Anda di halaman 1dari 5

Volume 3 No.

1 2019 ISSN 2598-6422

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA MATERI SPLDV

1
Putri Suci Ramadani
1
(Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Sukabumi)
1
putriscr15@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berfikir kritis siswa dilihat dari bagaimana
siswa menyelesaikan soal matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
Dalam soal uraian, siswa dapat menyelesaikan soal untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan RME. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengguaan pendekatan pembelajran RME diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir
kritis matematika, hal ini disebabkab karena dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis, siswa
mampu menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel dengan adanya bimbingan dari guru
yang dilaksankan melalui diskusi guru dengan siswa secara umum dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).
Kata Kunci: Kemampuan Berfikir Kritis, RME, Materi SPLDV.

yang akan diajarkan karena setiap materi memiliki


PENDAHULUAN karakteristiknya masing±masing. Kegiatan yang
Pada saat ini, pendidikan dapat dikatakan sebagai dilakukan dalam proses pembelajaran matematika
suatu kebutuhan yang sangat penting. Pendidikanlah bertujuan agar kegiatan pembelajaran tersebut dapat
yang dapat menuntun serta menentukan arah hidup bermakna sesuai pendekatan yang digunakan di masa ini
seseorang. Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
karena dengan adanya pendidikan, manusia dapat menyaji serta mencipta atau biasa disebut dengan
mengembangkan kemampuan diri mereka sendiri dalam pendekatan ilmiah. Dari tujuan pembelajaran
sikap dan perilaku bermasyarakat. Dengan semakin matematika tersebut, dapat diketahui bahwa siswa
berkembangnya zaman, maka pendidikan menjadi hal dituntut untuk dapat berfikir secara logis, sistematis,
yang sangat dibutuhkan oleh manusia di masa ini. Hal analitis, kritis, dan kreatif dalam memecahkan suatu
ini karena dengan pendidikan, maka manusia memiliki permasalahan matematika.
bekal untuk dapat mengikuti dan menghadapi setiap Di zaman yang sudah sangat maju ini, pola fikir
perubahan yang ada, misalkan perubahan akibat kritis sangatlah penting untuk diaplikasikan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal keseharian hidup kita. Menurut Elaine B. Johnson
tersebut jelas menunjukan bahwa betapa pentingnya (2007), berpikir kritis adalah suatu proses yang
pendidikan bagi manusia di zaman yang sudah sangat terorganisasi dengan jelas yang dipakai dalam aktivitas
maju ini. mental seperti menyelesaikan permasalahan, membuat
Matematika merupakan salah satu dari banyaknya keputusan, membujuk, melakukan analisis terhadap
ilmu pengetahuan, dimana matematika sendiri suatu asumsi, serta melaksanakan kegiatan penelitian
merupakan ilmu yang mendasari berbagai ilmu ilmiah. Pola fikir yang kritis dapat membantu manusia
pengetahuan lain. Matematika dapat di kaitkan dengan dalam pengambilan keputusan secara selektif. Sebagai
berbagai ilmu pengetahuan. Matematika merupakan siswa, menerapkan pola fikir kritis akan memberi
ilmu universal yang menjadi dasar perkembangan ilmu manfaat di berbagai bidang. Keterampilan berfikir kritis
pengetahuan dan teknologi modern serta memajukan merupakan bagian penting yang berpengaruh dalam
daya pikir dan analisa manusia. Manusia dituntut untuk kehidupan akademik siswa. Siswa harus dapat
dapat berfikir logik dan realistis untuk dapat memahami menerapkan dan mengembangkan pola fikir kritis dalam
dan menguasai matematika. Matematika dapat diajarkan berbagai aspek, seperti ketika membaca, ketika menulis,
menggunakan berbagai macam pendekatan dan ketika bekerja sama dengan siswa lain. Berfikir
pembelajaran. Hal ini dapat disesuaikan dengan keadaan secara kritis adalah dengan memeriksa ide,
dan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Pendekatan mengevaluasi terhadap pengetahuan yang sudah
yang digunakan tidak harus sama pada setiap materi dimiliki serta membuat keputusan yang rasional sesuai

