Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

(Open book)

Nama : Intana Monalisa


NIM : 1107621281
Kelas/Prodi : F/PGSD
Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran IPS SD
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Arifin Maksum, M.Pd

Kerjakanlah soal berikut ini!

1. Bagaimana cara seorang guru meningkatkan inovasi dalam pembelajaran IPS SD?
Jawab:
Inovasi pendidikan menurut Asrori (2011:15) adalah inovasi dalam bidang pendidikan
untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga
pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat dikatakan
inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam ruang lingkup pendidikan.
Pada lingkup yang lebih fokus lagi pada pembelajaran, maka pendidik lebih
mengembangkan pada inovasi pembelajaran dalam prakteknya di sekolah. Menurut
Hasbullah, (2001:44), inovasi pembelajaran adalah suatu upaya baru dalam proses
pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana
yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Mendasar dari pemikiran tersebut
maka pendidik diharapkan untuk merancang dan memciptakan inovasi inovasi
pembelajaran guna menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Banyak yang dapat di kembangkan dalam proses inovasi pembelajaran, antara lain dari
aspek pendidik, peserta didik, sumber belajar, satuan pendidikan. Dari aspek pendidik dan
peserta didik, proses pembelajaran dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran,
pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan model model pembelajaran,
pemilihan metode yang tepat, merancang dan mengembangkan media pembelajaran hingga
penerapan teknik dan taktik pembelajaran. Pengembangan pada aspek sumber belajar dapat
di kembangkan pada pembuatan buku-buku sumber belajar peserta didik, lembar kerja
peserta didik (LKPD), pengembangan video pembelajaran, pengembangan
gambar/peta/tabel yang menarik dan menyenangkan sebagai stimulus pembelajaran.
Pengembangan pada aspek satuan pendidikan mempunyai cakupan yang lebih luas lagi.
Inovasi pembelajaran IPS pada hakekatnya, adalah upaya untuk memenuhi peningkatan
mutu proses pendidikan yang dilakukan terus menerus, untuk memenuhi perkembangan
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Cara seorang guru meningkatkan inovasi dalam
pembelajaran IPS SD adalah dengan terampil dalam memilih pendekatan, strategi, metode,
dan media pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Guru bisa berinovasi dengan pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran yang
tentunya harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan juga karakteristik
peseerta didik sekolah dasar.

2. Bagaimana strategi inovasi yang diperlukan dalam pembealajaran IPS SD?


Jawab:
Guru dalam mengajar ilmu sosial harus dapat mendorong siswa untuk mengembangkan
pengetahuan mereka, pemahaman dan keterampilan analitis terhadap lingkungan sosial
kondisi masyarakat pada masa sekarang dan masa depan. Menjadi guru sosial yang baik
harus memiliki minimum dasar pembelajaran dalam mempelajari ilmu sosial. Karena
mempelajari sosial di sekolah dasar tidak berarti mengajar ilmu social disiplin, itu
mengajarkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting untuk membentuk peserta didik
menjadi warga negara yang baik. (Asyani et al., n.d.). Strategi inovasi pembelajaran IPS
setiap jenjang tentunya berbeda, harus disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik
peserta didik agar pembelajaran IPS dapat berjalan dengan efektif. Peserta didik di SD kelas
awal memiliki hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah, suka memuji
diri sendiri, apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting,
suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
selain itu menurut teori psikososial Erikson, anak SD sedang berada di fase industry vs
inferiority dimana ia sedang aktif-aktifnya bergerak tanpa mengenal lelah, selain itu
keberhasilan dari interaksi sosial juga berperan besar dalam perkembangannya menjadi
orang yang kompeten atau inferior. Hal ini kelak akan berpengaruh pada
kepercayadiriannya. Oleh karena peserta didik memiliki karakteristik yang demikian serta
memperhatikan keterampilan yamg di butuhkan di era sekarang maka strategi inovasi
pembelajaran IPS terintegrasi di kelas awal haruslah mampu menjawab kebutuhan peserta
didik SD untuk menghadapi tantangan jamannya. Untuk itu, pembelajaran IPS terigrasi di
kelas awal yang sesuai adalah strategi yang mengandung learning skill didalamnya yang
mencakup empat keterampilan yaitu berpikir kritis, kreatifitas, kolaborasi dan komunikasi.

