Anda di halaman 1dari 20

Kesiapan Bersekolah: Bukan

masalah waktu melainkan


kecukupan bekal
(Perspektif Perkembangan Sepanjang Hayat)

Pertemuan Anggota HIMPSI Wilayah Jawa Timur


Di Aula Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Minggu, 8 Maret 2020

Pemandu: Duta Nurdibyanandaru


KASUS UNTUK BAHAN DISKUSI
 Bu Agni adalah panggilan akrab seorang ibu karyawan penuh waktu di sebuah
bank. Ia memiliki seorang anak laki-laki, sebut saja Bayu, sudah bersekolah di
kelas 1 Sekolah Dasar sejak berusia kurang dari 6 tahun , karena dianggap cerdas
dan sudah mampu sekolah oleh ibunya. Jenjang TK hanya dijalani Bayu sekitar 5
bulan karena harus berpindah tempat tinggal mengikuti kemana ayahnya
ditugaskan oleh kantornya. Ibu Agni tengah galau karena anak
sematawayangnya sering di-bully oleh teman-teman sebaya/ sekelasnya. Bahkan
kadang-kadang juga oleh kakak kelasnya, tanpa perlawanan dari anaknya,
kecuali tangisan ketika di sekolah maupun di rumah.

 Tolong bantu ibu Agni memahami permasalahan anaknya yang dihadapi dan
beri jalan keluar dari permasalahannya.

 Pelajaran apa yang dapat rekan-rekan petik dari kasus ini?


KBEBBEKAL /KEKUATAN YANG MENUNJANG
BELAJAR/BERSEKOLAH*

Kognitif (Pertumbuhan otak dan tahap


perkembangan kognitif)
Bahasa (komunikasi: lisan, tulis, berdasar
sistem simbol;fonologi, morfologi, sintaks.)
Konteks sosial (keluarga, sebaya, sekolah)
Sosioemosional (self, perkembangan moral,
mengatasi stress/tekanan)
 *Santrock (2011)
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA
Piaget
Vygotsky
 Penekanan kecil pada sosiobudaya
 Penekanan kuat pada sosiobudaya  Konstruktifis kognitif
 Konstruktifis sosial  Penekanan kuat pada tahapan
 Perlunya panduan/pendampingan  Skema, asimilasi-akomodasi,
belajar (ZPD), Bahasa, dialog, alat- operasional, konservasi, dan fixation
alat budaya
 Peran Bahasa minimal, kognisi
 Bahasa berperan utama membentuk mengarahkan Bahasa
pikiran
 Pendidikan memperhalus
 Pendidikan membantu anak belajar ketrampilan kognitif anak yang
alat budaya. sudah muncul
 Guru adalah fasilitator dan  Guru adalah fasilitator dan pemandu
pemandu, bukan sutradara bukan sutradara, menyediakan
membuka kesempatan bagi anak dukungan kepada anak untuk
belajar dengan guru dan sebaya eksplorasi dunia dan menemukan
yang lebih trampil. pengetahuan.
PERKEMBANGAN KONTEKS SOSIAL DAN SOSIOEMOSIONAL

Bronfenbrenner Erikson
Bioekologi dengan ekosistem, Tahap-tahap perkembangan
yakni: sosial kepribadian sepanjang
hayat, yakni:
 Mikro (keluarga,
lingkungan)  trust vs mistrust  hope,
 Meso (mikro-mikro)  autonomy vs shame and
doubt  will
 Ekso (media masa, teman
keluarga)  Inisiative vs guilt  purpose
 Industry vs inveriority 
 Makro(sikap & idiologi
budaya)  Identity vs identity confusion 
 Intimacy vs isolation 
 Kronosistem (waktu).
 generativity vs stagnation 
 Integrity vs despair 
INTERAKSI KEKUATAN-KEKUATAN
(YANG MEMPENGARUHI)PERKEMBANGAN

Kekuatan
Biologik

Kekuatan
Kekuatan Siklus
Person
Psikologik Kehidup-
an

Kekuatan
SosioKultural
/Budaya
S (Dimodifikasi dari Cavanaugh & Blanchard-Fields, 2006)
PERKEMBANGAN MANUSIA
 Perkembangan = development
= de-velop + ment
= membuka lipatan/ membuka kuncup
= perubahan/change
 Perkembangan adalah pola perubahan terjadi pada
manusia mulai dari saat terjadinya pembuahan hingga
menjelang kematian/usia lanjut (pendekatan Sepanjang
Hayat)
 Dipengaruhi kemasakan dan belajar ( proses dan
periode)
 Pola perubahan sama, namun kecepatannya berbeda.
 Perkembangan mengandung risiko fisik, psikologik, dan
sosial.
CIRI PERKEMBANGAN (PERUBAHAN)*
8

 Sepanjang hayat (Lifelong;pembuahantua/ajal tiba)


 Multidimensi (wilayah fisik,psikis,sosial, emosional, kepribadian
dsb.)
 Multiarah (sederhanarumit dalam kekampuan fisik maupun
psikologik)
 Plastis (derajat perubahan atau tetapnya suatu cirisifat).
 Kontektual {tanggapan terus menerus terhadap & beraksi
atas konteks/keadaan, suasana (hasil pertumbuhan biologik,
lingkungan fisik, proses kognitif/ berpikir, konteks sejarah,
konteks sosial, dan konteks budaya)}.
 Multidisiplin (biologi, kedokteran, sosiologi, antropologi, dsb.)
 Melibatkan pertumbuhan, pemeliharaan, pengaturan
 *: Baltes dalam Santrock, 2013; Papalia & Feldman, 2012
PERKEMBANGAN UTAMA KHAS ANAK
USIA 3-6 TAHUN *
 Perkembangan Fisik: pertumbuhan mantap - kuat, penampilan
lebih langsing, proporsi mirip orang dewasa; Selera makan
berkurang, munculnya masalah tidur adalah hal biasa;
Ketrampilan tangan nampak, ketrampilan motorik halus dan
kasar serta kekuatan berkembang.

 Perkembangan Kognitif: berpikir agak egosentrik, namun


memahami pertumbuhan perspektif orang lain; Hasil kognisi
yang belum matang pada beberapa gagasan tentang dunia
yang tidak masuk akal; Inteligensi menjadi lebih bisa diprediksi;
Pengalaman prasekolah adalah keadaan biasa, pengalaman
taman kanak-kanak lebih begitu.

 * Papalia & Feldman (2012)


PERKEMBANGAN UTAMA KHAS ANAK USIA 3-6 TAHUN ……2

 Psikososial: Konsep diri dan pemahaman emosi menjadi


lebih kompleks, self-esteem lebih global;
Peningkatan kemandirian, prakarsa, dan control diri;
Identitas jender berkembang;
Bermain menjadi imajinatif, lebih elaboratif, dan
biasanya lebih sosial;
Altruisme, agresi, dan ketakutan adalah keadaan yang
biasa;
Keluarga masih fokus kehidupan sosial anak, tetapi anak
yang lain menjadi lebih penting.
11 PENGASUHAN SEBAGAI PROSES*
Pengasuhan didefinisikan sebagai sebuah proses
dari aksi dan interaksi antara orang tua dan anak;
adalah sebuah proses yang di dalamnya kedua
pihak saling berubah seiring anak bertumbuh ke
masa dewasa.

AYAH IBU

ANAK

 Sumber: Belsky, 1984; Belsky, 1984 dalam Brooks, 2011)


PENGASUHAN SEBAGAI PROSES*……2
12

 Anak, orang tua dan masyarakat adalah tiga pihak yang


berperanan (sebagai dynamic forces) dalam proses
pengasuhan

Orang Masya
tua rakat

Anak

 Ketiganya mempengaruhi proses pengasuhan, dan pada


gilirannya partisipan dipengaruhi oleh proses pengasuhan
tersebut.
 *Brooks (2011).
13 TUGAS & TANGGUNG JAWAB ORANGTUA*
 Orangtua: individu yang memelihara, melindungi,
memandu kehidupan baru hingga
kedewasaan/kematangan, kelekatan-relasi dengan anak,
sumber pangan-pakaian-papan, akses perawatan
kesehatan, disiplin bertanggungjawab,
 menghindari : luka, kritik lalim, hukuman fisik yang
mencelakai/berbahaya,
 memberi pendidikan intelektual dan moral, menyiapkan
anak menerima tanggungjawab orang dewasa,
 mengambil tanggungjawab tindakan anak di masyarakat
luas.
 *Brooks( 2011)
14
ORANG TUA SEBAGAI FAKTOR PROTEKTIF *

 Atmosfir positif keluarga bagus (perasaan ibu mengenai


dirinya bagus, komentar positif)

 Mengajar anak untuk berpikir dan membayangkan serta


membuat keputusan

 Perasaan anak bahwa dunia dapat diperkirakan dan


keluarga memberi dukungan dan penghargaan diri anak.

 * Brooks, 2011 [ Kedua faktor, baik protektif maupun risiko berpengaruh pada anak usia 4-13 th.]
15 ORANG TUA SEBAGAI FAKTOR RESIKO*
Atmosfir negatif dalam keluarga
Tidak mengajar anak untuk berpikir dan
membayangkan serta membuat keputusan
Tidak menumbuh perasaan anak bahwa
dunia dapat diperkirakan
Keluarga tidak memberi dukungan dan
penghargaan diri anak.

