Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan

Volumeet 8,
Hariani al Nomor 1, Februari
(2023). Jurnal Ilmiah2023
Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
ISSN https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096
DOI: (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada Muatan


IPS Kelas V di SDN 12 Ampenan

Fida Hariani*, Muhammad Tahir, Itsna Oktaviyanti


Program Studi PGDS, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
*Corresponding Author: fidahari17@gmail.com

Article History Abstrak: Pendidikan abad ke-21 menuntut siswa untuk memperoleh
Received : January 02th, 2023 pengetahuan yang luas dan kompleks dengan berbagai keterampilan termasuk
Revised : January 20th, 2023 keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan di tempat kerja, keterampilan
Accepted : January 27th, 2023 media, informasi dan teknologi. Soal berbasis HOTS melatih siswa untuk
terbiasa memecahkan masalah yang membutuhkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesulitan siswa dalam
menjawab soal HOTS pada muatan IPS kelas V di SDN 12 Ampenan.
Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
deskriptif. Subyek penelitian terdiri dari 27 siswa Kelas V. Teknik
pengumpulan data diambil dengan tes dan wawancara. Adapun 15 soal pilihan
ganda muatan IPS berbasis HOTS sebagai instrumen tes. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Milles dan Huberman diantaranya
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan inferensi. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 10 siswa memenuhi KKM dan 17 siswa tidak memenuhi
KKM dengan nilai terendah 40 sedangkan nilai tertinggi 93. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa kesulitan yang
dihadapi siswa dalam mengerjakan soal HOTS diantaranya kesulitan
memahami perintah soal, kesulitan memahami arti gambar, kesulitan
memahami pilihan jawaban, kesulitan mengetahui arti kata, kesulitan
menyesuaikan daftar kata pada soal dengan pilihan jawaban, kesulitan dalam
memberikan saran atau solusi, kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban,
dan kesulitan konsentrasi dalam mengerjakan soal.

Keywords: IPS, Kesulitan belajar, Soal HOTS.

PENDAHULUAN (2018), menjelaskan bahwa tujuan pendidikan


nasional di abad 21 adalah untuk mewujudkan
Pendidikan adalah cara melatih serta cita-cita bangsa, yaitu masyarakat Indonesia yang
menuntun siswa untuk berpikir melalui proses maju dan sukses yang bermartabat, dengan
pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 kedudukan setara dengan negara lain di dunia.
tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20, pembelajaran Tujuan ini dapat dicapai dengan menciptakan
adalah interaksi antara siswa dengan guru dan masyarakat yang berkualitas, yaitu individu yang
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. mandiri, memiliki kemauan dan kemampuan
Kegiatan belajar mengajar berperan penting, untuk mencapi cita-cita bangsa. Hal ini bisa
karena proses inilah yang menentukan tercapai diimplementasikan melalui pembelajaran yang
atau tidaknya tujuan pembelajaran. Tercapainya berorientasi pada pembelajaran abad 21.
tujuan pembelajaran terhambat oleh kesulitan Pembelajaran abad 21 menekankan pada
belajar siswa. Menurut Sama’ (2021:147), 4C yaitu kreativitas, berpikir kritis, komunikasi,
Kesulitan belajar disebut juga sebagai hambatan dan kolaborasi. Hal ini menunjukkan relevansi
yang dihadapi siswa pada saat mencapai hasil antara pendidikan abad 21 dengan Kurikulm
belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar 2013, dimana karakteristik pembelajaran di
dapat menghambat hasil belajarnya sehingga dalam kurikulum 2013 yakni berpikir kritis atau
hasil belajar menjadi kurang optimal. biasa dikenal dengan HOTS, pendekatan
Pembelajaran bukan hanya tentang saintifik, dan mandiri dalam kegiatan
penyampaian dan penjelasan materi pelajaran, pembelajaran (Siwi Utaminingtyas, 2020:84).
namun siswa harus ditekankan untuk dilatih Kemampuan siswa dalam menyelesaikan
keterampilan berpikir melalui masalah HOTS dapat mendorong keberhasilan
pengimplementasian Kurikulum 2013. Komara tujuan pembelajaran dalam pengimplementasian

