0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
397 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek sosial budaya yang berkaitan dengan perkawinan, kehamilan, dan persalinan. Beberapa aspek yang dijelaskan adalah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penyesuaian perkawinan, perawatan kehamilan pada setiap trimester, serta berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan persalinan. Dokumen ini bertujuan menginformasikan pentingnya memahami budaya l
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Aspek sosial budaya dengan perkawinan,kehamilan dan persalinan.pptx
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek sosial budaya yang berkaitan dengan perkawinan, kehamilan, dan persalinan. Beberapa aspek yang dijelaskan adalah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penyesuaian perkawinan, perawatan kehamilan pada setiap trimester, serta berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan persalinan. Dokumen ini bertujuan menginformasikan pentingnya memahami budaya l
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek sosial budaya yang berkaitan dengan perkawinan, kehamilan, dan persalinan. Beberapa aspek yang dijelaskan adalah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penyesuaian perkawinan, perawatan kehamilan pada setiap trimester, serta berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan persalinan. Dokumen ini bertujuan menginformasikan pentingnya memahami budaya l
Despita Pramesti, S.Kep.Ns., M.Kes Aspek sosial budaya pd perkawinan Pada hakekatnya perkawinan adalah ikatan lahir batin manusia untuk hidup brsama antara seorang pria dan seorang wanita untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal, bahagia dan sejahtera.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku.
Tahapan pola penyesuaian perkawinan
1. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh kebahagian , dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan . Pada fase pengenalan kenyataan , pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. 2. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataansukses mengatasi problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
Faktor pendukung Menurut aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai saling terbuka antara suami istri.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
Faktor Penghambat Menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah,perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri suami maupun istri tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Trimester Kehamilan Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin
Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada ibu hamil 1. Masalah anemia dan gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. 2. Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. 3. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh merekakematian Faktor-faktor yg mempengaruhi : Rendahnya tingkat pendidikan ibu Kurangnya informasi ttg kehamilan Kurang pengetahuan ttg perawatan kehamilan Nikah pada usia muda Preferensi thdp Jenis kelamin anak disuatu daerah
Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III Dan IV Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan keluarnya sang janin. Mungkin secara psikologis, ibu hamil meyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar persalinannya Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan. Madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbohidrat yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan. Akan halnya telur tak masalah, karena mengandung protein yang juga menambah kalori.
Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan. Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape. Pun untuk masakan yang menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan keguguran Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan. Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat.