Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik
pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih
ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial
dan aktual telah dimiliki oleh peserta didik.
Pendidikan adalah mengalihkan nilai-nilai, pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan kepada generasi muda sebagai usaha generasi tua dalam
menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani,
Kurniawan (2017). Pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan
anak didik atau individu menusia yang proses berlangsung secara terus-
menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia” Budiyanto, M.(2017),
Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan manusia secara sadar dan
terprogram guna membangun personalitas yang baik dan mengembangkan
kemampuan atau bakat yang ada pada diri individu manusia agar mencapai
tujuan atau target tertentu dalam menjalani hidup Trahati (2015). Oleh sebab
itu dalam kehidupan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikatakan tidak
asing bagi setiap orang.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran disemua


jenjang Pendidikan, termasuk disekolah dasar (SD). Ilmu Pengetahuan Siswa
menjadi mata pelajaran dipendidikan formal karena Ilmu Pengetahuan Sosial
memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. lmu
Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk membentuk siswa yang peka dan kritis
serta memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Tujuan pembelajaran IPS ditingkat sekolah dasar adalah agar siswa
memahami konsep-konsep IPS dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Selain itu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (Sosial). Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS proses
pembelajaran diciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri anak, serta mengembangkan sikap dan perilaku kreatif dan inovatif pada
siswa. Suasana belajar yang demikian hanya dapat diperoleh siswa melalui
penggunaan metode mengajar yang tepat, disertai dengan alat peraga.
Pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 112325 Kampung Berangir
pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik.
Seharusnya pembelajaran pada mata pelajaran IPS membuat peserta didik
bersemangat, sebab pada mata pelajaran IPS peserta didik dikenalkan langsung
dengan lingkungan social sekitar sekolah. Namun pada kenyataannya
Pembelajaran IPS pada materi Jenis-jenis Pekerjaan dikelas IV SDN 112325
Kampung Berangir terkesan rumit dan kurang menarik bagi siswa, karena
sebagian besar pembelajaran pada materi ini dilaksanakan dengan mengacu pada
buku teks pelajaran saja sehingga minat siswa dalam belajar kurang. Karena pada
proses pembelajaran peran guru dalam menyampaikan materi kurang maksimal,
ini juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa, maka dari itu
inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan baik dalam pemilihan model,
metode dan media pembelajaran (Baharun, 2016)
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran memerlukan
metode pembelajaran yang aktif dan efisien. Adapun model pembelajaran yang
perlu dilakukan pada anak sekolah dasar yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Basel Learning (PBL). Darmadi (2017) Pembelajaran
berbasis masalah atau Problem based learning merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang bertujuan menciptakan masalah dalam pembelajaran
untuk dipecahkan oleh peserta didik dengan masalah tersebut.
Ruhimat & Yani (2018) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah atau Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diawali
dengan menghadirkan masalah. Masalah yang diangkat biasanya menyangkut
kehidupan nyata di lingkungan peserta didik yang bersifat kasus nyata yang
terjadi di masyarakat dan atau bersifat hipotetik yaitu dipilih dan direkayasa agar
dapat memenuhi tujuan dan kriteria pendidikan. Sepadan dengan pendapat diatas
Fridani, dkk (2020,) bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memiliki pengaruh pembelajaran IPS.
Penerapan model pembelajaran pada tema Berbagai Pekerjaan mata
pelajaran IPS materi Pekerjaan Orangtuaku diharapkan dapat menumbuhkan rasa
ingin tahu dan minat siswa serta motivasi belajarnya. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran yang menerapkan model pemmbelajaran Problem
Based Learning (PBL) adalah orientasi peserta didik menyampaikan
permasalahan yang akan dibahas dalam diskusi dan memberikan bimbingan serta
pengarahan. Prinsip utama pembelajaran Problem Based Learning adalah
penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan (Fathurrahman, 2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian pada kelas IV SDN 112325 Kampung Berangir dengan judul
“Perbaikan Pembelajaran IPS Kelas IV SD Pada Materi Jenis-Jenis Pekerjaan
Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Di SDN 112325
Kampung Berangir TP.2021/2022“

I. Identifikasi Masalah
Dari Uraian masalah pada pembelajaran IPS diatas maka terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:
1. Peserta didik tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru.
2. Peserta didik tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dikelas.
II. Analisis Masalah
Adapun identifikasi masalah diatas dapat dianalisis masalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya peserta didik dalam memahami materi tentang materi Jenis-
jenis pekerjaan sebab kurangnya guru dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat.
2. Guru tidak memotivasi peserta didik pada awal pembelajaran.
III. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Adapun alternatif pemecahan masalah dalam Penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memilih model pembelajaran yang tepat pada materi jenis-jenis pekerjaan,
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
2. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik agar lebih memahami
materi sehingga dapat disajikan secara menarik untuk meningkatkan hasil
belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian yaitu
Bagaimana menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat memperbaiki kualitas pembelajaran IPS materi Jenis-jenis
Pekerjaan dikelas IV SDN 112325 Kampung Berangir?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu Untuk memperbaiki
pembelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dikelas IV SDN SDN 112325
Kampung Berangir ?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian pengembangan produk ini
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik memperoleh proses pengalaman belajar yang berbeda
melalui pengembangan model pembelajaran Promblem Based Learning
(PBL) di kelas IV SD.
2. Bagi Guru
Guru dapat menjadikan contoh serta menerapkan model pembelajaran
Promblem Based Learning (PBL) mengacu kurikulum 2013 saat
pembelajaran agar peserta didik menjadi aktif dalam proses belajar.
3. Bagi sekolah
Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong proses
pembelajaran agar menjadi lebih baik.
4. Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Terbuka
untuk pengembangan model pembelajaran Promblem Based Learning
(PBL) untuk kelas IV Sekolah Dasar.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS DI SD


1. Pengertian Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang masyarakat. IPS memadukan beberapa konsep ilmu-ilmu
sosial dan humaniora. Menurut Somantri.N (2001). Pendidikan IPS adalah
suatu penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin
ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Menurut Trianto (2010) Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang
ilmu-ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya, dimana peserta didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.
Supardi (2011: 182) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kajian integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora. Materi IPS didesain secara terpadu agar pembelajaran IPS lebih
bermakna dan kontekstual. IPS juga menelaah masalah-masalah sosial
kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia global. Pendapat tersebut
memperjelas bahwa kajian IPS tidak hanya terfokus pada konsep-konsep
ilmu-ilmu sosial saja melainkan juga fenomena-fenomena sosial yang terjadi
di masyarakat. Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti memilih
pendapat Numan Somantri yang menyatakan bahwa IPS adalah suatu
penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu
lainnya. Alasannya yaitu, karena pada dasarnya IPS merupakan perpaduan
dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti sosiologi,
sejarah, ekonomi, politik, geografi, hukum, dan budaya yang diintegrasi
menjadi satu mata pelajaran. IPS diajarkan di tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Kajian IPS tidak hanya menekankan pada konsep-konsep ilmu
sosial saja tetapi juga dirumuskan atas dasar fenomena-fenomena sosial yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mengetahui fenomena-
fenomena sosial yang ada, siswa akan memiliki sikap peka terhadap masalah
yang terjadi di lingkungannya dan memiliki keberanian serta kemampuan
untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk
membentuk siswa yang peka dan kritis serta memiliki keterampilan dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Hal ini senada dengan pendapat Trianto (2010) yang menyatakan
bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.
Tujuan Pendidikan IPS menurut Gross (Etin Solihatin, 2009) ialah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya
di masyarakat. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan
setiap persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan. Sementara itu, Supardi
(2011: 186-187) menjelaskan mengenai tujuan IPS sebagai berikut: 1)
Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sabagai warga negara yang
baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadara akan hak dan
kewajibannya sebagai warga bangsa, 14 11 bersifat demokratis dan
bertanggung jawab, memiliki identitas dan kebanggaan nasional. 2)
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri untuk dapat
memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki
ketrampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-
masalah sosial. 3) Melatih belajar mandiri, di samping berlatih untuk
membangun kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih
kreatif inovatif. 4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan ketrampilan
sosial 5) Melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan
terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dll, sehingga memiliki akhlak
mulia. 6) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti memilih pendapat dari
Supardi karena pembelajaran IPS di sekolah bertujuan untuk membina siswa
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki sikap kritis terhadap
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Selain itu, tujuan IPS adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa mengenai masalah-
masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Sehingga, setelah mengkaji
masalah-masalah sosial yang ada siswa memiliki kemampuan, keberanian, dan
keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-
masalah sosial tersebut.

B. MODEL PEMBELAJARAN PROMBLEM BASED LEARNING


Pembelajaran Berbasis Masalah (Promblem Based learning) atau PBL
adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dengan cara menghadapkan peserta didik tersebut dengan berbagai masalah
yang dihadapi dalam kehidupan. Dengan model pembelajaran ini, peserta
didik sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai masalah dalam kehidupan
yang mungkin akan ditemuinya kelak setelah lulus dibangku sekolah.
Aris Shoimin (2014) mengemukakan bahwa pengertian dari model
Problem Based Learning (PBL) adalah model pengajaran yang bercirikan
adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan. Sedangkan menurut Kamdi (2007) PBL diartikan sebagai
sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk
berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah
sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan
dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memilki
keterampilan dalam memecahkan masalah. Ngalimun (2013) menyatakan
bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Problem
Based Learning merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada
akar masalah yang ada di dunia nyata sebagai konteks pembelajaran dengan
melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa belajar mampu berpikir kritis dan belajar
melalui pengalaman dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.

1. Tujuan pembelajaran PBL


Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yaitu membantu siswa
mengembangkan keterampilan - keterampilan penyelidikan dan pemecahan
masalah, memberi kesempatan kepada siswa mempelajari pengalaman -
pengalaman dan peranperan orang dewasa, dan memungkinkan siswa
meningkatkan sendiri kemampuan berpikir mereka dan menjadi siswa
mandiri. Adapun tujuan PBL menurut Rusman (2010) yaitu penguasaan isi
belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan
masalah. PBL juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih
luas (lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan
belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluative.
Trianto (2010) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah,
belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang
mandiri. Sejalan dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan
salah satu strategi pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa
untuk belajar memecahkan melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran.

2. Konsep Dasar dan Karakteristik Pembelajaran PBL


Pembelajaran PBL dapat diartikan sebagai aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Menurut Sanjaya.W (2010) terdapat tiga ciri utama dari PBL. Pertama, PBL
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi
PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL tidak
mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
Kedua, aktivitas pembelajaran ditujukan untuk menyelesaikan masalah. PBL
menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam pembelajaran. Artinya, tanpa
masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.

3. Langkah – langkah model pembelajaran Problem Based Learning


Banyak ahli yang menjelaskan penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning). Wina (2010) menjelaskan 6 langkah PBL yang
kemudian dinamakan metode pemecahan masalah, yaitu: a. Merumuskan
masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
b.Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis
dari berbagai sudut pandang. c.Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa
merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan
yang ia miliki. d. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. e.
Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Langkah-langkah pemecahan masalah dalam model Problem Based


Learning, yaitu: a. Mengidentifikasi masalah. b. Mengumpulkan data. c.
Menganalisis data. d. Memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan
analisisnya. e. Memilih cara untuk memecahkan masalah. f. Merencanakan
penerapan pemecahan masalah. g. Melakukan ujicoba terhadap rancana yang
ditetapkan, dan h. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah
Sedangkan menurut Ngalimun (2013).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa


PBL dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu:
Menyadari untuk kemudian mengidentifikasikan masalah yang ada yang
sesuai dengan topik pelajaran yang sedang dipelajari, Menganalisis masalah
yang telah diidentifikasi untuk kemudian merumuskan masalah, Merumuskan
hipotesis, Mengumpulkan data, dan Menganalisis data.

4. Kelebihan dan Kekurangan PBL


Adapun kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning
(Abbudin, 2011), di antaranya:
1. Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dengan dunia kerja.
2. Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat
menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak.
3. Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif
dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa
banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai aspek.
Disamping kelebihan model pembelajaran problem based learning ada
pula kekurangannya. Kekurangan metode pembelajaran problem based
learning, Menurut Abbudin (2011), kekurangan PBL antara lain: (1). Sering
terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat
berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat
kemampuan berpikir pada para siswa. (2). Sering memerlukan waktu yang
lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. (3).
Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang
semula belajar mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang
disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,
menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri.

C. MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN


Sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Jenis pekerjaan dibagi
menjadi 3 yaitu pekerjaan yang ada di daerah pantai, dataran rendah dan
dataran tinggi:
1. Daerah pantai
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan
langsung dengan laut. Sebagian daratan di pantai ditutupi oleh pasir.
Umumnya masyarakat yang tinggal di pantai bekerja sebagai nelayan,
petani garam, dan penambak ikan. Selain itu, penduduk daerah pantai
juga ada yang bekerja sebagai pembuat cendera mata, petani kelapa,
pemandu wisata, dan pedagang. Jenis pekerjaannya yaitu nelayan,
petani kelapa, petani garam dll
2. Dataran Rendah
Dataran rendah biasanya memiliki tanah yang subur dan landai. Oleh
karena itu, dataran rendah cocok dimanfaatkan sebagai tempat bertani.
Banyak masyarakat di dataran rendah bekerja sebagai petani tanaman
padi, kelapa, tebu, dan lain-lain. Ada juga bekerja sebagai peternak dan
pedagang.
3. Dataran Tinggi
Dataran tinggi memiliki suhu yang sejuk. Masyarakat yang tinggal di
dataran tinggi biasanya bekerja sebagai peternak, pedagang, dan
pekebun tanaman perkebunan. Contoh tanaman yang ditanam di
dataran tinggi antara lain teh, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Contoh
daerah dataran tinggi di Indonesia, yaitu Dataran Tinggi Dieng dan
Dataran Tinggi Ijen. Jenis pekerjaan didatarn tinggi yaitu pemetik daun
the, pemerah susu dll.
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di IV SDN 112325 Kampung Berangir
Kecamatan Na IX-X Kab. Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Tema
yang diajarkan pada penelitian ini adalah Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku
subtema 1: Bangga Terhadap wilayah Daerahku. Karakteristik peserta didik
dikelas IV siswa yang aktif, menginginkan suatu hal yang menarik dalam
setiap pembelajaran dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dalam
pembelajaran. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan

Hari/Tanggal Mata Pelajaran Perbaikan


Jumat 22 April 2022 IPS Siklus I
Jumat, 29 April 2022 IPS Siklus II

B. Deskripsi Persiklus
Penelitian Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang dilaksanakan
dalam perbaikan pembelajaran IPS Materi Jenis-jenis pekerjaan Tema 4
subtema 2 Pekerjaan disekitarku. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
pada siklus pertama dan siklus kedua yaitu: 1). Menetapkan pokok
permasalahan. 2). Perencanaan Tindakan,3.Pelaksanaan Tindakan. 4).
Pengumpulan Data (Observasi) 5). Refleksi. .6) Perencanaan tindak lanjut
(Arikunto, 2010).
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK (Arikunto, dkk, 2010)

1. Siklus I

Peneliti mengamati video pembelajaran untuk menentukan langkah – langkah


dalam penelitian yakni :

1) Lemahnya penggunaan model pembelajaran yang dilakukan guru dalam


pembelajaran IPS
2) Mengidentifikasi masalah yang ditemukan
3) Menganalisis masalah yang ditemukan

Perencanaan Tindakan

1. Peneliti dan teman sejawat berdiskusi menentukan mataeri yang akan


dibawakan pada simulasi pembelajaran.
2. Menyusun perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk memperbaiki proses
pembelajaran IPS Materi Jenis-jenis pekerjaa.
3. Mempersiapkan kondisi kelas yang kondusif dan kebutuhan alat dan
media yang diperlukan didalam kelas berupa meja,kursi, papan tulis,
media pembelajaran, alat tulis dan lain sebagainya.
4. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi sebagai penilaian perbaikan siklus 1.
5. Menggunakan kamera sebagai alat rekam pembelajaran.
a) Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1
adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
1) Membuka Pembelajaran Dengan Menggucap Salam Dan Berdoa
2) Menggabsen Kehadiran Peserta Didik
3) Menyanyikan Lagu Daerah Satu Nusa Satu Bangsa
4) Melakukan Apersepsi
5) Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru menampilkan sebuah video pembelajaran terkait materi jenis-
jenis pekerjaan
2) Siswa melakukan diskusi kelompok belajar untuk merumuskan
masalah yang sedang dikaji dari video pembelajaran yang ditampilkan.
3) Guru membimbing siswa merumuskan masalah dari video yang
ditampilkan
4) Guru mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
berpikir sehingga dapat merumuskan jawaban.
5) Guru memberikan kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaiakan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.
Penutup
1) Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru menyampaikan materi yang akan akan datang tentang peranan
cahaya dalam proses melihat.
3) Sebelum mengakhiri pembelajaran guru dan peserta didik berdoa.
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan menggucapkan salam.

b) Observasi Pelaksanaan
Adapun Alat observasi untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I yaitu Lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan
pembelajaran (APKG-PKP I) dan Lembar Penilaian Kamampuan
Merencanakan Pembelajaran (APKG-PKP II). Dilakukan oleh
Observer / Teman Sejawat
c) Refleksi
Hasil temuan observasi pada perbaikan pembelajaran siklus I
dengan menggunakan APKG –PKP I dan APKG – PKP II di temukan
beberapa kelemahan sebagai berikut :
1. Guru belum melakukan refleksi dan evaluasi pada
pembelajaran
2. Guru masih belum menguasai kelas.
3. Guru kurang maksimal dalam melakukan pembelajaran PBL
Berdasarkan Refleksi di atas maka perlu melakukan perbaiakan
pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
1. Besarkan refleksi pada temuan siklus I maka direncanakan
pembelajaran perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Peneliti menentukan materi yang akan dibawakan pada simulasi
pembelajaran yaitu Jenis-jenis Pekerjaan
3. Menyusun perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan langkah-langkahnya
4. Mempersiapkan kondisi kelas yang kondusif dan kebutuhan alat dan
media yang diperlukan didalam kelas berupa meja,kursi, papan tulis,
media pembelajaran, alat tulis dan lain sebagainya.
5. Menggunakan kamera sebagai alat rekam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1
adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
1) Guru membuka pembelajaran dengan menggucap salam dan
berdoa bersama.
2) Guru menggabsen kehadiran peserta didik
3) Guru dan peserta didik menyanyikan lagu daerah garuda pancasila
4) Guru melakukan Apersepsi dengan mengaitkan materi gaya dan
gerak dengan lingkungan sekitar
5) Guru memotivasi siswa agar selalu semangat dalam belajar
6) Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru menampilkan sebuah video pembelajaran terkait materi
pengaruh gaya otot pada gerak benda.
2) Guru mengaitkan gaya otot pada kegiatan disekitar
3) Siswa melakukan diskusi kelompok untuk merumuskan masalah
yang sedang dikaji dari video pembelajaran yang ditampilkan.
4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaiakan masalah dan bertindak
Penutup
1) Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru menyampaikan materi yang akan akan datang tentang
peranan cahaya dalam proses melihat.
3) Sebelum mengakhiri pembelajaran guru dan peserta didik berdoa.
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan menggucapkan salam.
a. Observasi Pelaksanaan
Tahap observasi pelaksanaan pengamatan dilakukan untuk
mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Yang menjadi fokus pengamatan adalah materi
jenis-jenis pekerjaan. dan adapun cara pengamatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yaitu dengan cara menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Adapun cara guru melakukan
analisis hasil pengamatan tersebut dengan cara mendiskusikan tentang
aspek- aspek yang perlu diamati dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dengan supervisor 1 dan 2.
d). Refleksi
1. pada hasil Lembar pengamatan yang dilakukan menjadi bahan
untuk didiskusikan
2. Mencatat apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan
Perbaikan Pembelajaran Pada siklus II.
3. Hasil temuan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II
menjadi bahan untuk pembahansan bab selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai