Dari manakah dapat kita ketahui bahwa seseorang memiliki kepribadian yang baik?. Mungkin
sedikit sulit kita memberikan penilaian karena manusia itu unik dan berbeda antara pribadi yang satu
dan pribadi yang lain. Walaupun demikian, dapat kita tawarkan beberapa kriteria penilaian sebagai
alternatif untuk mengetahui kepribadian seseorang yang baik melalui ciri-ciri (bdk. Suranto, 2011 : 156-
157) berikut ini, antara lain :
Manusia berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan
biologisnya. Namun komunikasi antar manusia itu terganggu oleh adanya hawa nafsu dan keinginan
tertentu. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk mengendalikan diri supaya komunikasi dengan
orang lain berjalan harmonis sesuai dengan tuntuan sosial dan norma masyarakat. Perilaku seperti ini
mencerminkan ciri kepribadian yang baik.
Ciri kerpibadian yang baik ditandai dengan kesetiaan seseorang mendasarkan diri pada ajaran
agama sebagai kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan. Seluruh perkataan, sikap dan tindakannya
diwarnai oleh nilai-nilai rohani yang baik.
Seseorang dapat diterima dalam masyarakat apa bila ia memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dengan adat-istiadat, kebiasaan dan pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kepatuhan pada
nilai-nilai adat mencerminkan kepribadian yang baik dan adaptif terhadap tuntutan sosial yang berlaku
dalam masyarakat.
Segala sesuatu yang hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari yang
sederhana menuju yang sempurna sesuai tuntutan hukum evolusi. Demikian pula manusia, senantiasa
berkembang ke arah kesempurnaan. Karena itu diharapkan manusia memiliki kekuatan batin, mental
dan fisik untuk menghadapi proses evolusi dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Ketahanan diri yang
kokoh inilah yang akan menunjukkan bahwa seseorang sungguh memiliki kepribadian yang baik.
63
5. Memiliki niat yang baik.
Suatu sikap dan perbuatan yang baik tidak lain merupakan cerminan dari sebuah niat. Perbuatan
tertentu dengan niat baik akan menghasilkan nilai yang baik. Kepribadian yang baik adalah kepribadian
yang mengandung niat (karsa, kehendak) luhur yang akan terekspresi atau termanifestasi dalam
tindakan yang baik.
Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda dengan yang lain. Kepribadian ini
terbentuk dalam proses waktu yang panjang dan lama melalui banyak faktor. Dalam Suranto (2011 :
157-158) disebutkan beberapa faktor pembentuk kepribadian manusia, antara lain :
1. Faktor Biologis. Faktor biologis merupakan bawaan sejak lahir berkaitan dengan keturunan yang
memberi potensi bagi pembentukan karakter. Misalnya ciri-ciri postur tubuh, bentuk wajah, mata kaki,
tanganm warna kulit dan sebagainya merupakan ciri-ciri biologis yang diwariskan dari orangtua dan
sangat mempengaruhi kepribadian seseiorang.
2. Faktor kultural (budaya). Setiap orang hidup, bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosial
dan budaya tertentu yang mengajarkan nilai, norma, etika dan aturan tertentu yang harus ditaati dan
dilaksanakan. Nilai, noarma, etika dan aturan budaya tersebut sangat mempengaruhi pola pikir, sikap,
perilaku atau tindakan, persepsi dan pengetahuan seseorang. Karena itu bagaimanapun, seseorang akan
bertindak menurut nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh budayanya di mana ia dibentuk. Nilai-nilai
budaya itu diadopsi dan dijadikan ‘pola hidup’ atau patokan dalam berkata, bersikap dan bertindak.
Budaya akan menghasilkan karakter yang unik dan berbeda pada setiap pribadi sekalipun berasal dari
keluarga dan suku yang sama. Karena itu penilaian terhadap kepribadian seseorang tidaklah lepas dari
budayanya.
3. Faktor keluarga. Keluarga merupakan dasar pembentukan kepribadian manusia. Karena dari keluarga
seseorang mendapat pengetahuan, pendidikan dan pengajaran tentang yang baik dan yang buruk.
Interaksi, komunikasi, pengenalan aan budaya, etika, agama, masyarakat dan sebagainya dimulai dari
keluarga. Keluarga merupakan ‘guru’ pertama dan utama bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku, berinteraksi dan berkomunikasi dari seseorang biasanya
bercermin pada apa yang ditanamkan dan diajarkan dalam keluarga sejak kecil.
4.Faktor lingkungan sosial. Manusia adalah makluk individu sekaligus makluk sosial. Sejak lahir manusia
tidak hidup sendirian melainkan selalu dengan dan bersama orang lain. Nilai-nilai, norma dan etika yang
telah diajarkan dalam keluarga dan dibentuk oleh budaya di lingkungan di mana seseorang berada, akan
mengalami proses perluasan dan adaptasi ketika berhadapan dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
Dalam proses adaptasi tersebut, terjadilah proses penyesuaian antara pola pikir, cara bersikap,
bertingkah laku, berpresepsi antara individu yang satu dengan yang lain. Terjadilah saling interaksi dan
saling pengaruh yang berdampak pada perubahan kognitif, afektif dan konatif. Walaupun demikian
setiap individu akan tetap terlihat unik dan berbeda karena tetapi mempertahankan nilai-nilai tertentu
yang dibawa dari keluarga dan lingkungan budayanya.