3. Bagaimana implementasi problem based learning dalam pembelajaran IPS di SD?


Berikan contoh dengan memilih salah satu tema.
Jawab:
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas
dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa
diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru
adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru
mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif
yang berbeda diantara mereka. Tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu:
1) penyampaian ide (ideas), 2) penyajian fakta yang diketahui (known facts), 3)
mempelajari masalah (learning issues), 4) menyusun rencana tindakan, (action plan) dan
5) evaluasi (evaluation). Model pembelajaran ini berlangsung secara alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah bersama
temannya serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Lebih jauh lagi, melalui model pembelajaran tersebut, siswa mengerti makna belajar,
manfaatnya, dan bagaimana mencapainya. Muncul kesadaran bahwa yang mereka pelajari
akan berguna bagi hidup mereka nantinya.
Sebagai contoh penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS di
kelas V (lima) SD Tema 7 Menghargai Perjuangan Para Tokoh Kemerdekaan. Peserta
didik diminta memecahkan masalah rendahnya apresiasi dan rasa hormat atas hasil
perjuangan para tokoh kemerdekaan. Peserta didik secara berkelompok menginventarisir
penyebabkan permasalahan terjadi. Lalu, mereka mencari sumber referensi yang
dibutuhkan. Baik dari buku, media massa, maupun dari internet. Setelah itu, mereka akan
melakukan telaah bersama. Bagaimana cara menghormati, mengapresiasi, serta menjaga
hal-hal yang diwariskan para pejuang kemerdekaan. Inventarisir terakhir yakni apa
penyebab generasi sekarang tidak secara nyata bisa mengapresiasi dan menghormati
perjuangan para tokoh kemerdekaan.
Hasil yang sudah ditemukan masing-masing kelompok dibawa di dalam pleno bersama.
Pada pleno, kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau bahkan memberi
masukan juga kritisi pada kelompok yang presentasi. Temuan peserta didik seringkali
belum tentu mendapatkan hasil mendetail ataupun sesuai yang diharapkan. Namun esensi
dari pembelajaran dengan metode Problem Based Learning adalah bagaimana peserta
didik memberikan solusi versi mereka sendiri.

4. Buatlah analisis

a. Identifikasi masalah pembelajaran IPS SD


Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan Najrial, Sumarno,
Feni Trisnawati, (2020), dalam jurnal “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPS
Melalui Metode Picture And Picture Kelas IV SDN 022 Sintong Kecamatan Tanah
Putih Kabupaten Rokan Hilir”, penulis memperoleh informasi bahwa tingkat motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari
gejala-gejala yang dijumpai pada siswa kelas IV yaitu: 1) dari 30 orang siswa, hanya
19 orang siswa atau 63.33% menunjukkan sikap tidak bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang masih sering
berbicara dengan teman sebangkunya ketika guru sedang menerangkan, dan mereka
mengerjakan PR mata pelajaran selain IPS, 2) dari 30 orang siswa, hanya 12 orang
siswa atau 30% yang mau bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami,
3) dari 30 orang siswa, 15 orang siswa atau 50% bermain-main di dalam kelas dan
keluar masuk kelas ketika guru sedang menerangkan pelajaran, 4) dari 30 orang siswa,
20 orang siswa atau 66.67% tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan dengan
alasan tidak bisa, 5) siswa tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan, 6)
rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, dan 7) rendahnya konsentrasi
siswa pada saat menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Dari hasil pengamatan di atas dijumpai kondisi belajar peserta didik saat
berlangsungnya pembelajaran IPS di dalam kelas siswa cenderung bermalas-malasan
ada yang bicara sama kawannya ada juga yang tidur pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran. Permasalahan ini disebabkan karena siswa kurang memiliki motivasi dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai
mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan,
jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap
mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman
konsep yang luas.
Rendahnya motivasi belajar IPS siswa juga diakibatkan oleh kurangnya media
yang guru gunakan dalam pembelajaran. Media sebagai alat penyampaian pesan tentu
berperan penting dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran yang
bermakna tidak terlepas dari peran media terutama kedudukan dan fungsinya (Azhar
Arsyad, 2005: 16). Fungsi media dapat dicapai secara maksimal apabila guru memilih
media yang tepat dalam KBM. Pemilihan media untuk pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal antara lain adalah karakteristik siswa dan karakteristik
materi pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPS. Guru dalam
memberikan materi pelajaran hendaknya menggunakan variasi media pembelajaran,
yaitu media yang dapat menampilkan gambar-gambar realistis dan konkret untuk
memudahkan siswa menerima informasi dari materi yang disampaikan sehingga siswa
dapat termotivasi untuk belajar.

