Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan proses dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk menciptakan generasi yang berintelektual demi kemajuan bangsa ini. Ilmu
bisa kita dapat dari mana saja, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan
masyarakat. Pendidikan seharusnya tidak hanya mengutamakan peningkatan
kognitif saja melainkan juga harus mengutamakan pendidikan karakter.
Pendidikan yang baik harus menyeimbangkan antara ilmu intelektual dan ilmu
sosial. Ilmu yang didapat di lembaga pendidikan harus di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, agar masyarakat di sekitarnya dapat merasakan perubahan
yang baik dalam penerapan ilmu pengetahuan bangsa ini. Kalau di dunia
pendidikan, ilmu intelektual dapat kita dapat di dalam ruangan kelas
mendengarkan ilmu yang disampaikan oleh pendidik di kelas, namun dalam
meningkatkan ilmu sosial lembaga pendidikan harus menerapkan pendidikan
karakter dalam sistem pembelajaran mereka.
Menurut Samani dan Hariyanto (2013:45) pendidikan karakter merupakan
proses pemberian pengajaran dari guru kepada siswanya untuk membentuk budi
pekerti, moral, watak, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
siswanya untuk membedakan baik dan buruk, memelihara yang baik.
Tujuan dari pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012:18) adalah untuk
menentukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang agar
berperilaku yang baik. Setelah memiliki perilaku yang baik maka potensi itu harus
diperbaiki dan dikuatkan oleh dukungan atau peran seluruh lingkungan di
sekitarnya. Selanjutnya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab agar dapat 3
menyaring masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter
dan budaya bangsa, agar tidak terpengaruh perilaku negatif dari budaya asing dan
selalu mencintai dan melestarikan budaya bangsa sendiri.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapaun rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa saja hakikat manusia?
2. Bagaimana analisis hubungan karakter dan kepribadian manusia?
3. Bagaimana analisis proses pembentukan karakter dalam diri manusia?
4. Bagaimana membiasakan perilaku hormat pada diri sendiri?
5. Bagaimana membiasakan perilaku hormat kepada orang lain?
6. Bagaimana membiasakan perilaku hormat kepada lingkungan?
7. Bagaimana membiasakan perilaku jujur?
8. Bagaimana membiasakan perilaku disiplin dan tanggung jawab?
9. Bagaimana membiasakan perilaku patriotik?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakikat manusia.
2. Untuk mengetahui analisis hubungan karakter dan kepribadian manusia.
3. Untuk mengetahui proses pembentukan karakter dalam diri manusia.
4. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku hormat pada diri sendiri.
5. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku hormat kepada orang
lain.
6. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku hormat kepada
lingkungan.
7. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku jujur.
8. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku disiplin dan tanggung
jawab.
9. Untuk mengetahui bagaimana membiasakan perilaku patriotik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Manusia


2.1.1. Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah substansi immaterial yang berdiri sendiri,
bersifat illahi (berasal dari alam amr), tidak bertempat di dalam badan,
bersifat sederhana, mempunyai kemampuan mengetahui dan
menggerakkan badan, diciptakan (tidak kadim) dan bersifat kekal pada
dirinya.
2.1.2. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh
setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta
atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga
dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting
dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan
bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan
yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.1.3. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia secara individu dapat diartikan makhluk individu yang memiliki
kesatuan antara jiwa dan raga, dan secara aktivitasnya adalah satu kesatuan.
Dalam penerapannya, masing-masing individu memiliki karakter, kemampuan,
dan pola fikir yang berbeda-beda. Maka dari itu, manusia yang terbentuk secara
individu pasti melalui beberapa proses pertumbuhan/evolusi, seperti proses dalam
lingkungan keluarga, baik secara etika, estetika dan moral agama.

3
A. Dampak positif
3 Contoh umum dampak positif manusia yang hidup secara individu,
sebagai berikut :
1. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara mandiri.
2. Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
3. Tidak terikat dalam aturan/norma suatu kelompok.
B. Dampak negatif
3 Contoh umum dampak negatif manusia yang hidup secara individu, sebagai
berikut;
1. Tidak dapat mengembangkan kemampuan/ilmu pengetahuan.
2. Tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
3. Sulit dalam melakukan suatu kegiatan secara jamak.
2.1.4. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial (social being). Self-existence, merupakan
kesadaran diri sendiri dalam membuka suatu realitas. Walaupun diri kita sebagai
subyek yang menyadari, namun diri kita bukanlah pusat dari segala realita. Setiap
individu memiliki kedudukan martabat kemanusiaan (human dignity) yang
sejerajat, sehingga kita wajib untuk saling menghormati setiap individu.
Perwujudan dari manusia sebagai makhluk sosial dapat dilihat bahwa tidak pernah
ada manusia yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Kesadaran individu
sebagai makhluk sosial akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam
mengayomi individu yang lebih lemah daripada dirinya. Esensi manusia sebagai
makhluk sosial yaitu adanya kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya
dalam kehidupan bersama masyarakat. selain itu manusia sebagai makluk sosial
juga dapat dilihat dari bagaimana tanggung jawab dan kewajiban manusia tersebut
dalam dalam kebersamaan itu. Manusia sebagai makhluk sosial terwujud dalam
kesadaran interpedensi dan saling membutuhkan serta dorongan-dorongan untuk
mengabdi sesamanya adalah asas sosialitas itu.

4
2.1.5. Manusia Sebagai Makhluk Yang Unik Dan Multidimensi (Jasmani,
Rokhani, Intelek, Personal dan Sosial)
Manusia sebagai makhluk multidimensi menunjukan bahwa manusia
memiliki kekayaan dimensi yang luar biasa untuk dipelajari. Kekayaan manusia
dalam dimensi-dimensinya menjadi kajian berbagai ilmu untuk menemukan,
mengakui, merumuskan, menganalisis dan akhirnya ilmu-ilmu berusaha untuk
menyelesaikan sejumlah problematika manusia yang secara eksistensial
merupakan makhluk problematika atau makhluk penuh persoalan dan masalah.
Sejumlah problematika manusia mengakibatkan manusia yang hidup di lima
benua ini memiliki sejarah, tampilan lahiriah (esensi), tingkatan ekonomi,
pendidikan, daerah, sosial, politik, idiologi, biologis, dan seterusnya yang berbeda
dan khas.

2.2. Hubungan Karakter dan Kepribadian Manusia


2.2.1. Karakter dan Kepribadian Manusia
Jenis kepribadian manusia sangat bervariasi. Hal tersebutlah yang
membuat setiap orang memiliki keunikan. Selain itu, kepribadian seseorang
mungkin saja berubah seiring berjalannya waktu. Dilansir dalam International
Conference on Robotics and Smart Manufacturing, karakter manusia dapat
menyesuaikan situasi. Karenanya, waktu dan lingkungan akan sangat berpengaruh
terhadap hal tersebut.
Dalam garis besar, banyak orang mengetahui bahwa kepribadian tersebut
ada introvert, eksrovert, maupun ambivert. Itu tidak salah, tapi di artikel kali ini
kita akan membahas lebih lanjut tipe-tipe kepribadian manusia berdasarkan
buku The Four Temperaments, yaitu:
1. Sanguinis
Tipe kepribadian ini biasanya dimiliki oleh para eksrtovert. Orang dengan
tipe sanguinis memiliki sifat yang periang, ceria, hangat, bersahabat, dan banyak
bicara. Sanguinis terkenal dengan sifat optimismenya yang tinggi, sehingga tak
heran bahwa sosok ini percaya bahwa hidup dipenuhi oleh berbagai macam
pengalaman yang menyenangkan dan harus dinikmati sebaik-baiknya. Sosok ini

