Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIO ANTROPOLOGI

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


BUDAYA, KEPRIBADIAN MUNUSIA, ETIKA DAN
ESTETIKA BERBUDAYA

Disusun Oleh :
1. Adytama Putri Kautsar P1337424519081
2. Bety Aknesia P1337424519078
3. Hartati P1337424519080
4. Laeli Masfufah P1337424519082
5. Zuliviana Fiza Kusuma P1337424519079

PRODI D III KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN


KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
RESUME TEORI

A. Hakekat manusia sebagai makhluk budaya

1. Pengertian manusia

Manusia berasal dari bahasa sangsekerta kata “manu”, bahasa latin “mens”

yang berarti berfikir, berakal budi, atau makhluk yang berakal budi (mampu

menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah

konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasanatau realitas, sebuah kelompok

(genus) atau seorang individu.

a. Manusia sebagai salah satu makhluk Tuhan

Didunia selain alam, binatang, dan tumbuhan. Semua makhluk

Tuhan dibekali sifat-sifat seperti alam memiliki sifat wujud, tumbuhan

memiliki sifat wujud dan hidup, binatang memiliki sifat wujud, hidup,

dan dibekali nafsu, diantara semua makhluk Tuhan manusialah yang

memiliki sifat paling komplek yaitu manusia memiliki sifat wujud, hidup,

dibekali nafsu serta akal budi.

Dari sifat-sifat itulah manusia dikatakan sebagai makhluk paling

sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan. Akal budi

merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal adalah

kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat, dan budi artinya akal atau

arti lain bagian dari hati. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia budi

adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan yang

dapat membedakan baik dan buruk. Istilah lain dari kata budi yaitu tabiat,

perangai, dan akhlak.


Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan

berbagai hal antara lain : menciptakan, kreasi, memperlakukan,

memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan

sesuatu.

Kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan

yang bersifat kebendaan (sarana dan prasarana) dan keburuhan yang

bersifat rohani, mental dan psikologis. Menurut Abraham Maslow

kebutuhan manusia dibagi menjadi lima tingkatan yaitu kebutuhan

psikologis (kebutuhan primer), kebutuhan rasa aman dan perlindungan,

kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan

aktualisasi diri. Dengan akal budi manusia mampu menciptakan suatu

kebudayaan, dimana kebudayaan itu sendiri, adalah hasil dari akal budi

dari interaksinya baik dengan alam ataupun manusia lainnya.

b. Manusia sebagai mahkluk budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasukn

sistem budaya dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,

bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam

pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu

bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan berupa benda-benda yang

diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya seperti


perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku,

bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dll yang

kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

2. Manusia dan kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa

terpisahkan dalam kehidupan ini. Manusia dapat menciptakan kebudayaan

itu sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Kebudayaan

merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang

dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang

mampu mendukungnya. Berbudaya selain didasarkan dalam etika juga

mengandung estetika didalamnya.

Etika menyangkut analisis dan menerapan konsep seperti benar, salah,

baik, buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan estetika pembahasan

keindahan, yaitu bagaimana sesuatu bisa terbentuk dan bagaimana

seseorang bisa merayakannya.

Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat memenuhi kebutuhan dan

menjawab tantangan hidupnya. Konsep kebudayaan membantu dalam

membandingkan berbagai makhluk hidup. Berbeda dengan binatang tingkah

laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan manusia

untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai

makhluk berbudaya manusia mendayagunakan akal budinya untuk

menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi

kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia


terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang,

bukan saja dalam banyaknya kebutuhan namun juga dalam cara memenuhi

kebutuhan tersebut. Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif

diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar,

berkomunikasi, dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan

untuk belajar dimungkunkan oleh berkembangnya intelegensi dan cara

berfikir simbolik. Lerlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan

pola kejiwaan yang didalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang

dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan, dan hubungan yang

bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap

objek dan kejadian.

B. Kepribadian manusia

Hipocrates dan Galenus membagi kepribadian menjadi 4 tipe yaitu :

1. Sanguin (Si Superstar)

Tipe sanguinis mempunyai rasa optimis yang tinggi, humoris dan mudah

bergaul, negatifnya umumnya tipe sanguinis berfikiran pendek, sulit

berkonsentrasi dan tidak teratur. Kekuatan dari sangunis adalah suka

berbicara, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, ceria dan

penuh rasa ingin tau, berhati tulus dan kekanak kanakan, senang berkumpul,

senang dengan pujian dan menjadi perhatian, mudah memaafkan dan

menyukai hal0hal yang spontan

2. Melankolis (Si Sempurna)

Melankolis umumnya seorang pemikir, romantis, dan teratur. Mereka

senang berkorban, tidak suka menonjolkan diri dan low profile. Sisi
jeleknya orang melankolis adalah orang yang sangan sensitif, mereka

senang menyendiri, dan kadang terjebak dimasa lalu. Kekuatan dari

melancolis adalah analisis, serius dan bertujuan artistik sensitif mau

mengorbankan diri mempunyai standar tinggi, tekun, hemat, bertaman

dengan sangat hati-hati mau mendengar keluhan dan sangat memperhatikan

orang lain. Kelemahan dari melankolis adalah cenderung melihat masalah

dari sisi negatif, mudah merasa bersalah, tertekan pada situasi yang tidak

sempurna, sulit bersosialisasi, sulit untuk mengungkapkan perasaan dan

mempunyai rasa curiga yang besar.

3. Plegmatis (Si Pencinta Damai)

Tipe plegmatis pada umumnya adalah tipe orang yang suka menghindari

konflik, pribadinya tenang, baik hati, rendah hati, dan juga penyabar, serta

mempunyai rasa humor yang tinggi dan menyenangkan untuk diajak

bergaul. Kekuatan dari plegmatis adalah tidak banyak bicara tetapi

cenderung bijaksana, simpatik, kuat dibidang administrasi, penengah

masalah yang baik, senang melihat dan mengawasi, berbelas kasihan dan

peduli. Kelemahan dari tipe plegmatis adalah kurang antusias, takut dan

khawatir, keras kepala, sulit kompromi, kurang berorientasi dalam tujuan,

mempunyai rasa humor yang rendah, suka mengejek, sulit bergerak dan

kyrang memotifasi diri, suka menunda-nunda atau menggantungkan

masalah.

4. Korelis (Si Kuat)

Tipe korelis adalah tipe orang yang suka mengatur dan memerintah orang,

suka tantangan, tegas, dan pantang menyerah. Kekuatan dari korelis adalah
senang memimpin membuat keputusan, dinamis, dan aktif berkemauan

keras, bebas dan mandiri, mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat

tidak begitu perlu teman, unggul dalam keadaan darurat. Klemahan dari tipe

korelis adalah tidak sabar dan cepat marah, senang memerintah terlalu

bergairah menyukai kontroversi dan pertengkaran, terlalu kaku, tidak

simpatik, sering membuat keputusan tergesa-gesa, menghalalkan segala cara

demi tercapainya tujuan, workaholik, tidak mau mengakui kesalahan dan

meminta maaf.

C. Etika dan Estetika Kebudayaan

1. Etika manusia dalam berbudaya

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos”. Secara etimologi, etika

adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima umum atau tentang sikap

perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika berkaitan dengan masalah

nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah yang

berkaitan dengan predikat nilai susila atau tidak susila, baik dan buruk.

Bertans menyebutkan tiga jenis makna etika sebagai berikut :

a. Etika dalam arti nilai nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.

b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).

c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk.

Etika sebagai nilai dan norma etik berhubungan dengan makna etika yang

pertama. Nilai-nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia,

yang diwujudkan kedalam norma etik, norma moral dan norma kesusilaan.
Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi

oleh ideologi masyarakat pendukungnya

2. Estetika manusia dalam berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan dan seni. Nilai

estetika berarti nilai tentang keindahan yang dapat diberikan makna secara

luas, secara sempit, dan estetik murni.

Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan seperti watak yang

indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah

dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil

seni, alam, moral, dan intelektual. Secara sempit yaitu indah yang terbatas

pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna).

Secara estetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam

hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,

pendnegaran, perabaan, dan perasaan yang semuanya dapat menimbulkan

persepsi yang indah. Estetika bersifat subjektif, sehingga tidak bisa di

paksaan tetapi yang penting adalah menghargai keindahan budaya yang di

hasilkan oleh orang lain.


KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS 1

Nn. X usia 17 tahun datang ke PMB dengan keluhan terlambat haid selama 3
bulan dan meminta obat agar haid, pasien mengatakan pernah berhubungan badan
dengan pacarnya 1 kali. Dari hasil pemeriksaan diperoleh TD : 110/70, N 80 x/m,
S : 370C, Plano test positif, bidan memberi penjelasan bahwa pasien hamil, dan
menganjurkan untuk mempertahankan kehamilannya, pasien menolak
mempertahankan kehamilannya bersikeras mengugurkan kehamiliannya dan
marah kepada bidan, mengancam bidan dan tetap ingin pergi ke dukun untuk
mengugurkan kandungannya.

Analisa Kasus :

dalam kasus Nn.X Ibu termasuk dalam kepribadian Korelis dikarenakan pasien
membuat keputusan tergesa-gesa, cepat marah, dan menghalalkan segala cara
demi mencapai tujuannya

peran kita sebagai bidan :

seharusnya kita lebih melakukan melakukan pendekatan kepada keluarga pasien


dan memberikan konseling tentang bahaya abortus

KASUS 2

Ny. D P1A0 Post partum hari ke 2 mengeluh nyeri pada perineum, ibu
mengatakan tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang amis- amis karena
dalam keluarganya saat masa nifas mengkosumsi makanan amis menyebabkan asi
menjadi amis sehingga bayi tidak mau menyusu dan luka jahitan tidak cepat
kering, Ibu mengetahui bahwa hal tersebut adalah mitos tetapi ibu tidak berani
berbicara kepada ibu mertuanya karena takut hubungan dengan ibu mertuanya
menjadi tidak harmonis. Akibat hal tersebut ibu menjadi murung, mudah sensitif
dan suka menyendiri di kamar.
Analisa kasus :

dalam kasus Ny. D Ibu termasuk dalam kepribadian Melankolis dikarenakan ibu
murung, mudah sensitif dan suka menyendiri serta termasuk orang yang tertutup
karena tidak mau menceritakan masalah yang dihadapi dengan orang yang tidak
dia percayai.

peran kita sebagai bidan :

seharusnya kita lebih melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien seperti


melakukan konseling dan home visit, sehingga kita dapat membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Ny. D.
SOAL

Nn. X usia 17 tahun datang ke PMB dengan keluhan terlambat haid selama 3
bulan dan meminta obat agar haid, pasien mengatakan pernah berhubungan badan
dengan pacarnya 1 kali. Dari hasil pemeriksaan diperoleh TD : 110/70, N 80 x/m,
S : 370C, Plano test positif, bidan memberi penjelasan bahwa pasien hamil, dan
menganjurkan untuk mempertahankan kehamilannya, pasien menolak
mempertahankan kehamilannya bersikeras mengugurkan kehamiliannya dan
marah kepada bidan, mengancam bidan dan tetap ingin pergi ke dukun untuk
mengugurkan kandungannya.

1. Termasuk kepribadian apakah Nn. X pada kasus diatas ?


a. melankolis
b. plegmatis
c. korelis
d. sanguinis
e. Agresif
2. Bagaimana peran bidan dalam kasus diatas?
a. membiarkan pasien pergi ke dukun
b. memberikan obat agar pasien haid
c. melakukan pendekatan kepada kelurga pasien
d. memberikan konseling bahaya abortus
e. C dan D Benar

Ny.D P1A0 Post partum hari ke 2 mengeluh nyeri pada perineum, ibu
mengatakan tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang amis- amis karena
dalam keluarganya saat masa nifas mengkosumsi makanan amis menyebabkan asi
menjadi amis sehingga bayi tidak mau menyusu dan luka jahitan tidak cepat
kering, Ibu mengetahui bahwa hal tersebut adalah mitos tetapi ibu tidak berani
berbicara kepada ibu mertuanya karena takut hubungan dengan ibu mertuanya
menjadi tidak harmonis. Akibat hal tersebut ibu menjadi murung, mudah sensitif
dan suka menyendiri di kamar.
3. Termasuk kepribadian apakah Nn. D pada kasus diatas ?
a. melankolis
b. plegmatis
c. korelis
d. sanguinis
e. Agresif
4. Bagaimana peran bidan dalam kasus diatas?
a. Melakukan pendekatan kepada keluarga
b. Melakukan Konseling
c. Melakukan Home Visit
d. A,B,C benar
e. B dan C benar

Anda mungkin juga menyukai