b. Buatlah eksplorasi penyebab masalah dan akar masalahnya


Dari hasil pengamatan di atas dijumpai kondisi belajar peserta didik saat
berlangsungnya pembelajaran IPS di dalam kelas siswa cenderung bermalas-malasan
ada yang bicara sama kawannya ada juga yang tidur pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran. Permasalahan ini disebabkan karena siswa kurang memiliki motivasi dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai
mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan,
jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap
mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman
konsep yang luas.
Rendahnya motivasi belajar IPS siswa juga diakibatkan oleh kurangnya media
yang guru gunakan dalam pembelajaran. Media sebagai alat penyampaian pesan tentu
berperan penting dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran yang
bermakna tidak terlepas dari peran media terutama kedudukan dan fungsinya (Azhar
Arsyad, 2005: 16). Fungsi media dapat dicapai secara maksimal apabila guru memilih
media yang tepat dalam KBM. Pemilihan media untuk pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal antara lain adalah karakteristik siswa dan karakteristik
materi pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPS. Guru dalam
memberikan materi pelajaran hendaknya menggunakan variasi media pembelajaran,
yaitu media yang dapat menampilkan gambar-gambar realistis dan konkret untuk
memudahkan siswa menerima informasi dari materi yang disampaikan sehingga siswa
dapat termotivasi untuk belajar.
c. Buatlah eksplorasi solusi dengan memilih salah satu metode, pendekatan, dan
model pembelajaran atau memilih media yang sudah dikaji dalam perkuliahan.

Solusi dari permasalahan di atas adalah mengoptimalkan penggunaan media yang


berperan peting dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu jenis media yang digunakan
untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik adalah multimedia. Penggunaan
multimedia pembelajaran merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran yang menarik
dan variatif. Melalui media ini guru dapat menampilkan materi pelajaran dengan menarik.
Guru dapat menampilkan gambar dengan berbagai bentuk, warna, dan animasi gerak serta
dipadukan dengan suara-suara yang lucu sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Augmented Reality (AR), atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "Realitas
Tertambah," adalah teknologi yang menggabungkan dunia fisik dengan elemen-elemen
digital atau virtual untuk menciptakan pengalaman yang ditingkatkan atau ditambahkan.
atau teknologi yang mampu memadukan benda - benda digital di dunia maya dengan dunia
nyata. Dalam AR, informasi digital, seperti gambar, video, suara, atau objek 3D,
"diproyeksikan" atau "ditambahkan"ke dalam dunia nyata atau lingkungan fisik. Hal ini
yang dapat memungkinkan penggunanya untuk melihat, mendengar, atau berinteraksi
dengan dunia nyata yang ditingkatkan dengan elemen – elemen digital.
Pembelajaran IPS di SD yang dapat menggunakan sistem Augmented Reality adalah
ketika mempelajari materi tentang pengenalan adat istiadat, seperti memperkenalkan
bentuk rumah adat di setiap daerah yang berbeda-beda bentuk pastinya sesuai ciri khas dan
makna yang turun temnurun di setiap daerah Indonesia. Sebagai contoh ada sebuah
penelitian yang menggunakan Augmented Reality dalam proses memperkenalkan
pembelajaran adat istiadat rumah adat kepada siswa SD yang di mana dia
memvisualisasikan rumah adat Jawa (Joglo) berbentuk 3D sehingga dalam proses
pembelajaran siswa dapat melihat rumah adat cara menyeluruh dari sisi depan, samping,
belakang, atas, maupun bawah.
Siswa akan lebih bisa memahami bentuk rumah adat jawa secara menyeluruh, karena
biasanya mereka hanya melihat bentuk rumah adat Jawa di Google ataupun platform lain
dari sisi 2D, gambar biasa atau nampak depan saja dengan Augmented Reality ini dapat
membantu siswa mempelajari pembelajaran yang mereka dapatkan secara lebih konkret
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam penggunaan media
Augmented Reality, guru juga dapat menerapkan berbagai teknik atau metode
pembelajaran, mulai dari klasikal, sampai dengan pembelajaran dengan model kelompok,
sehingga siswa akan merasa senang dengan kondisi pembelajaran yang variatif dan tidak
monoton dan akan membangkitkan motivasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai