PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dari
dahulu hingga sekarang. Dengan berkomunikasi seseorang dapat mengekspresikan ide dan
masalah yang dapat ditimbulkan karena kesalahpahaman dalam komunikasi (Dewi, 2009)
Komunikasi merupakan salah satu dari lima standar proses yang ditekankan dalam
(NCTM, 2000) yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning
(representation). Dalam kurikulum 2013, pemerintah berharap belajar itu tidak hanya
berpusat pada guru tetapi juga berpusat pada siswa. Siswa dituntut menjadi aktif dalam proses
Adapun aspek yang akan diamati pada komunikasi matematis siswa adalah aspek
diperhatikan. Pemecahan masalah selalu melingkupi kehidupan manusa dalam segala bidang
Pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau
mengatasi halangan atau kendala ketika suatau jawaban atau metode jawaban belum tampak
jelas. Salah satu tujuan pembelajaran matematika diberikan sejak sekolah dasar kepada siswa
yang tercantum dalam kurikulum adalah pemecahan masalah dalam matematika. Tanpa
adanya pemecahan masalah dalam matematika, kegunaan dan kekuatan ide-ide matematika,
1
pengetauan, dan keterampilan sangatlah terbatas (Siswono, 1999).
Depan pendidikan Indonesia diantaranya adalah siswa memecahkan masalah yang kompleks
melakukan analisis dan perhitungan, serta kemampuan berabstraksi. Dalam hal ini seseorang
pada umumnya membutuhkan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan analitis dan
berpikir logis. Kemampuan memahami masalah akan mudah dikembangkan oleh seseorang
Terdapat tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan majemuk
kemudian banyak juga dibahas kecerdasan eksistensial dan kecerdasan naturalis. (Gardner,
2011) .
Keterampilan berpikir siswa dipengaruhi oleh faktor internal dalam keberhasilan siswa itu
sendiri. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi kualitas prestasi matematika siswa
adalah kecerdasan yang dimiliki siswa (Faradhillah, 2013). Siswa dapat menyelesaikan
2
permasalahan matematika dengan mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki.
Gardner dalam (Amstrong, 2013) menyatakan bahwa kecerdasan lebih berkaitan dengan
kapasitas atau kemampuan untuk (1) memecahkan masalah-masalah, dan (2) menciptakan
karya-karya dalam suatu konteks yang kaya dan keadaan yang naturalistik.
kemampuan logika sehingga siswa dapat menyelesaikan suatu masalah secara logis. Siswa
yang memiliki kecerdasan logis matematis yang tinggi cenderung dapat memahami suatu
masalah dan menganalisis serta menyelesaikannya dengan tepat. Namun pada kenyataannya
masih banyak siswa yang kemampuan dalam berhitung dan logikanya masih kurang baik. Hal
ini terlihat ketika siswa diberikan soal-soal cerita yang perlu dianalisis terlebih dahulu.
Mereka tidak dapat menjawab soal-soal tersebut dikarenakan mereka tidak dapat
akan mudah dilakukan oleh seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik yang baik.
Salah satu kesulitan siswa dalam memahami aljabar adalah siswa tidak dapat
huruf yang disebut variabel untuk mewakili nilai suatu bilangan (Patton, 2012). Maksud dari
pendapat Patton tersebut adalah pada tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa masih mempelajari
aljabar yang melibatkan simbol berupa angka. Sedangkan pada tingkat SMP, siswa mulai
mempelajari aljabar yang melibatkan penggunaan simbol yang tidak hanya melibatkan angka
tetapi juga melibatkan penggunaan variabel berupa huruf sebagai bilangan yang belum
diketahui nilainya dalam perhitungan. Konsep matematika yang berkaitan dengan aljabar
salah satunya adalah SPLDV. Hasil rekap penguasaan materi SPLDV pada Ujian Nasional
(UN) 2017/2018 yang menunjukkan presentase jawaban benar siswa pada soal SPLDV di
Propinsi Jawa Timur sebesar 36.94% sedangkan presentase jawaban benar siswa pada soal
3
SPLDV berdasarkan skala nasional sebesar 35.21% (Puspendik, 2018).
Hasil observasi yang dilakukan peneliti, bahwa kecerdasan yang dominan untuk
memecahkan masalah SPLDV adalah kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis matematis.
kecerdasan logis matematis berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam berpikir secara
induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola
Sedangkan kecerdasan linguistic lebih mengarah pada kemampuan siswa dalam aspek bahasa.
logis, nalar, pemecahan masalah, pertimbangan deduktif, dan ketajaman hubungan antara
pola-pola numeric.
dan Kecerdasan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linear
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pertanyaan penelitian dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis Tulis siswa SMP dengan kecerdasan logis
Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini
Berdasarkan tujuan penelitan di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi
matematis siswa SMP berdasarkan kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis matematis
2. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan referensi yang melakukan penelitian sejenis.
1. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari satu siswa dengan kecerdasan logis matematis yang
dominan dan satu siswa dengan kecerdasan linguistik yang dominan. Kedua subjek dipilih
dengan berdasarkan jenis kelamin yang sama, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya
kemungkinan perbedaan data yang lebih cenderung karena perbedaan jenis kelamin bukan
5
2. Lingkup siswa pada penelitian ini terbatas hanya pada siswa kelas VIII.
3. Dalam penelitian ini komunikasi matematis yang akan diamati adalah komunikasi matematis
tulis.
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, maka peneliti memberikan penjelasan tentang
1. Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu
keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau penyampaian pesan antara manusia
agar orang lain memahami informasi atau pesan yang akan disampaikan
3. Komunikasi Matematis adalah proses penyampaian ide atau pesan yang berisi tentang
matematika kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tulis.
5. Komunikasi matematis tulis adalah hasil penyampaian informasi atau pesan matematika
6. Komunikasi matematis lisan adalah hasil penyampaian informasi atau pesan matematika
7. Kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi dan menciptakan semua hal yang dapat dimanfaatkan manusia.
8. Kecerdasan logis matematis adalah kapasitas seseorang untuk berpikir logis dalam
9. Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan yang dimiliki individu dalam berpikir dan
6
menyelesaikan masalah dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan serta
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan
Definisi Kemampuan
Di dalam kamus bahasa Indonesa, kemampuan berasal dari kata ―mampu‖ yang berarti
kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan
adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Sesorang dikatakan mampu apabila ia
tidak melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Menurut Chaplin ability (kemampuan,
sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Adapun menurut Sudrajat (2009),
ability adalah menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki
mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran yang
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins & Judge,
kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan
8
2.2 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan communication yang
berasal dari bahasa latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya
adalah sama. Sama yang dimaksud disini adalah sama makna, komunikasi akan terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Menurut Kamus Besar Bahasa
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek. Pendapat ini
didasarkan pada pendapat Laswell yang membagi komunikasi dalam lima unsur, yaitu
komunikator (pengirim pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), dan efek. Sebagai
proses penyampaian pesan, komunikasi dibagi dalam tiga bentuk, yaitu komunikasi linear
atau komunikasi satu arah (one way communication), komunikasi relational dan interaktif
yang disebut ‖Model Cybernetics‖, dan komunikasi konvergen yang bercirikan multi arah.
Komunikasi mempunyai banyak definisi yang dikemukakan oleh seseorang dalam hal untuk
membatasi makna komunikasi dari sudut pandang mana mereka melihatnya. Berdasarkan
uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan
antar manusia dengan tujuan agar bisa memahami informasi atau pesan yang akan
disampaikan.
menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa lainnya. Menurut Dewi (2009)
komunikasi matematis dapat diartikan sebagai proses penyampaian ide atau pesan yang
berisi tentang materi matematika. Komunikasi merupakan salah satu dari lima standar
proses yang ditekankan dalam NCTM (2000), bahwa lima standar proses, yaitu
pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof),
merupakan proses penyampaian ide atau pesan yang berisi tentang materi matematika
dari tujuan utama pergerakan reformasi matematika. Brenner (1998) lebih lanjut
berasal dari suatu konsensus bahwa hasil pembelajaran sangat efektif di dalam suatu
konteks sosial. Melalui konteks sosial yang dirancang dalam pembelajaran, siswa dapat
10
(Hulukati, 2005: 18). Cooke dan Buchholz (2005) menyarankan agar guru seharusnya
dapat membuat suatu hubungan antara matematika dan bahasa. Hubungan ini akan
simbol atau model matematika. Komunikasi seperti ini disebut komunikasi tulisan.
Ada dua alasan penting mengapa kemampuan berbahasa itu sangat penting
hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, atau
menyelesaikan masalah, namun matematika juga adalah alat yang tak terhingga nilainya
untuk mengomunikasikan berbagai ide dengan jelas, tepat, dan ringkas, dan (2)
matematika, interaksi antar siswa, misalnya komunikasi antara guru dan siswa yang
Komunikasi matematis tulis dapat dilihat pada saat siswa menuliskan notasi dan symbol
matematis tertulis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam
matematika dengan bahasa sendiri, membuat suatu kalimat matematika menjadi suatu
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis tulis adalah hasil
penyampaian informasi atau pesan matematika kepada orang lain melalui tulisan seperti
11
kata-kata ataupun gambar. Dan kali ini peneliti akan menjabarkan tentang kemampuan
interaksi lisan mereka satu sama lain dan dengan guru ketika mereka membangun tujuan
dengan membuat pembagian yang sesuai. Dalam NCTM (2000), disebutkan, standar
komunikasi;
berkaitan penting dengan ide matematika; dapat diakses dengan berbagai metode solusi;
jastifikasi dan konjektur. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, setiap siswa diberi
kesempatan untuk berkontribusi walaupun tidak perlu semua siswa memberikan argumen
atau penjelasan secara bersamaan. Intinya, setiap siswa diarahkan untuk mengeluarkan
yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam
bentuk:
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit,
g. dan generalisasi; dan Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang
telah dipelajari
menulis (writing) (Baroody (1993) . Kelima aspek ini dapat dikembangkan menjadi
dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa dalam mendiskusikan masalah dan
membuat ekspresi matematika secara tertulis baik gambar, model matematika, maupun
13
simbol atau bahasa sendiri. (Dewi, 2009) menjelaskan untuk mengetahui komunikasi
matematis siswa diperlukan petunjuk atau indikator yang dapat menentukan apakah
informasi yang diberikan akurat, lengkap, dan lancar. Pada penelitian ini indikator
Sumarmo (2012) juga menuliskan kegiatan yang tergolong pada kemampuan komunikasi
c. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan.
sendiri.
yang mampu mengembangkan kemampuan komunikasi siswa yaitu dapat dilihat dari:
14
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi- notasi matematika, dan
15
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Komunikasi lisan
No
Indikator Komunikasi
Aspek Komunikasi Matematis Matematis
Lisan
1 Kemampuan mengekspresikan ide- a. Ketepatan dalam
ide matematika melalui lisan dan menyampaikan materi
mendemonstrasikan serta sistem persmaan linier
menggambarkan secara visual. dua variabel.
b. Kejelasan berbahasa.
2 Kemampuan untuk menggunakan a. Ketepatan menulis
istilah-istilah, notasi matematika dan notasi matematika
struktur-strukturnya dalam dalam soal/masalah.
menyampaikan ide matematika serta b. Menjelaskan materi
menggambarkan hubungan-hubungan secara lisan
dengan model-model situasi. menggunakan
bahasa
yang mudah dipahami.
3 Kemampuan memahami, a. Memahami materi
menginterprestasikan dan sistem persamaan linier
mengevaluasi ide-ide matematika baik dua variabel
secara lisan atau bentuk visual b. Ketepatan
lainnya. memberikan
pendapat dalam
menyelesaikan soal
atau masalah.
c. Memberikan masukan
dengan teori yang jelas
dan akurat.
ketika memahami masalah siswa akan menangkap segala informasi dalam soal seperti hal
apa yang dicari, data apa yang diketahui, dan syarat-syarat apa saja yang dibutuhkan
pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadaptasi dari
16
Tabel 2. 3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Masalah Polya
1. Menuliskan yang
matematika atau
menggabungkannya masalah
17
dengan model-model
situasi
ide tersebut.
visual.
18
dengan model-model serta menggabungkannya
dalam matematika.
visual. masalah.
3. Menuliskan symbol
19
matematika, serta dalam penyelesaian soal
digunakan dalam
masalah.
visual.
menggabungkannya
dengan model-model
situasi
masalah
2.5 Kecerdasan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu (Purwanto, 2011). Lebih lanjut,
efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Kecerdasan juga diartikan sebagai
manusia serta alat untuk belajar, untuk menyelesaikan masalah, dan menciptakan
21
semua hal yang dapat dimanfaatkan manusia. Dari uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi dan menciptakan semua hal yang dapat
dimanfaatkan manusia.
kepercayaan yang slama ini diyakini umum yang telah mendefinisikan kecerdasan
terlalu sempit. Selama ini banyak orang berpendapat bahwa keberhasilan dan
pengetahuan. Hal tersebut salah satunya dikarenakan karena tes IQ hanya ditentukan
Dalam buku Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligence tahun 1983,
Gardner menyatakan bahwa kecerdasan yang dominan pada diri seseorang tidak
merupakan tiga kecerdasan yang terkait dengan matematika. Dalam penelitian ini
akan digunakan dua dari tiga kecerdasan tersebut yaitu kecerdasan logis matematis
dideskripsikan satu atau lebih kecerdasan dalam dirinya. Walaupun sebenarnya setiap
orang memiliki delapan kecerdasan tersebut dan tentu saja delapan kecerdasan
tersebut berfungsi bersama-sama dengan cara unik bagi setiap orang. Tetapi, tidak
dalam beberapa kecerdasan yang lain. Gardner percaya bahwa setiap orang dapat
penalaran induktif atau deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-
hubungan. Hal ini bermakna bahwa kecerdasan logis matematis. memuat kemampuan
seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika,
menggunakan kemampuan berpikir (Gardner dalam Uno dan Kuadrat, 2009). Lebih
23
kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika
perhitungan, pola berpikir logis dan ilmiah. Berbeda dengan pendapat sebelumnya,
secara logis dalam memecahkan kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan
mengelola logika dan angka dengan aktivitas utama berpikir logis, berhitung,
terkait dengan kapasitas seseorang untuk menganalisis suatu masalah secara logis,
memecahkan operasi matematis serta meneliti suatu masalah secara ilmiah (Jayantika,
sesuatu.
24
5) Mudah memahami hubungan antara sebab dan akibat untuk mendapatkan
mereka bekerja.
10) Ahli bermain catur, komputer, puzzle, dan permainan yang membutuhkan
penilaian
25
hubungan antara sesuatu.
5) Melakukan
perhitungan
matematis
fonologi atau bunyi dalam bahasa, semantik atau pemaknaan bahasa, dan dimensi
menggunakan bahasa secara efektif, baik bahasa lisan maupun tertulis. Berdasarkan
26
masalah dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan serta menciptakan
mulai tumbuh pada awal masa anak-anak dan tetap bertahan hingga usia lanjut.
masalah.
9. Mampu berbicara dengan efektif untuk berbagai khalayak untuk berbagai tujuan
27
dan tahu bagaimana berbicara sederhana, fasih, dan persuasif pada saat yang
tepat.
sehari-hari.
12. Tertarik pada karya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis, atau menyampaikan
Kecerdasan linguistic
dan penilaian
28
3) Memahami 9) Pembicara dan
mengidentifikasi kecerdasan majemuk adalah dengan cara menilai diri kita sendiri
melalui penilaian yang realistis tentang kinerja dalam berbagai jenis tugas, kegiatan,
dan pengalaman dalam dunia nyata yang telah dialami yang melibatkan kecerdasan
nyata yang telah dialami yang melibatkan kecerdasan majemuk adalah dengan cara
kebiasaan seseorang dalam menjalani hidup atau dalam menyelesaikan masalah yang
melibatkan delapan jenis kecerdasan majemuk. Terdapat banyak versi tes kecerdasan
seseorang. Tetapi, dalam penyusunan Tes Kecerdasan Majemuk pada dasarnya tes
majemuk.
tersebut, dapat diketahui kecerdasan dominan atau kurang dominan yang dimiliki
diri seseorang, Menurut Chisslest dan Chapman (2005) ―Your highest scores indicate
your nature strengths and potential –your nature intillegences‖. Menurut Chisslest
dan Chapman (2005) ―Skor tertinggimu menunjukkan kekuatan alami dan potensimu
– kecerdasan alami pada dirimu. Maksud dari pendapat tersebut adalah skor tertinggi
kecerdasan dari beberapa kecerdasan yang diujikan melalui sebuah tes, menunjukkan
Menurut Lobo dan Khaimah (2014) ―Multiple Intelligent (MI) was considered
dominant in our study if the percentage exceeds at least 50%. All MI scoring less than
50% were not included as a dominant MI‖. Menurut Lobo dan Khaimah (2014)
kurang dari 50% tidak termasuk sebagai kecerdasan majemuk yang dominan‖.
Maksud dari pendapat tersebut adalah kecerdasan majemuk dianggap dominan jika
skor yang didapatkan memiliki presentase paling sedikit 50% dari skor maksimum
30
masing-masing kecerdasan. Jika kecerdasan majemuk mempunyai presentase kurang
dari 50% dari skor maksimum masing-masing kecerdasan, kecerdasan majemuk tidak
skor tertinggi dari beberapa kecerdasan yang diujikan. Kecerdasan dengan skor
majemuk pada diri seseorang. Jika skor tertinggi yang didapatkan terdapat pada lebih
satu kecerdasan, maka kecerdasan majemuk dan potensi kecerdasan majemuk yang
dominan, langkah kedua yang dilakukan adalah dengan menggunakan persentase dari
skor maksimum. Kecerdasan majemuk dianggap dominan jika skor yang didapatkan
memiliki persentase paling sedikit 50% dari skor maksimum masing- masing
kecerdasan. Jika kecerdasan mejemukk mempunyai persentase kurang dari 50% dari
kecerdasan majemuk yang dominan atau tidak adalah menghitung 50% dari skor
31
seseorang. Jika skor tertinggi yang didapatkan pada langkah pertama memenuhi
kriteria skor paling sediki 50% dari skor maksimum, maka kecerdasan majemuk
tersebut merupakan kecerdasan majemuk yang dominan pada diri seseorang. Tetapi,
jika skor tertinggi yang didapatkan kurang dari 50% dari skor maksimum maka
Jika skor tertinggi yang didapatkan terdapat pada lebih dari satu kecerdasan
dan memenuhi krteria skor paling sedikit 50% dari skor maksimum, maka orang
tersebut memiliki lebih dari satu kecerdasan majemuk yang dominan. Berdasarkan
memiliki pengaruh yang besar dalam komunikasi matematis siswa, sebab siswa yang
dimiliki oleh peserta didik terutama dalam mata pelajaran yang berbasis logika dan
menjadi lima bagian, yaitu: (1) aljabar; (2) pengukuran dan geometri; (3) peluang dan
32
statistika; (4) trigonometri; dan (5) kalkulus. Oleh karena itu, kecerdasan logis-
matematis sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dalam
mata pelajaran Matematika. Selain kecerdasan logis-matematis, ada satu hal lain yang
tidak kalah pentingnya dan harus dimiliki dengan baik oleh peserta didik, yaitu
penyampaian ide atau pesan yang berisi tentang materi matematika. Komunikasi
merupakan salah satu dari lima standar proses yang ditekankan dalam NCTM (2000).
pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik. Setelah mempelajari matematika
di sekolah, maka siswa tidak hanya diharapkan dapat memahami materi matematika
yang diajarkan, tetapi siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan matematis yang
berguna untuk menghadapi tantangan global. Hal ini sejalan dengan apa yang
hanya bertujuan agar siswa memahami materi matematika yang diajarkan, tetapi
dan pemecahan masalah matematika, serta perilaku tertentu yang harus siswa peroleh
33
matematis merupakan dua kemampuan yang sangat diperlukan oleh setiap orang dalam
menghadapi kehidupan, terutama dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini.
kemampuan yang telah dinyatakan secara tertulis di dalam tujuan mata pembelajaran
matematika pada pendidikan dasar dan menengah yang tercantum di dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Sejalan dengan hal itu, National Council of
masalah dan komunikasi matematis merupakan dua kemampuan yang harus dimiliki
yang perlu dimiliki oleh siswa melalui pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh
NCTM (2000) adalah: (1) pemecahan masalah; (2) penalaran dan pembuktian; (3)
termasuk pada berpikir matematis tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam
sangat penting dan menjadi focus utama untuk dikembangkan dan dimiliki dimiliki
masalah diperlukan dalam memahami dan menyelesaikan masalah. Cooney et. al.
dalam kehidupan. Selanjutnya, Hudojo juga menyatakan bahwa bila seorang siswa
dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu akan mampu mengambil
34
perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya. Pemecahan masalah adalah
menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah bagian integral dari semua belajar
matematika. Oleh sebab itu, pemecahan tidak bisa diberikan secara terpisah dalam
pada siswa adalah penting, karena kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan
Persamaan linear dengan dua peubah adalah suatu persamaan yang mengandung
dua peubah pangkat satu (misalnya x dan y) dan tidak mengandung perkalian antara
kedua peubah tersebut (tidak mengandung suku xy). Bentuk umum persamaan linear
bilangan real. Sedangkan gabungan dari beberapa persamaan linear disebut sistem
persamaan linear.
SPLDV :
himpunan penyelesaian suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan dua peubah
1.Metode Grafik
2.Metode Eliminasi
3.Metode Subtitusi
Di bawah ini adalah dua menara yang memiliki tinggi berbeda yang tersusun dari
dua bangun datar yaitu persegi panjang dan trapesium sama kaki.
1 20 cm
24 cm
Menara A Menara B
36
Pertanyaan:
Gambarlah minimal dua menara berbeda yang memiliki tinggi 30 cm, dengan
Alternatif penyelesaian
Diketahui:
Terdapat dua menara yang memiliki tinggi berbeda dan tersusun dari dua bangun
Ditanya:
a) Gambarlah satu gambar menara berbeda yang tampak depan yang memiliki
Jawab:
Misal:
Dari gambar menara A dan menara B yang diketahui, maka dapat dimodelkan ke
3y =24
x+y=8
x+2=6
X =4
Sehingga, tinggi bangun berbentuk persegi panjang adalah 4 meter dan tinggi
berikut:
Misal:
4a + 2b = 30
38
2 Representasi komunikasi lisan
masalah Polya.
39
2.5.7 Penelitian yang Relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam penentuan subjek dilakukan
2) Penelitian yang dilakukan oleh Dina Fakhriyana (2016). Persamaan penelitian ini
3) Penelitian yang dilakukan Faridah Bahiyatun Nisa’ (2020), Program studi Tadris
matematis.
4) Penelitian yang dilakukan Melisa (2019), fakultas Tarbiyatul dan Keguruan Prodi
tinggi akan terlihat unggul dalam komunikasi matematis tulis, tapi akan terlihat
intrapersonal rendah akan terlihat kurang dalam berkomunikasi tulis, akan tetapi
matematis lisan. Akan tetapi, dalam menentukan subjek penelitian ini berdasarkan
5) Penelitian yang dilakukan Fildzah Mastura (2018), Fakultas Keguruan Dan Ilmu
berbeda halnya dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam penentuan
41
H. Kerangka Konseptual
42
BAB III
METODE P[ENELITIAN
yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Dengan
dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis
kebenaran berdasarkan data yang diperoleh. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
Instrumen yang divalidasi yaitu instrument tes kecerdasan majemuk, lembar tes
43
komunikasi tulis, dan pedoman wawancara. Instrumen-instrumen tersebut
Setiap siswa diberikan lembar tes kecerdasan majemuk yang sama untuk
dikerjakan secara individu dalam waktu 30 menit. Hal tersebut dilakukan untuk
yang dominan.
Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua siswa yang terdiri dari
satu subjek dengan kecerdasan logis-matematis yang dominan dan satu subjek
menentukan kelas mana yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah itu,
dengan 1 soal essay. Tes ini diberikan kepada subjek di hari yang berbeda
f. Memberikan Wawancara
g. Menganalisis Data
44
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data hasil dari lembar tes komunikasi
matematis tulis dan hasil wawancara. Data hasil tes komunikasi tulis yang
agar dalam pelaksanaannya tidak ada informasi yang terlewat dengan cara
tes.
h. Membuat Laporan
SPLDV.
45
Prosedur penelitian ini secara terstruktur dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
46
3.2 Sumber dan Data Penelitian
Sumber data utama pada penelitian ini terdiri dari dua hasil tes dan satu hasil
wawancara. Hasil tes yang pertama merupakan hasil pengerjaan siswa saat
melakukan tes kecerdasan majemuk dan hasil tes yang kedua berupa hasil pengerjaan
siswa saat melakukan tes komunikasi matematis tulis, sedangkan sumber data yang
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP yang akan dipilih dua
orang siswa kelas VIII dengan kecerdasan logis matematis yang dominan dan
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
sedangkan instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
Instrumen tes kecerdasan majemuk ini berbentuk lembar tes yang akan diisi oleh
subjek penelitian. Instrumen tes kecerdasan majemuk ini terdiri dari 80 soal yang
diadopsi dari Winarto (2010), soal ini dikerjakan dengan alokasi waktu 30 menit.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kecerdasan apa yang dominan pada siswa
diantara kecerdasan majemuk yang ada. Dalam tes kecerdasan majemuk, siswa
memilih dari skor 1-5 yang lebih mengarah pada diri siswa dan tidak ada pemilihan
jawaban salah maupun benar. Dari tes tersebut, akan diperoleh kecerdasan yang
Tes komunikasi matematis tulis dalam bentuk essay (uraian). Pembuatan soal
matematis secara tulis siswa kelas VIII SMP dala menyelesaikan masalah SPLDV.
Adapun lembar tes komunikasi matematis tulis ini terdapat satu masalah SPLDV.
matematis dalam penyelesaian masalah SPLDV. Masalah yang terdapat dalam tes ini
diadaptasi dari soal PISA yang tetap memperhatikan indikator komunikasi matematis
3. Pedoman Wawancara
bersifat terbuka yang dirancang untuk mengetahui lebih jelas tentang kemampuan
masalah. Sebelum digunakan, pedoman wawancara ini divalidasi oleh dosen jurusan
Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan data peneliti
dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data diperoleh
1. Tes
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-
aturan yang sudah ditentukan Arikunto (2013). Dalam penelitian ini, tes
tulis siswa.
2. Wawancara
kualitatif. Tujuan wawancara seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba
tulis siswa. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka namun tetap mengacu
terhadap pedoman wawancara yang sudah disusun oleh peneliti dan sudah
peneliti menggunakan alat bantu perekam suara yang kemudian akan disusun
49
transkrip wawancara sebagai bahan dokumentasi dan keperluan analisis data.
hal diluar data sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2013).
bisa hari, jam, waktu sehabis makan, pagi , siang dsb. Karena waktu bisa
dan akurat.
terdiri dari satu siswa dengan kecerdasan logis matematis yang dominan dan
per butir soal adalah 5 dan poin minimalnya adalah 1. Masing-masing siswa
1-10 Linguistik
11-20 Logis-Matematis
Jika pada tiga urutan teratas skor kecerdasan majemuk pada masing-
masing siswa ada skor yang sama, maka peneliti akan berkonsultan dengan guru
dengan dosen pembimbing dan divalidasi oleh validator ahli. Selanjutnya, lembar
skala penilaian paling sedikit 2. Berikut ini diberikan Tabel 3.2 Hasil kriteria tes
kecerdasan majemuk.
51
Tabel 3. 2 Hasil Kriteria Tes Kecerdasan Majemuk
dengan lengkap
dan jelas
mudah dibaca
item menggunakan
siswa.
tidak menimbulkan
tafsir ganda
Berdasarkan kriteria pada tabel 3.2 tersebut, tes kecerdasan majemuk valid
52
memberikan skala penilaian minimal 2.
mampu menyampaikan ide matematisnya melalu berbagai bentuk media. Hal ini
salah satu aspek kemampuan komunikasi matematis adalah menulis yaitu kegiatan
dipandang sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas untuk
terdapat dalam pikiran mengakibatkan orang lain bisa dengan mudah memahami
53
Data yang diperoleh selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian singkat.
skala penilaian paling sedikit 2. Berikut ini disajikan Tabel 3.3 hasil kriteria tes
Penilaian
jawaban uraian
penulisan
54
Penggunaan bahasa sesuai dengan 3 Baik
dan benar
matematis tulis valid karena memenuhi kriteria instrumen dikatakan valid yaitu
data yang siap digunakan pada tahap selanjutnya. Untuk mengetahui data hasil
55
5) Mendeskripsikan hasil wawancara siswa.
―Ya‖ paling sedikit 3. Berikut ini disajikan Tabel 3.4 hasil validasi kriteria
pedoman wawancara.
terlihat jelas
Sistematis
menimbulkan tafsir
Ganda
kesimpulan tertentu
valid karena memenuhi kriteria instrument dikatakan valid yaitu ketika validator
56
memberikan pernyataan ―ya‖ minimal 3.
2013:341). Penyajian data membuat data terorganisasi dan tersusun dalam pola
hubungan, sehingga memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan menjawab
pertanyaan penelitan. Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Berikut penjabaran dari langkah-langkah
a. Menyajikan hasl tes kecerdasan majemuk siswa untuk memilih subjek penelitian.
Penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan yang utuh untuk mampu
memperhatikan hasil tes komunikasi matematis tulis dan hasil wawancara, berdasarkan
langkah-langkah pemecahan masalah oleh Polya (1973) sesuai dengan jenis dan tingkat
57