119
Hariani et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096

kurikulum 2013. Untuk mengembangkan mengikuti ulangan. Adapun data yang diperoleh
keterampilan berpikir ini, siswa harus dilatih dalam soal ulangan harian muatan IPS kelas V
bagaimana menguasai keterampilan pemecahan Tema 2 Subtema 1 yang diberikan guru, dari lima
masalah HOTS. soal pilihan ganda terdapat satu soal HOTS dan
Higher Order Thinking Skills (HOTS) dari lima soal uraian terdapat satu soal HOTS.
menurut Saputra (dalam Sofyan, 2019:90) adalah Siswa yang menjawab dengan benar pada soal
Proses keterampilan berpikir siswa ke tingkat pilihan ganda berbasis HOTS terdapat 8 siswa
pemahaman yang tinggi dan dikembangkan dan 19 siswa menjawab dengan salah. Pada soal
dengan beberapa konsep serta metode kognitif uraian berbasis HOTS terdapat 14 siswa yang
seperti metode pemecahan masalah dan menjawab dengan benar dan 13 siswa menjawab
taksonomi pembelajaran sebagai pengembangan dengan salah. Adapun 2 siswa yang menjawab
kemampuan berpikir siswa terutama kemampuan dengan benar pada soal pilihan ganda dan uraian,
berpikir kritis ketika menerima berbagai serta 7 siswa yang menjawab salah pada soal
informasi, kemampuan menggunakan informasi pilihan ganda dan uraian.
yang ada untuk memecahkan masalah, dan Dari data tersebut menunjukkan rendahnya
kemampuan berpikir kreatif untuk mengambil kemampuan siswa dalam mengerjakan soal
keputusan dalam situasi sulit. Berdasarkan HOTS pada muatan IPS. Rendahnya hasil yang
tingkatan Taksonomi Bloom, yang termasuk dicapai siswa merupakan salah satu ciri- ciri
kategori HOTS meliputi kemampuan analisis siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan
(analysis), kemampuan evaluasi (evaluation), soal HOTS. Guru juga menerangkan bahwa
dan kemampuan mencipta (creating). Soal dalam proses pembelajaran guru sudah
berbasis HOTS akan melatih siswa untuk terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS, hal
memecahkan masalah yang membutuhkan ini bisa dilihat dari RPP yang digunakan oleh
keterampilan berpikir lebih tinggi. Jenis soal guru. Pada kegiatan pendahuluan, guru tetap
yang bisa digunakan untuk menyusun soal HOTS melakukan kegiatan apersepsi dan menanyakan
(yang digunakan pada model pengujian PISA) kembali kepada siswa materi yang masih belum
adalah soal pilihan ganda, pilihan ganda di pahami. Pada kegiatan inti, guru menggunakan
kompleks (benar atau salah, ya atau tidak), isian pendekatan kontekstual seperti memberikan
singkat atau melengkapi, jawaban singkat atau suatu permasalahan dalam kehidupan sosial
pendek, dan uraian (Direktorat Pembinaan kemudian mengaitkan dengan dunia nyata siswa
Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan 2017). METODE
Soal HOTS dapat diterapkan pada semua
mata pelajaran, salah satunya pada mata Penelitian ini menggunakan pendekatan
pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.
terintegrasi dalam tema. Ilmu Pengetahuan Sosial Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
(IPS) adalah gabungan dari berbagai bidang ilmu mempelajari keadaan suatu objek secara alami,
sosial yaitu sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, yaitu peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik
politik, hukum, dan budaya. Pembelajaran IPS di pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi,
SD mengajarkan siswa mengenai pentingnya analisis materi yang bersifat induktif, dan hasil
ilmu sosial untuk membantu siswa menjadi penelitian kualitatif lebih menekankan kepada
warga negara yang baik. relevansi dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014:
Berdasarkan hasil wawancara yang 1). Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas
dilaksanakan pada 15 Agustus 2022 di SDN 12 V di SDN 12 Ampenan. Objek penelitian ini
Ampenan pada guru wali kelas V, dalam ulangan adalah kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
harian guru sudah menggunakan soal berbasis HOTS pada muatan IPS. Teknik pengumpulan
HOTS, soal PTS (Penilaian Tengah Semester) data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
guru membuat soal pilihan ganda dan uraian tes dan wawancara. Tes yang diberikan berupa 15
berbasis HOTS, dan soal PAS (Penilaian Akhir soal pilihan ganda muatan IPS berbasis HOTS
Semester) sudah termuat soal HOTS. Guru juga dan pemberian skor diberikan dengan rumus:
menerangkan bahwa siswa sudah dilatih untuk 𝑩
mengerjakan soal berbasis HOTS, akan tetapi Skor = × 𝟏𝟎𝟎
𝑵
siswa memperoleh nilai yang rendah saat

120
Hariani et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096

Keterangan:
B= Jumlah item yang dijawab benar HASIL DAN PEMBAHASAN
N= Jumlah item soal pilihan ganda
Hasil
Wawancara yang dilakukan kepada subjek Berdasarkan hasil nilai tes setelah siswa
penelitian disesuaikan dengan letak kesalahan mengerjakan soal HOTS diketahui bahwa
siswa berdasarkan hasil tes siswa. Teknik analisis terdapat 10 siswa yang memenuhi KKM dan 17
data yang digunakan yaitu komponen dalam siswa tidak memenuhi KKM dengan nilai
analisis data Miles dan Huberman yaitu reduksi terendah 40 dan nilai tertinggi 93. Berikut hasil
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan tes siswa berdasarkan letak kesalahan siswa.
(Sugiyono (2014: 91).

Tabel 1. Data Hasil Tes Siswa

No Inisial Nomor soal Nilai


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AS √ √ √ √ √ √ √ 53
2 AF √ √ √ √ √ √ √ 53
3 ADH √ √ √ √ √ √ √ 60
4 ADP √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40
5 CZH √ √ √ √ 73
6 DRA √ √ √ √ 73
7 DTP √ √ √ √ 73
8 FA √ √ √ √ √ √ √ 46,7
9 FSR √ √ √ √ √ 66,7
10 FR √ √ √ 80
11 GGAW √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40
12 HND √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40
13 IY √ 93
14 KAKJ √ √ √ √ √ √ √ √ 60
15 NPA √ √ √ 80
16 MJ √ √ √ √ √ √ √ √ 46,7
17 MNL √ √ √ √ √ 66,7
18 MR √ √ √ √ √ √ 60
19 NPAA √ √ √ √ 73
20 RHI √ √ √ 80
21 RP √ √ √ √ √ √ √ √ 53
22 RA √ √ √ √ √ √ √ √ 46,7
23 SPA √ √ √ 80
24 SN √ 93
25 ZR √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40
26 ZR √ √ √ √ √ √ √ √ 46,7
27 ZMA √ √ √ √ √ √ √ 53

Berdasarkan Tabel 1 di atas soal yang menunjukkan bahwa terdapat siswa kesulitan
paling banyak salah dijawab yaitu 16 siswa salah dalam menyelesaikan soal HOTS. Hasil tes
pada soal nomor 11, 15 siswa salah pada nomor tersebut diperkuat dengan wawancara yang
7, 14 siswa salah pada soal nomor 6 dan 14, 12 dilakukan kepada 5 siswa yang memperoleh nilai
siswa salah pada nomor 12, 11 siswa salah pada dibawah KKM. Berikut ini salah satu soal HOTS
nomor 8, 10 siswa salah pada nomor 1, 4, 10, yang digunakan dalam penelitian.
dan13, 9 siswa salah pada nomor 2, 7 siswa salah
pada nomor 3, 5 siswa salah pada nomor 9, dan 3 Perhatikan gambar di bawah ini!
siswa salah pada nomor 15. Hal tersebut

121
Hariani et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096

Gambar 1. Kegiatan di Pasar


Berdasarkan gambar diatas, syarat terjadinya transaksi jual beli yaitu … .
a. ada pedagang, ada pembeli, ada barang, tidak ada paksaan, ada kesepakatan harga.
b. ada pedagang, ada pembeli, ada barang, tidak ada paksaan, tidak ada kesepakatan harga.
c. ada pembeli, ada pedagang, ada barang, tidak ada kesepakatan harga, tidak ada paksaan
d. ada pembeli, ada pedagang, ada barang, tidak ada paksaan, tidak ada kesepakatan harga,
ada paksaan
Pembahasan dimana setiap individu memiliki kemampuan
Kesulitan siswa dalam memahami soal intelektual yang berbeda-beda.
Siswa menyampaikan bahwa mengalami Selain itu, ditemukan kesulitan siswa
kesulitan memahami pilihan jawaban, dan yaitu kesulitan memahami maksud dari gambar
kesulitan memahami arti gambar.Siswa yang karena gambar yang disajikan pada butir soal
mengalami kesulitan memahami maksud dari terlalu banyak. Butir pada soal ini menyajikan
soal tentu tidak akan bisa menjawab soal dengan tiga gambar yang berbeda-beda. Menurut Kirk &
benar, akibatnya siswa akan cepat bosan dan Gallagher (1986), bahwa “siswa yang mengalami
malas ketika menjawab soal. Menurut Ilyas gangguan persepsi tidak dapat memahami
(2017:170), tugas yang tidak dimengerti siswa rambu-rambu jalan, panah, kata-kata tertulis dan
dapat menurunkan semangat dalam simbol visual lainnya, mereka tidak dapat
menyelesaikan soal. Adapun hal yang perlu memahami arti dari gambar atau angka atau
diperhatikan tentang tugas yang akan dikerjakan memahami diri mereka sendiri”(Widiastuti,
adalah materi yang sudah diajarkan dan 2019:3). Kemampuan siswa dalam memahami
bagaimana cara mengerjakannya. Siswa yang gambar ini akan melatih kemampuan berpikir
tidak paham bentuk dan cara menyelesaikan soal kritis siswa.
seperti kesulitan dalam memahami soal, kesulitan Hal lain yang ditemukan bahwa siswa
memahami pilihan jawaban, dan memahami arti tidak mengetahui arti kata seperti transaksi, PKK,
kata akan terkendala untuk dapat menyelesaikan dan kecuali. Kesulitan siswa yang tidak
soal sesuai dengan arah perintah soal. Pentingnya mengetahui arti kata akan menyebabkan siswa
siswa memahami perintah soal akan memberikan tidak bisa memahami maksud soal dengan benar.
hasil yang maksimal. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan menyesuaikan daftar kata pada soal dengan
bahwa siswa kesulitan memahami perintah soal pilihan jawaban. Pada soal nomor 8 dan 11
yang kalimatnya terlalu panjang dan tidak disajikan daftar kata yang kemudian siswa
memahami perintah soal karena lupa materi yang diminta untuk mengelompokkan sesuai dengan
sudah dipelajari. Menurut Hermawan (2016:28), jenisnya. Salah satu ciri instrumen penilaian
faktor Internal yang mempengaruhi hasil belajar HOTS biasanya tidak menuangkan semua
seseorang adalah daya ingat siswa yang rendah. informasi secara tertulis, melainkan
Soal yang terlalu panjang menyebabkan siswa membimbing siswa untuk mencari sendiri
lupa ketika selesai membaca soal karena daya informasi yang bersifat implisit. Oleh karena itu,
ingat siswa yang rendah sehingga siswa kesulitan alat penilaian HOTS menggunakan stimulus
dalam mengerjakan soal. Hal ini berkaitan berupa teks, gambar, daftar kata, grafik,
dengan faktor intelektual yaitu faktor kecerdasan percakapan, dialog, video atau soal. (Setiawati,
siswa. Kemampuan intelektual mengacu pada 2019: 39).
kemampuan siswa untuk memahami materi

122
Hariani et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096

Kesulitan menganalisis soal yaitu hubungan antar siswa yang satu dengan
Rochman & Hartoyo (2018:79), siswa lainnya. Jika hubungan siswa dengan siswa
mengatakan bahwa analisis adalah suatu proses ini tidak baik akan sangat berpengaruh pada
pembelajaran yang berhubungan dengan bagian- pencapaian hasil belajar siswa yang kurang
bagian dan struktur berpikir secara keseluruhan maksimal. Senada dengan pendapat Islam &
dalam pemecahan masalah. Antasari (2021: 2306) yang mengatakan bahwa
Siswa juga menyampaikan bahwa proses belajar tidak optimal apabila seseorang
kesulitan dalam memberikan solusi dari sebuah mengalami kesulitan konsentrasi karena
permasalahan. Pada soal nomor 2 disajikan soal konsentrasi sangat berpengaruh terhadap
cerita berupa permasalahan di lingkungan sosial, keberhasilan proses belajar dan mengajar.
kemudian siswa diminta untuk memberikan Pentingnya konsentrasi membuat siswa tetap
sebuah saran atau solusi. Salah satu elemen fokus pada apa yang dikerjakan, terutama saat
berpikir kritis siswa adalah Reason yaitu mengerjakan soal.
memberikan alasan bersifat logis atau tidak untuk Soal yang dianggap paling sulit dari
disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam kelima subjek yang diwawancara yaitu soal
permasalahan (Kemendikbud, 2018). Bunyi soal nomor 11 dan 14. Pada soal nomor 11 siswa
yang terlalu panjang menyebabkan siswa hanya kesulitan karena harus menyesuaikan daftar kata
membaca soal cerita tidak sampai selesai. dengan pilihan jawaban, ketika memilih jawaban
Menurut Dwidarti et al., (2019:316), soal cerita siswa lupa dengan daftar kata yang sudah
memiliki peranan penting yang dapat digunakan disajikan dan tidak mengetahui arti dari singkatan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kata. Pada soal nomor 14, siswa kesulitan karena
menyelesaikan soal. Siswa yang salah dalam soal bunyi soal yang terlalu panjang dan tidak
cerita pada nomor 14 sebanyak 13 siswa. Hal ini mengetahui arti kata sehingga siswa tidak
menunjukkan siswa masih banyak keliru dalam membaca soal sampai selesai dan kesulitan
menyelesaikan soal cerita. memahami perintah soal. Hal tersebut
mengakibatkan siswa malas dalam membaca
Kesulitan dalam Mempertimbangkan soal. Pardomuan (2017) mengatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian, siswa kemalasan adalah sikap enggan seseorang dalam
kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.
yang benar karena terkecoh dengan pilihan Akibat dari rasa malas ini akan berpengaruh
jawaban lain dan menganggap pilihan jawaban kepada diri siswa dan teman di sekitarnya seperti,
dari soal semuanya tepat. Menurut Slameto ketika mengerjakan soal seharusnya bisa selesai
(dalam Lestari, 2020:45) salah satu faktor tepat waktu, akan tetapi karena rasa malas ini
internal yang mempengaruhi kesulitan belajar muncul menyebabkan siswa terlambat dalam
siswa yaitu faktor intelektual atau kecerdasan menyelesaikan soal serta berdampak pada teman
siswa. Kemampuan siswa dalam menentukan di sekitarnya karena akan bertanya atau meminta
pilihan jawaban yang benar memerlukan refleksi jawaban bahkan mencontek ketika mengalami
yang mendalam terhadap kemampuan intelektual kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS.
siswa.. Hal ini merupakan salah satu aspek
keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai KESIMPULAN
transfer of knowledge yang berkaitan dengan
ranah kognitif, proses ini mengacu pada Berdasarkan hasil penelitian dan
kemampuan berpikir, memahami, menentukan pembahasan terdapat kesulitan yang dialami
dan bernalar (Kemendikbud, 2018). siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada
Berdasarkan hasil penelitian, siswa juga muatan IPS di SDN 12 ampenan diantaranya
menyampaikan bahwa kesulitan konsentrasi siswa kesulitan memahami perintah soal,
dalam mengerjakan soal karena merasa kesulitan memahami arti gambar, kesulitan
terganggu karena temannya, suasana kelas yang memahami pilihan jawaban, kesulitan
tidak kondusif dan banyak dari temannya yang mengetahui arti kata, kesulitan menyesuaikan
sudah mengumpukan sehingga menyebabkan daftar kata pada soal dengan pilihan jawaban,
siswa tidak konsentrasi dalam mengerjakan dan kesulitan dalam memberikan saran atau solusi,
salah dalam menjawab soal. Hal ini merupakan kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban,
faktor eksternal yang mepengaruhi kesulitan dan kesulitan konsentrasi dalam mengerjakan
belajar yang berasal dari lingkungan sekolah soal.

123
Hariani et al (2023). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8 (1): 119 – 124
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1096

Utama.
UCAPAN TERIMA KASIH Pardomuan (2017). Peran Konselor dalam
Membantu Pengentasan Malas Belajar
Selesainya penelitian ini tentu tidak lepas Siswa. JRTI (Jurnal Riset Tindakan
dari dukungan berbagai pihak. Peneliti juga tidak Indonesia), 2(2), 2–5.
lupa berterima kasih kepada diri peneliti pribadi https://doi.org/10.29210/3003209000
yang telah berjuang sehingga dapat Rochman, S., & Hartoyo, Z. (2018). Analisis
menyelesaikan penelitian sampai pada tahap ini. High Order Thinking Skills (HOTS)
Terima kasih pula kepada kedua orang tua dan Taksonomi Menganalisis Permasalahan
dosen pembimbing, serta pihak sekolah yang Fisika. Science and Physics Education
telah membantu dalam kegiatan penelitian. Journal (SPEJ), 1(2), 78–88.
https://doi.org/10.31539/spej.v1i2.268
REFERENSI Sama’, D. (2021). Psikologi Pendidikan (K. I. N.
Ardiawan (ed.)). Aceh: Yayasan Penerbit
Dwidarti, U., Mampouw, H. L., & Setyadi, D. Muhammad Zaini.
(2019). Analisis Kesulitan Siswa dalam Setiawati, S. (2019). Analisis Higher Order
Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Thinking Skills (HOTS) Siswa Sekolah
Himpunan. Jurnal Cendekia : Jurnal Dasar dalam Menyelesaikan Soal Bahasa
Pendidikan Matematika, 3(2), 315–322. Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.11 Pendidikan KALUNI, 2(2010), 552–557.
0 https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.1
Hermawan, I. (2016). Pemeberian Reward Pin 43
Literasi sebagai Upaya Meningkatkan Siwi Utaminingtyas (2020). Implementasi
Pembiasaan Literasi Siswa SDN 2 Problem Solving Berorientasi Higher
Ragawacana (Penelitian Tindakan Sekolah Order Thingking Skill (Hots) Pada
pada Siswa SDN 2 Ragawacana Pembelajaran Ips Sekolah Dasar. Jurnal
Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 84.
2018/2019). Pedagogi: Jurnal Penelitian https://doi.org/10.30659/pendas.7.2.84-98
Pendidikan, 5(2). Sofyan, F. A. (2019). Implementasi Hots Pada
Ilyas, A., & Folastri, S. (2017). Diagnosis Kurikulum 2013. Inventa, 3(1), 1–9.
Kesulitan Belajar & Pembelajaran https://doi.org/10.36456/inventa.3.1.a180
Remedial. Jurusan Bimbingan dan 3
Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Sugiyonno (2014). Memahami Penelitian
Universitas Negeri Semarang. Kualitatif (10th ed.). Bandung: Alfabeta,
Islam, U., & Antasari, N. (2021). EDUKATIF : cv.
JURNAL ILMU PENDIDIKAN Hubungan Undang-Undang RI No.20 tahun 2003. Tentang
Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Sistem Pendidikan Nasional.
Prestasi Belajar Peserta Didik pada Masa Wayan, I Widana (2017). Modul Penyusunan
Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Soal Higher Order Thinking Skills
Riinawati. 3(4), 2305–2312. (HOTS). Direktorat Pembinaan Sekolah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2018). Menengah Atas Direktorat Jenderal
Buku Pegangan Berorientasi Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Widiastuti, N. L. G. K. (2019). Karakteristik dan
Tenaga Kependidikan. Model Layanan Pendidikan Bagi Anak
Komara, E. (2018). Penguatan Pendidikan Berkesulitan Belajar. Jurnal Kajian
Karakter dan Pembelajaran Abad 21. Pendidikan Widya Accarya FKIP
SIPATAHOENAN: South-East Asian Universitas Dwijendra, 53(9), 168
Journal for Youth, Sports & Health
Education, 4(1), 1–10.
www.journals.mindamas.com/index.php/s
ipatahoenan
Lestari, M. A. (2020). Bimbingan Konseling di
SD (1st ed.). Grup Penerbitan CV Budi

124

Anda mungkin juga menyukai