5
juga kerap dikenal sebagai humoris karena memiliki selera humor yang cukup
baik. Saat ada masalah pun, mereka berusaha terlihat untuk baik-baik saja dengan
memasang senyuman terbaik mereka karena tidak mau orang-orang di sekitar
mereka merasa khawatir. Sanguinis biasanya sangat cocok bekerja di bidang yang
berhubungan dengan marketing, travel, kuliner, olahraga, maupun di
bidang fashion. Meskipun memiliki banyak kelebihan, Sanguinis juga memiliki
kelemahan, yaitu mereka kerap kali tidak disiplin, memiliki emosi yang labil,
sering kali melalaikan waktu sehingga tidak produktif. Ketika memiliki masalah,
mereka seringkali kesulitan menghadapi masalah tersebut dan malah lari atau
menghindari masalah karena sulit untuk menyelesaikannya.
2. Koleris
Kepribadian koleris dikenal memiliki sifat yang menggebu-gebu, memiliki
rasa percaya diri yang tinggi, dan bersifat dominan jika bersama dengan orang
lain. Orang dengan kepribadian ini dikenal memiliki visi dalam hidupnya dengan
sifat yang tegas, jiwa kepemimpinannya kuat, dan bersifat mandiri serta
tangguh. Pekerjaan yang biasanya cocok dengan kepribadian ini adalah seorang
pemimpin di sebuah perusahaan atau toko, teknik, statistik, dan perencanaan di
bidang industri. Kelemahan tang dimiliki oleh koleris adalah cepat puas, pemarah,
sulit memaafkan, egois, dan sarkastik. Tak heran, jika tidak ada yang memiliki
pendapat yang serupa dengannya, mereka tidak segan untuk mempermalukan
orang tersebut.
3. Plegmatis
Plegmatis dikenal sebagai pribadi yang mencintai kedamaian. Didominasi
oleh orang-orang introvert. Karena cinta kedamaian, orang dengan tipe
kepribadian ini cenderung menciptakan keharmonisan pada orang terdekatnya.
Sifat lain yang dimiliki seorang plegmatis adalah setia, tenang, cenderung berpikir
dengan kepala dingin, suka membantu orang lain, dan dapat diandalkan dalam
situasi apapun. Pekerjaan yang cocok oleh seorang plegmatis adalah guru,
psikolog, konseling, dan lain-lain. Setiap ada kelebihan tentu mempunyai
kelemahan, seperti plegmatis yang cenderung penakut atau takut akan datangnya
konflik sehingga mereka sulit untuk menolak permintaan orang lain meskipun

6
situasi mereka saat itu sedang susah, mudah khawatir, cenderung tidak suka
dikritik, suka menunda-nunda, dan mau mencari aman sendiri.
4. Melankolis
Seperti plegmatis, orang dengan kepribadian melankolis juga didominasi
oleh orang introvert. Kepribadian melankolis bertolak belakang dengan sanguinis.
Jika sanguinis menyukai hal-hal yang baru dan berbau petualangan, maka
melankolis sebaliknya, bahkan lebih menghindari. Melankolis memiliki sifat yang
perfeksionis, analitis, sangat teliti, rajin, dan berbakat sehingga tipe ini dikenal
sebagai manager fantastis yang berbakat. Karier yang cocok untuk kepribadian
melankolis ini biasanya sebagai manager, akuntan, atau bagian administrasi.
Melankolis juga memiliki kelemahan, diantaranya mudah pesimis, sangat sensitif,
perasa, mudah berpikiran negatif, pemurung, dan kurang dalam kehidupan sosial
bermasyarakat.
2.2.2 Karakter sebagai Pembentuk Kepribadian Manusia
Karakter yang khas ini disebut dengan kebudayaan khusus yang hanya
dapat ditemui pada masyarakat tertentu. Hal tersebut sangat ditentukan oleh
semangat, motivasi. Oleh karenanya, sebagai seorang siswa diharapkan memiliki
kepribadian yang baik, santun dalam bertutur kata, sopan dalam Yang menjadi
faktor pembentukan kepribadian adalah lingkungan tempat tinggal kita.
Kepribadian merupakan keseluruhan tingkah laku seseorang yang
diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain. Dalam pembentukan
kepribadian, terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya sebagai berikut
Karena manusia adalah makhluk sosial, kelompok pertemanan merupakan tempat
yang sesuai untuk menyalurkan rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira
yang mungkin tidak.

