Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

TIPE KEPRIBADIAN STEADINESS BERDASARKAN


GENDER DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA PADA MATERI SPLDV

Miftahul Jannah1, Wardi Syafmen2, Dewi Iriani3

Program Studi Pendidikan Matematika


Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis
serta faktor faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis pada siswa
dengan tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita
pada materi spldv. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan
pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan dikelas VIII A SMP Negeri 30 Muaro
Jambi. Subjek penelitian ini merupakan 6 orang siswa kelas VIII A yang dipilih
berdasarkan test kepribadian DISC untuk mendapatkan siswa dengan tipe kepribadian
steadines. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar soal cerita materi SPLDV dan
pendoman wawancara. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan keabsahan data
dengan triangulasi sumber, teknik dan thinkaloud. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada Indikator Kom 1 dialami oleh SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-3 Lk,
SS-1 Pr, SS-3 Pr, Kom 2 tidak dialami oleh semua subjek dan Kom 3 dialami oleh SS-1
Lk, SS-2 Lk. Adapun temuan faktor yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah
matematis adalah faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis serta faktor
pemahaman matematika.
Kata Kunci : Komunikasi, Kepribadian Steadiness, Gender, Soal Cerita, SPLDV

Abstract
This study aims to determine the ability of mathematical communication and the
factors that influence the ability of mathematical communication in students with
steadiness personality types based on gender in solving word problems on SPLDV
material. This type of research is a qualitative research using a descriptive approach.
This research was conducted in class VIII A SMP Negeri 30 Muaro Jambi. The subjects
of this study were 6 students of class VIII A who were selected based on the DISC
personality test to get students with the steadines personality type. The instruments in
this study were SPLDV story problem sheets and interview guides. In collecting data,
the researcher validates the data by triangulating sources, techniques and thinkaloud.
Based on the results of the study, it was shown that Kom 1 was experienced by SS-1 Lk,
SS-2 Lk, SS-3 Lk, SS-1 Pr, SS-3 Pr, Kom 2 was not experienced by all subjects and Kom
3 was experienced by SS- 1 Lk, SS-2 Lk. The findings of the factors experienced by
students in solving mathematical problems are the ability to read, discuss and write as
well as the factor of understanding mathematics.
PENDAHULUAN
Matematika di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan. Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
yang dapat diselesaikan dengan matematika. Siswa sebagai bagian dari masyarakat
harus mempunyai bekal agar dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan.
Siswa harus dapat memahami materi yang dipelajari dengan baik. Dengan demikian
siswa mampu mengkomunikasikan matematika ke dalam gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah matematika.
Lima standar kemampuan matematik yang harus dimiliki oleh siswa, menurut
NCTM (National Council of Teacher Mathematics) adalah kemampuan pemecahan
masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan
koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi
(representation).
Salah satu kemampuan yang diukur adalah kemampuan komunikasi matematis,
kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide
matematika baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi
matematis penting untuk dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika sehingga
mereka tidak akan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika (Triana,
2020).
Kemampuan setiap siswa berbeda, bergantung pada beberapa faktor, salah
satunya yaitu kepribadian. Kepribadian merupakan kualitas perilaku individu yang
tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik
(Makmun dalam Yusuf, 2014:127). Demi suksesnya usaha pendidikan, kepribadian
siswa harus dikenal oleh pendidik. Pendidik perlu mengenal bagaimana struktur
kepribadian anak didiknya, bagaimana dinamikanya dan bagaimana kepribadian yang
demikian itu terbentuk (Suryabrata, 2015:6). Kemampuan komunikasi matematis siswa
berbeda-beda dengan kepribadian yang dimilikinya.
Tipe kepribadian menurut Dr. William Moulton Marston (Shin, 2013: 19) adalah
D.I.S.C, meliputi : Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance. Salah satu
diantaranya adalah steadiness. Menurut Syafmen (2013: 49) Kepribadian steadiness
adalah kepribadian yang cenderung introvert, reserve dan quite. Siswa yang memiliki
tipe ini cenderung menolak perubahan secara radikal sehingga membutuhkan
penyesuaian dalam menciptakan inovasi yang radikal, cenderung kaku dan
mempertahankan diri dalam situasi yang tidak disukainya dengan cara pasif. Namun
dalam kerja sama tim, siswa ini cenderung mampu membangun kerja sama yang baik
dan berpikir secara bertahap dan sistematis.
Tipe kepribadian itu sedikit banyaknya akan berpengaruh pada kemampuan
komunikasi matematis siswa, Seperti yang dikatakan oleh Dewiyani (2012) dalam
Mardiyana, Siswa dengan tipe kepribadian yang berbeda akan berbeda pula proses
berpikirnya dan juga berbeda pula antara pria dan wanita (gender). Menurut Amir
(2013:15) banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari matematika, antara
lain yaitu kemauan, kemampuan, dan kecerdasan tertentu, kesiapan guru, kesiapan
siswa, kurikulum, dan metode penyajiannya, faktor yang tak kalah pentingnya adalah
gender.
Remiswal (2013:12) menyatakan bahwa gender diartikan sebagai pengetahuan
dan kesadaran, bahwa seorang tergolong dalam suatu jenis kelamin tertentu, yang
menyangkut perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan gender tentu menyebabkan perbedaan fisiologi dan mempengaruhi perbedaan
psikologi tak terkecuali dalam belajar. Sehingga siswa laki-laki dan perempuan tentu
memiliki banyak perbedaan dalam mempelajari matematika. Jika dihubungkan dengan
tipe kepribadian steadiness akan terlihat berapa perbandingan laki-laki dan perempuan
yang memiliki tipe kepribadian steadiness tersebut.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cindy, dkk. (2016) menunjukkan
kecenderungan siswa tipe kepribadian ini di temukan pada perempuan sekitar 48,43%
yang menunjukkan terdapat dominansi gender perempuan pada tipe kepribadian ini,
Oleh karena itu aspek gender perlu menjadi perhatian khusus dalam pembelajaran
matematika. Sedangkan kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran
matematika terutama pada penyelesaian soal cerita. Perbedaan jenis kelamin siswa
(gender) dapat mengakibatkan perbedaan psikiologi belajar siswa. Sehingga siswa laki-
laki dan perempuan tentu memiliki banyak perbedaan dalam mempelajari matematika.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha dan Heni Puji Astuti
(2019) Hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang dilakukan kepada 30 siswa
laki-laki dan 30 siswa perempuan, berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematis dan perbedaan gender diperoleh bahwa aspek menggambar (drawing) untuk
siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki, terlihat dari nilai
rata-rata aspek menggambar (drawing) yaitu 51,7 atau 60,4% untuk siswa perempuan
sedangkan untuk siswa laki-laki nilai rata-ratanya 33,9 atau 39,4% dengan perbedaan
sebesar 17,8 atau 20,8%. Hal ini menggambarkan siswa perempuan yang memiliki
dominansi kemampuan komunikasi matematis, hal ini menjadi permasalahan sehingga
perlu dianalisis apa saja faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut sehingga
gender laki-laki memiliki kemampuan komunikasi yang rendah dalam menyelesaikan
permasalahan matematis terutama pada soal cerita.
Soal cerita matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari siswa,
karena soal tersebut mengedepankan permasalahan-permasalahan real yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari. Soal cerita sebagai bentuk evaluasi kemampuan siswa
terhadap konsep dasar matematika yang telah dipelajari yang berupa soal penerapan
rumus. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan matematika apabila terampil
dengan benar menyelesaikan soal matematika (Retna, dkk. 2013: 75). Dilanjutkan oleh
Dewi, dkk (2014) soal cerita matematika bertujuan agar siswa berlatih dan berpikir
secara deduktif, dapat melihat hubungan dan kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat menguasai keterampilan matematika serta memperkuat
penguasaan konsep matematika.
Di dalam pembelajaran matematika ada banyak materi yang diajarkan kepada
siswa, salah satu materi pelajaran kelas VIII adalah Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV). Sistem Persamaan Linear Dua Variabel merupakan salah satu
materi matematika yang menyajikan masalah sesuai situasi yang ada, yaitu
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui soal cerita yang
mengangkat permasalahan sehari-hari ini, siswa dituntut untuk mengkomunikasikan
bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika dan menafsirkan hasil perhitungan yang
dilakukan sesuai permasalahan yang diberi untuk memperoleh suatu pemecahan (Achir
dkk, 2017:79). Lebih lanjut menurut Nurbaiti, dkk (2017:10) pada materi SPLDV siswa
kesulitan dalam menemukan konsep berhitung sehingga apabila bentuk soal diubah
siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Alur berpikir dan cara berpikir
siswa juga bergantung pada ketenangan dan kestabilan emosi siswa, yang dalam hal ini
dilihat dari gender siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tonnie dan Heni
(2019) menunjukkan kemampuan komunikasi siswa perempuan lebih tinggi
dibandingkan siswa laki-laki. Perbedaan inilah yang menjadi alasan mengapa rendahnya
kemampuan komunikasi pada siswa laki-laki leih rendah dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
Pentingnya penelitian ini dilakukan agar kemampuan komunikasi matematis
pada siswa dengan tipe kepribadian steadiness yang memiliki karakteristik sulit dalam
kemampuan komunikasi yang harus dianalisis agar dapat diminimalisir kesulitan
kemampuan komunikasi yang akan dilihat dalam menyelesaikan soal yang akan
dibedakan berdasarkan gender. Berdasarkan pada paparan diatas tipe kepribadian ini
yang cenderung kaku dan mempertahankan diri, memiliki kemampuan komunikasi yang
cenderung kurang dalam memahami masalah matematis sehingga perlu untuk dianalisis
terjadinya untuk meminimalisir kesulitan yang terjadi dengan melihat dari sudut gender
dari masing-masing tipe ini sehingga faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari
nantinya dalam proses pembelajaran sehingga judul penelitian ini sangat menarik untuk
diteliti dan dikembangkan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun
pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut Satori
dkk (2014:28) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya data, fakta yang dihimpun
berbentuk kata atau gambar, mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa,
mengapa dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Prosedur pengumpulan data dilakukan
dengan memberikan tes profil DISC guna untuk mendapatkan subjek penelitian. Setelah
itu subjek diberi lembar tes yang merupakan soal cerita pada materi SPLDV. Kemudian
subjek diwawancara guna untuk menggali informasi lebih dalam mengenai jawaban tes
kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga peneliti dapat menelusuri
kemampuan komunikasi matematis siswa secara lebih mendalam. Wawancara direkam
secara audio visual dengan menggunakan handphone. Hasil pekerjaan tertulis dan hasil
rekaman wawancara dengan handphone itulah yang merupakan sumber data dalam
menganalisis kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penentuan Subjek
Dalam menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian
steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV
maka terlebih dahulu dilaksanakan tes profil DISC untuk memilih siswa sebagai subjek
penelitian kepada siswa kelas VIII A SMP N 30 Muaro Jambi yang berjumlah 16 siswa.
Tes Profil DISC yang terdiri dari empat kelompok karakteristik yang paling mewakili
sifat siswa tersebut. Untuk menentukan tipe kepribadian siswa tersebut maka masing-
masing siswa akan melingkari “M” yang artinya kelompok kata yang paling
menggambarkan diri (M=MOST) dan melingkari “L” yang artinya kelompok kata yang
paling tidak mewakili sifat (L=LEAST). Tes profil DISC ini memiliki 24 pertanyaan
yang mengarahkan pada tipe kepribadian masing-masing siswa. Dari keempat karakter
kepribadian siswa tersebut dilihat berdasarkan grafik “M” yang dominan dari masing-
masing subjek maka akan dipilih subjek dengan tipe kepribadian steadiness yang akan
menjadi subjek penelitian yang akan dipisahkan berdasarkan gender.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 30 Muaro
Jambi maka didapat hasil tes profil DISC sebagai berikut :
Tabel 4.1 Perolehan hasil tes profil DISC dalam bentuk persentase
Tipe Kepribadian Frekuensi Persentase

(1) (2) (3)

Dominance 5 25%

Influence 4 25%

Steadiness 6 43,75%

Compliance 1 6,25%

Total 16 100,00 %

Dari 16 orang siswa berdasarkan hasil tes profil DISC maka diperoleh 6 subjek
penelitian yang memiliki tipe kepribadian steadiness, selanjutnya 6 subjek tersebut
dipisahkan berdasarkan gender yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.2 Subjek Penelitian

Tipe Kepribadian
No Nama Keterangan
Most Least

1 CS 1 S I SS-1 Lk

2 CS 2 S D SS-2 Lk

3 CS 3 I S
4 CS 4 D I

5 CS 5 S D SS-3 Lk

6 CS 6 I C

7 CS 7 I S

8 CS 8 D C

9 CS 9 D I

10 CS 10 S I SS-1 Pr

11 CS 11 I S

12 CS 12 S D SS-2 Pr

13 CS 13 D C

14 CS 14 S D SS-3 Pr

15 CS 15 D C

16 CS 16 C I

Sehingga berdasarkan hasil tes maka didapatlah 6 subjek penelitian yang


dipisahkan berdasarkan gender:
1. SS-1 Lk = Steadiness 1 Laki-laki
2. SS-2 Lk = Steadiness 2 Laki-laki
3. SS-3 Lk = Steadiness 3 Laki-laki
4. SS-1 Pr = Steadiness 1 Perempuan
5. SS-2 Pr = Steadiness 2 Perempuan
6. SS-3 Pr = Steadiness 3 Perempuan

4.2 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Materi
SPLDV
Setelah didapat 6 siswa sebagai subjek penelitian, selanjutnya subjek tersebut
diberikan lembar soal cerita matematika berupa masalah pada materi SPLDV pada
tanggal 07 November 2021 yang terdiri dari 3 soal yang telah divalidasi oleh dua dosen
pendidikan matematika dan telah dinyatakan valid. Tes tersebut dilakukan saat jam
pelajaran dan bertempat di ruang kelas VIII A SMP N 30 Muaro Jambi yang dilakukan
pada tiga hari. Yang diberikan soal hanya 6 subjek yang memiliki tipe kepribadian
steadiness saja, tes tersebut diberikan dengan teknik thingaloud dengan meminta siswa
menjelaskan secara lisan tes yang dikerjakan sehingga data yang dihasilkan berupa
video pengerjaan tes tertulis yang diberikan.
Dalam menyelesaikan lembar soal matematika, rata-rata subjek tampak serius
dalam menyelesaikan soal. Dalam hal ini yang dilihat ialah kemampuan komunikasi
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut
ini analisis kemampuan komunikasi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika
pada materi SPLDV yang dilakukan oleh keenam subjek tipe kepribadian steadiness
yang akan dibahas pada tiap tahap penyelesaian masalah yakni tahap memahami
masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan
masalah, dan memeriksa kembali jawaban.
4.3. Pembahasan Hasil Kemampuan Komunikasi siswa tipe kepribadian steadiness
dalam menyelesaikan soal cerita
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 30 Muaro Jambi kelas VIII A ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis serta mengetahui faktor yang
mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness
berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis untuk memperoleh deskripsi terkait
kemampuan komunikasi yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan
masalah. Data hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes diagnostik berbentuk soal
cerita dan pernyataan dari wawancara. hasil tes tertulis dan wawancara dibandingkan
dengan triangulasi teknik kemudian dikaji berdasarkan indikator kemampuan
komunikasi. Untuk mencari capaian kemampuan komunikasi dalam hasil tes tertulis
digunakan triangulasi waktu agar data yang diperoleh valid. Analisis data pada
penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data dan pengecekkan data melalui
triangulasi waktu dan teknik, baru diperoleh kesimpulan berupa kemampuan
komunikasi yang dialami siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender.
Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan wawancara, terdapat beberapa
kemampuan komunikasi yang belum terpenuhioleh siswa kelas VIII A SMPN 30 Muaro
Jambi dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.
1. Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide
matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik (Kom 1)
Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator kemampuan
menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam
bentuk gambar, diagram, atau grafik apabila siswa mampu
melukiskan/merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide atau
simbol matematis. Kemampuan komunikasi yang terjadi pada indikator ini ditemukan
pada subjek SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-3 Lk, SS-1 Pr, SS-3 Pr.Pada subjek SS-1 Lk dimana
subjek belum menggambarkan dengan tepat karena memiliki keterbatasan alat untuk
menggambarkan grafik, pada subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr dimana subjek belum mampu
menggambarkan dengan tepat karena subjek bingung menggambarkannya sehingga
subjek menggambarkan dengan asal-asalan, pada subjek SS-3 Lk dan SS-3 Pr dimana
subjek belum mampu memenuhi indikator ini karena subjek kehabisan waktu dalam
pengerjaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva dan Indrie(2021)
yang menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan perhitungan sebagian siswa yang
kurang cermat serta ceroboh hingga menyebabkan siswa mengalami kesalahan pada
hasil akhir.
Hal ini juga menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian
steadiness style menjadi non-demonstratif, tidak menunjukkan perubahan raut wajah;
menjadi ragu-ragu dalam bertindak ataupun berbicara; menjadi tidak fleksibel bahkan
untuk hal kecil sekalipun.
2. Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan
situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model
matematika (Kom 2)
Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator kemampuan
membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar,
diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika apabila
siswa mampu Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan
dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan ekspresi aljabar. Kemampuan
komunikasi pada indikator ini telah dipehuni oleh semua subjek. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wardi Syafmen (2013) yang menyebutkan bahwa siswa
steadiness style mampu menyelesaikan pemecahan masalah berdasarkan langkah-
langkah polya.
Hal ini menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian steadiness
style menjadi sabar dan penuh dengan empati; pemikir yang logis dan selangkah demi
selangkah.
3. Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan : a.
menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis; b. mengungkapkan
kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam bahasa sendiri; c.
kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang diberikan (Kom 3)
Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator kemampuan
menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan : a. menjelaskan ide,
situasi dan relasi matematik secara tertulis; b. mengungkapkan kembali suatu uraian
atau paragraph matematika dalam bahasa sendiri; c. kemampuan menyusun argument
atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban
yang diberikan apabila siswa mampu menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa
atau simbol matematika; mampu mendengar, mendiskusi dan membaca dengan
pemahaman suatu presentasi matematika; mampu menyusun konjektur, menyusun
argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. Kemampuan komunikasi yang terjadi
pada indikator ini ditemukan pada subjek SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-2 Pr dimana subjek
belum dapat menyimpulkan dengan tepat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Eva dan Indrie (2021) yang menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan
perhitungan sebagian siswa yang kurang cermat serta ceroboh hingga menyebabkan
siswa mengalami kesalahan pada hasil akhir.
Hal ini juga menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian steadiness
style menjadi non-demonstratif, tidak menunjukkan perubahan raut wajah; menjadi
ragu-ragu dalam bertindak ataupun berbicara; menjadi tidak fleksibel bahkan untuk hal
kecil sekalipun.
4.4 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Tipe
Kepribadian Steadiness berdasarkan Gender
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis
siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)
Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.Jenis kemampuan yang dimiliki siswa
sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.Namun dalam komunikasi
matematika kemampuan awal terkadang tidak dpat dijadikan standar untuk mengukur
kemampuan komunikasi.
Berdasarkan hasil analisis diatas faktor pengetahuan prasyarat tidak berpengaruh
terhadap semua subjek karena materi ini telah dipelajari sebelumnya dan materi
prasyarat pun sudah dipelajari sebelumnya.
b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis
Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi, dan menulis
dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam pemahaman.
Berdasarkan hasil analisis diatas faktor kemampuan membaca, diskusi dan
menulis terlihat bahwa faktor ini dialami oleh subjek SS-1 Pr, SS-2 Pr, SS-3 Pr
sehingga faktor ini berpengaruh terhadap subjek SS-1 Pr, SS-2 Pr dan SS-3 Pr.
c. Pemahaman matematika
Pemahaman matematika adalah level pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip,
algoritma dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau
masalah yang disajikan. Pemahaman matematika adalah salah satu aspek yang dapat
mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika.
Berdasarkan hasil analisis diatas faktor pemahaman matematika terlihat bawah
faktor ini dialami oleh subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr sehingga faktor ini berpengaruh
terhadap subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai kemampuan komunikasi
matematis pada siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah pada materi SPLDV disimpulkan bahwa: Pada
penelitian ini secara keseluruhan gambaran kemampuan komunikasi matematis pada
siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah pada materi SPLDV yaitu : 1. Kemampuan menggambar, meliputi
kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram,
atau grafik SS-1 Lk belum mampu menggambarkan dengan tepat karena memiliki
keterbatasan alat untuk menggambarkan grafik, SS-2 Lk dan SS-1 Pr belum mampu
menggambarkan dengan tepat karena subjek bingung menggambarkannya sehingga
subjek menggambarkan dengan asal-asalan, SS-3 Lk dan SS-3 Pr belum mampu
memenuhi indikator ini karena subjek kehabisan waktu dalam pengerjaan. Pada
indikator ini, subjek laki-laki lebih memiliki kesulitan untuk memenuhi indikator ini; 2.
Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,
gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model
matematika sudah mampu dipehuni oleh semua subjek. Tidak ada perbedaan
pemenuhan indikator ini pada kedua gender; 3. Kemampuan menuliskan jawaban
dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan : a. menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematik secara tertulis; b. mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph
matematika dalam bahasa sendiri; c. kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang
diberikan SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-2 Pr belum dapat menyimpulkan dengan tepat. Pada
indikator ini, siswa laki-laki lebih dominan mengalami kesulitan untuk memenuhi
indikator ini.

Pada penelitian ini faktor penyebab kemampuan komunikasi matematis siswa


tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada
materi SPLDV yaitu : a. Pengetahuan Prasyarat (Prior Knewledge Tidak berpengaruh
pada semua subjek. Pada faktor ini, semua subjek mengalami baik gender lajki-laki
maupun perempuan; b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis berpengaruh pada
subjek SS-1 Pr, SS-2 Pr dan SS-3 Pr. Pada faktor ini, subjek gender perempuan lebih
dominan mengalami; c. Pemahaman matematika berpengaruh pada subjek SS-2 Lk dan
SS-1 Pr. Pada faktor ini tidak ada perbedaan dari kedua gender.

Anda mungkin juga menyukai