Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
dengan memenuhi proses menemukan jawaban berdasarkan tahap pemecahan masalah. Masalah yang
dipecahkan dapat berupa masalah kontekstual. Kemampuan pemecahan masalah kontekstual siswa dapat
dipengaruhi oleh gaya kognitif, yaitu field dependent (FD) dan field independent (FI). Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa FD dan FI ketika memecahkan masalah
matematika kontekstual materi program linear. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan yaitu GEFT (Group Embeded Figure Test), Tes Pemecahan
Masalah, dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah 2 siswa SMA kelas XI IPS dengan kemampuan
setara. Hasil penelitian ini menunjukkan siswa FD dan FI dapat melakukan 4 tahap pemecahan masalah
dalam memecahkan masalah matematika kontekstual pada materi program linear. Siswa FD pada saat
memahami masalah telah membaca permasalahan dengan cermat dan dibaca sekali, sedangkan siswa FI
membaca berulang kali. Siswa FD dapat menentukan apa yang diketahui, tetapi mereka tidak dapat
menentukan apa yang ditanyakan. Sedangkan siswa FI tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam permasalahan. Siswa FD dan FI dapat merencanakan penyelesaian permasalahan. Siswa
FD dan FI menuliskan langkah pemecahan serta hasil akhir. Siswa FD dan FI dalam pembentukan
kesimpulan dapat menjawab permasalahan dengan benar. Siswa FD memastikan langkah yang dilakukan
sudah benar dengan memeriksa kembali dan melakukan perhitungan ulang, sedangkan siswa FI memeriksa
kembali dengan membaca ulang permasalahan dan melakukan perhitungan ulang. Hasil penelitian ini
menjadi masukan bagi guru sebaiknya mengingatkan siswa untuk menuliskan informasi yang ada pada suatu
permasalahan dan apa yang ditanyakan.
Kata Kunci: kemampuan pemecahan masalah, masalah matematika kontekstual, gaya kognitif, field
dependent, field independent.
Abstract
Problem solving ability is the ability of students to solve mathematical problems by fulfilling the process of
finding answers based on the problem-solving stage. The problem to be solved can be a contextual problem.
Student's contextual problem-solving abilities can be influenced by cognitive styles, namely field dependent
(FD) and field independent (FI). This study aims to describe the problem-solving ability of FD and FI
students when solving contextual mathematical problems of linear program material. This type of research
is qualitative descriptive research. The instruments used are GEFT (Group Embeded Figure Test), Problem
Solving Test (TPM), and interview guidelines. The subjects of this study were 2 high school students of class
XI social studies with equivalent abilities. The results of this study show that FD and FI students can perform
4 stages of problem solving in solving contextual mathematical problems in linear program materials. FD
students at the time of understanding the problem have read the problem carefully and read once, while FI
students read repeatedly. FD students can determine what is known, but they cannot determine what is asked.
Meanwhile, FI students do not write down what is known and what is asked in the problem. FD and FI
students can plan problem solving. FD and FI students write down the completion steps as well as the final
results. FD and FI students in the formation of conclusions can answer problems correctly. FD students make
sure the steps taken are correct by re-examining and recalculating, while FI students re-examine by rereading
the problem and recalculating. The results of this study are input for teachers, preferably reminding students
to write down the information that exists on a problem and what is asked.
Keywords: Problem-solving skills, contextual mathematical problems, cognitive styles, field dependent
and field independent.
720
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
721
Volume 11 No.3 Tahun 2022, HAL 720-731
722
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
723
Volume 11 No.3 Tahun 2022, HAL 720-731
Tengah Semester, FD = Field Dependent, FI = Field timah kadar rendah. Sedangkan penambangan II
Independent menghasilkan 2 ton bijih timah kadar tinggi, 3
Berdasarkan analisis hasil tes pemecahan masalah dan ton bijih timah kadar menengah, 5 ton bijih
wawancara dengan peneliti, berikut adalah hasil analisis timah kadar rendah. keperluan tiap jenis timah
dari kemampuan pemecahan masalah kontekstual siswa yang diperlukan perusahaan adalah 80 ton bijih
SMA materi program linear ditinjau dari gaya kognitif field timah kadar tinggi, 240 ton bijih timah kadar
dependent dan field independent. menengah, dan 480 ton bijih timah kadar
rendah. Serta besar biaya operasi tiap tempat
Kemampuan Pemecahan Masalah Kontekstual penambangan untuk menghasilkan timah
Program Linear Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field tersebut per harinya adalah Rp2.000.000,00
Dependent (subjek FD) Peneliti : Apa yang menjadi masalah dari permasalahan
tersebut?