2.3. Proses Pembentukan Karakter Dalam Diri Manusia


2.3.1. Proses Pembentukan Karakter
Terbentuknya karakter seseorang melalui proses yang panjang. Dia
bukanlah proses sehari dua hari, namun bisa bertahun-tahun. Dalam ilustrasi
seorang yang tinggal sementara di Singapura sebelumnya, kita berharap

7
sepulangnya dia dari sana karakternya akan berubah, tapi kenyataannya tidak. Ini
menunjukkan, waktu satu tahun belum sanggup membentuk karakter.
Suatu sikap atau prilaku dapat menjadi karakter melalui proses berikut:
1. Mengetahui
2. Menghayati
3. Melakukan
4. Membiasakan menjadi karakter yang baik
Karakter menjadi kuat jika rangkaian proses tersebut dilewati. Tahapan di
atas dapat dikelompokkan lagi atas dua bagian. Bagian pertama dominan aspek
cognitifnya, yakni mulai dari Tahap Pengenalan hingga tahap Penerapan.
Selanjutnya bagian kedua mulai didominasi oleh ranah afektif, yakni mulai dari
pengulangan sampai internalisasi menjadi karakter. Bagian ke dua ini, dorongan
untuk melakukan sesuatu sudah berasal dari dalam dirinya sendiri. Pemahaman
atas tahapan pembentukan karakter ini akan sangat mempengaruhi jenis interfensi
apa yang diperlukan untuk membentuk karakter secara sengaja. Akan sangat
berbeda interfensi yang dilakukan pada saat karakter baru pada tahap
pengenalanan dengan tahapan pengulangan atau pembiasaan.
2.3.2. Pengkondisian dan Keteladanan
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter,misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman
yang hijau dengan pepohonan,poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong
sekolah dan di dalam kelas.
Keteladanan Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan
dan peserta didikdalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik
sehingga diharapkan menjadipanutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai
disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasihsayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan
kerjakeras.

8
2.4. Membiasakan Perilaku Hormat dan Peduli pada Diri Sendiri
Hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap hormat kita dalam
menghargai diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mampu mencerminkan karakter kita sebagai manusia.
Adapun sikap hormat dan peduli pada diri sendiri adalah sebagai berikut :
1. Membuat penilaian yang tepat terhadap semua perbuatan berdasarkan norma-
norma kehidupan yang berlaku.
2. Memilih dan menentukan perbuatan yang tidak menyakiti,
mencelakai,mengotori, menodai, dan merusak dirisendiri (jasmani dan rohani).
3. Mengidentifikasi perlakuan yang kurangbaik dan tepat terhadap unsur
jasmani,dalam hal kesehatan dan penampilandiri, beserta tindakan perbaikannya.
4. Mengidentifikasi perlakuan yang kurangbaik dan tepat terhadap
perkembanganunsur rohani, beserta tindakanperbaikannya.

2.5. Membiasakan Perilaku Hormat pada Orang Lain


2.5.1. Bentuk-Bentuk Penghormatan pada Orang Lain
1. Mendengarkan perkataan orang lain
Setiap manusia ingin untuk didengar perkataannya. Mendengarkan apa
yang dikatakan orang lain adalah cara dasar untuk menghormati mereka. Selain
itu, mendengarkan perkataan orang lain juga bermanfaat bagi kita dalam
mengumpulkan pemikiran untuk dijadikan sebuah keputusan. Pastikan kita
mampu untuk memisahkan setiap omongan negatif dan mengambil omongan
positif untuk diri kita.
2. Jangan sungkan untuk mengucapkan terima kasih lebih dulu
Ironisnya ucapan terima kasih sudah langka terdengar dari individu
modern saat ini. Padahal ucapan terimakasih merupakan bentuk ketegasan kita
menghargai dan menghormati orang lain setelah mereka membantu kita dalam hal
tertentu. Selain itu, mengucapkan rasa terima kasih terbukti berdampak positif
pada diri kitas seperti mengurangi stres, meningkatkan harga diri dan
menumbuhkan ketahananan mental kita di masa-masa yang sulit.

9
3. Berperilaku sopan terhadap siapapun
Beberapa negara di dunia dikenal karena budayanya yang sopan namun
beberapa negara lainnya juga dikenal karena budayanya yang kasar. Secara
harfiah berperilaku sopan dapat mengangkat semangat orang lain dan mengubah
hari mereka lebih baik lagi. Jadi mulailah bersikap sopan dan menjaga sikap untuk
menunjukan rasa hormat kepada orang lain.
4. Proaktif untuk membantu orang lain
Seorang penyair asal inggris W.H Auden pernah berkata bahwa kita semua
ada di bumi untuk membantu orang lain. Dengan membantu orang lain kita sudah
menunjukan rasa kepedulian dan mewujudkan rasa hormat kita terhadap orang
tersebut.
5. Fokus menatap mata lawan bicara kita.
Kontak mata menunjukkan kita benar-benar mendengar dan memberi rasa
hormat terhadap lawan bicara kita. Dengan hal tersebut kita menunjukan bahwa
kita tulus mendengarkan dan memperhatikan selama pembicaraan berlangsung.
Kita bisa melakukan kontak mata yang benar dengan cara memfokuskan pada area
wajah
selama empat detik, area mata selama empat detik dan terus berulang hingga
lawan bicara kita memberhentikan perkataannya.
2.5.2. Kepedulian Terhadap Kesehatan Sesama
Adapun bentuk kepedulian terhadap kesehatan sesama adalah sebagai
berikut :
1. Menjenguk ketika ada yang sakit.
2. Menjadi pendonor darah.
3. Mengadakan donasi sumbangan bencana alam.
4. Mengucapkan bela sungkawa pada keluarga yang terkena musibah.
5. Membuang sampah pada tempatnya.
6. Tidak bersikap masa bodoh.
7. Mengadakan bakti sosial ke panti asuhan.

10
2.6. Membiasakan Perilaku Hormat pada Lingkungan.
Karakter hormat pada lingkungan merupakan sikap menghargai, dan
menghormati akan adanya lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup yang
dijaga kelestariannya demi keberlangsungan hidup seluruh makhluk yang ada di
bumi. Dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa, harus melalui
beberapa tahapan yaitu individu mampu mengetahui, melakukan, dan kemudian
membiasakan. Hormat pada lingkungan itu meliputi menjaga, merawat, dan
melestarikan lingkungan alam/lingkungan hidup. Contoh dari hormat pada
lingkungan ini adalah sikap menghargai lingkungan sekitar dengan menjaga,
merawat, melestarikan berbagai komponen yang ada di alam.
Adapun perilaku hormat pada lingkungan kampus adalah sebagai berikut :
1. Kenyamanan dan kebersihan ruang kuliah.
2. Kebersihan dan keindahan lingkungan kampus.
3. Memelihara fasilitas kampus.

2.7. Membiasakan Perilaku Jujur


2.7.1. Butir-butir Kejujuran
Butir Butir Kejujuran Kejujuran adalah mengatakan kebenaran.
1. Saat aku jujur, aku merasa jernih.
2. Orang yang percaya diri, jujur dan benar.
3. Kejujuran berarti tidak kontradiksi dalam pikiran, kata, atau tindakan.
4. Pikiran, kata-kata, tindakan yang jujur menciptakan harmoni.
5. Kejujuran adalah kesadaran akan apa yang benar dan sesuai dengan perannya,
tindakannya, danhubungannya.
6. Dengan ada kejujuran tidak ada kemunafikan atau kepalsuan yang
menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan dalam pikiran dan hidup
orang lain.
7. Kejujuran membuat integritas dalam hidup, karena apa yang ada di dalam dan
di luar diriadalah cerminan jiwa.
8. Kejujuran untuk digunakan pada apa yang kamu percaya.
9. Ada hubungan yang dalam antara kejujuran dan persahabatan.

