitif mengkalasifikasikan terjadi ketika peserta didik mengetahui

bahwa sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk dalam kategori tertentu

(misalnya, konsep atau prinsip)


18

4) Proses kognitif merangkum yang terjadi ketika peserta didik mengemukakan

satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima atau

mengabstraksi sebuah tema.

5) Proses kognitif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam

sejumlah contoh.

6) Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan

dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau

situasi, seperti menentukan bagaimana suatu pristiwa terkenal menyerupai

pristiwa yang kurang terkenal.

7) Proses kognitif menjelaskan yang berlangsung ketika peserta didik dapat

membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem/

Dalam taksonomi revisi kategori (sintesa) diubah menjadi (mencipta).

Kategori menciptakan melibatkan proses penyusunan elemen-elemen jadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan

dalam mencipta meminta peserta didik membuat produk baru dengan

mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi satu pola atau struktur yang

tidak pernah ada sebelumnya. Dalam mencipta peserta didik mengumpulkan

elemen-elemen dari berbagai sumber dan menggabungkannya menjadi sebuah

struktur atau pola baru yang bersangkutan dengan pengetahuan sebelumnya.

Mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu:

1) Merumuskan yang melibatkan proses menggabarkan masalah dan membuat

pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

2) Merencanakan yang melibatkan proses metode penyelesaian masalah yang

sesuai dengan kriteria masalah tersebut.


19

3) Memproduksi melibatkan proses melaksanakan rencana untuk menyelasikan

masalah yang memenuhi kriteria tertentu, Anderson dan Krathwohl (2010).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.1.1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan

fokus penelitian.

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario proses

belajar mengajar untuk setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran

autentik yang meliputi langkah pembelajaran mulai dari tahan pendahuluan,

kegiatan initi dan penutup.

b. Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan pada setiap

akhir tindakan tiap siklus, sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dalam

pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi aktifitas peserta didik dan guru beserta kriteria

penilaian aktifitas peserta didik dan guru.

3.1.2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan rencana

skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta mengadakan

evaluasi diakhir pertemuan dengan menggunakan siklus I dan siklus II.

19
20

 Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

 Meminta kesediaan sekolah dan guru mata pelajaran Biologi yang

bersangkutan sebagai mitra pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

 Melakukan pengamatan dan wawancana dengan guru Biologi di SMA

Negeri 10 Banjarmasin untuk dijadikan tempat penelitian.

 Membuat sialbus mata pelajaran Biologi dan merancang skenario

pembelajaran yang dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

 Menyiapkan LKPD pengamatan tentang materi sistem pertahanan tubuh

dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

 Menyusun instrument penelitian berupa soal pretes dan postes tentang

materi sistem pertahanan tubuh.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan


21

Setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan, alokasi waktu setiap kali

pertemuan adalah 2X45 menit atau 2 jam pelajaran. Kegiatan pada tahap ini

adalah melaksanakan RPP pembelajaran melalui model pembelajan Problem

Based Learning (PBL). Dalam pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan

sebagai berikut:

 Pendahuluan

 Guru mengucapkan salam, berdo’a dan melakukan absen kelas

 Guru melakukan apresiasi dan memberikan motivasi belajar peserta didik

dengan mengemukakan berita atau masalah dunia nyata yang actual

tentang sistem pertahanan tubuh.

 Guru memberika soal pretes untuk mengukur kemampuan awal peserta

didik

 Guru menyampaikan topic dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

 Kegiatan inti

 Mengajukan sebuah fenomena atau demonstrasi untuk memunculkan

masalah dengan menampilkan sebuah video/gambar yang berikaitan

dengan sistem pertahanan tubuh, memotivasi peserta didik untuk terlibat

dalam aktivitas pemecahan masalah tersebut.

 Guru mengorganisasikan peserta didik menjadi 5 kelompok setiap

kelompok terdiri dari 6 orang. Untuk melakukan pengamatan dan

pengumpulan informasi tentang pencemaran lingkungan

 Guru mmebagikan LKPD ke setiap kelompok dan menjelaskan isi/tugas

yang tertera pada LKPD, sebelum dikerjakan oleh peserta didik.


22

 Guru menginformasikan agar peserta didik bekerja sesuai petunjuk tugas

proyek yang diberikan

 Guru mendampingi peserta didik berdiskusi untuk merancamg langkah-

langkah kegiatan pelaksanaan proyek dari awal hingga akhir berdasarkan

panduan tugas.

 Guru mendampingi peserta didik berdiskusi untuk menyusun jadwal

pelaksanaan proyek agar tepat waktu.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mengorganisasikan dan

menyelesaikan proyek tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

sistem pertahanan tubuh dan memonitoring kegiatan proses

pembelajaran.

 Guru membimbing peserta didik menyusun proyek yang akan dilakukan

pada pertemuan selanjutnya

 Guru membantu peserta didik untuk melakukan analisis evaluasi proses

pemecahan masalah terhadap hasil proyek.

 Peserta didik menyajikan (mempresentasikan) hasil proyek, dan

melakukan penarikan kesimpulan didepan kelas (diskusi kelas)

 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik yang masih

kurang paham tentang materi pelajaran.

 Guru memberikan pertanyaan pada peserta didik sebagai umpan balik.

Guru memberikan tambahan materi/penguatan konsep tentang informasi

secara singkat tentang hasil proyek yang berikatan dengan sistem

pertahanan tubuh dengan menjelaskan jawaban yang benar.

 Penutup
23

 Guru membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan terhadap

materi yang sudah dipelajari dengan indikator pembelajaran

 Guru memberikan postes evaluasi berupa tes tertulis kepada peserta didik

 Guru menutup pembelajajaran dengan mengucap salam

3) Refleksi

Hasil yang diperoleh pada siklus I melalu lembar penilaian berdasarkan

instrument yang telah dibuat kemudian dikumpulkan dan dianalisis, dengan

demikian penelitian dapat mengetahui sejauh mana ketercapaian dari tujuan

utama penelitian yang dilakukan dan mendiskusikan bilamana terdapat

kekurangan dan permasalahan dari pelaksanaan siklus I yang nantinya akan

ditindaklanjuti pada siklus II.

 Siklus II

Prosedur pelaksanaan pada siklus II pada dasarnya sama dengan

pelaksanaan pada siklus I yang juga terdapat 2 kali pertemuan, pelaksanaan

tindakan siklus II mempertimbangkan hasil refleksi siklus I dan pada akhir siklus

II terdapat penyebaran angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap

pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

3.1.3. Observasi dan Evaluasi

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi guru dan

lembar observasi peserta didik yang telah disiapkan. Pada saat guru mengajar yang

menjadi pengamat adalah kolaborator.

3.1.4. Refleksi
24

Pada tahap refleksi ini peneliti bersama kolaborator mendiskuisikan hasil

pengamatan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi

yang diperoleh yaiu berhasil atau tidak berhasil sesuai lembar observasi baik guru

maupun siswa. Kategori berhasil yang mencapai kategori ketuntasan, yang tidak

berhasil karena ada kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada siklus

pertama, dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan siklus dua

dan seterusnya, sehingga siklus selanjutnya menjadi lebih baik dari pada siklus

sebelumnya.

3.2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Pihak yang dijadikan subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 2

di SMA Negeri 10 Banjarmasin yang beralamatkan Jalan Lingkar Dalam Selatan

No.51, RT.28, Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota

Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70241. Waktu penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan pada semester genap tanggal 15, 16, 22, 23 bulan Mei tahun 2023.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan siklus I dan Siklus II dengan empat kali

pertemuan.

1) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran

selama proses belajar mengajar dengan cara mengamati setiap kejadian yang

sedang berlangsung dengan mencatatnya pada lembar obervasi tentang hal-hal yang
25

diamati berdasarkan langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning pada setiap siklus.

2) Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek

kognitif dengan memberikan soal pretest dan posttest dengan menggunakan lembar

soal essay pada setiap pertemuan yaitu siklus I pada pertemuan 1 dan 2, siklus II

pada pertemuan 1 dan 2.

3) Angket

Lembar angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon peserta

didik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model

Problem Based Learning yang diberikan kepada peserta didik setelah pembelajaran

berakhir yaitu pada akhir pertemuan ke 2 siklus II.

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Hasil Belajar Peserta Didik

Hasi belajar peserta didik diperoleh dari nilai pretest dan posttest, dianalisis

dengan teknik ketuntasan belajar. Jika peserta didik memperoleh KKM 75 pada

posttest maka peserta didik dikatakan tuntas dan jika dibawah KKM 75 maka

peserta didik dikatakan tidak tuntas. Nilai peserta didik dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor yang diperoleh siswa


Ketuntasan Individual=
Skor maksimal
26

Berdasarkan jumlah peserta didik yang tuntas belajar, kemudian dihitung

ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan klasikal di anggap tuntas minimal 85% dari

seluruh peserta didik yang mencapai ketuntasan individual. Ketuntasan belajar

klasikal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Siswa yang tuntas belajar


Ketuntasan Klasikal= X 100 %
Siswa keseluruhan

2) Aktivitas peserta didik

Analisis data terhadap aktivitas peserta didik merupakan kemampuan

berpikir kreatif yang dilakukan dengan menghitung skor yang diperoleh peserta

didik untuk setiap indikator yang muncul dengan mengubah skor tersebut menjadi

nilai dengan menggunakan rumus seperti berikut ini:

Skor tiap aspek


Nilai Penguasaan Aspek= X 100%
Skor maksimal tiap aspek

3) Aktivitas Guru

Dari data hasil observasi keterlaksanaan sintak model Problem Based

Learning dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Indikator yang mucul


presentase keterlaksanaan= X 100 %
Seluruhindikator

4) Respon Peserta Didik

Analisis terhadap respon peserta didik merupakan analisis data dengan cara

mendeskripsikan hasil angket respon peserta didik dalam bentuk pernyataan dengan

tanggapan respon positif atau negative. Adapun data respon peserta didik dalam

model pembelajaran dianalisis menggunakan rumus berikut:

I
p= X 100 %
N
27

Keterangan:

P : Presentase respon peserta didik

I : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya (siswa yang memilih)

N : Banyak peserta didik.

Tabel Kriteria Perhitungan Hasil Belajar, Aktivitas, Keterlaksanaan

Proses Pembelajaran dan Respon Peserta Didik.

Kriteria Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

61-70 Cukup

<60 Kurang

3.5. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat diukur dari indicator minimal

tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan dalam penelitian

ini adalah:

1) Peningkatan aktivitas dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang aktif ataupun

presentase setiap aspek yang diamati dengan mengalisis aktifitas peseta didik

dalam pembelajaran biologi menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

2) Tingkat keberhasilan hasil belajar peserta didik berdasarkan perolehan nilai

adalah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70%.

3) Keterlaksanaan sintak model Problem Based Learning dalam proses

pembelajaran dengan presentase keberhasilan minimal 70% dengan kategori

baik.
28

4) Respon peserta didik yang memberikan respon positif terhadap penerpaan

Problem Based Learning dengan presentase minimal 70% dengan kategori baik.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning pada peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10

Banjarmasin yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus

dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

4.1.1 Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

Penilaian keterampilan dalam aktivitas peserta didik dilakukan untuk

mengetahui seberapa aktif kemampuannya dalam ikut serta dalam kegiatan

belajar mengajar dikelas. Dalam penelitian ini objek yang di amati ada 5 anak

yang di mana setiap anak di ambil dari setiap kelompoknya.

Tabel 4.1 Aktivitas Belakar Peserta Didik Siklus I

No Nama kelompok Jumlah Presentase Kategori

1 Kelompok 1 17 85,0% Baik

2 Kelompok 2 19 95,0% Sangat baik

3 Kelompok 3 14 70,0% Cukup

4 Kelompok 4 14 70,0% Cukup

5 Kelompok 5 19 95,0% Sangat baik

Jumlah Seluruhnya 83 83,0% Baik

Sumber : Lampiran halaman 90

28
29

Hasil dari aktivitas belajar peserta didik siklus I di dapatkan jumlah

seluruhnya sebesar 83 dengan presentase 83,0% dengan kategori Baik.

4.1.2. Hasil Belajar Peserta didik Siklus I

Data hasil belajar peserta didik terhadap konsep pembelajaran ini

dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan yang telah di

terapkan sebelumnya. Hasilnya dijadikan pedoman untuk perbaikan proses

pembelajaran selanjtnya. Semkin tinggi nilai yang diperoleh peserta didik berarti

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning

memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mengefektifkan

pembelajaran dan pengetahuan peserta didik. Berikut hasil rekapitulasi

pemahaman hasil belajar peserta didik pada siklus I Pertemuan 1 dan 2.

Tabel 4.2. Hasil Belajar Peseta Didik Siklus I

Siklus Pertemuan Tes Skor Hasil Belajar Jumlah %

Maksimal ketuntasan
Tuntas Tidak
klasikal
(orang) Tuntas

(orang)

1 1 Pretes 100 3 29 32 9,0%

Postes 100 14 18 32 43,75%

2 pretes 100 1 31 32 3,1%

postes 100 25 7 32 78,12%

Sumber : Lampiran halaman 122

Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, dapat diketahui bahwa

pada pretes siklus I pertemuan I secara individual hanya terdapat 3 peserta didik
30

yang mencapi ketuntasan belajar dan 29 peserta didik yang belum mencapai

ketuntasan klasikal presentasi derinketuntasan belajar melalui pretes hanya 9,0%

dan hasil postes terdapat 14 peserta didik yang tuntas dengan ketuntasan klasikal

43,75%. Sedangkan hasil pretes pada pertemuan 2 terdapat 1 peserta didik yang

tuntas dengan ketuntasan klasikal 3,1% dan postes pada pertemuan 2 terdapat 25

peserta didik yang mencapai nilai ≥75 dengan ketuntasan klasikal 78,12%.

Presentasi ini masih dibawah indikator keberhasilan klasikal yaitu 85% sehingga

hasil belajar peserta didik pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal.

4.1.3. Aktivitas Guru Siklus I

Observasi keterlaksanaan terhadap pembelajaran guru ini dimaksudkan

agar guru mengetahui kinerjanya sebagai guru tentang cara mengajarnya, hal ini

dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Aktivitas Guru Siklus I

Siklus Pertemuan Jumlah Presentase Kategori

1 1 54 79,41% Baik

2 65 95,58% Sangat Baik

Sumber : Lampiran halaman 116

Pada tabel hasil keterlaksanaan tahapan pembelajaran dalam pengelolaan

pembelajaran siklus I yang dinilai oleh pengamat memiliki presentase yang baik

pada pertemuan 1 dengan nlai 79,41% dan pertemuan 2 mendapatkan nilai yang

cukup besar sebesar 95,58%. Meskipun pada penilian siklus I dikatakan baik

namun masih terdapat banyak kekurangan dalam pengelolaan pembelajaran

tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh peserta didik yang kurang

memperhatikan guru, dan guru yang kurang jelas dalam memberikan motivasi
31

untuk mendorong peserta didik untuk belajar, sehingga kondisi belajar mengajar

yang dilaksanakan belum sepenuhnya melibatkan peserta didik secara aktif,

sehingga proses belajar mengajar masih sedikit berfokus pada guru. Dari

kekurangan di atas proses pembelajaran perlu perbaikan pada siklus II.

4.1.4. Refleksi Siklus I

Berdasarkan tindakan pada siklus I meliputi perencanaan pelaksanaan

tindakan serta observasi dapat dilakukan hasil refleksi. Peneliti dan kolaborator

mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan dalam Upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik melalui strategi pembelajaran Problem

Based Learning masih belum menunjukkan hasil yang maksimal. Adapun

masalah-masalah yang dihadapi antara lain:

1) Aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar sebagian masih pasif.

2) Baik pertemuan 1 dan 2 hanya beberapa yang berani menjawab pertanyaan

yang dilontarkan oleh peneliti.

3) Baik pertemuan 1 dan 2 hanya beberapa peserta didik yang berani

mengemukakan pendapat.

4) Kerjasama dan keaktivan peserta didik dalam kelompok perlu lebih

ditingkatkan.

5) Hasil belajar peserta didik masih banyak yang di bawah KKM.

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal. Untuk itu

perlu dilaksanakan siklus lanjutan yaitu siklus II dengan beberapa revisi yang

didasarkan pada refleksi siklus I.

4.1.5. Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II


32

Data mengenai analisis aktivitas belajar peserta didik pada Siklus II ini

digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan setelah dilakukan pada

tindakan siklus I. Adapun hasilnya dapatt dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.4. Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

No Nama kelompok Jumlah Presentase Kategori

1 Kelompok 1 19 95,0% Sangat baik

2 Kelompok 2 20 100% Sangat baik

3 Kelompok 3 17 85,0% Baik

4 Kelompok 4 18 90.0% Baik

5 Kelompok 5 20 100% Sangat baik

Jumlah Seluruhnya 94 94,0% Sangat baik

Sumber : Lampiran halaman 100

Dari data yang disajikan pada tabel diatas, terlihat bahwa aktivitas peserta

didik pada setiap kategorinya mengalami peningkatan dengan jumlah seluruh

kategori sebesar 94 dengan presentase 94,0% dengan kategori Baik. Hal ini

disebabkan karena peserta didik sudah dapat beradaptasi dengan metode

pembelajaran Problem Based Learning.

4.1.6. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Data tentang hasil belajar peserta didik pada siklus II digunakan untuk

mengetahui nilai peserta didik setelah dilakukan tindakan pada siklus I,

dilakukan tindakan siklus II ini untuk mengukur sejauh mana keberhasilan

setelah dilakakukan tindakan pada siklus II. Adapun hasilnya dapat dilihat dalam
33

tabel dibawah ini berikut rekapitulasi pemahaman hasil belajar peserta didik pada

siklus II Pertemuan 1 dan 2.

Tabel 4.5. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Siklu Pertemuan Tes Skor Hasil Belajar Jumla %

s Maksima h ketuntasan
Tuntas Tidak
l klasikal
(orang) Tuntas

(orang)

2 1 Pretes 100 5 27 32 15,6%

Postes 100 24 8 32 75,0%

2 pretes 100 4 28 32 12,5%

postes 100 30 2 32 93,7%

Sumber : Lampiran halaman 123

Berdasarkan hasil data yang diperoleh di atas, dapat diketahui bahwa

pada pretes siklus II pertemuan I secara individual hanya terdapat 5 peserta didik

yang mencapi ketuntasan belajar dan 27 peserta didik yang belum mencapai

ketuntasan klasikal presentasi Dari ketuntasan belajar melalui pretes hanya

15,6% dan hasil postes terdapat 24 peserta didik yang tuntas dengan ketuntasan

klasikal 75,0%. Sedangkan hasil pretes pada pertemuan 2 terdapat 4 peserta didik

yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 12,5% dan postes pada pertemuan 2

terdapat 30 peserta didik yang mencapai nilai ≥75 dengan ketuntasan klasikal

93,7%. Presentasi ini sangat meningkat dari siklus I, pada siklus II mendapat

nilai ketuntasan klasikal 93,7% dengan kategori Sangat Baik. Sehingga hasil

belajar pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dianggap berhasil.


34

4.1.7. Aktivitas Guru Siklus II

Observasi keterlaksanaan tehapan pembelajaran siklus II ini guru

diharapkan dapat memperbaiki sistem kinerjanya dan cara mengajarnya dari

siklus I. Keterlaksanaan tahapan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.6. Aktivitas Guru Siklus II

Siklus Pertemuan Jumlah Presentase Kategori

2 1 64 94,11% Sangat Baik

2 68 100% Sangat Baik

Sumber : Lampiran halaman 118

Pada tabel diatas nilai pengelolaan pembelajaran pada siklus II

mengalami peningkatan pada pertemuan 1 sebesar 94,11% dan pertemuan 2

sebesar 100% dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan ini terlihat guru

mengalami peningkatan pada hampir semua aspek seperti pada kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.guru aktif memberikan bimbingan saat

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis

data dan penarikan kesimpulan. Hal ini dikarenakan matangnya persiapan guru

sebelum mengajar.

4.1.8. Respon Peserta Didik Terhadap Pembahasan

Respon dalam penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas XI MIPA 2

SMA Negeri 10 Banjarmasin Semester II tahun 2023, yang terdiri dari 16 orang

laki-laki dan 16 orang perempuan. Hasil respon peserta didik terhadap

pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan selama siklus I dan siklus II

seperti pada tabel di bawah ini.


35

Tabel 4.7 Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran

Respon

Iya Tidak

Jumlah 290 30

Presentase 90,62% 9,38%

kategori Baik Kurang

Sumber : Lampiran halaman 120

Menurut peserta didik kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based

Learning dapat memberi respon positif dengan hasil presentase 90,62%, hal

tersebut dibuktikan karena dapat membantu dalam belajar, memberikan

pengalaman baru bagi peserta didik, serta dapat memudahkan dalam memahami

materi sistem kekebalan tubuh karena peserta didik lebih mengeksplor

kemampuan dirinya sendiri sebelum bertanya kepada guru.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan dalam penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10

Banjarmasin pada materi sistem pertahanan tubuh. Selanjutnya hasil penelitian

tersebut digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian tersebut.


36

4.2.1. Aktivitas Belajar Peserta Didik

Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran selama empat kali

pertemuan dan diambil penilian aktivitas belajar sebanyak dua kali, dalam

penelitian ini nilai yang diambil dari kemampuan dalam keikut sertaan dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas baik dalam segi aktif dalam tanya jawab,

memperhatikan guru, aktif dalam kegiatan kelompok baik dalam mengerjakan

tugas atau diskusi dengan teman sekelompoknya. Nilai aktivitas peserta didik

dapat diambil dari kegiatan mengamati peserta didik tersebut sehingga nilai

yang di dapat dapat dikonversikan secara kategorial sehingga diperoleh data

masing-masing aktivitas peserta didik secara kategorial. Dari data tersebut

dapat diketahui ketegori aktivitas peserta didik tersebut kurang, cukup, baik

dan sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data aktivitas belajar yang

merupakan pengukuran yang mengaju kepada aktivitas peserta didik dalam

melakukan kegiatan mengamati, memperhatikan, tanya jawab,

mempresentasikan dan menarik kesimpulan. Pada siklus I pertemuan 2

diperoleh hasil dari aktivitas belajar peserta didik di dapatkan nilai presentase

sebesar 83% dengan kategori baik. Masih rendahnya aktivitas peserta didik

dikarenakan kurangnya motivasi belajar peserta didik serta dalam kegiatan

pemberlajaran peserta didik masih kurang memperhatikan guru dan peserta

didik pada saat diskusi kelompok masih didominasi oleh beberapa orang saja

sehingga beberapa peserta didikk terlihat tidak aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan tidak terlibatnya peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran menyababkan tidak adanya informasi yang diperoleh peserta


37

didik dalam kegiatan presentasi dan tanya jawab pada akhir kegiatan,

sehingga pada saat peserta didik melakukan kegiatan tanya jawab, peserta

didik tidak mampu menjawab soal-soal yang diberikan.

Pada siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan dengan nilai aktivitas

peserta didik, pada siklus II ini setiap kategorinya mengalami peningkatan

dengan presentase 95% dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan

karena peserta didik sudah dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran

Problem Based Learning. Dengan demikian aktivitas peserta didik perlu

melibatkan adanya kebiasan dan pemahaman dalam penggunaan model

pembalajaran sehingga peserta didik dapat terlibat dalam kegiatan

pembelajaran secara aktif dan membuat peserta didik secara tidak langsung

mendapatkan pemahaman mengenai pembelajaran. Jika peserta didik

mendapatkan pemahaman dalam pembelajaran maka peserta didik akan secara

spontan aktif dalam kegiatan belajar dengan demikian aktivitas peserta didik

dapat mencapai kategori baik.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ayuwati (2017) bahwa aktivitas belajar

peserta didik adalah segala kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

dimana peserta didik saling berinteraksi yang dapat memberi perubahan dari

perilaku belajar peserta didik, misalnya peserta didik yang tidak tau jadi tau,

dari yang tidak bisa melakukan kegiatan menjadi bisa melakukan kegiatan,

dan lain-lain.

4.2.2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran

Biologi dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat


38

meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap konsep pembelajaran.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai ketuntasan klasikal pemahaman

peserta didik siklus I pertemuan 2 terdapat 25 peserta didik yang mencapai

nilai ≥75 dengan ketuntasan klasikal 78,12% dan mengalami peningkatan

pada siklus II pertemuan 2 erdapat 30 peserta didik yang mencapai nilai ≥75

dengan ketuntasan klasikal 93,7% dilihat dari nilai presentase tersebut terlihat

jelas pemahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran sistem

pertahanan tubuh dengan menggunakan model Problem Based Learnig

dimana peserta didik dapat memahami pembelajaran.

Peningkatan ini terjadi dikarenakan strategi kegiatan belajar mengajar

belum sepenuhnya dilaksanakan secara efektif dan juga dikarenakan prinsip

pembelajaran inovatif belum sepenuhnya ditekankan dalam proses

pembelajaran terutama terletak pada prinsip yang berpusat pada peserta didik

sehingga banyak peserta didik yang maish belum mengalami atau menemukan

sendiri pengetahuan yang ingin didapatnya sehingga pemahamannya akan

pembelajaran tersebut masih kurang. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sukmara (dalam Anis. 2018) mengingat belajar adalah proses bagi peserta

didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan

belajar mengajar dituntut memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk

melakukan sesuatu secara layak dan benar. Suasana belajar yang difasilitasi

guru selaykanya memotivasi peserta didik untuk memahami, bertanya dan

mempertanyakan, menjelaskan serta melakukan sesuatu pengalaman tertentu

yang perlu dikembangkan.

4.2.3. Aktivitas Proses Pembelajaran


39

Aktivitas guru pada proses tahapan pembelajaran berpusat pada

peserta didik yang harus didukung dengan peningkatan keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru. Utnuk keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan

guru pada siklus I baik itu pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah dalam kategori

baik nilai pengelolaan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 dengan

mendapatkan nilai 54 dengan presentase 79,41% dan pertemuan 2 mendapat

nilai sebesar 65 dengan presentase 95,58%. Guru telah melakukan tahapan

awal pembelajaran dengan baik untuk mendapatkan perhatia peserta didik,

mesikupun demikian masih terdapat banyak kekurangan dalam pengelolaan

pembelajaran tersebut.

Hal ini mungkin disebabkan model pembelajaran Problem Based

Learning masih baru bagi guru dan masih belum sepenuhnya dikuasai,

sehingga guru kurang perrsiapan dan masih belum menguasi langkah-langkah

dalam sintak Problem Based Learning. Kurangnya perhatian pada saat

membimbing peserta didik dalam mengerjakan pretes dan postes yang

mengakibatkan proses pembelajaran belum maksimal pada pertemuan

pertama sehingga peserta didik sering kali terlihat bingung mengenai apa yang

telah dijelaskan oleh guru. Selain itu kondisi belajar mengajar yang

dilaksanakan oleh guru belum sepenuhnya melibatkan peserta didik secara

aktif membangkitkan minat dan perhatian peserta didik terhadap model

Problem Based Learning. Sehingga perlu perbaikan pada siklus II.

Nilai pengelolaan pembelajaran siklus II pada pertemuan I dan

pertemuan 2 mengalami peningkatan yang sangat baik, pada pertemuan 1

mendapatkan nilai 64 dengan presentase 94,11% dan pertemuan 2 mendapat


40

nilai 68 dengan presentase 100%. Pada pertemuan ini terlihat guru mengalami

peningkatan pada hampir semua aspek seperti pada kegiatan pendahuluan, inti

dan penutup, guru aktif memberikan bimbingan saat merumuskan masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan penarikan

kesimpulan. Hal ini dikarenakan matangnya persiapan guru sebelum

mengajar.

Secara keseluruhan pengelolaan pembelajaran tergolong baik. Hal ini

menunjukkan bahwa guru sudah berusaha mengoptimalkan pengelolaan

pembelajaran dikelas berdasarkan kekurangan-kekurangan pada saat

melaksanakan pembelajran siklus II sehingga dapat memberikan dampak

meningkatnya aktivitas peserta didik dan hasil belajar. Hampir semua peserta

didik memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, guru malakukan

pengelolaan kelas dengan baik, peserta didik menjadi aktif berdiskusi dan

melakukan tanya jawab atau tukar pendapat dengan guru. Hal ini sejalan

dengan pendapat Sudjana (dalam Hasanah, 2018) Keberhasilan proses

pembelajaran kelas bergantung pada motivasi guru artinya guru yang

memiliki motivasi yang tinggi akan dapat mengelola kelas dengan baik dan

tepat dalam proses pembelajaran. Mengelola kelas itu sendiri bukanlah tujuan

utama dari setiap guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola kelas dengan

baik, maka kegiatan belajar mengajarnya akan berjalan baik dan peserta didik

akan berprestasi tinggi. Mengelola kelas merupakan sarana atau alat untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan

guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat mentransfer materi pelajaran
41

dengan baik, sehingga peserta didik dapat mengerti dan menermia materi

pelajaran yang diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Peningkatan keterlaksanaan proses pembelajaran guru dalam

mengelola kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini, didukung dengan

penilain proses dan psikomotorik peserta didik yang baik pada SMA Negeri

10 Banjarmasin yang memuaskan, ini menandakan bahwa guru berperan aktif

selama proses pembelajaran.

4.2.4. Respon Peserta Didik pada Pembelajaran melalui Model Problem Based

Learning

Hasil penelitian pada respon atau tanggapan peserta didik di kelas XI

MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin terhadap pelaksanaan pembelajaran

pada konsep sistem pertahanan tubuh dengan menggunakan model Problem

Based Learning mendapat respon yang positif. Alasan peserta didik setuju

dengan model pembelajaran Problem Based Learning, karena merupakan

pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik sehingga memberikan

suasana yang baru bagi mereka, peserta didik merasa termotivasi dan

dibimbing, bisa bekerjasama dan saling membantu. Peserta didik juga

mendapatkan banyak manfaat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning diantaranya dapat menumbuhkan rasa

percaya diri, rasa ingin tahu yang tinggi, melatih kerjasama dalam kelompok,

aktif dalam kegiatan pembelajaran, memudahkan memahami pelajaran.

Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning peserta didik merasa motivasi belajar meningkat,

rasa ingin tahu peserta didik juga meningkat pada setiap materi yang diajarkan
42

oleh guru. Rata-rata peserta didik menyarankan agar pembelajaran dengan

model Problem Based Learning dapat diterapkan pada materi lain dan mata

palajaran yang lain juga.


BAB V

PENUTUP

1.1. Simpulan

1) Berdasarkan hasil penelitian aktivitas peserta didik diperoleh informasi

bahwa adanya peningkatan dalam aktivitas preserta didik, pada siklus I

mendapatkan presentase sebesar 83,0% (Baik) dan mengalami

peningkatan pada siklus II sebesar 94.0% (Sangat Baik).

2) Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin hasil

belajar pada siklus I pertemuan 1 mendapat presentase 43,75% dan pada

pertemuan 2 mendapat 78,12%. Sedangkan pada siklus II pada pertemuan

I mendapatkan presentase 75,0% dan pada pertemuan 2 mendapatkan

93,7%.

3) Keterlaksanaan tahapan aktivitas pembelajaran guru dalam pengelolaan

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning,

pada penelitian siklus I pertemuan 1 mendapatkan presentase 79,41% dan

pada pertemuan 2 mendapatkan presentase 95,58%. Sedangkan pada

peneltian siklus II mengalami peningkatan pada pertemuan 1 sebesar

94,11% dan pertemuan 2 sebesar 100%.

4) Hasil respon pada kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based

Learning, dapat memberi respon positif dengan mendapat hasil

presentase 90,62%.

40
41

1.2. Saran

1) Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar

sehingga guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran ini.

2) Bagi sekolah diharapkan mengadakan workshop disekolah untuk

memberikan tambahan ilmu mengenai model-model pembelajaran.

3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya penelitian dengan model

pembelajaran yang lebih inovatif yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik


42
43

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Y dan Setyasih, I “Pembelajaran Selama Pandemi Covid 19 di


Kalimantan Timur”. Kalimantan Timur: Media Nusa Creative.
2021

Afcarino,M. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Materi Pelajaran
Biologi” 15 maret 2023
http://jurnaljpi.wordpress.com/2009/01/01/muchamad-afcariono/

Ahmad, G, Nafisah, D dan Eryadini, D. “ Gaya Belajar dan Implikasinya


Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa”. Vol 1, No.
2 [2016]: 173

Hasbullah, “Pemikiran Kritis Jodhn Dewey Tentang Pendidikan”. Vol 1, No.


3 [2020]: 12

Ikhsan, M. “Implementasi Model Pembelajaran KooperTIF Tipe Snowball


Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Pembelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 1 Taluk Kuantan”.
Skripsi, Universitas Islam Riau, 2018.

Jannah, N. “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, Skripsi, IAIN Kudus, 2021

Juleha, S dan Erihardiana, M “Model Pembelajaran dan Implementasi


Pendidikan HAM dalam Perspektif Pendidikan Islam dan Pendidikan
Nasional”. Vol. 4, No.1 [2022]: 136

Pandu, LBY “Penerapan Model Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran
Komputer (KK6) di SMKN 2 Wonosari Yogyakarta”. Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

Rosyidah, AF “ Penerapan Metode Mind Map dan Galery Wallc dalam


Meningkatan Pemahaman Siswa pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MTSN 2 Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Skripsi, IAIN Kudus, 2016

Ridwan, C “ Problem Based Learning”, 15 Maret 2023,


http://ridwan13.wordpress.com
44

Sutisno, AN dan Taufik, LM “ Pengantar DIDAKTIK”. Yogyakarta : K-


media. 2019

Syaiful Imran “Aspek Usaha untuk Menumbuhkan Aktivitas Siswa dalam


Pembelajaran”. 17 Maret 2023.
https://ilmu-pendidikan.net/category/kompetensi
45
LAMPIRAN
48

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI/Genap

Materi Pokok : Sistem Pertahanan Tubuh

Alokasi Waktu : 8 X 45 menit (4 pertemuan)

1. Kompetensi Inti

KI 1 (Kompetensi Sikap Spiritual)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 (Sikap Sosial)

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun,

responsive dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 (Pengetahuan)

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual,

knseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta


49

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 (Keterampilan)

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya

disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.14. Menganalisis peran sistem 3.14.1. Menjelaskan antigen dan
imun dan imunisasi antibody pada tubuh
terhadap proses fisiologi manusia.
didalam tubuh. 3.14.2. Menganalisisi mekanisme
pertahanan tubuh pada
manusia.
3.14.3. Menjelaskan peranan
imunisasi terhadap sistem
pertahanan tubuh.
3.14.4. Menjelaskan upaya
menjaga sistem imun pada
tubuh.
4.14. Melakukan kampanye 4.14.1. Melakukan kampanye /
pentingnya partisipasi sosialisasi kepada
masyarakat dalam program masyarakat tentang
immunisasi dan upaya pentingnya menjaga sistem
menjaga sistem imun imun pada tubuh.
tubuh.

3. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 1 :
50

1. Melalui kegiatan mengamati video pembelajaran, peserta didik mampu

menjelaskan antigen dan antibody pada tubuh manusia secara benar.

Pertemuan 2 :

2. Melalui kegiatan studi literartur dan diskusi, peserta didik mampu

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh pada manusia secara tepat.

Pertemuan 3 :

3. Melalui kegiatan studi literature dan diskusi, peserta didik mampu

menganalisis peranan imunisasi terhadap sistem pertahanan tubuh

secara tepat.

Pertemuan 4 :

4. Melalui pembuatan infografis, peserta didik mampu menjelaskan cara

menjaga sistem imun tubuh manusia secara tepat.

5. Melalui pemanfaatan media sosial, peserta didik mampu melakukan

kampanye / sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga

sistem imun pada tubuh.

4. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1 :

 Antigen dan antibodi

Pertemuan 2 :

 Mekansime pertahanan tubuh

Pertemuan 3 :

 Peranan imunisasi bagi kesehatan

Pertemuan 4 :

 Upaya menjaga sistem imun tubuh manusia.


51

5. Model, Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pertemuan 1 :

Model pembelajaran : Ceramah

Pendekatan : TPACK (Technoglogyapaedagogic Content

Knowledge)

Metode : Advance Organizer (Pembelajaran bermakna),

Studi Literatur, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi.

Pertemuan 2 :

Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan : TPACK (Technoglogyapaedagogic Content

Knowledge)

Metode : Advance Organizer (Pembelajaran bermakna),

Studi Literatur, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi.

Pertemuan 3 :

Model pembelajaran : Ceramah

Pendekatan : TPACK (Technoglogyapaedagogic Content

Knowledge)

Metode : Advance Organizer (Pembelajaran bermakna),

Studi Literatur, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi.

Pertemuan 4 :

Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Pendekatan : TPACK (Technoglogyapaedagogic Content

Knowledge)
52

Metode : Advance Organizer (Pembelajaran bermakna),

Studi Literatur, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi.

Pembuatan infografis, Kampanye / sosialisasi cara

menjaga sistem imun melalui media sosial.

6. Media Pembelajaran

Media :

 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Slide Power Point, video

pembelajaran, Artikel imunitas, LMS (Learning Management

System)

 Aplikasi Canva (atau sejenisnya), koneksi internet.

Alat / Bahan :

 Papan tulis, spidol

 Laptop, handphone, LCD proyektor.

7. Sumber Belajar

 Buku teks pembelajaran

 Video pembelajaran

8. Langkah Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter/4c/ Alokasi


Literasi/TPACK Waktu
Pertemuan 1
Pendahuluan 20 menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan Karakter (Empati)
memberikan salam dan menanyakan
kondisi peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa Karakter (Religi)
bersama, dimpimpin ketua kelas.
3. Guru mengecek kehadiran peserta Karakter (Disiplin)
didik.
53

Apresepsi
1. Guru menayangkan gambar animasi TPACK
tentang anak yang tetap sehat walau
terdapat virus di sekitarnya.
Guru menannyakan kepada peserta
didik: HOTS/2C
“setiap saat tubuh kita terpapar oleh (communication &
substansi yang membahayakan tubuh Critical thingking)
seperti (virus, bakteri dan zat asing
lain), akan tetapi kita tidak selalu sakit,
bukan? Mengapa demikian?.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik.
3. Guru memberikan posttes kepada
peserta didik melalui Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
Kegiatan Inti 60 menit

1. Guru menyampaikan masalah yang


akan dipecahkan peserta didik. HOTS/ 3C
“Menurut pemahaman kalian, bagaimana (Communication,
antibodi mengenali antigen yang masuk Critical thingking &
ke tubuh?” Creativity)
2. Pesera didik mengamati dan memahami
masalah yang disampaikan, peseta didik
menyampaikan pendapat/jawaban dari
masalah yang diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal
terkait antigen dan antibody pada
manusia.
4. Guru mengorganisir peserta didik untuk
berdiskusi dalam kelompok-kelompok 4C (Collaboration,
secara heterogen, berdasarkan tingkat communication, Critical
kognitif, dan gaya belajarnya. thingking & Creativity)
5. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
6. Guru membagikan Lembar Kerja Pesrta
Didik (LKPD) untuk penyelesaian
masalah “Mekanisme kerja pada sistem
imun”.
7. Peserta didik berdiskusi dan berbagi Literasi digital
54

tugas untuk mencari


data/bahan-bahan/sumber yang
diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
8. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.
9. Peserta didik melakukan penyelidikan,
mencari data/refrensi/sumber, untuk TPACK,
bahan diskusi kelompok, sebagai upaya Literasi digital
penyelesaian masalah. 4C (Collaboration,
10. Guru memantau keterlibatan peserta communication, Critical
didik dalam pengumpulan data/bahan thingking & Creativity)
selama proses penyelidikan.
11. Peserta didik dalam kelompok
melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan
masalah yang ada pada LKPD dengan 4C (Collaboration,
hasil yang nantinya dipresentasikan. communication, Critical
12. Guru memantau diskusi dan thingking & Creativity)
membimbing penyelesaian masalah
peserta didik dalam kelompok.
13. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.
14. Guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi. HOTS/ 4C
15. Guru memberikan masukan/saran dan (Collaboration,
apresiasi kepada kelompok yang communication, Critical
melakukan presentasi. thingking & Creativity)

Penutup 10 menit
1. Guru dan peserta didik bersama-sama 2C (Communication &
merefleksi kegiatan dari tujuan Critical thingking)
pembelajaran yang dicapai.
2. Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan.
3. Guru meninformasikan rencana
kagiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya, mempelajari materi tentang
55

mekanisme sistem pertahanan tubuh.


4. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan penutup dan
salam.

Pertemuan ke 2

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter/4c/ Alokasi


Literasi/TPACK Waktu
Pendahuluan 15 menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan Karakter (Empati)
memberikan salam dan menanyakan
kondisi peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa Karakter (Religi)
bersama, dimpimpin ketua kelas.
3. Guru mengecek kehadiran peserta Karakter (Disiplin)
didik.
Apresepsi
1. Guru menayangkan gambar animasi TPACK
tentang anak yang tetap sehat walau
terdapat virus di sekitarnya.
Guru menannyakan kepada peserta didik:
“Menurut pendapat kalian, apakah tertawa HOTS/2C
dan stress/marah dapat mempengaruhi (communication &
mekanisme kerja pada sistem imun?” Critical thingking)
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik.
3. Guru memberikan pretest kepada
peserta didik melalui Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
Kegiatan Inti 60 menit
Fase 1 : Orientasi peserta didik pada
masalah
1. Guru menyampaikan masalah yang
akan dipecahkan peserta didik. HOTS/ 3C
“Bagaimana mekanisme sistem pertahanan (Communication,
tubuh kita terhadap antigen? Lantas Critical thingking &
faktor apa saja yang mempengaruhi Creativity)
kerja sistem imun tubuh kita?”
2. Pesera didik mengamati dan memahami
56

masalah yang disampaikan, peseta didik


menyampaikan pendapat/jawaban dari
masalah yang diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal
terkait antigen dan antibody pada
manusia.
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta
didik untuk belajar 4C (Collaboration,
1. Guru mengorganisir peserta didik untuk communication, Critical
berdiskusi dalam kelompok-kelompok thingking & Creativity)
secara heterogen, berdasarkan tingkat
kognitif, dan gaya belajarnya.
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Pesrta
Didik (LKPD) untuk penyelesaian
masalah “Mekanisme kerja pada sistem Literasi digital
imun”.
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas untuk mencari
data/bahan-bahan/sumber yang
diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing. TPACK,
Fase 3 : Membimbing penyelidikan Literasi digital
individu maupun kelompok 4C (Collaboration,
1. Peserta didik melakukan penyelidikan, communication, Critical
mencari data/refrensi/sumber, untuk thingking & Creativity)
bahan diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah.
2. Guru memantau keterlibatan peserta
didik dalam pengumpulan data/bahan
selama proses penyelidikan. 4C (Collaboration,
Fase 4 : Mengembangkan dan communication, Critical
menyajikan Lembar Kerja Peserta thingking & Creativity)
Didik
1. Peserta didik dalam kelompok
melakukan diskusi untuk menghasilkan
solusi pemecahan masalah yang ada
57

pada LKPD dengan hasil yang nantinya


dipresentasikan.
2. Guru memantau diskusi dan
membimbing penyelesaian masalah HOTS/ 4C
peserta didik dalam kelompok. (Collaboration,
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi communication, Critical
proses pemecahan masalah thingking & Creativity)
1. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.
2. Guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok lain memberikan
masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
3. Guru memberikan masukan/saran dan
apresiasi kepada kelompok yang
melakukan presentasi.
Penutup 10 menit
1. Guru dan peserta didik bersama-sama 2C (Communication &
merefleksi kegiatan dari tujuan Critical thingking)
pembelajaran yang dicapai.
2. Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan.
3. Guru meninformasikan rencana
kagiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya, mempelajari materi tentang
mekanisme sistem pertahanan tubuh.
4. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan penutup dan
salam.
58

Pertemuan ke 3

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter/4c/ Alokasi


Literasi/TPACK Waktu
Pendahuluan 15 menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan Karakter (Empati)
memberikan salam dan menanyakan
kondisi peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa Karakter (Religi)
bersama, dimpimpin ketua kelas.
3. Guru mengecek kehadiran peserta Karakter (Disiplin)
didik.
Apresepsi
1. Guru menayangkan gambar animasi TPACK
tentang anak yang tetap sehat walau
terdapat virus di sekitarnya.
Guru menannyakan kepada peserta didik:
“Dari informasi yang kalian dapat dari HOTS/2C
orang-orang yang telah melakukan (communication &
vaksinisasi, beberapa diantaranya Critical thingking)
seringkali mengalami demam setelah
pemberian vaksin. Menurut kalian
mengapa hal tersebut terjadi?”
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik.
3. Guru memberikan pretest kepada
peserta didik melalui Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
Kegiatan Inti 60 menit
1. Guru menyampaikan masalah yang
akan dipecahkan peserta didik, melalui
gambar di media power point. Begitu
59

banyak jenis vaksin covid-19, mulai HOTS/ 3C


dari P.Fizer BioNTech, Asrtazeneca, (Communication,
Moderna, S.Putnik-V dan Sinovac Critical thingking &
“Menurut kalian, apa perbedaan dari Creativity)
macam-macam vaksin COVID-19
tersebut?”
2. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang disampaikan.
Peserta didik menyampaikan
pendapat/jawaban dari masalah yang
diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal
terkait peranan imunisasi pada system
imun.
4. Guru mengorganisir peserta didik untuk
berdiskusi dalam kelompok-kelompok
secara heterogen, berdasarkan tingkat 4C (Collaboration,
kognitif, dan gaya belajarnya. communication, Critical
5. Guru memfasilitasi peserta didik untuk thingking & Creativity)
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
6. Guru membagikan Lembar Kerja Pesrta
Didik (LKPD) untuk penyelesaian
masalah “Mekanisme kerja pada sistem
imun”.
7. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas untuk mencari Literasi digital
data/bahan-bahan/sumber yang
diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
8. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing.
9. Peserta didik melakukan penyelidikan,
mencari data/refrensi/sumber, untuk
bahan diskusi kelompok, sebagai upaya TPACK,
penyelesaian masalah. Literasi digital
10. Guru memantau keterlibatan peserta 4C (Collaboration,
didik dalam pengumpulan data/bahan communication, Critical
selama proses penyelidikan. thingking & Creativity)
11. Peserta didik dalam kelompok
melakukan diskusi untuk
60

menghasilkan solusi pemecahan


masalah yang ada pada LKPD dengan
hasil yang nantinya dipresentasikan. 4C (Collaboration,
12. Guru memantau diskusi dan communication, Critical
membimbing penyelesaian masalah thingking & Creativity)
peserta didik dalam kelompok.
13. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.
14. Guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok lain
memberikan masukan kepada
kelompok yang sedang presentasi. HOTS/ 4C
15. Guru memberikan masukan/saran dan (Collaboration,
apresiasi kepada kelompok yang communication, Critical
melakukan presentasi. thingking & Creativity)

Penutup 11 menit
1. Guru dan peserta didik bersama-sama 2C (Communication &
merefleksi kegiatan dari tujuan Critical thingking)
pembelajaran yang dicapai.
2. Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan.
3. Guru meninformasikan rencana
kagiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya, mempelajari materi tentang
mekanisme sistem pertahanan tubuh.
4. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan penutup dan
salam.
61

Pertemuan ke 4

Kegiatan pembelajaran HOTS/Karakter/4c/ Alokasi


Literasi/TPACK Waktu
Pendahuluan 15 menit
Orientasi
1. Guru menyapa peserta didik dengan Karakter (Empati)
memberikan salam dan menanyakan
kondisi peserta didik.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa Karakter (Religi)
bersama, dimpimpin ketua kelas.
3. Guru mengecek kehadiran peserta Karakter (Disiplin)
didik.
Apresepsi
1. Guru menayangkan video tentang Real TPACK
Food vs Fake Food terhadap imunitas.
Guru menannyakan kepada peserta
didik: HOTS/2C
“Benarkah fake food penyebab (communication &
turunnya imunitas tubuh kita?” Critical thingking)
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik.
Kegiatan Inti 60 menit
Fase 1 : Orientasi peserta didik pada
masalah
1. Guru menyampaikan masalah yang
akan dipecahkan peserta didik. HOTS/ 3C
“Bagaimana cara efektif untuk (Communication,
menjaga sistem kekebalan tubuh agar Critical thingking &
selalu prima?” Creativity)
62

2. Peserta didik mengamati dan


memahami masalah yang disampaikan.
Peserta didik menyampaikan
pendapat/jawaban dari masalah yang
diangkat.
3. Guru memberikan penjelasan awal
terkait cara menjaga sistem imun tubuh
dan cara membuat infografis dengan
benar dan menarik.
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta 4C (Collaboration,
didik untuk belajar communication, Critical
1. Guru mengorganisir peserta didik untuk thingking & Creativity)
berdiskusi dalam kelompok-kelompok
secara heterogen, berdasarkan tingkat
kognitif, dan gaya belajarnya.
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menentukan ketua kelompok secara
demokratis.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Pesrta Literasi digital
Didik (LKPD) untuk penyelesaian
masalah
4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi
tugas untuk mencari
data/bahan-bahan/sumber yang
diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
5. Guru memastikan setiap peserta didik
dalam kelompok memahami tugas
masing-masing. TPACK,
Fase 3 : Membimbing penyelidikan Literasi digital
individu maupun kelompok 4C (Collaboration,
1. Peserta didik melakukan penyelidikan, communication, Critical
mencari data/refrensi/sumber, untuk thingking & Creativity)
bahan diskusi kelompok, sebagai upaya
penyelesaian masalah.
2. Guru memantau keterlibatan peserta
didik dalam pengumpulan data/bahan
selama proses penyelidikan. 4C (Collaboration,
Fase 4 : Mengembangkan dan communication, Critical
menyajikan hasil Lembar Kerja Peserta thingking & Creativity)
Didik
1. Peserta didik dalam kelompok
63

melakukan diskusi untuk menghasilkan


solusi pemecahan masalah yang ada
pada LKPD dengan hasil yang nantinya
dipresentasikan.
2. Guru memantau diskusi dan
membimbing penyelesaian masalah HOTS/ 4C
peserta didik dalam kelompok. (Collaboration,
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi communication, Critical
proses pemecahan masalah thingking & Creativity)
1. Peserta didik dalam kelompok
melakukan presentasi hasil
penyelesaian masalah dari LKPD.
2. Guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok lain memberikan
masukan kepada kelompok yang
sedang presentasi.
3. Guru memberikan masukan/saran dan
apresiasi kepada kelompok yang
melakukan presentasi.
Penutup 12 menit
1. Guru dan peserta didik bersama-sama 2C (Communication &
merefleksi kegiatan dari tujuan Critical thingking)
pembelajaran yang dicapai.
2. Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan.
3. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan penutup dan
salam.

Banjarmasin, 15 Mei 2023 Banjarmasin, 15 Mei 2023

Guru Mata Pelajaran

Nur Aulia Rahma, S.Pd


64

Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik


Pertemuan I

Fase 1 & 2 Mengamati dan Menanya

Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah

JAKARTA, KOMPAS.com- Akurasi Antigen Disebut Lebih Rendah drai PCR.

Direktur Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementrian

Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan alasan pemerintah masih

menggunakan tes Swab antigen untuk diagnosis Covid-19. Nadia membenarkan bahwa
65

akurasi tes swab antigeb bisa lebih rendah daripada tes swab PCR. “Tetapi WHO sudah

merekomendasikan ini sebagai alat diagnostic dan ini membantu mendeteksi dengan

cepat terutama pada daerah yang memiliki keterbatasan pemeriksaan PCR,” jelas

Nadia. Terlebih, pada masa pandemic saat ini penting untuk segera menemukkan kasus

positif Covid-19 agar dapat segera dipisahkan dari populasi sehat. Dengan demikian

dapat memutuskan rantai penularan termasuk varian baru virus corona penyebab

Covid-19. Nadia mengatakan walau akurasi dibawah PCR tetapi masih cukup sensitive

dan spesifik untuk mengenali kasus positif Covid-19.

Sumber : Kompas https://webpintar.com

Berdasarkan berita diatas, Carilah hal-hal penting dan ajukan pertanyaan yang

mewakili permasalahan pada berita tersebut!

Fase 3 & 4 Mengumpulkan dan Mengasosiasikan

Mengorganisasikan Peserta Didik dan


Membimbing Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
1. Setelah menelaah berita diatas, analisislah tingkat akurasi dari test swab Antigen

dan PCR?

2. Bagaimana hubungan Antigen dan Antibodi dalam mendeteksi virus?

3. Bagaimana cara antibody dapat membunuh bibit penyakit?

4. Seberapa pentingkah sistem imunitas bagi tubuh manusia? Bagaimana jika sistem

imunitas tidak dapat bekerja secara normal?

Fase 5 Mengkomunikasaikan

Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


66

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk video ataupun secara

langsung. Selanjutnya peserta didik dipersilahkan untuk bertanya dan menjawab

dari pertanyaan teman-teman kelompok penyaji.

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil diskusi terkait materi sistem imunitas manusia,

masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah

disajik

Kesimpulan :
Pertemuan II

Fase 1 & 2 Mengamati dan menanya

Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah

KOMPAS.com-Pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung


67

dan diabetes beresiko tinggi meninggal dunia. Namun American Heart Association

(AHA) mencatat, orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi berpeluang

megalami komplikasi lebih parah, jika mereka terinfeksi virus corona SARS-COV 2,

penyebab Covid-19. Data temuan terhadap pasien Covid-19 di Indonesia

menunjukkan, pasien meninggal banyak yang memiliki hipertemsi dengan penyakit

penyerta lain seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes hingga stroke. Dokter Spesialis

Syaraf, dr Amanda Tiksnadi, SpS (K) menyebutkan berdasarkan laporan-laporan yang

ada, sekitar 35 persen pasien Covid -19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes,

maupun penyakit kardiovaskular lainnya.

Sumber : Kompas https://orami.co.id

Berdasarkan fenomena diatas. Catatlah hal-hal penting dari berita diatas dan ajukan

pertanyaan yang mewakili permasalahan pada berita tersebut!

Fase 3 & 4 Mengumpulkan dan Mengasosiasikan

Mengasosiasikan peserta didik dan membimbing


penyelidikan mandiri dan kelompok

1. Setelaah menelaah berita diatas, analisislah mengapa orang yang memiliki

penyakit bawaan lebih rentan tertular corona?

2. Selain dari faktor penyakit bawaan, faktor apa sajakah yang membuat seseorang

rentan tertular corona?

3. Menurut pendapat anda, Berapa persen yang diperlukan suatu populasi untuk

mencapai Herd Immunity? Dan mengapa vaksinasi lebih baik daripada

membiarkan masyarakat terinfeksi sehingga mendaptkan immunitas secara

alamiah?
68

4. Apa saja benteng pertahanan tubuh manusia saat terserang patogen?

Fase 5 Mengkomunikasikan

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk video atau secara

langsung. Selanjutnya peserta didik dipersilahkan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dari teman-teman kelompok penyaji!

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil diskusi terkait materi sistem imunitas manusia, serta

masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah

disajikan.

Kesimpulan :
69

Pertemuan III

Fase 1 & 2 Mengamati dan menanya

Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah

Jakarta, 26 April 2017, Kementrian Kesehatan saat ini mengedapankan pendekatan


keluarga dalam pelaksanaan seluruh program demi mewujudkan Indonesia sehat.
Pendekatan keluarga merupakan strategi untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi atau emngunjungi tiap
keluarga. Output dari pendekatan kelaurga adalah keluarga sehat (KS), dimana salah
satu indikator keluarga sehat ini adalah imunisasi dasar.

Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, merupakan upaya pencegahan yang


harus dilakukan secara rutin dan terus menerus, untuk membebaskan masyarakat
dari penyakit-penyakit yang secara spesifik dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Upaya ini akan membuahkan hasil eradikasi atau eliminasi suatu penyakit yang
merupakan legitimasi atau warisan kepada generasi penerus bangsa.

Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. Imunisasi
merupakan investasi yang sangat berharga bagi masa depan anak. Apabila orangtua
memberikan imunisasi bagi anaknya, maka tidak hanya anak tersebut namun orang
lain didalam lingkungannya juga turut merasakan manfaat karena memiliki
perlindungan spesifik dari PD3I. Namun sayang, banyaknya informasi yang salah
mengenai imunisasi dan disebarkandengan cepat oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dapat menghalangi upaya pemenuhan hak anak atas kekebalan
diri dari penyakit berbahaya secara spesifik melalui imunisasi.
Berdasarkan berita tersebut. Catatlah hal-hal penting dan ajukan pertanyaan yang
mewakili permasalahan pada berita tersebut!
70

Fase 3 & 4 Mengumpulkan dan Mengasosiasikan

Mengasosiasikan peserta didik dan membimbing


penyelidikan mandiri dan kelompok

1. Apa dampaknya jika jadwal vaksin/imunisasi anak tidak lengkap dan tidak

beraturan?

2. Apakah aman jika anak atau orang dewasa memperoleh lebih dari satu macam

vaksin dalam sekali suntik?

3. Bagaimana jika tekanan darah sedang tinggi. Apakah boleh di vaksin?

4. Menurut pendapat anda, Bagaimana jika seseorang mempunyai alergi obat?

Apakah boleh dilakukan vaksin?

5. Bagaimana vaksin yang disuntikkan kedalam tubuh bekerja dengan baik?

Fase 5 Mengkomunikasikan

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


Presentasikan hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk video atau secara

langsung. Selanjutnya peserta didik dipersilahkan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dari teman-teman kelompok penyaji.

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil diskusi terkait materi sistem imunitas manusia, serta

masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah

disajikan.

Kesimpulan :
71

Pertemuan IV

Fase 1 & 2 Mengamati dan menanya

Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah


72

Jakarta, CNN Indonesia- Anggota DPR Komisi IX dari partai demorasi Indonesia

perjuangan (PDI-P) Ribka Tjiptaning membuat sejumlah pertanyaan kontroversial

dalam rapat kerja komisi IX. Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Menkes)

Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Penny Lukito, dan Direktur PT Bio Farma

(Persero) Honesti Basyir.

Ribka tegas menolak untuk divaksin covid-19. Dia mengaku memilih membayar denda

ketimbang disuntik vaksin covid-19.

“Kedua, kalau persoalan vaksin saya tetap tidak mau divaksin maupun sampai yang 63

tahun bisa divaksin, saya sudah 63 tahun nih. Mislanya hidup di DKI Jakarta semua

anak cucu saya dapat sangksi Rp. 5 Juta mending saya bayar,” ujarnya dalam rapat

tersebut.

Ribka mengisyaratkan masih meragukan vaksin covid-19. Berkaca dari pengelaman

pemberian sejumlah vaksin lainnya, yang justru membuat orang lumpuh hingga

meninggal dunia. Misalnya, vaksin antipolio membuat sejumlah orang lumpuh di

Sukabumi dan vaksin kaki gajah di Majalaya menyebabkan 12 orang meninggal dunia.

“Saya yang pertama bilang saya yang pertama menolakvaksin. Kalau dipaksa

pelanggaran HAM tidak boleh memaksa begitu,” imbuhnya.

Sumber : CNN Indonesia

Berdasarkan fenomena diatas. Catatlah hal-hal penting dari berita diatas dan

ajukan pertanyaan yang mewakili permasalahan pada berita tersebut!

Fase 3 & 4 Mengumpulkan dan Mengasosiasikan

Mengasosiasikan peserta didik dan membimbing


penyelidikan mandiri dan kelompok
73

1. Bagaimana respon imun tubuh manusia saat menerima vaksin SARS-COV-19?

2. Pada umunya pemerintah Indonesia menggunakan vaksin jenis Sinovac dan

AstraZaneca untuk mencegah penyebaran Covid-19, apa sajakah kandungan dari

kedua jenis vaksin tersebut?

3. Vaksinisasi tidak hanya diberikan pada orang dewasa, namun juga pada anak usia

12-17 tahun. Beberapa orang akan mengalami demam setelah divaksin. Mengapa

dapat terjadi?

4. Menurut pendapat anda, seberapa pentingkah menjaga sistem kekebalan itu

sendiri? Bagaimana dampaknya jika sistem imun melemah?

Fase 5 Mengkomunikasikan

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


Presentasikan hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk video atau secara

langsung. Selanjutnya peserta didik dipersilahkan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan dari teman-teman kelompok penyaji.

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil diskusi terkait materi sistem imunitas manusia, serta

masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah

disajikan.

Lampiran 4 soal pretes dan postes


Pertemuan I
Kesimpulan :
Nama :
74

Materi :

Pertemuan :

Hari/tanggal :

Bacalah soal dengan teliti dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang

benar!

1. Suatu molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari sistem

kekebalan tubuh manusia dinamakan…..

a. Antibody

b. Pirogen

c. Limfosit B

d. Limfosit T penolong

e. Antigen

2. Perkembangan limfosit T berada di sumsum tulang, sedangkan

pematangannya berada di……

a. Jairngan limfa

b. Sumsum tulang

c. Kelenjar timus

d. Pembuluh darah

e. Sel induk

3. Pemberian vaksin termasuk kedalam upaya membentuk kekebalan…..

a. Seluler

b. Aktif alami

c. Aktif buatan
75

d. Pasif alami

e. Pasif buatan

4. Mekanisme kekebalan tubuh manusia dalam melindungi tubuh dari

berbagai dalam melindungi tubuh dari berbagai mikrobia penyebab

pathogen (penyakit) meanfaatkan komponen dibawah ini, kecuali…..

a. Protein antimikrobia

b. Limfosit

c. Monosit

d. Mastroit

e. Trombosit

5. Dalam tubuh, antibody dihasilkan oleh sel limfosit tipe…..

a. Sel T pembunuh

b. Sel B plasma

c. Sel B pembelah

d. Sel T supresor

e. Sel T pembantu

6. Vaksinisasi yaitu…..

a. Merusak tubuh pathogen

b. Proses pemberian vaksin ke tubuh

c. Membunuh pathogen

d. Menyalurkan pathogen

e. Semua jawaban salah

7. Semua bakteri yang masuk kedalam tubuh akan dihancurkan oleh…..

a. Histamine
76

b. Antibiotic

c. IgA

d. Sel T pembantu

e. Fagosit

8. pada saat antigen dicampurkan pada serum yang mengandung antibody,

maka yang terjadi yaitu……

a. Antibody terpisah dari serum

b. Tidak terjadi apa-apa

c. Antibody berikatan dengan antigen

d. Antibody menolak antigen

e. Antigen tidak bercampur dengan serum

9. Penyuntikan antibody yang dihasilkan oleh organisme lain kedalam tubuh

pasien, merupakan bentuk kekebalan…..

a. Intrasel

b. Aktif

c. Tubuh

d. Pasif

e. Sel

10. Molekul yang dikenali limfosit sebagai zat asing dan memicu sistem

kekebalan tubuh dinamakan…..

a. Histamine

b. Interleukin

c. Immunoglobulin

d. Antibody
77

e. Antigen

Nama :

Kelas :
78

Materi :

Pertemuan :

Materi :

Jawablah soal pilihan ganda berikut ini dengan menandai jawaban A, B, C,

D dan E pada jawaban yang di anggap paling benar!

1. Respon berlebihan pada sebuah antigen yang memasuki tubuh manudia

disebut dengan…..

a. Alergi

b. Addion’s disease

c. Autoimunitas

d. Myasthenia gravis

e. Hipersensitif

2. Kekebalan yang diperoleh bukan dari antibody yang disentesis dalam

tubuh, melainkan tinggal digunakan saja merupakan pengertian dari…..

a. Kekebalan aktif

b. Kekebalan pasif

c. Herd immunity

d. Globulin imun

e. Induced immunity

3. Pemberian vaksin kepada tubuh seseorang merupakan salah satu cara

untuk mendapatkan kekebalan secara…..

a. Aktif alami

b. Aktif buatan
79

c. Pasif alami

d. Pasif buatan

e. Autoimun

4. Air susu ibu mengandung antibody iga yang berpean untuk melawan

mikroorganisme yang masuk ketubuh. Pemberian ASI kepada bayi

merupakan upaya untuk meningkatkan imunitas bayi secara…..

a. Aktif buatan

b. Aktif alami

c. Pasif buatan

d. Pasif alami

e. Tradisional

5. Kekebalan yang diperoleh seseorang setelah menderita penyakir cacar air

disebut dengan kekebalan…..

a. Aktif alami

b. Aktif buatan

c. Pasif alami

d. Pasif buatan

e. Tradisional

6. Kekebalan tubuh yang diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh

mendapatkan vaksinasi di sebut….

a. Induced immunity

b. Herd immunity

c. Globulin imun

d. Autoimun
80

e. Addion’s disease

7. Kekebalan yang dipeeoleh seseorang setelah menderita penyakit cacar air

disebut dengan kekebalan…..

a. Aktif alami

b. Aktif buatan

c. Pasif alami

d. Pasif buatan

e. Tradisonal

8. Seseorang yang pernah menderita penyakit cacar saat masih kecil

kemungkinan besar tidak dapat terserang penyakit cacar yang sama

karena…..

a. Tubuh telah mendapatkan imunitas pasif alami

b. Sistem imunitas telah membentuk antiboi

c. Tubuh sudah menghasilkan antibiotic

d. Terjadi aglutinasi terhadap virus penyebab cacar

e. Mendapatkan vaksinasi saat terserang cacar pertama kali

9. Kekebalan tubuh yang bergantung pada respon kekebalan tubuh seseorang

dan diperoleh setelah pulih dari infeksi penyakit disebut….

a. Kekebalan alami

b. Kekebalan pasif

c. Kekebalan spesifik

d. Kekebalan nonspesifik

e. Kekebalan aktif
81

10. Sistem pertahanan tubuh yang bekerja hanya jika pathogen tertentu

memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik

internal…..

a. Sistem pertahanan buatan

b. Sistem pertahanan pasif

c. Sistem pertahanan alami

d. Sistem pertahanan spesifik

e. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik ekternal.

Nama :
82

Kelas :

Materi :

Hari/tanggal :

Pertemuan :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang

(X)!

1. Sistem pertahanan tubuh tidak dipengaruhi oleh faktor…..

a. Usia

b. Stress

c. Keturunan

d. Pekerjaan

e. Nutrisi

2. Mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dapat mengakibatkan reaksi

alergi pada kulit dan kelenjar mulkosa yang sangat berbahaya, bahkan

dapat mengakibatkan kamtian. Penyakit tersebut adalah…..

a. Sindrom down

b. Artritis rematoid

c. Addison

d. Grave (hipertiroidism)

e. Sindrom Stevens Johnson (SSJ)

3. Gangguan sistem imunitas ditandai dengan melemahnya kekebalan tubuh

sehingga menjadi rentan terhadap penyakit oportunistik. Hal tersebut

dialami oleh penderita…..


83

a. AIDS

b. Malaria

c. Anemia pernisiosa

d. Diabetes mellitus

e. Lupus

4. Seseorang siswa merasakan gatal-gatal dan pembengkakan pada kulitnya

setelah mengkonsumsi seafood. Kemungkinan siswa tersebut

mengalami…..

a. Hipersentivitas

b. Inflamasi

c. Imunodefisiensi

d. Autoimun

e. Defisiensi imun kongential

5. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena…..

a. Dapat merusak jaringan tubuh

b. Menyerang sel-sel limfosit

c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh

d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit

lain

e. Merusak antibody tubuh.

6. Alergi merupakab respon imun yang berlebihan terhadap senyawa yang

masuk ketubuh. Untuk menghentikan gejala alergi dapat dilakukan dengan

pemberian…..

a. Vitamin
84

b. Penisilin

c. Parasetamol

d. Antihistamin

e. Antiinterferon

7. Lupus merupakan penyakit autoimunitas yang terjadi akibat…..

a. Antibody menyerang otot lurik

b. Serangan virus terhadap sel T

c. Antibody menyerang kelenjar adrenal

d. Antibody menyerang sel-sel penyususn sendi

e. Peradangan oleh senyawa kimia hasil sekresi sel fagosit

8. Gangguan pada sistem pertahanan tubuh saat antibody yang diperoduksi

ustru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan

sel tubuh sendiri dengan sel asing, pernyataan diatas merupakan

pengertian dari…..

a. Alergi

b. Autoimun

c. HIV

d. Inflmasi

e. Imunodefisiensi

9. AIDS (Acquired Immunnodeficiency Syndrome) merupakan keumpulan

berbagai penyakit yang disebabkan oleh melehamnya sistem kekebalan

tubuh, penyakit ini disebabkan……

a. Virus yang menyerang pada sel tubuhnya

b. Human Immunodeficiency Virus (HIV)


85

c. Mnyasthenia gravis

d. Bacille Calmette Guerin

e. Immunoglobulin

10. Jelaskan proses terjadinya alergi pada tubuh?

11. Vaksin diberikan melalui program imunisasi. Imunisasi mulai dilakukan

sejak sesorang masih bayi. Apa yang ada ketahui jenis imunisasi apa yang

wajib diberikan kepada bayi?

12. Bagaimana hubungan vaksin, imunisasi, dan kekebalan kelompok (Herd

Immunity)?

13. Seberapa pentingkah imunisasi dan vaksin harus diberikan kepada tubuh

seseorang dan mengapa imunisasi dan vaksin diwajibkan di Indonesia?


86

14. Selama masa bayi pemberian imunisasi diberikan secara terus menerus

dengan jenis imunisasi yang berbeda-beda, pemberian imunisasi terjadi

ketika bayi baru dilahirkan. Bagaimana apabila salah seorang bayi tidak

pernah mendapatkan imunisasi ketika baru dilahirkan hingga beranjak

menjadi anak-anak? Apakah imunisasi ketika bayi dapat diberikan kertika

anak itu telah tumbuh besar?

15. Apa berbedaan anak yang mendapatkan imunisasi dan vaksin secara

teratur dengan anak yang sama sekali atau hanya sebagian mendapatkan

vaksin?
87

Nama :

Kelas :

Petemuan :

Materi :

Hari/Tanggal :

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang (X)

1. Fungsi pertahanan tubuh adalah…..

a. Menyediakan energy bagi kelangsungan hidup orgnaisme

b. Menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh melalui proses

detoksifikasi

c. Membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang dapat meracuni

tubuh

d. Mencegah tubuh dari pengaruh rangsangan lingkungan eksternal yang

merugikan

e. Mengenal, emnghancurkan dan menetralkan benda asing sel abnormal

yang merugikan tubuh.

2. Mekanisme pertahanan tubuh antara lain sebagai berikut:

1) Membrane mulkosa

2) Limfosit

3) Protein antimikroba

4) Sel-sel fagosit

5) Antibody
88

Yang tidak termasuk perthanan tubuh nonspesifik, yaitu imunitas bawaan

sejak lahir an tidak ditunjukkan untuk melawan antigen tertentu adalah…..

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 3 dan 4

c. 1, 4 dan 5

d. 2, 3 dan 5

e. 2, 4 dan 5

3. Sofyan mengamati pulasan darah dibawah mikroskop dan menemukan sel

darah putih yang memiliki inti berlobus dua, terdapat granul berwarna

biru, dapat menghasilkan histamine dan heparin yang berperan terhadap

respon alergi. Kemungkinan sel yang diamati tersebut adalah…..

a. Basophil

b. Eusinofil

c. Neutrophil

d. Monosit

e. Limfosit

4. Sel natural killer (NK) bertugas menghancurkan sel-sel yang terinfeksi

virus. Peristiwa penghancurran oleh sel NK disebut…..

a. Kekebalan non spesifik

b. Kekebalan buatan

c. Kekebalan spesifik

d. Kekebalan pasif

e. Kekebalan aktif

5. Sistem pertahanan tubuh untuk melawan antigen yang masuk adalah…..


89

a. Kulit, lemak, dan sel darah putih

b. Sel darah puttih dan sel darah merah

c. Kulit, membrane mulkosa, dan sekresinya

d. Sumsum merah dan kelenjar timus

e. Limfosit B dan limfosit T

6. Mekanisme kerja antibody sebagai sistem pertahanan tubuh adalah…..

a. Melisiskan dan membunuh sel-sel mikroorganisme pathogen

b. Menghasilkan senyawa kimia yang dapat menghancurkan antigen

c. Menonaktifkan antigen dan menandainya agar dihancurkan oleh

fagosit

d. Menyerang mikroorganisme secara langsung atau menghambat

reproduksinya

e. Berlekatan dengan polisakarida di permukaan sel mikroba lalu

menelan mikroba tersbeut

7. Berikut ini merupakan peran sistem kekebalan tubuh humoral, kecuali…..

a. Mengikat antigen dan membuat antibody

b. Menetralisasi toksin dari pathogen

c. Menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak

d. Menyerang sel-sel yang terinfeksi antigen

e. Mengingat antigen yang pernah masuk ketubuh.

8. Imunitas yang diperantai antibody yang dibentuk oleh sel B disebut

kekebalan…..

a. Humoral

b. Seluler
90

c. Alami

d. Aktif

e. Pasif

9. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Respon kekelaban humoral melibatkan peran sel B pengingat

2) Respon kekebalan humoral melibatkan makrograf untuk melawan

antigen

3) Respon kekebalan seluler menghancurkan antigen dengan melibatkan

makrograf

4) Respon kekebalan seluler menyerangg antigen dengan membentuk

antibody

Pernyataan yang tepat mengenai sistem kekebalan tubuh ditunjukkan oleh

nomor…..

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 2 dan3

d. 2 dan 4

e. 3 dan 4

10. Tubuh memproduksi berbagai jenis antibody karena…..

a. Antibody tidak dapat bekerja untuk kedua kalinya

b. Antigen pada setiap pathogen bersifat spesifik

c. Beberapa antibody ditunjukkan untuk satu jenis antigen

d. Satu jenis antigen dapat mengalahkan beberapa antibody

e. Setelah melawan antigen, antibody langsung dikeluarkan oleh tubuh.


91

Lampiran 5 Aktivitas Peserta Didik


LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :2 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.
92

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok I 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 17

Banjarmasin, 16 Mei 2023

Observer

Novita Alviona
93

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :2 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.
94

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 2 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 19

Banjarmasin, 16 Mei 2023

Observer

Novita Alviona
95

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :2 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.
96

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 3 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 14

Banjarmasin, 16 Mei 2023

Observer

Novita Alviona
97

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :2 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.


98

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 4 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 14

Banjarmasin, 16 Mei 2023

Observer
99

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :2 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :


100

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 5 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 19

Banjarmasin, 16 Mei 2023


101

Observer

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :4 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :
102

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 1 1. Peserta didik ikut serta √
dalam kegiatan
pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
4.Peserta didik mencari sumber √
dan informasi yang relevan
103

dari masalah yang muncul


dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 19

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Observer

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :4 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :
104

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 2 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
105

4.Peserta didik mencari sumber √


dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 20

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Observer

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :4 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :
106

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 3 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
107

4.Peserta didik mencari sumber √


dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 17

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Observer

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :4 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :
108

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 4 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
109

4.Peserta didik mencari sumber √


dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 18

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Observer

Novita Alviona

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) DENGAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin Mata Pelajaran : Biologi

Nama Pengamat : Novita Alviona Kelas : XI MIPA 2

Pertemuan :4 Materi Pokok : Sistem Imunitas

Petunjuk Pengisian :
110

Isilah dengan menggunakan tanda ceklis (√) pada kolom skor jika peserta didik

melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.

Petunjuk Penskoran :

Untuk menentukan skor aktivitas peserta didik maka perlu diperhatikan

kemunculan deskriptor berikut :

1) Skor 1 : peserta didik tidak memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan tidak mengikuti arahan dari guru.

2) Skor 2 : peserta didik tidak sepenuhnya memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan sedikit mengikuti arahan dari

guru.

3) Skor 3 : peserta didik kurang memperhatikan, melaksanakan,

mempersiapkan, mempresentasikan dan kurang mengikuti arahan dari

guru.

4) Skor 4 : peserta didik memperhatikan, melaksanakan, mempersiapkan,

mempresentasikan dan mengikuti arahan dari guru dengan baik.

No Kelompok Kegiatan peserta didik skor


4 3 2 1
1 Kelompok 5 1.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan pembelajaran.
2.Peserta didik ikut serta dalam √
pemecahan masalah yang di
berikan oleh guru.
3.Peserta didik ikut serta dalam √
kegiatan berkelompok,
diskusi antar teman, dan
menyusun kerangka pikirnya
menjadi sebuah hasil kerja
kelompok.
111

4.Peserta didik mencari sumber √


dan informasi yang relevan
dari masalah yang muncul
dan mengolah informasi yang
di dapatkan.
5.Peserta didik √
mempresentasikan hasil
kelompoknya
Jumlah 20

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Observer

Novita Alviona

Lampiran 6 Aktivitas Guru

Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Model

Pembelajaran Problem Based Learning

Petunjuk:
112

Berikut adalah daftar aspek pengelolaan pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning. Aspek-aspek ini harus diamati selama proses belajar

mengajar berlangsung.

No Aspek yang di Rubrik Nilai


amati
Pendahuluan
1 Apersepsi Memberikan pertanyaan yang relevan 4
dengan materi dan menggunakan kalimat
yang jelas
Memberikan pertanyaan yang relevan 3
dengan materi dan tidak menggunakan
kalimat yang jelas
Memberikan pertanyaan yang kurang 2
relevan dengan materi dan kurang jelas
Tidak memberikan pertanyaan 1
2 Motivasi Memotivasii peserta didik dengan 4
mengampilkan video, gambar, dan
lainnya yang relevan dengan materi, jelas
dan mudah dipahami peserta didik
Memotivasi peserta didik dengan 3
menampilan video, gambar, dan lainnya
yang relevan dengan materi, kurang jelas
dan sulit dipahami peserta didik
Memotivasi peserta didik dengan 2
menampilkan video. Gambar, dan lainnya
dengan tidak relevan, tidak jelas dan tidak
dipahami peserta didik.
Tidak memotivasi peserta didik 1
3 Menyampaikan Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
tujuan pembelajaran dengan sangat jelas dan mudah dipahami
oleh peserta didik.
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
dengan cukup jelas dan mudah dipahami
oleh peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran 2
dengan tidak jelas dan sulit dipahami oleh
peserta didik.
Tidak menyampaikan tujuan 1
pembelajaran
113

Kegiatan Inti
Fase 1 : Orientasi peserta didik pada masalah
4 Menyampaikan Menyampaikan masalah pembelajaran 4
masalah yang akan dengan jelas dan mudah dipahami oleh
dipecahkan peserta didik
Menyampaikan masalah pembelajaran 3
dengan cukup jelas dan mudah dipahami
oleh peserta didik

Menyampaikan masalah pembelajaran 2


dengan tidak jelas dan sulit dipahami oleh
peserta didik.
Tidak menyampaikan masalah 1
pembelajaran
5 Menyampaikan Menyampaikan materi pembelajaran 4
materi pembelajaran dengan jelas, lengkap dan mudah di
pahami oleh peserta didik
Menyampaikan materi pembelajaran 3
dengan jelas, kurang lengkap dan mudah
dipahami oleh peserta didik.
Menyampaikan materi pembelajaran 2
dengan tidak jelas, kurang lengkap dan
sulit di pahami.
Tidak menyampaikan materi 1
pembelajaran
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
6 Mengorganisasikan Membagi peserta didik dalam kelompok 4
kelompok secara secara heterogen dan sesuai aturan
heterogen Membagi peserta didik dalam kelompok 3
secara heterogen tetapi tidak sesuai aturan
Membagi peserta didik dalam kelompok 2
secara homogen
Tidak membagi peserta didik dalam 1
kelompok secara heterogen dan sesuai
aturan
7 Menginformasikan Menginformasikan agar peserta didik 4
agar peserta didik bekerja sesuai petunjuk tugas proyek
bekerja sesuai dengan jelas.
petunjuk tugas Menginformasikan agar peserta didik 3
proyek bekerja sesuai petunjuk tugas proyek
dengan kurang jelas
114

Menginformasikan agar peserta didik 2


bekerja sesuai petunjuk tugas proyek
tidak jelas
Tidak menginformasikan agar peserta 1
didik bekerja sesuai dengan petunjuk
tugas proyek.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
8 Mendampingi Mendampingi peserta didik berdiskusi 4
peserta didik dalam untuk memecahkan masalah dalam
pemecahan masalah proyek dengan jelas
Mendampingi peserta didik berdiskusi 3
untuk memecahkan masalah dalam
proyek dengan kurang jelas
Mendampingi peserta didik berdiskusi 2
untuk memecahkan masalah dalam
proyek dengan tidak jelas
Tidak mendampingi peserta didik 1
berdiskusi untuk memecahkan masalah
dalam proyek dengan jelas.
Fase 4 : Mengambangkan dan menyajikan hasil Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
9 Membantu Memfasilitasi dan memonitoring peserta 4
memfasilitasi peserta didik untuk mengorganisasikan dan
didik untuk menyelesaikan selama kegiatan proses
mengorganisasikan pembelajaran secara baik dan teratur
dan menyelesaikan Memfasilitasi dan memonitoring peserta 3
tugas belajar dan didik untuk mengorganisasikan dan
memonitoring menyelesaikan tugas salama kegiatan
kegiatan proses proses pembelajaran secara kurang baik
pembelajaran. dan kurang teratur
Memfasilitasi dan memonitoring peserta 2
didik untuk mengorganisasikan dan
menyelesaikan proyek salama kegiatan
proses pembelajaran secara tidak baik dan
tidak teratur
Tidak memfasilitasi dan memonitoring 1
peserta didik untuk mengorganisasikan
dan menyelesaikan tugas salama kegiatan
proses pembelajaran
10 Membimbing peserta Membimbing peserta didik menyusun 4
didik menyusun hasil laporan hasil diskusi dengan baik
diskusi Membimbing peserta didik menyusun 3
115

laporan hasil diskusi kurang baik


Membimbing peserta didikmenyusun 2
laporan hasil diskusi tidak baik
Tidak membimbing peserta didik 1
menyusun laporan hasil diskusi
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
11 Memberikan Memberikan kesempatan dengan 4
kesempatan kepada membimbing peserta didik dalam
peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan
mempresentasikan menjelaskan apa yang tidak dimengerti
hasil tugas oleh peserta didik
Memberikan kesempatan dengan 3
membimbing peserta didik dalam
mempresentasikan hasil diskusi dengan
menjelaskan semua hal-hal yang
seharusnya dicari oleh peserta didik
sendiri
Memberikan kesempatan dengan 2
membimbing peserta didik dalam
mempresentasikan hasil diskusi dengan
membantu sepenuhnya hingga akhir
Tidak membimbing peserta didik sama 1
sekali dalam mempresentasikan hasil
diskusi selama presentasi.
12 Membantu peserta Membantu peserta didik untuk melakukan 4
didik untuk analisis dan evaluasi proses pemecahan
melakukan analisis masalah terhadap hasil diskusi dengan
dan evaluasi proses baik
pemecahan masalah Membantu peserta didik untuk melakukan 3
terhadap hasil proyek analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah terhadap hasil diskusi dengan
kurang baik
Membantu peserta didik untuk melakukan 2
analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah terhadap hasil diskusi dengan
tidak baik
Tidak membantu peserta didik untuk 1
melakukan analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah terhadap hasil diskusi
13 Memberikan Memberikan kesempatan bertanya kepada 4
kesempatan bertanya peserta didik yang masih kurang jelas
kepada peserta didik tentang materi pelajaran yang baik.
116

yang masih kurang Memberikan kesempatan bertanya kepada 3


jelas tentang materi peserta didik yang masih kurang jelas
pelajaran tentang materi pelajaran dengan kurang
baik
Memberikan kesempatan bertanya kepada 2
peserta didik yang masih kurang jelas
tentang materi pelajaran dengan tidak
baik
Tidak memberikan kesempatan bertanya 1
kepada peserta didik yang masih kurang
jelas tentang materi.
Penutup
14 Guru membimbing Membimbing peserta didik untuk menarik 4
peserta didik untuk kesimpulan terhadap materi yang telah
menarik kesimpulan dipelajari dengan memberi motivasi dan
terhadap materi yang pertanyaan yang sangat jelas dan mudah
telah dipelajari sesuai dipahami oleh peserta didik
dengan indikator Membimbing peserta didik unntuk
pembelajaran menarik keimpulan terhadap materi yang 3
telah dipelajari dengan memberikan
motivasi dan pertanyaan yang kurang
jelas dan kurang dipahami oleh peserta
didik.
Membimbing peserta didik untuk menarik 2
kesimpulan terhadap materi yang telah
dipelajari dengan langsung tanpa adanya
memberi motivasi dan pertanyaan
Menyimpulkan sendiri materi yang telah 1
dipelajari
15 Pemanfaatan media Pemanfaatan media dengan baik 4
Pemanfaatan media kurang baik 3
Pemanfaatan media tidak baik 2
Tidak menggunakan media 1
16 Pengelolaan waktu Pengelolaan waktu dapat dimanfaatkan 4
dengan efektif dan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan selama proses
pembelajaran
Pengelolaan waktu kurang efektif dan 3
kurang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan selama proses pembelajaran
Pengelolaan waktu yang telah tidak aktif 2
dan tidak sesuai dengan waktu yang telah
117

diterapkan selama proses pembelajaran


Pengelolaan waktu yang telah dilakukan 1
sangat tidak efektif dan sangat tidak
sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan selama proses pembelajaran
17 Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas sangat terkendali dan 4
kondusif
Pengelolaan kelas kurang terkendali dan 3
kurang kondusif
Pengelolaan kelas tidak terkendali dan 2
tidak kondusif
Kelas tidak terkelola 1

No Aspek yang diamati Siklus I


Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4
I Pendahuluan
1. Guru memberi apresiasi kepada peserta √ √
didik
2. Guru memotivasi kepada peserta didik √ √
3. Guru menyampaikan tujuan √ √
118

pembelajaran (kompetensi) yang ingin


di capai
II Kegiatan Inti (Sintak Model Pembelajaran
4. Menyampaikan masalah yang akan √ √
dipecahkan
5. Menyampaikan materi pembelajaran √ √
6. Mengorganisasikan kelompok secara √ √
heterogen
7. Menginformasikan agar peserta didik √ √
bekerja sesuai petunjuk tugas
8. Mendampingi peserta didik dalam √ √
pemecahan masalah
9. Membantu memfasilitasi peserta didik √ √
untuk mengorganisasikan dan
menyelesaikan tugas belajar dan
memonitoring kegiatan proses
pembelajaran
10. Membimbing peserta didik √ √
menyiapkan laporan hasil tugas diskusi
11. Memberikan kesempatan kepada √ √
peserta didik untuk mempresentasikan
hasil diskusi
12. Membantu peserta didik untuk √ √
melakukan analisis dan evaluasi
pemecahan masalah terhadap hasil
diskusi
13. Memberikan kesempatan bertanya √ √
kepada peserta didik yang masih
kurang jelas tetang materi pelajaran
III Penutup
14. Guru membimbing peserta didik untuk √ √
menarik kesimpulan terhadap amteri
yang telah dipelajari sesuai dengan
indikator pembelajaran
IV Pemanfaatan media √ √
119

V Pengelolaan waktu √ √
VI Pengelolaan kelas √ √
Jumlah 122
Presentase 89%
Kategori Baik

Banjarmasin, 16 Mei 2023


Observer

Nur Aulia Rahma, S.Pd


120

No Aspek yang diamati Siklus II


Pertemuan 1 Pertemuan 2
Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4
I Pendahuluan
1. Guru memberi apresiasi kepada √ √
peserta didik
2. Guru memotivasi kepada peserta √ √
didik
3. Guru menyampaikan tujuan √ √
pembelajaran (kompetensi) yang
ingin di capai
II Kegiatan Inti (Sintak Model Pembelajaran
4. Menyampaikan masalah yang akan √ √
dipecahkan
5. Menyampaikan materi pembelajaran √ √
6. Mengorganisasikan kelompok secara √ √
heterogen
7. Menginformasikan agar peserta didik √ √
bekerja sesuai petunjuk tugas proyek
8. Mendampingi peserta didik dalam √ √
pemecahan masalah
9. Membantu memfasilitasi peserta √ √
didik untuk mengorganisasikan dan
menyelesaikan tugas belajar dan
memonitoring kegiatan proses
pembelajaran
10. Membimbing peserta didik √ √
menyiapkan laporan hasi diskusi
11. Memberikan kesempatan kepada √ √
peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi
12. Membantu peserta didik untuk √ √
melakukan analisis dan evaluasi
pemecahan masalah terhadap hasil
121

diskusi
13. Memberikan kesempatan bertanya √ √
kepada peserta didik yang masih
kurang jelas tetang materi pelajaran
III Penutup
14. Guru membimbing peserta didik √ √
untuk menarik kesimpulan terhadap
amteri yang telah dipelajari sesuai
dengan indikator pembelajaran
IV Pemanfaatan media √ √
V Pengelolaan waktu √ √
VI Pengelolaan kelas √ √
Jumlah 132
Presentase 97,0%
Kategori Sangat Baik

Banjarmasin, 16 Mei 2023


Observer

Nur Aulia Rahma, S.Pd


122

Lampiram 7 Respon Peserta Didik

N Uraian Respon Iya Respon Tidak


o
Jumlah % Jumlah %
1 Bagaimana perasaanmu 23 71,8% 9 28,1%
setelah belajar
menggunakan model
Problem Based Learning,
apakah kamu menyenangi
cara gurumu mengejar
menggunakan model
Problem Based Leraning?
2 Apakah kamu termotivasi 27 84,3% 5 15,6%
pada pembelajaran
menggunakan model
Problem Based Learning ?
3 Menurut kamu dengan 32 100% 0 0%
menggunakan model
pembelajaran Problem Based
Learning apakah dapat
memudahkan kamu dalam
memahami materi sistem
pertahanan tubuh?
4 Menurut kamu apakah materi 30 93,7% 2 6,2%
sistem pertahanan tubuh
cocok menggunakan model
Problem Based Leraning ?
5 Apakah dengan merancang 30 93,7% 2 6,2%
proyek dapat membantu
kamu memahami konsep
materi dengan baik?
123

6 Apakah dengan kegiatan 30 93,7% 2 6,2%


proyek yang kamu buat,
mampu membantu kamu
dalam menambah
pemahaman terhadap materi?
7 Apakah dengan kegiatan 30 93,7% 2 6,2%
presentasi dapat membantu
kamu dalam berbagai
pengalaman untuk
meyiapkan pemahaman
terhadap materi?
8 Menurut kamu apakah 30 93,7% 2 6,2%
dengan menggunakan model
Problem Based Learning ini
dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab dan saling
membantu dalam
menyelesaikan tugas?
9 Apakah semua kegiatan 29 90,6% 3 9,3%
selama pembelajaran dengan
model Problem Based
Learning sangat membantu
kamu dalam menyelesaikan
soal post-test?
10 Menurut kamu, perlukah 29 90,6% 3 9,3%
pembelajaran dengan
menggunakan model
Problem Based Learning ini
diterapkan dengan konsep
materi Biologi lainnya oleh
guru disekolahmu?
Jumlah 290 90,62% 30 9,38%
124

Lampiram 8 Hasil Belajar Peserta Didik


No Nama Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Pretes Postes Pretes Postes
1 Abdul Hadi 70 70 70 80
2 Achmad Faisal 50 60 60 80
3 Ahmad 70 90 70 100
4 Ahmad Habibi 70 80 70 90
5 Azzahra 70 80 60 80
6 Desy 60 80 70 90
7 Devy Rusma Yanti 50 60 40 70
8 Doni Anggara 40 70 50 90
9 Firdatul Zahra 80 100 70 90
10 Fitri Rahman 70 80 60 80
11 Lidya 80 100 50 70
12 M. Arya Saputera 60 70 60 80
13 M. Rehan Fahreza 40 60 50 90
14 Mardiyah 80 80 70 80
15 Muhammad Deni Januarta 70 80 80 100
16 Muhammad Rasyid 70 90 70 80
17 Mumammad Ridho 70 100 70 80
18 Nasywa Erina 70 70 40 60
19 Nevisah 70 70 50 70
20 Noor Hafiz Ansyari 60 70 40 80
21 Nor Emelia 60 70 60 70
22 Nurul Aulia Dani 70 70 50 80
23 Rahmad Haykal 40 70 50 90
24 Risma 70 80 70 80
25 Rizky Padilah 60 70 60 70
125

26 Rohana 60 70 40 80
27 Sieska Ariyani 70 70 60 70
28 Siti Nurhalisa Baithoni 60 70 60 80
29 Surya Ramadhan 70 80 70 90
30 Syamsul Rizal 70 60 60 100
31 Umi Aulia 70 80 70 80
32 Wahdatul Maisyarah 50 60 30 90
Nilai rata-rata 62 75 58 81
Ketuntasan klasikal 9,3% 43,75% 3,1% 78,12%
kategori Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas

No Nama Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II
Pretes Postes Pretes Postes
1 Abdul Hadi 66 90 50 75
2 Achmad Faisal 60 72 40 70
3 Ahmad 54 78 60 90
4 Ahmad Habibi 54 78 50 90
5 Azzahra 48 90 50 80
6 Desy 66 78 70 100
7 Devy Rusma Yanti 42 72 40 75
8 Doni Aanggara 60 72 50 85
9 Firdatul Zahra 78 90 80 100
10 Fitri Rahman 54 84 75 80
11 Lidya 78 84 75 100
12 M. Arya Saputera 60 72 40 75
13 M. Rehan Fahreza 42 60 20 70
14 Mardiyah 78 84 70 100
15 Muhammad Deni Januarta 54 90 30 75
16 Muhammad Rasyid 54 84 55 85
17 Muhammad Ridho 54 78 75 80
18 Nasywa Erina 60 78 40 75
19 Nevisah 42 66 50 80
20 Noor Hafiz Ansyari 42 90 50 85
21 Nor Emelia 60 72 30 75
22 Nurul Aulia Dani 78 90 40 85
23 Rahmad Haykal 54 66 60 75
24 Risma 78 90 40 90
25 Rizky Padilah 48 90 70 85
126

26 Rohana 54 90 50 75
27 Sieska Ariyani 60 78 40 75
28 Siti Nurhalisa Baithoni 48 90 70 85
29 Surya Ramadhan 54 78 40 90
30 Syamsul Rizal 54 84 50 75
31 Umi Aulia 60 90 30 85
32 Wahdatul Maisyarah 66 90 30 95
Nilai rata-rata 54 78 50 80
Ketuntasan klasikal 15,6% 75% 12,5% 93,7%
Kategori Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Lampiram 9 Kumpulan Foto Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I dan II

Pembagian soal pretes Membimbing Peserta Didik dalam


Memecahkan Masalah

Pembagian Soal Postes Pembagian LKPD dalam Kelompok

Menginformasikan agar Peserta Didik Membantu dalam Mengembangkan dan


Bekerja Sesuai Petunjuk Tugas Menyajikan Hasil Lembar Kerja Peserta
Didik
127

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian


128
129
130

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 10 BANJARMASIN

Alamat : Jalan Lingkar Dalam Selatan RT 28 No. 51 Telepon (0511)


6742610 Banjarmasin 70246

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN


Nomor : 421.2/155/Disdikbud/2023

Sehubungan dengan surat dari STKIP PGRI BANJARMASIN nomor


229-PP/STKIP-PGRI/BJM/2023, hal : Permohonan izin. Penelitian tertanggal 9
Mei 2023. Maka kepala SMA Negeri 10 Banjarmasin dengan ini menerangkan
nama mahasiswa dibawah ini :
Nama : Aulia Rahmawati
NPM : 3061924015
Prodi : Pendidikan Biologi
Jenjang : Strata Satu (S1)

Benar telah melakukan penelitian di SMA Negeri 10 Banjarmasin, guna

melengkapi data pada penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Pertahanan Tubuh

Kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin.”

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Banjarmasin, 23 Mei 2023
131

Anda mungkin juga menyukai