64
C.Tipe-Tipe Kepribadian.
a. Menurut Suranto.
Penting kita mengenal tipe-tipe kerpibadian untuk menunjang kualitas interaksi dan komunikasi
interpersonal. Ada beberapa tipe kepribadian (Suranto, 2011 : 158-159), antara lain :
1) Tipe ekstrovert adalah tipe keperibadian yang cenderung terarah ke luar (orang lain). Cirikahs
kepribadian ekstrovert adalah supel, terbuka, suka akan kerjasama dengan orang lain, suka
beriteraksi, suka akan keramaian dan tidak tahan dengan suasana sepi.
2) Tipe introvert adalah tipe keperibadian yang cenderung terarah ke dalam (diri sendiri). Cirikhas
kepribadian introvert adalah menyukai kesepian, diam, senang menyendiri, hanya berbagi
dengan satu atau dua orang saja, percaya pada pribadi tertentu, berbicara seperlunya,
menjawab apa adanya, tidak tahan terhadap keramaian, stress kalau ada keributan, sulit
melakukan pendekatan, sulit berkomunikasi dan sulit meluangkan waktu untuk ngobrol.
1) Tipe keras hati adalah tipe kepribadian yang tegas, prinsipil, kuat pendirian, sanggup bekerja
hingga tuntas, bertanggungjawab karena berorientasi prestasi. Kadang kurang toleran, kurang
peka, kurang tenggang rasa, tidak peduli pada usulan dan kritikan, suka mempengaruhi orang
lain supaya mengikuti gagasan dan prinsip-prinsipnya.
2) Tipe perasa adalah tipe kepribadian yang ramah hangat dan suka memikirkan kepentingan orang
lain. Tipe ini kadang tidak berani mengoreksi orang lain sekalipun ada kesalahan, ikutan saja
demi kebaikan bersama.
1) Tipe penurut adalah tipe kepribadian yang suka menerima saran orang lain, suka menyesuaikan
diri dengan perilaku dan pola pikir orang lain, menghindari perilaku dan pola piir berbeda, tidak
menyukai konflik. Jalan pikirannya sederhana dengan maksud mudah dimengerti, dipahami dan
dilaksanakan. Ia sulit mengambil resiko.
2) Tipe kreatif adalah tipe kepribadian yang menyukai perubahan, revolusi, inovasi, hal baru,
gagasan terkini dan aktual dan kurang menyukai kebiasaan umum.
Rene Barron dan Elisabeth Wagele (2005), dalam Sranto (2011 : 160-161) mengemukakan 9 tipe
kepribadian manusia.
1. Tipe perfeksionis. Adalah kepribadian yang selalu mengidealkan keutuhan dan kesempurnaan
dalam melakukan perkerjaan tertentu. Tipe ini suka akan kebenaran tanpa salah, kebaikan tanpa
kejelekan. Tipe ini suka yang terbaik.
65
2. Tipe penolong. Adalah kepribadian yang suka mengekspresikan diri dengan cara memberi
pertolongan kepada orang lain. Ia suka mencintai dan dicintai, menghargai dan dihargai dalam
relasinya dengan orang lain. Baginya kegagalan terbesar dalam hidup adalah ketiadaan
kesediaan untuk menolong sesama manusia.
3. Tipe prestasi. Adalah kepribadian yang berorientasi pada prestasi, keberhasilan dan tidak suka
akan kegagalan.
4. Tipe Romantis. Adalah kepribadian yang suka akan hal-hal romantis ketika berinteraksi dengan
orang lain. Emosi menrupakan faktor dominan dalam komunikasinya dengan orang lain.
5. Tipe pengamat. Adalah kepribadian yang memiliki keingintahuan (curiositas) yang tinggi dengan
cara mengaamati setiap peristiwa dan pengalaman yang terjadi dalam lingkungan sosial
tertentu.
6. Tipe pencemas. Adalah kepribadian yang sering dihantui oleh kecemasan dan ketakutan dalam
melakukan sesuatu. Tipe ini takut akan kesalahan atau takut berbuat salah. Pikirannya kurang
rasional dan itulah yang menambah kekuatiran dalam dirinya.
7. Tipe petualang. Adalah kepribadian yang suka akan petualangan (aventure). Petualangan fisik,
gagasan atau pikiran untuk menguak hal-hal baru yang mengejutkan. Ia tipe pemberani, tidak
takut mengambil resiko dan tidak mudah putus asa.
8. Tipe pejuang. Adalah kepribadian yang suka akan perjuangan bahkan sampai mengorbankan
nyawa, harta, waktu, pikiran dan tenaga demi kebaikan umum.
9. Tipe pendamai. Adalah kepribadian yang selalu bermimpi mengubah keadaan konflik menjadi
sebuah keharmonisan. Ia tidak menyukai konflik.
Potensi diri atau kekuatan kepribadian merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
sejak lahir yang diperoleh secara genetis dari keturunan atau karena dukungan faktor eksternal terntetu.
Kekuatan kepribadian atau potensi diri seseorang dapat diketahui melalui tes psikologi yang sering
dilakukan oleh para ahli psikologi. Penggalian akan potensi diri akan menghasilkan pengetahuan
mengenai bakat, minat, sikap dan aktivitas kesukaan seseorang. Pengetahuan tentang kualitas
kepribadian seseorang dapat diketahui dan diukur melalui beberapa fakta (Suranto, 2011 : 161-162)
berikut ini :
1. Bakat (aptitude). Adalah potensi dasariah yang unik dalam diri seseorang yang dibawa sejak
lahir (faktor genetik) dan diberdayakan melalui proses pembelajaran dan pelatihan sehingga ia
dapat mencapai keterampilan. Ada beberapa jenis bakat, antara lain :
1) Bakat verbal adalah kemampuan menguasai konsep-konsep dalam bentuk kata-kata,
ucapan dan kalimat (lisan dan tulisan)
2) Bakat numerik yaitu kemampuan menguasai konsep-konsep dalam bentuk angka dan
rumus-rumus matematika
3) Bakat skolastik ialah kemampuan menguasai konsep-konsep dengan kemampuan
verbal dan numerik.
4) Bakat abstrak adalah kemampuan menguasai konsep berupa skema, diagram, peta,
pola dan sebagainya.
66
5) Bakat mekanik adalah kemamnpuan menguasai teknik elektrik atau peralatan berbasis
mesin.
2. Minat. Adalah interese, ketertarikan, kemauan, kecenderungan dan kegairahan untuk
mempelajari dan mengerjakan sesuatu. Minat merupakan kekuatan yang membangkitkan
ketertarikan terhadap sesuatu sekalipun sulit dan berusaha melakukannya sampai tuntas.
3. Sikap. Adalah derajad afeksi positif atau negatif seseorang terhadap individu atau obyek
tertentu. Sikap adalah kemampuan internal yang mendorong seseorang untuk mengetahui
(kognitif) untuk turut merasakan (afeksi) dan melakukan tindakan tertentu (konatif).
4. Kreativitas. Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi, temuan baru, revolusi
sebagai solusi atas suatu permasalahan. Kreativitas diukur berdasarkan sejauhmana seseorang
memunculkan : ide baru, alternatif baru untuk solusi masalah, ide yang orisinal, ide yang
terperinci dan perumusan baru atas informasi yang telah diterima.
Pemberdayaan kekuatan pribadi meliputi evaluasi krkuatan diri, pemanfaatan kekuatan pribadi
dan cara membangkitkan kekuatan pribadi (Suranto, 2011 : 162-164).
Adalah kegiatan untuk menilai dan mengetahui semua aspek perkembangan dan dinamika yang
terjadi dalam diri termasuk pula kelemahan-kelemahannya. Cara menilai untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan diri adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri. Apakah saya
orang yang optimistis atau pesimistis?. Apakah saya pemberani atau pengecut? Dan seterusnya.
Setelah kita mengetahui kekuatan dan kelemahan pribadi, dilanjutkan dengan usaha
pemanfaatan kekuatan untuk kegiatan produktif sekaligus untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
ditemukan di dalam diri. Pemanfaatan kekuatan pribadi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Kekuatan pribadi muncul melalui latihan kontinu. Ada tiga dimensi yang perlu dilatih untuk
membangkitkan kekuatan dalam diri yaitu :
67
b) Kepatuhan pada ajaran agama
c) Perbuatan baik.
d) Syukur, dan lain-lain
2) Dimensi kemandirian. Melingkupi nilai-nilai :
a) Harga diri
b) Disiplin
c) Tanggungjawab
d) Ethos kerja
e) Keberanian
f) Semangat
g) Pengendalian diri
h) Berpikir positif
i) Pengenalan potensi diri, dan lain-lain.
3) Dimensi etika. Melingkupi nilai-nilai :
a) Cinta dan kasih sayang
b) Kebersamaan dan gotong royong
c) Respek
d) Kejujuran
e) Kesetiakawanan
f) Sopan santun, dan lain-lain ***
Referensi :
Tulis Tangan=
1. Download materi, baca dan pahami baik-baik dulu, baru kerjakan tugas kerjakan tugas. NILAI
BAIK tergantung keseriusanmu mengerjakan tugas
2. Daftarkan bakat-bakat yang anda miliki saat ini
3. Setelah membaca materi kuliah ini, anda tergolong tipe apa?
4. Daftarkan nama-nama leluhurmu yang sudah meninggal yang anda kenal
5. Bakat dan tipe kepribadian yang anda miliki adalah warisan dari leluhurmu. Apa yang anda mau
katakan kepada para leluhurmu?.
68
Batas Pengumpulan : Jam 10 malam.
69