 * Brooks, 2011 [ Kedua faktor tersebut berpengaruh pada anak usia 4-13 th.]
ORANG TUA SEBAGAI CERMIN NEGATIF
16
(Negative Parental Mirroring)*

 The “I Am Unloveable” Mirror (Ketika orangtua


lalai/sembrono atau tidak punya waktu untuk anak, mereka
kirim pesan bhw si anak tidak diinginkan)
 The “I Am Worthless” Mirror (Ketika anak ditolak secara fisik
ataupun emosional atau ditinggalkan oleh orangtuanya,
pesan yang diterima anak bahwa mereka tidak
berharga/bernilai.)
 The “I Am Nothing without My Parent” Mirror (Ketika orangtua
over protective atau melimpahi secara emosional, pesan
terkirim adalah bahwa si anak tak berdaya tanpa mereka.)
*Engel (2006)
ORANG TUA SEBAGAI CERMIN NEGATIF …2

 The “I Am Powerless” Mirror (Ketika orangtua terlalu mengawasi


atau tiranik, menyebabkan anak merasa tidak punya
kekuatan/daya.)
 The “I Am Never Good Enough” Mirror (Ketika orangtua
perfeksionis, mereka memberi pesan pada anak bahwa anak
memiliki nilai hanya jika mereka memenuhi harapan orangtua,
yang langka atau tidak pernah.)
 The “I Am Bad” atau “I Am Unacceptable” Mirror (Ketika
orangtua secara lisan menghina, kasar, sangat mengritik atau n
mempermalu secara berlebihan, pesan yang terkirim ke anak
adalah bahwa dia adalah pribadi yang buruk atau tidak
pantas diterima.)
 The “I Don’t Matter” Mirror (Ketika orangtua narsistik, pesan ke
anak adalah bahwa kebutuhan mereka tidak penting dan
bukan masalah/urusan.)
INGAT !l
MKk yang harus dikembangkan menunjang belajar/bersekolah anak.
Interaksi 4 kekuatan yang mempengaruhi perkembangan seseorang.

HINDARI PERLAKUAN SALAH LAKUKAN PERLAKUAN


SECARA PSIKOLOGIK BENAR SECARA PSIKOLOGIK

 Penolakan (Rejection)
 Isolasi (Isolating)  Melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai
 Meneror (Terrorizing) orangtua dengan benar.
 Pengabaian (Ignoring)  Mengembangkan Faktor
 Merusak (Corrupting) Protektif
 Negative Parental Mirroring  Positive Parental Mirroring
TANDA-TANDA KESULITAN BELAJAR PADA ANAK-
ANAK USIA PERKEMBANGAN PRA-SEKOLAH
(Lewis & Doorlag, 2006)

 Tanda-tanda tersebut ditujukan untuk orang tua namun berguna juga untuk para
guru/pendidik di sekolah, yakni:
1. Ditengarai ada masalah dalam pengucapan/pelafalankah?
2. Ada kesulitan menemukan kata-kata yang benar/tepatkah?
3. Ada kesulitan membuat sajak kanak-kanak?
4. Adakah gangguan belajar angka, alphabet, hari-hari dalam satu minggu, warna dan
bentuk?
5. Terganggu dalam memusatkan perhatian?
6. Terganggu untuk interaksi dengan sebaya?
7. Kesulitan mengikuti arahan belajar?
8. Kesulitan mengendalikan pensil, crayon, gunting?
9. Kesulitan dalam mengancing baju, ritsluiting, serta ketrampilan mengetik?
SUMBER ACUAN
 Brooks, J. (2010). The process of parenting (8th ed.) New York: McGraw-Hill Company,
Inc.
 Cavanaugh, J.C. & Blanchard-Fields, F. (2011). Adult development and ageing (6th ed.)
Australia: Wadsworth Cengage Learning.
 Elkind, D. (2007) The power of play: Learning what comes naturally. Philadelphia: Da
Capo Press.
 Engel, B. (2006). Healing your emotional self: A powerful program to help you raise your
self-esteem, quiet your inner critic, and overcome your shame. Hoboken, N.J.: John
Wiley and Sons, Inc.
 Lewis, R.B. & Doorlag, D.H. (2006). Teaching special students in general education
classrooms (7th ed.) Upper SaddleRiver, N.J.: Pearson Merrill Prentice Hall.
 Papalia, D.E. & Feldman, R.D. (2012) Experience Human Development (12th ed.) New York:
McGraw-Hill Company, Inc.
 Santrock, J.W. (2011). Educational psychology (5th ed.) New York: McGraw-Hill Company,
Inc.
 Santrock, J.W. (2013). Life-span development (14th ed.) New York: McGraw-Hill Company,
Inc.

Anda mungkin juga menyukai