FD : Yang menjadi masalah dalam permasalahan
A1 B1 tersebut adalah lama hari dalam tiap tempat
penambangan tersebut beroperasi
Peneliti : Bagaimana Anda bisa menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dari
permasalahan tersebut?
FD : Saya mengetahui apa yang ditanyakan dari
C1 C1 pertanyaan paling akhir dalam permasalahan
tersebut. Dan apa yang diketahui dengan
membuat tabel sehingga memudahkan saya
dalam tahap penyelesaian masalah tersebut.
Peneliti : Mengapa informasi yang diketahui Anda
tuliskan dalam bentuk tabel? Jelaskan alasan
D1 Anda.
FD : Saya meletakkan dalam tabel agar mudah
Gambar 1. Jawaban Tertulis FD
terbaca dalam pengelompokkannya sehingga
lebih mudah dalam mengerjakan di tahap
Tahap Memahami Masalah selanjutnya
Wawancara ini dilakukan untuk memperjelas hasil Subjek FD telah menuliskan apa yang diketahui pada
yang tidak tertulis pada lembar jawaban siswa untuk permasalahan dengan membuat tabel dan sebelumnya
mengetahui hasil yang tepat dari tes pemecahan masalah sudah membaca permasalahan. Hal tersebut ditunjukkan
kontektual. Simak kutipan wawancara berikut untuk lebih pada Gambar 1 kode A1 yang selanjutnya didukung oleh
jelasnya. wawancara peneliti dengan subjek. FD tidak menuliskan
Peneliti : Apakah Anda sudah membaca permasalahan apa yang menjadi pertanyaan, tetapi saat dilakukan
tersebut dengan cermat? wawancara FD dapat menjelaskannya.
FD : Sudah
Peneliti : Berapa kali Anda membaca permasalahan Tahap Merencanakan Penyelesaian
tersebut? Berdasarkan gambar 1, selanjutnya peneliti melakukan
FD : Saya membaca permasalahan tersebut hanya wawancara dengan FD untuk mendapatkan penjelasan
sekali mengenai apa yang sudah ditulisnya pada kode B1. Simak
Peneliti : Seusai Anda membaca permasalahan tersebut, kutipan wawancara berikut untuk lebih jelasnya.
apa saja informasi penting yang dapat Anda Peneliti : Seusai Anda menuliskan apa yang Anda
temukan dalam permasalahan itu? ketahui dan apa yang ditanya, apa langkah
FD : Saya mendapatkan informasi bahwa selanjutnya yang Anda gunakan untuk
perusahaan penambangan memiliki dua tempat menyelesaikan masalah tersebut?
penambangan, yaitu penambangan I dan FD : Langkah selanjutnya adalah membuat
penambangan II. Setiap hari penambangan I permisalan dari masing-masing tempat
menghasilkan 1 ton bijih timah kadar tinggi, 4 penambangan menjadi x dan y.
ton bijih timah kadar menengah, dan 12 ton bijih
724
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
Peneliti : Apakah Anda menggunakan ide yang Anda Berdasarkan jawaban subjek dan hasil wawancara, FD
miliki sebelumnya dalam menyelesaikan dapat menghubungkan pengetahuan yang dimiliki yaitu
permasalahan? dengan memisalkan terlebih dahulu tempat penambangan I
FD : Iya benar, karena yang saya pahami dalam sebagai x dan tempat penambangan II sebagai y, lalu
penyelesaian permasalahan tersebut adalah mengubah permasalahan kontekstual menjadi model
seperti yang saya kerjakan pada tahap-tahap matematika. FD juga menjelaskan rencana
penyelesaianya. penyelesaiannya saat wawancara dengan peneliti. FD
Peneliti : Variabel x ini Anda misalkan sebagai apa? mencari titik yang dilalui dari model matematika yang telah
Variabel y sebagai apa? dibuat. Selanjutnya membuat grafik dari titik-titik yang
dilalui untuk menentukan daerah penyelesaian dari sistem
FD : Tempat penambangan I dimisalkan sebagai x,
pertidaksamaan linear dua variabel, kemudian didapatkan
sedangkan tempat penambangan II dimisalkan
titik pojok dan disubstitusikan ke fungsi tujuan untuk
sebagai y.
menentukan nilai optimum yang diminta dari soal.
Peneliti : Setelah Anda memisalkannya, bagaimana cara
Anda menyusun rencana pemecahan dari
permasalahan tersebut? Tahap Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah
FD : Setelah saya memisalkan dengan variabel, Berdasarkan gambar 1, selanjutnya peneliti melakukan
langkah selanjutnya yaitu memodelkannya wawancara dengan FD untuk mendapatkan penjelasan
dalam bentuk matematika. Kemudian mengenai apa yang sudah ditulisnya pada kode C1. Simak
menentukan fungsi tujuan. Lalu membuat tabel kutipan wawancara berikut untuk lebih jelasnya.
persamaan garis untuk mencari titik yang dilalui Peneliti : Setelah Anda menggambar grafik, bagaimana
dari tiap persamaan garisnya. Kemudian saya Anda bisa menentukan daerah penyelesaiannya?
menguji titik yang ditemukan dengan (0,0) FD : Saya melakukan uji titik (0,0) jika pernyataan
setelah itu saya membuat grafik koordinatnya. yang dihasilkan salah, maka titik (0,0) tidak
Peneliti : Bagaimana Anda menentukan fungsi tujuan? berada di daerah penyelesaian
FD : Dengan mengamati biaya operasi dari tiap Peneliti : Mengapa Anda menggunakan metode uji titik?
tempat penambangan yang telah diketahui Kenapa bukan garis selidik?
dalam tabel yang sebelumnya saya buat. FD : Karena menurut saya metode tersebut adalah
Peneliti : Setelah itu, mengapa Anda mencari titik yang metode yang mudah dan saya pahami daripada
dilalui dari tiap persamaan garisnya? metode lainnya.
FD : Untuk mengetahui titik mana saja yang akan Peneliti : Mengapa Anda menggunakan titik uji (0,0)?
menentukan dalam grafik koordinatnya Apakah tidak boleh menggunakan titik lain
Peneliti : Titik mana saja yang sudah Anda temukan? sebagai titik uji?
FD : Saya menemukan 3 titik, yaitu (80,40), (60,80), FD : Boleh saja menggunakan titik uji lain, namun
(40,96) saya memilih titik (0,0) karena lebih cepat dalam
perhitungannya
Peneliti : Lalu untuk apa Anda menggambar grafik?
Peneliti : Setelah Anda melakukan uji titik, langkah apa
FD : Untuk mencari titik pojok yang akan
selanjutnya Anda lakukan?
memberikan informasi dalam penyelesaian
masalah FD : Membuat grafik dan menentukan daerah
penyelesaiannya
Peneliti : Metode apa yang Anda gunakan untuk
menentukan titik pojok? Peneliti : Dari permasalahan tersebut sudah diketahui
biaya minimumnya, kemudian bagaimana Anda
FD : Dalam menentukan titik pojok saya
bisa menyimpulkan berapa hari masing-masing
menggunakan metode eliminasi dan substitusi
tambang beroperasi?
Peneliti : Mengapa Anda menggunakan kedua metode
FD : Dari titik pojok yang telah ditemukan
tersebut?
menggunakan metode eliminasi dan substitusi
FD : Karena dalam titik pojok yang saya temukan
tadi saya memasukkan dalam fungsi tujuan
dalam grafik belum pasti menunjukkan titik
kemudian terbukti total biaya minimum sebesar
mana yang menjadi patokannya, sehingga agar
Rp128.000.000,00 terdapat pada titik B (48,16)
lebih memastikan saya menggunakan kedua
Peneliti : Jadi berapa hari masing-masing tambang
metode tersebut
beroperasi?
725
Volume 11 No.3 Tahun 2022, HAL 720-731
FD : Tambang I beroperasi selama 48 hari, tambang Peneliti : Setelah Anda membaca permasalahan tersebut,
II beroperasi selama 16 hari. informasi apa saja yang Anda dapat dari
Berdasarkan jawaban subjek FD dan hasil wawancara, permasalahan itu?
FD menggunakan metode uji titik untuk menentukan titik FI : Informasi yang saya dapatkan adalah
pojoknya. FD juga melakukan uji titik (0,0) untuk perusahaan tambang I menghasilkan 1 ton bijih
mengetahui apakah daerah penyelesaiannya berada di timah kadar tinggi, 4 ton bijih timah kadar
dalam koordinat titik (0,0) atau berada diluarnya. menengah, 12 ton bijih timah kadar rendah per
harinya. Perusahaan tambang II menghasilkan
2 ton bijih timah kadar tinggi, 3 ton bijih timah
Tahap Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah
kadar menengah, dan 5 ton bijih timah kadar
Berdasarkan gambar 1, selanjutnya peneliti melakukan
rendah per harinya.
wawancara dengan FD untuk memberikan penjelasan
Peneliti : Lalu apa yang menjadi masalah dari
mengenai apa yang sudah ditulisnya pada kode D1. Simak
permasalahan tersebut?
kutipan wawancara berikut untuk lebih jelasnya.
FI : Permasalahannya adalah untuk menentukan
Peneliti : Jika sudah menemukan jawaban, apakah Anda berapa hari tambang beroperasi jika yang
yakin dengan jawaban tersebut? Apakah Anda diketahui adalah biaya minimumnya
memeriksa kembali penyelesaiannya? Peneliti : Setelah Anda mengetahui informasi yang ada
FD : Iya saya yakin dan saya sudah memeriksa dalam permasalahan, apakah semua informasi
kembali perhitungan saya itu cukup untuk menyelesaikan permasalahan?
Peneliti : Bagaimana cara Anda memeriksa kembali FI : Ya, cukup bagi saya
langkah dan hasil hitunganmu? Peneliti : Bagaimana Anda bisa menentukan apa yang
FD : Dengan mengoreksi tiap langkah dan diketahui dan ditanya pada permasalahan
menghitung kembali hasil perhitungan yang ada tersebut?
apa sudah benar atau belum FI : Saya membaca permasalahan dan menyusun
Berdasarkan jawaban subjek FD dan hasil wawancara perumusan serta fungsi matematikanya
di atas, FD dapat membuat kesimpulan akhir dari Subjek FI sudah membaca permasalahan, namun tidak
permasalahan tersebut. FD juga memeriksa kembali dari menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya.
pemecahan masalah yang telah dilakukan dengan cara Tetapi hal tersebut dijelaskan FI dalam wawancara yang
mengoreksi tiap langkah dan menghitung kembali hasil dilakukan peneliti. FI juga menjelaskan bagaimana ia dapat
perhitungan yang diperoleh. menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada saat
melakukan wawancara.
726
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
sebagai cara atau metode menyelesaikan FI :Dapat disimpulkan bahwa titik tersebut
permasalahan matematikanya. merupakan lama pengoperasian tambang I dan
Berdasarkan gambar 2 pada kode B1 subjek FI dapat II, yaitu tambang I selama 48 hari, dan tambang
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki, yaitu dengan 2 selama 16 hari.
cara memisalkan lama pengoperasian tambang I dan Peneliti : Setelah Anda menemukan jawaban dari
tambang II, lalu merubah sebuah permasalahan menjadi permasalahan tersebut, apakah Anda memeriksa
model matematika. FI juga menjelaskan rencana kembali penyelesaian yang Anda peroleh dari
pemecahan masalah yang digunakan. permasalahan tersebut?
FI : Sudah, dengan melakukan perhitungan ulang
Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah FI dapat menuliskan kesimpulan dari hasil yang
Berdasarkan gambar 2, selanjutnya peneliti melakukan diperoleh, yaitu lama pengoperasian tambang I dan
wawancara dengan FI untuk memberikan penjelasan tambang II adalah 48 hari dan 16 hari. FI juga memeriksa
mengenai apa yang sudah ditulisnya pada kode C1. Simak kembali dengan melakukan perhitungan ulang. Dalam
kutipan wawancara berikut untuk lebih jelasnya. menentukan hasil akhir juga dijelaskan FI saat wawancara.
Peneliti : Mengapa Anda menggunakan metode uji titik?
Mengapa bukan metode garis selidik? Pembahasan
FI : Karena menurut saya, metode uji titik lebih Berdasarkan hasil analisis data, akan disajikan
mudah saya pahami daripada metode garis pembahasan kemampuan pemecahan masalah kontekstual
selidik program linear ditinjau dari gaya kognitif Field Dependent
Peneliti : Apakah Anda menggambar grafik? dan Field Independent. Berikut ini disajikan tabel
FI : Iya, untuk memperjelas dan menentukan kemampuan pemecahan masalah subjek dengan gaya
daerah penyelesaian kognitif Field Dependent dan Field Independent.
Peneliti : Mengapa Anda menggunakan metode
substitusi untuk menentukan titik optimum? Tabel 5. Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek Field
FI : Seperti yang sudah saya tulis, fungsi tujuan Dependent dan Field Independent
sudah ada, sehingga saya mensubstitusikan titik Tahap
Subjek Field Subjek Field
Pemecahan
koordinat itu dalam fungsi tujuan. Kemudian Dependent Independent
Masalah Polya
untuk grafiknya digunakan untuk sebagai bukti • Membaca • Membaca
garisnya dan juga untuk daerah permasalahan yang permasalahan yang
penyelesaiannya. Serta menurut saya, diberikan dan diberikan dengan
cara/metode seperti itu lebih mudah dipahami dibaca sekali cermat dan dibaca
berulang kali
Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut, bagaimana
• Menuliskan apa • Tidak menuliskan apa
Anda bisa menentukan jawaban dari yang diketahui yang diketahui dari
permasalahan? dalam bentuk tabel permasalahan tetapi
FI : Dalam soal diketahui bahwa biaya minimum dapat menjelaskan
yang diketahui pada
yang dikeluarkan adalah Rp128.000.000,00. Memahami
permasalahan saat
Dimana Rp128.000.000,00 merupakan hasil Masalah
wawancara
substitusi dari titik (48,16). Sehingga dapat • Tidak menuliskan • Tidak menuliskan apa
disimpulkan bahwa titik tersebut bisa dianggap apa yang ditanya, yang ditanya, namun
namun dapat dapat menjelaskan
sebagai hari operasi yang menjadi permasalahan
menjelaskan bahwa bahwa yang
Berdasarkan gambar 2 pada kode C1 dan hasil yang ditanyakan ditanyakan adalah
wawancara, FI melaksanakan rencana pemecahan masalah, adalah lama hari lama hari dalam tiap
yaitu menentukan model matematika, menentukan daerah dalam tiap tempat tempat penambangan
penambangan beroperasi
penyelesaian SPtLDV, dan metode uji titik.
beroperasi
• Membuat rencana • Meninjau ulang
Tahap Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah penyelesaian yang permasalahan untuk
Berdasarkan gambar 2, selanjutnya peneliti melakukan terstruktur dan tepat membuat rencana
Merencanakan pemecahan masalah
wawancara dengan FI untuk mendapatkan penjelasan Penyelesaian • Mengubah • Mengubah
mengenai apa yang sudah ditulisnya pada kode D1. Simak permasalahan ke permasalahan ke
kutipan wawancara berikut untuk lebih jelasnya. model matematika model matematika
Peneliti : Jadi, dari titik (48,16) itu sudah diperoleh nilai
• Menentukan titik • Menentukan titik yang
minimumnya? Melaksanakan
yang dilalui, dilalui, menggambar
Rencana
menggambar grafik,
727
Volume 11 No.3 Tahun 2022, HAL 720-731
728
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
FI dapat melaksanakan langkah-langkah perencanaan menggunakan uji titik pojok untuk menentukan hasil
untuk memecahkan masalah dan rumus dengan tepat serta akhirnya. Siswa FD menuliskan langkah penyelesaian
mendapat hasil yang tepat. Sependapat dengan pernyataan dan hasil akhir secara rinci dan teliti, selain itu saat
Vendiagrys, et al (2015), bahwa subjek FI saat dilakukan wawancara dengan peneliti, siswa dapat
melaksanakan pemecahan masalah mendapat hasil yang menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti.
tepat. FI memulai langkah pemecahannya dengan membuat Siswa FD saat pembentukan simpulan, memilih nilai
permisalan, yaitu lama pengoperasian tambang I sebagai 𝑥 minimum dan titik pojok yang terpilih sebagai lama
dan lama pengoperasian tambang II sebagai 𝑦 . FI hari pengoperasian masing-masing tambang, sehingga
menentukan fungsi tujuan, yaitu 𝑓(𝑥, 𝑦) = (𝑥 + 𝑦) . dapat menjawab permasalahan dengan benar. Siswa FD
Kemudian FI menentukan titik yang dilalui oleh 5 juga memastikan langkah yang telah dilakukan sudah
persamaan garis serta menggambar grafiknya. Selanjutnya, benar dengan cara memeriksa kembali dan melakukan
FI menentukan titik pojok dengan menggunakan metode perhitungan ulang.
substitusi sehingga diperoleh titik pojoknya. FI memilih 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Kontekstual
nilai minimum dan titik pojok yang terpilih sebagai lama Program Linear Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field
(hari) masing-masing tambang beroperasi. Independent (FI)
Ketika menyelesaikan masalah matematika siswa
Tahap Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah FI dalam memahami masalah, dengan membaca
FD telah memeriksa kembali pemecahan, FD permasalahan yang diberikan secara cermat dan dibaca
menuliskan simpulan dari permasalahan dengan memilih berulang kali. Siswa FI tidak dapat menentukan
nilai minimum dan titik pojok yang terpilih sebagai lama informasi penting yang diketahui dan apa yang
(hari) tempat penambangan I dan II beroperasi. FD juga ditanyakan, namun siswa tersebut dapat
melakukan perhitungan ulang yang artinya FD telah menjelaskannya saat wawancara dengan peneliti.
menjawab apa yang ditanyakan dari permasalahan. Namun, Siswa FI dapat merencanakan penyelesaian yang akan
bertolakbelakang dengan hasil penelitian Wulan dan digunakan, yaitu merubah permasalahan ke model
Anggraini (2019) yang menyatakan bahwa subjek FD tidak matematika, mencari titik yang dilalui dari persamaan
memeriksa kembali penyelesaian. model matematika, menggambar grafik, melakukan
FI telah memeriksa kembali dengan menuliskan uji titik, menentukan daerah penyelesaian, dan
simpulan, yaitu lama pengoperasian tempat penambangan menggunakan uji titik pojok untuk menentukan hasil
I dan II adalah 48 hari dan 16 hari. FI juga melakukan akhirnya. Siswa FI menuliskan langkah penyelesaian
perhitungan ulang yang artinya subjek FI telah menjawab dan hasil akhir secara rinci dan teliti, selain itu saat
apa yang ditanyakan dari permasalahan. Hal ini sesuai dilakukan wawancara dengan peneliti, siswa dapat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulan dan menjawab pertanyaan mengenai hasil pengerjaannya.
Anggraini (2019), subjek FI memeriksa kembali Siswa FI dalam pembentukan kesimpulan dengan
penyelesaian dengan baik memilih nilai minimum dan titik pojok yang terpilih
sebagai lama hari pengoperasian masing-masing
PENUTUP tambang, sehingga dapat menjawab permasalahan
Simpulan dengan benar. Siswa FI juga memastikan langkah yang
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan sudah benar dengan cara membaca
telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut: ulang permasalahan dan melakukan perhitungan
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Kontekstual ulang.
Program Linear Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field
Dependent (FD) Saran
Ketika menyelesaikan masalah matematika, siswa Beberapa saran berdasarkan penelitian yang telah
FD dalam memahami masalah, dengan membaca dilakukan sebagai berikut.
permasalahan yang diberikan dan dibaca sekali. Siswa 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa FD pada
FD dapat menentukan informasi penting yang diketahui tahap memahami masalah, siswa membaca
dengan membuat dalam bentuk tabel dan apa yang permasalahan yang diberikan dan dibaca sekali. Siswa
ditanyakan dapat dijelaskan dengan tepat. Siswa FD FD dapat menentukan informasi penting yang
dapat merencanakan penyelesaian yang akan diketahui dengan membuat dalam bentuk tabel dan apa
digunakan, yaitu merubah permasalahan ke model yang ditanyakan dapat dijelaskan dengan tepat.
matematika, mencari titik yang dilalui dari persamaan Sedangkan siswa FI pada tahap memahami masalah,
model matematika, menggambar grafik, melakukan uji siswa telah membaca permasalahan yang diberikan
titik, menentukan daerah penyelesaian, dan secara cermat dan dibaca berulang kali. Namun, tidak
729
Volume 11 No.3 Tahun 2022, HAL 720-731
dapat menentukan informasi penting yang diketahui Turunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field
dan apa yang ditanyakan. Bagi guru, sebaiknya Independent dan Field Dependent. Vol. 02. No. 01.
mengingatkan siswa untuk menuliskan informasi Polya, G. (1985). How To Solve It. (2nd, Ed.) New Jersey
penting pada suatu permasalahan dan apa yang : Priceton University Press.
ditanyakan. Hal ini untuk membiasakan siswa
Polya, G. (2014). How to Solve It: A New Aspect of
mengerjakan permasalahan matematika sesuai dengan Mathematical Method (Second ed). New Jersey:
prosedur dan memudahkan siswa saat melakukan Princeton University Press.
pemecahan suatu permasalahan kontekstual.
Rahaju, E. (2016). The Thinking Process Of Junior High
School Students On The Concept Of Rectangle
REFERENCE Reviewed By Their Cognitive Styles. Proceedings of
International Seminar on Mathematics Education and
Amin, R. M. (2010). Deskripsi Kemampuan Siswa SMP Graph Theory, 177-186.
Negeri 4 Sungguminasa Dalam Memecahkan Masalah Rahman, A. (2010). Profil Pengajuan Masalah
Matematika Open-Ended (Ditinjau Dari Perbedaan Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa.
Tingkat Kemampuan Prasyarat dan Gaya Kognitif). Disertasi, Surabaya: Unesa.
Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar. Rahmawati, D., & Permata, L. D. (2018). Analisis
Kesalahan SIswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Ardianti, N. A. (2018). Analisis Pemahaman Siswa Program Linear Dengan Prosedur Newman. Jurnal
Berdasarkan Teori APOS Pada Materi Program Elektronik Pembelajaran Matematika, V, No.2, 173-
Linear Ditinjau Dari Gaya Kognitif (Field Dependent 185.
dan Field Independent).
Rosyidin, M. N. (2009). Profil Pemecahan Masalah
Baiduri. (2016). Gaya Kognitif dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Berdasarkan Gaya Berpikir.
Matematika Siswa Field Dependence-Independence. Thesis, Prodi Pendidikan Matematika, Program
Aksioma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
Matematika, Vol 6, No.1.
Rudtin, A. (2013). Penerapan Langkah Polya Dalam
Crozier, W. (1997). Individual Learners: Personality Model Problem Based Instruction Untuk
Differences In Education. London: Routledge. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal
Culaste, I. (2011). Cognitive Skills Of Mathematical Cerita Persegi Panjang. Jurnal Elektronik Pendidikan
Problem Solving Of Grade 6 Children. International Matematika Tadulako, I,No. 1.
Journal of Innovative Interdisciplinary Research, Sasongko, D.F & Siswono, T.Y.E. (2011). Kreativitas
Central Mindanao University, Philippines. Siswa dalam Pengajuan Soal Matematika ditinjau dari
Das, R., & Das, G. (2013). Math Anxiety: The Poor Gaya Kognitif Field-Independent dan Field-
Problem Solving Factor in School Mathematics. Dependent. Jurnal Pendidikan Matematika, Unesa.
International Journal of Scientific and Research Surabaya. Vol 1(1), 01-08.
Publication, III(4), University Guwahati, Assam, Siswono, T. Y. (2008). Model Pembelajaran Matematika
India. Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk
Fonda, C. Z. (2016). Profil Pemecahan Masalah Open- Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa
Ended Materi Aljabar Siswa SMP Ditinjau Dari Gaya University Press.
Kognitif Field Dependent dan Field Independent. Sugiyono. (2015). "Metode Penelitian Pendekatan
Thesis, Program Studi Pendidikan Matematika, Kuantitatif, Kualitatif, R&D". (pp. 14-343). Bandung:
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Alfabeta.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Vendiagrys, L., I. Junaedi, & Masrukan. (2015). Analisis
Pembelajaran Matematika. Malang : IKIP Malang. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Soal
Istiqomah & Rahaju. (2014). Proses Berpikir Siswa Setipe TIMSS Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa Pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dalam Pembelajaran Model Problem Based Learning. Unnes
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Journal of Mathematics Education Research, 4(1):34-
Gaya Kognitif Pada Materi Bangun Ruang Sisi 41.
Lengkung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 144- William, D. (1995). The Portable MBA In
149. Entrepreneurship. New Jersey: John Wiley & Sons
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). Inc.
(2000). Principles and Standards for School Witkin, H. C. (1977). Field Dependent and Field
Mathematics. Independent Cognitive Style and Their Educational
Ngilawajan, D. A. (2013). Proses Berpikir Siswa SMA Implications. Review of Educational Research, 1-64.
dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi
730
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL…
731