PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang kuat dalam perkembangan suatu
bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Pemerintah sendiri telah mengatur pendidikan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan
Nasional Berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Adapun pendidikan untuk anak yang
memiliki kebutuhan khusus ada dalam pasal 32 ayat 1 menyatakan bahwa
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
Lingkungan keluarga banyak mempengaruhi kepribadian anak. Kepribadian
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan interaksi sosial anak karena
kepribadian banyak berkaitan dengan sikap, tingkah laku serta bagaimana
seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Abu Ahmadi dan
1
2
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi darinya kepribadian.
2. Menjelaskan type-type kepribadian.
3. Mengetahui Upaya apa saja yang dapat Membentuk Kepribadian Peserta
Didik.
4. Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Peserta Didik.
5. Hubungan perhatian orang tua/keluarga terhadap kepribadian peserta didik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat
yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Kemudian kepribadian juga
didefiniskan sebagai keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas
dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan
terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu.
Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus
secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi
ciri khas pribadinya.
Menurut Koentjaraningrat Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang
diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsukuen. Setiap manusia
melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia
masih hidup di dunia ini. Kepribadian seseorang individu dapat terbentuk dalam
bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda
dengan orang lain. Menurut George Herbert Mead kepribadian adalah tingkah
laku manusia berkembang melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian
dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia akan
berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat.
B. Tipe Kepribadian
Kepribadian manusia sangat bermacam-macam oleh karena itu segolongan
ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu karena
mereka berpendapat bahwa cara itulah yang paling efektif untuk mengenal sesama
manusia dengan baik. Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) membagi
tipe kepribadian menjadi tiga, yaitu:
4
5
3. Obsessive-Compulsive Disorder,
Termasuk dalam gangguan kecemasan (Anxiety Disorder). Obsesif
biasanya diikuti oleh kompulsif. Obsesif: pikiran dan gambaran yang
teguh/menetap dan mengganggu yang menjadi “sesuatu yang tidak diundang”
atau datang secara tiba-tiba pada pikiran secara irasional dan tidak dapat
dikendalikan oleh individu yang mengalaminya. Obsesi juga dapat berupa
rasa ragu yang ekstrim, penundaan, dan ketidakmampuan mengambil
keputusan. Bentuk Obsesif: O. Doubts, O. thinking, O. impuls, O. Fears, O.
Images
4. Orientasi Diri (Form)
Orientasi yaitu tujuan (dan bertindak sesuai tujuan tersebut) yang
hendak dicapai oleh seseorang, kelompok, serta kumpulan atau organisasi.
Orientasi lebih luas dari sekedar tujuan (dan juga bukan tujuan akhir) karena
menyangkut keseluruhan tindakan, sikap, usaha, serta berhubungan erat
dengan misi dan visi yang akan (hendak) dicapai.
Setiap individu memiliki orientasi diri, antara lain sebagai berikut:
a. Produktif (pribadi sehat)
Menurut Rogers pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu berfungsi
sepenuhnya. Mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan
emosi, kebahagiaan atau kesedihan, gembira atau putus asa. Ciri-ciri dari
pribadi sehat ini adalah memiliki perasaan yang kuat, dapat memilih
bertindak bebas, kreatif dan spontan. Memiliki keberanian untuk menjadi
”ada” yaitu menjadi diri sendiri tanpa bersembunyi dibalik topeng atau
berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
b. Tidak Produktif (pribadi tidak sehat)
Adalah pribadi penerima, pemeras, tertutup dan memasarkan apa yang ia
miliki.
Implikasi Mental Sehat, dan Cara Menciptakannya Mental sehat menurut
Thacheray (1979) memiliki ciri sebagai berikut:
a. Memiliki perasaan bahwa dirinya berharga
b. Kepuasan akan peranan dalam hidupnya
7
Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa sebagai orang tua ham memberikan
pengaruh kepadanya, yakni dengan cara mendidiknya dengan ajaran Islam, seperti
tentang keimanan, ketaqwaan, serta akhlak Islam atau dengan kata lain bahwa
orang tua sebagai contoh yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Karena orang tua
kelak harus bertanggung jawab menyelamatkan keluarganya dari siksa api neraka.
2. Pendidikan di Sekolah
Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam pendidikan pengajaran,
belajar yang tidak didapatkan si anak dalam keluarga. Dengan adanya
pendidikan di sekolah maka pendidiknya adalah guru. Seorang guru di samping
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pendidikan agama, juga
9
Dalam hal ini tentu saja peranan gurulah yang sangat' menentukan dalam
pembinaan kepribadian anak, karena di samping guru berperan sebagai pengajar,
guru juga berperan sebagai pendorong dan pengarah serta bertanggung jawab
untuk melihat segala yang terjadi pada diri peserta didik sehingga perilaku
keseharian peserta didik dapat selalu dipantau dan diawasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari apa yang dikemukakan oleh Slameto,
bahwa secara terperinci tugas guru itu berpusat pada :
11
dianggap baik tersebut belum tentu dapat diterima oleh orang yang
dibesarkan di budaya yang tidak menganggap nilai-nilai tersebut baik. Oleh
karena itu, setiap kelompok budaya memiliki keunikan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya dan semua karakteristik tersebut akan
mempengaruhi kepribadian yang khas. Pengalaman yang Unik Masing-
masing orang memiliki perasaan, reaksi emosi, dan daya tahan yang
berbeda-beda dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga
rangsangan dari lingkungan akan mempengarhui kepribadiannya. Misalnya,
orang tua akan menetapkan suatu peraturan sebagai bentuk perhatian kepada
anaknya mengenai hukuman dan imbalan yang akan diterima dari tingkah
laku kesehariannya, maka anak akan memiliki suatu pengalaman yang unik
sebagai akibat dari tingka lakunya.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri,
dapat berupa faktor bawaan sejak lahir yang dipengaruhi keturunan dari
salah satu sifat orang tuanya atau keduanya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Biasanya merupakan pengaruh dari lingungan baik lingkungan terkecil,
seperi keluarga, teman, tetangga ,ataupun dari berbagai media audio
visual, seperti televisi, media cetak, dan internet.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kepribadian juga didefiniskan sebagai
keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku
seseorang. Kepribadian seorang siswa dapat dipengaruhi oleh banyak hal,
berdasarkan uraian di atas maka ada dua faktor yang mempengaruhi kepribadian
siswa yaitu faktor internal yang dipengaruhi oleh potensi bawaan, keturunan,
pengalaman yang unik dan faktor eksternal yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar termasuk pengalaman budaya.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalh ini masih banyaknya terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari setiap pembaca
15
DAFTAR PUSTAKA
http://alfinpink1.blogspot.com/2010/01/macam-macam-karakteristik-
kepribadian.html
Agus Sujanto dan Halem Lubis Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara
Jakarta, 2001,
Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Grafindo Persada, Jakarta,
1996,