PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
OLEH:
DASMIATI, M.Pd
Secara umum perkembangan manusia selalu dipengaruhi oleh faktor luar dan
faktor dalam, faktor indogin dan faktor eksogin, faktor ekstern dan faktor intern.
Faktor manakah yang lebih kuat antara keduanya, tiap orang, golongan atau
faham, masing-masing memiliki perbedaan.
Adapun hasil pendidikan itu 100% tergantung pada pembawaan anak didik sendiri.
Lingkungan termasuk didalamnya pendidikan, tidak berdaya sama sekali dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga anak jahat akan menjadi jahat dan
anak yang baik menjadi baik. Aliran nativisme berpendapat bahwa sehubungan
dengan perkembangan anak didik usaha pendidikan tidak dapat dipakai untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pendidik.
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam
arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan
pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap
tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut menganggap setiap anak lahir
seperti tabularasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa
maksudnya hendak menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada
pengalaman/lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula rasa, perkembangan
anak 100% bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.
Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut :
Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak adapat diubah, tetapi sebagian ditentukan oleh
pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga dan kesehatan umum.
Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan. Orang akan
lebih berhasil jika belajar sesuai dengan bakatnya.
Keluarga yang mencakup jumlah anak dalam keluarga, nomor kelahiran, perubahan
struktur keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan status sosial ekonomi
Sekolah sebagai pendidikan formal, yang sangat besar pengaruhnya bagi setiap
orang terutama dalam bersikap dan bertindak
Menekankan pada awal bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
Menghilangkan rasa curiga mencurigai dan memberikan kesempatan yang sama, serta
Pola Perlakuan Orang Tua Perilaku Orang Tua Profil Tingkah Laku Anak
1. Overprotection (terlalu 1. Kontak yang berlebihan dengan anak 1. Perasaan tidak aman
melindungi) 2. Perawatan pemberian bantuan kepada anak yang 2. Agresif dan dengki
terus menerus 3. Mudah merasa gugup
3. Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan 4. Melarikan diri dari kenyataan
4. Memecahkan masalah anak 5. Sangat tergantung
6. Ingin menjadi pusat perhatian
7. Menolak tanggung jawab
8. Egois dan sulit dalam bergaul
2. Permissiveness 1. Memberikan kebebasan untuk berpikir atau 1. Pandai mencari jalan keluar
(Pembolehan) berusaha 2. Dapat bekerjasama
2. Menerima gagasan 3. Percaya diri
3. Membuat anak merasa diterima dan merasa kuat 4. Penuntut dan tidak sabaran
4. Toleran dan memahami kelemahan anak
5. Cenderung lebih suka memberi yang diminta anak
daripada menerima
3. Rejection (Penolakan) 1. Bersikap masa bodoh 1. Agresif (mudah marah, gelisah, keras
2. Bersikap kaku kepala, nakal)
3. Kurang memperdulikan kesejahteraan anak 2. Submissive (kurang dapat mengerjakan
4. Menampilkan sikap permusuhan tugas, pemalu dan penakut)
3. Sulit bergaul, pendiam, sadis
6. Submission (penyerahan) 1. Senantiasa memberikan sesuatu kepada 1. Tidak patuh, tidak bertanggung jawab
anak 2. Agresif, bersifat otoriter dan terlalu
2. Membiarkan anak berperilaku semaunya di percaya diri
rumah
7. Punitiveness (terlalu 1. Mudah memberikan hukuman 1. Impulsif dan tidak dapat mengambil
disiplin) 2. Menanamkan kedisiplinan secara keras keputusan
1. Mantapkan bahwa pemahaman anak dikelas mempunyai ciri dan tidak ada yang sama sehingga
perbedaan individual adalah wajar
2. Kenali latar belakang siswa secara cermat, lebih-lebih jika siswa tersebut mempunyai perbedaan yang
menonjol baik itu bersifat positif maupun negatif
3. Tekankan pada siswa bahwa setiap anak dilahirkan dengan ciri fisik dan kemampuan yang berbeda dan
setiap anak mempunyai kekurangan dan kelebihan. Ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak-anak tidak
mengganggu atau meremehkan temannya yang mempunyai kondisi fisik yang berbeda
5. Sebaliknya bagi anak-anak yang menunjukkan kemampuan yang rendah, berikan bantuan seperlunya, baik
melalui kerjasama dengan orang tua, teman sejawat maupun dengan pemanfaatan anak-anak yang
mempunyai kemampuan yang lebih, sehingga terjadi kerjasama yang baik diantara anak-anak
6. Sekolah sebagai salah satu bentuk masyarakat kecil, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
perbedaan individu siswa, guru dapat bekerja sama dengan keluarga untuk membangun anggota masyarakat
yang saling memperhatikan di sekolah.