18
Volume 3 No.1 2019 ISSN 2598-6422

dengan fakta yang terdapat di lapangan. Ketika individu Berfikir Kritis Matematika
berfikir kritis, individu tersebut akan menimbang semua Cara berfikir manusia dibagi kedalam beberapa
sisi argumen dan mengevaluasi kekuatan dan kelompok, yaitu: berfikir vertikal, lateral, kritis, analitis,
kelemahannya. strategis, berfikir tentang hasil, dan berfikir kreatif
Sistem persamaan linear dua variabel adalah salah (DePoter dan Hemacki, 1991: 296). Menurut keduanya,
satu mata pelajaran yang diajarkan di satuan pendidikan berfikir kritis merupakan melatih atau memasukkan
tingkat menengah pertama kelas VIII semester satu. penilaian atau juga evaluasi yang cermat, seperti saat
Sistem persamaan linear dua variabel merupakan mata menilai kelayakan suatu gagasan ataupun produk.
pelajaran yang membutuhkan penalaran yang tinggi. Dalam berfikir kritis juga memiliki tujuan, yaitu untuk
Pada sistem persamaan linear siswa diminta untuk memberi keputusan mengenai sesuatu atau
mampu mengubah permasalahan nyata kedalam model prtimbangan.
matematika. Dalam hal ini, siswa tidak hanya Keterampilan kognitif berfikir kritis dibagi kedalam
mengandalkan kemampuan mengingat (recall), akan 5 bagian. yaitu: (1) Klarifikasi elementer (Elementary
tetapi juga kemampuan untuk menginterpretasikan soal Clarification), (2) dukungan dasar (Basic Support), (3)
dimana hal ini membutuhkan tingkat berfikir yang penarikan kesimpulan (Inference), (4) klarifikasi lanjut
tinggi. Siswa diharuskan untuk dapat berfikir secara (Advanced Clarification), (5) strategi dan taktik
kritis, analitis, dan sistematis untuk dapat (Strategies dan Tactics) menurut Ennis (1985: 43).
menyelesaikan soal persamaan linear dua variabel. Berfikir kritis adalah menjelaskan apa yang difikirkan.
Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan Belajar untuk berfikir kritis berarti belajar: apa
berfikir kritis adalah pendekatan pembelajaran. Dapat pertanyaannya, bagaimana bertanya, bagaimana
dilihat dari beberapa penelitian rendahnya kemampuan nalarnya, kapan menggunakan penalaran, serta yang
berfikir kritis siswa. Antara lain hasil penelitian digunakannya metode penalaran apa. Apabila siswa
Suryanto dan Somerset (Fachrurazi, 2011: 76) terhadap tersebut mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi
16 Sekolah Lanjutan Pertama pada beberapa provinsi di pengetahuan, ide-ide, dan mempertimbangkan argumen
Indonesia menunjukkan sangat rendah hasil tes mata sebelum mendapatkan justifikasi, maka dapat dikatakan
pelajaran matematika, terutama pada soal cerita siswa tersebut berfikir kritis. Harus dikembangkan
matematika. Penggunaan metode pembelajaran sangat sikap-sikap keinginan untuk bernalar, ditantang, dan
penting dalam proses pembelajaran di dalam kelas. mencari kebenaran agar siswa menjadi pemikir kritis
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut menurut Fisher (dalam Ismaimuza, 2010).
pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk Perlu adanya tahapan atau fase-fase yang harus
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang dikembangkan siswa selama proses pembelajaran
sifatnya masih sangat umum, dan melatari metode berlangsung untuk mengembangkan kemampuan
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat berfikir kritis. Noer (2010) merangkum beberapa
dari pendekatannya, pembelajaran terbagi 2 jenis pendapat dari para ahli mengenai fase-fase berfikir kritis
pendekatannya, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran dan berfikir kritis dibagi menjadi 4 fase yaitu:
yang berorientasi atau berpusat pada siswa 1. Kepekaan: merupakan memahami suatu isu,
(studentcentered approach) dan (2) pendekatan proses memicu masalah, kejadian, dilema dari
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru berbagai sumber (tanggap terhadap masalah).
(teachercentered approach). Menurut pendapat istilah trigger event atau klarifikasi, istilah tersebut
Wahjoedi (1999 EDKZD ³3HQGHNDWDQ biasanya digunakan dalam hal ini.
pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar 2. Kepedulian: merupakan proses merencanakan
dan prilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas solusi suatu isu, masalah, dilema dari berbagai
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara sumber. Istilah appraisal, klarifikasi dasar,
RSWLPDO´. assesing evidence, dan eksplorasi beberapa istilah
Dalam kaitan pentingnya permasalahan di atas, tersebut digunakan oleh beberapa para ahli.
maka diterapkan pembelajaran matematika yang 3. Produktivitas: merupakan tugas mengkonstruksi
menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic gagasan untuk menyelesaikan masalah,
Mathematics Education yang bertujuan untuk menyimpulkan dan menilai kesimpulan.
meningkatkan kemampuan berfikir kritis matematis Eksplorasi dan menarik kesimpulan, para ahli
siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan istilah tersebut.
mengetahui bagaimana efektifitas penerapan model 4. Reflektif: merupakan proses memeriksa kembali
pembelajran Realistic Mathematics Education terhadap solusi yang telah dikerjakan dan mengembangkan
kemampuan berfikir kritis matematis siswa.

19
Volume 3 No.1 2019 ISSN 2598-6422

strategi alternatif. Alternatif perspektif, klarifikasi permasalahan dengan menggunakan beragam alternatif
tingkat tinggi, integrase, strategi, cara-cara, dan penyelesaian, dan siswa juga sudah bisa menyimpulkan
resolusi, istilah tersebut digunakan oleh para ahli. hasil penyelidikannya dengan logis dan jelas.
Guru hendaknya memfasilitasi dan melakukan Perhatikan permasalahan berikut!
tindakan yang mendorong siswa mereflesikan
kemampuannya dalam mengembangkan kemampuan
berfikir kritis. Adapun untuk kepentingan penelitian ini
indikator kemampuan berfikir kritis matematis siswa
dibatasi, dilihat dari aspek mengidentifikasi,
menghubungkan, mengevaluasi dan menganalisis.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian Gambar 1. Ilustrasi Permasalahan
kepustakaan. Penelitian kepustakaan merupakan
penelitian yang pada umumnya dilaksanakan dengan Pak Hendra memelihara ayam dan kambing. Ketika
cara tidak turun ke lapangan dalam pencarian datanya, temannya menanyakan jumlah ternaknya, Pak Hendra
penelitian kepustakaan ini jenis penelitian kualitatif. menjawab bahwa jumlah kepala ternaknya 14 dan
Adapun menurut Noeng Muhadjir (1996: 169) jumlah kakinya adalah 36. Dapatkah kalian tentukan
penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang lebih banyaknya ayam dan kambing milik Pak Hendra?
memerlukan olahan filosofis dan teoritis dari pada uji 1. Pak Hendra memelihara ayam dan kambing,
empiris dilapangan. Karena sifatnya yang teoritis dan
jumlah kepala ternak Pak Hendra adalah 14.
filosofis, penelitian kepustakaan lebih sering
menggunakan pendekatan filosofis (philosophical a. Mungkinkah ayam Pak Hendra ada 10 ekor?
approach) dibandingkan pendekatan yang lain. Metode Jelaskan!
penelitian kepustakaan mencakup sumber data, ««««««««««««««««««
pengumpulan data, dan analitis data. ««««««««««««««««««
««««««««««««««««««
HASIL DAN PEMBAHASAN ««««««««««««««««««
Pendidikan matematika realistis atau Realistic
«««««««««««««««
Mathematics Education (RME) adalah suatu
b. Jika banyaknya kambing Pak Hendra adalah
pendekatan belajar matematika yang memberikan
6 ekor. Berapakah banyaknya ayam Pak
pengalaman langsung dengan pengalaman mereka
Hendra?
sendiri dan juga menempatkan permasalahn matematika
««««««««««««««««««
dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah
««««««««««««««««««
siswa menerima materi. Adapun menurut Aisyah
««««««««««««««««««
(2007), Realistic Mathematics Educations (RME)
««««««««««««««««««
merupakan suatu pendekatan belajar matematika yang
«««««««««««««««
dikembangkan untuk mendekatkan matematika kepada
c. Tentukan beberapa kemungkinan banyaknya
siswa. Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-
ayam Pak Hendra?
hari yang dimunculkan sebagai titik awal pembelajaran
Ayam
matematika. Selain itu menurut Asih dan Edy (2017)
pendekatan Realistic Mathematics Education pada Kambing
materi pembagian pecahan telah berhasil meningkatkan
Dari gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa dalam
kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari
Realistic Mathematics Education dengan materi sistem
indikator siswa dalam mengidenfikasi, mengklarifikasi,
persamaan linear dua variabel, siswa dikenalkan soal
menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan rata-
cerita dalam kehidupan sehari-hari.
rata telah mencapai kategori kritis. Menurut Nina
Pendekatan pembelajaran ini mengacu pada
Munazilla (2019) kemampuan berfikir kritis siswa
pendapat Freudental yang menyatakan bahwa
dalam menyelesaikan soal persamaan linear dua
matematika adalah aktivitas manusia. Pendekatan
variabel (SPLDV) menunjukkan bahwa siswa sudah
Belanda ini dikenal nama Realistic Mathematics
sangat mampu dalam menjelaskan informasi-informasi
Education. Treffers (I Gusti Ayu Arista Widari, I Gusti
pokok yang terdapat dalam soal. Siswa sudah
Ngurah Nila Putra, I Ketut Suwija, 2013) menyebutkan
memberikan argumen yang benar dan disertai dengan
bahwa karakteristik dari pembelajaran matematika
alasan yang tepat. Siswa belum bisa menyelesaikan

20
Volume 3 No.1 2019 ISSN 2598-6422

yaitu: (1) Selfdeveloped models penggunaan model, dari Dian Kusuma Wardani (2018) yang mengatakan
istilah model berkaitan dengan situasi dan model bahwa dengan menerapakan model pembelajaran
matematika yang dikembangkan sendiri oleh siswa. Realistic Mathematics Edication (RME) dalam suatu
Peran selfdeveloped models adalah jembatan bagi siswa proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan
dari konteks informal ke formal dimana siswa membuat kualitas siswa yang pada akhirnya berakibat pada
model sendiri dalam menyelesaikan masalah sehingga peningkatan kemampuan berfikir kritis dan analitis
diperoleh pengetahuan matematika formal (bersifat siswa.
abstrak) atau juga dari situasi konkret menuju abstrak, Memiliki pola fikir yang kritis akan sangat
(2) menggunakan dunia nyata, pembelajaran diawali membantu seseorang dalam segala bidang di
dengan masalah konstektual (dunia nyata) sehingga kehidupannya. Kemampuan ini tidaklah datang dengan
memungkinkan siswa menggunakan pengalaman sendirinya, melainkan melalui pengasahan kemampuan
sebelumnya secara langsung untuk menemukan suatu yang dilakukan secara terstruktur. Salah satu tempat
konsep. Melalui abstraksi dan formalisasi, siswa dapat yang dapat membantu untuk mengembangkan
mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian kemampuan berfikir kritis adalah sekolah. Sekolah
siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar
matematika kedalam bidang yang lain ataupun dunia mengajar antara guru dan siswa, dimana siswa akan
nyata sehingga memperkuat pemahaman konsep, (3) dibimbing dan diarahkan melalui proses pembelajaran.
menggunakan produksi dan konstruksi oleh siswa, siswa Disamping siswa yang menjadi subjek dalam proses
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran, guru juga memiliki andil besar dalam
strategi-strategi informal pemecahan masalah yang tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Pada
dapat mengarah pada konstruksi prosedur-prosedur penelitian ini, diketahui bahwa siswa masih diberikan
pemecahan masalah. Dengan bimbingan guru, siswa petunjuk dan arahan oleh guru sebelum melakukan
diharapkan menemukan kembali konsep dalam bentuk pengerjaan soal kemampuan berfikir kritis. Walaupun
formal, (4) intertwinement atau keterakitan unit belajar, siswa sudah mendapatkan kisi-kisi tes yang akan
dalam pembelajaran matematika realistik, keterkaitan diujikan sebelumnya, akan tetapi guru mata pelajaran
unit-unit matematika adalah esensial. Dengan yang bersangkutan masih memberikan petunjuk serta
keterkaitan ini akan memudahkan siswa dalam berfikir arahan-arahan dalam pengerjaan soal tes. Hal ini sesuai
kritis, (5) menggunakan interaktif, interaksi antara siswa dengan hasil penelitian dari Agoestanto, A. dan
dan guru merupakan hal mendasar dalam pembelajaran Sukestiyarno, Y.L. (2017) yang mengatakan bahwa
matematik realistic. Secara eksplisit bentuk-bentuk kemampuan berfikir kritis matematis siswa SMP masih
interaksi yang berupa negoisasi, penjelasan, menjadi tanggung jawab guru, guru perlu memfasilitasi
pembenaran, setuju, tidak setuju, pernyataan atau siswa dalam belajar untuk mengembangkan pemikiran
refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari kritis.
bentuk-bentuk informal siswa. Dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis,
Kemampuan berfikir kritis sangat perlu siswa mampu menyelesaikan soal cerita sistem
dikembangkan dalam pembelajaran matematika karena persamaan linear dua variabel dengan adanya
dengan berfikir kritis siswa dapat menganalisis bimbingan dari guru yang dilaksankan melalui diskusi
pemikirannya untuk menarik kesimpulan dan untuk guru dengan sisiwa secara umum dalam menerapkan
memutuskan suatu pilihan. Indikator strategi dan teknik pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics
dapat dipenuhi apabila siswa dapat mengeksplor Education (RME). Dalam penelitian ini siswa sendiri
kemampuannya dengan berfikir secara kreatif. Untuk yang menemukan model matematika dari soal cerita
mendukung hasil tersebut, maka sangat penting untuk (Fristita Desania dan Edy Surya, 2018).
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga
keterampilan siswa dalam berfsikir kritis dapat KESIMPULAN
direalisasikan. Untuk dapat meningkatkan kemampuan Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
berfikir kritis dibutuhkan suatu pendekatan disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
kualitas dan minat siswa. Hal tersebut dapat dicapai diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir
dengan penerapan pendekatan Realistic Mathematics kritis matematis siswa, hal ini disebabkan karena
Education, merupakan suatu pendekatan dalam Dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis, siswa
pembelajaran matematika yang berdasarkan pernyataan mampu menyelesaikan soal cerita sistem persamaan
Freudenthal bahwa matematika merupakan suatu bentuk linear dua variabel dengan adanya bimbingan dari guru
aktivitas manusia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksankan melalui diskusi guru dengan siswa

21
Volume 3 No.1 2019 ISSN 2598-6422

secara umum dalam menerapkan pendekatan


pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).
Profil proses berfikir kritis siswa dalam
menyelesaikan soal persamaan linear dua variabel
adalah siswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan
semua informasi pokok dari permasalahan yang terdapat
dalam semua soal. Siswa mampu dalam mengambil
keputusan dengan memberikan argumen yang benar dan
disertai dengan alasan yang tepat yang berguna untuk
mendukung argumennya tersebut pada semua soal.
Siswa sudah mampu dalam membentuk kesimpulan
terhadap hasil penyelidikannya dengan jelas dan logis
untuk semua soal.

DAFTAR PUSTAKA
$JRHVWDQWR $ GDQ 6XNHVWL\DUQR < / ³$QDO\VLV
of Mathematics Critical Thinking Students in
-XQLRU +LJK 6FKRRO %DVHG RQ &RJQLWLYH 6W\OH ´
Journal of Physics 824(1): 1742-6596.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar.
Jakarta: Erlangga.
Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching and
Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.
Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
0XQD]LOO 1 ³.HPDPSXDn Berpikir Kritis Siswa
Kelas VIII dalam menyelesaikan soal Sistem
3HUVDPDDQ /LQHDU 'XD 9DULDEHO´ ).,3
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
1RRUG\DQD 0 6 ³0HQLQJNDWNDQ .HPDPSXDQ
Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui
Pendekaatan MetaFRJQLWLYH ,QVWUXFWLRQ´. Jurnal
Mosharafa, Volume 5 Nomor 2. 2 Mei 2016.
.XVXPD ' : ³3URILO .HPDPSXDQ %HUILNLU
Kritis Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Realistic Mathematics Education (RME) Pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV 6LVZD NHODV 9,,, 6031 0RMR .HGLUL´
FKIP. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Kediri.

22

Anda mungkin juga menyukai