11
10. Ketamakan kadang ada pada akar ketidakjujuran.
11. Orang yang jujur mengetahui bahwa kita semua saling berhubungan.
12. Menjadi jujur pada diri dan dalam menghadapi tugas, akan mendapatkan
kepercayaan diri dan mengilhami orang lain.
2.7.2. Perilaku Jujur dalam Lingkungan Kampus
Perilaku penuh kebohongan tentunya dapat merugikan orang lain dalam
berbagai aspek kehidupan. Sementara itu, berperilaku jujur dan adil dapat
menegakkan keadilan. Kebohongan dapat membuat individu yag satu dan yang
lainnya merasa sulit percaya, tidak dihargai, dan timbul rasa benci. Rasa benci itu
dapat berkembang menjadi perselisihan. Tidak hanya ingin diperlakukan jujur dan
adil, setiap orang juga perlu berperilaku jujur dan adil tanpa membeda-bedakan
sesamanya. Sikap jujur pun telah diajarkan dari berbagai sisi kehidupan mulai dari
agaman hingga hukum.
Adpaun perilaku jujur yang harus diterapkan mahasiswa di lingkungan
kampus adalah sebagai berikut :
1. Tidak mencontek
2. Tidak melakukan plagiasi (penjiplakan karya tulis)
3. Tidak menititip absen
4. dll.

2.8. Membiasakan Perilaku Disiplin dan Tanggung Jawab


2.8.1. Butir-butir Perilaku Disiplin dan Tanggung Jawab
Disiplin dan tanggung jawab akademik adalah usaha perguruan tinggi
untuk memelihara perilaku mahasiswa agar tidak menyimpang dan mendorong
mahasiswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib
akademik yang berlaku di kampus. Norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku
di kampus dapat berupa peraturan akademik, etika berpakaian, dan etika
berperilaku (pergaulan).

12
2.8.2. Disiplin dan Tanggung Jawab Kegiatan Akademik
Disiplin dan tanggung jawab akademik adalah usaha perguruan tinggi
untuk memelihara perilaku mahasiswa agar tidak menyimpang dan mendorong
mahasiswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib
akademik yang berlaku di kampus. norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku
di kampus dapat berupa peraturan akademik, etika berpakaian, dan etika
berperilaku (Pergaulan).
Adpaun sikap disiplin dan tanggung jawab yang harus dimiliki mahasiswa
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi : hari esok harus lebih baik dari hari ini.
2. Keyakinan : hari esok pasti lebih sukses daripada hari sekarang.
3. Menyusun jadwal aktivitas individu.
4. Mengawali dari hal yang termudah.
5. Memanfaatkan waktu luang.
6. Menepati janji.
7. Menerima kritik pihak lain.
8. Sugesti diri secara positif.
9. Tanggung Jawab sebagai kewajiban.
10. Mengatur keseimbangan hidup.

2.9. Membiasakan Perilaku Patriotik


2.9.1. Butir-butir Perilaku Patriotik
Patriotisme berasal dari kata 'patriot' dan 'isme' yang memiliki arti sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau juga heroism serta patriotism dalam
bahasa Inggris. Pengorbanan tersebut dapat berupa harta benda atau jiwa dan raga
seseorang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap
seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran Tanah Airnya.

13
Orang yang mempraktikkan patriotisme disebut dengan patriotik, yaitu
orang-orang yang memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air sehingga rela dan berani
berkorban demi keberlangsungan hidup bangsa dan negara.
Adapun butir-butir perilaku patriotik adalah sebagai berikut :
1. Cinta Tanah Air dan bangsa.
2. Pantang menyerah.
3. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
4. Memiliki jiwa pembaharuan.
5. Selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2.9.2. Nilai Cinta Tanah Air dalam Bernegara
A. Contoh Sikap Cinta Tanah Air
1. Menggunakan dan mencintai produk buatan Indonesia dengan sepenuh hati.
2. Turut serta mengharumkan nama bangsa, satu di antara caranya dengan
berprestasi di bidang yang digeluti.
3. Belajar dengan sungguh-sungguh agar beprestasi dan berguna bagi bangsa dan
negara.
4. Khidmat mengikuti upacara bendera sebagai bentuk menghormati jasa
pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan tanah air Indonesia.
5. Bangga berbahasa Indonesia dalam keseharian.
6. Tidak golput saat pemilihan umum tiba jika sudah cukup umur.
B. Contoh Sikap Cinta Tanah Air di Lingkungan Kampus
1. Menghormati dosen dan mahasiswa lainnya.
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Mengikuti peraturan yang ada.
4. Mematuhi peraturan kampus.
5. Siap berkorban untuk kepentingan kampus.
2.9.3. Nilai Persatuan dalam Bermasyarakat dan Bernegara
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak keberagaman dan
perbedaan, sehingga perlu adanya persatuan dan kesatuan. Dengan adanya
keberagaman tersebut, tentu penting memiliki sikap persatuan dan kesatuan

14
antarsesama masyarakat demi menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Tanpa adanya persatuan dan kesatuan, bangsa Indonesia akan mudah terpecah
belah.. Persatuan dan kesatuan adalah senjata paling ampuh bagi bangsa Indonesia
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,adil, dan makmur. Hal ini sesuai
dengan semboyan Bangsa Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti
“Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Semangat persatuan dan kesatuan dapat
menghasilkan jiwa gotong royong yang dapat menyelesaikan permasalahan secara
bersama.
Menjalani kehidupan dengan tenang, damai, dan nyaman merupakan
manfaat persatuan dan kesatuan. Ada banyak sikap maupun tindakan yang dapat
kita lakukan dalam menerapkan persatuan dan kesatuan.
A. Penerapan Nilai Persatua dan Kesatuan di Lingkungan Keluarga
1. Bekerja sama membersihkan lingkungan rumah
2. Menghormati antar anggota keluarga
3. Menolong adik mengerjakan PR
4. Berbakti kepada orang tua
5. Gotong royong menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.
B. Penerapan Nilai Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Kampus
1. Saling menghargai dan menghormati. Dampak dari sikap saling menghargai
dan menghormati adalah terciptanya suasana belajar yang tertib, teratur, dan
menyenangkan.
2. Menghargai pendapat teman. Perbedaan pendapat selalu ada dalam kehidupan
bersama. Sikap menghargai pendapat orang lain atau teman, akan berdampak
positif yaitu terwujudnya suasana yang rukun, damai, tidak ada perselisihan.
3. Semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Warga belajar yang saling
memberikan semangat dalam mengikuti pembelajaran, akan berdampak positif
yaitu kesuksesan dalam belajar.
C. Penerapan Nilai Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Masyarakat
1. Saling menghormati dan menghargai antar warga masyarakat.
2. Memiliki rasa persatuan meski berbeda agama, suku dan budaya.
3. Melestarikan budaya dari daerah lain.

15
4. Memiliki rasa toleransi antar warga.
5. Menghargai dan mendukung pemimpin negara yang terpilih secara demokratis
sesuai aturan yang berlaku.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pendidikan karakter berhak didapatkan oleh seluruh mahasiswa. Sebab
kepintaran intelektualitas saja tidak menjamin untuk memiliki karakter yang kuat.
Supaya mahasiswa ketika terjun, berada dalam lingkungan masyarakat tidak
menyalahgunakan ilmu pendidikan yang dia punya. Sangat seram ketika orang
pintar tanpa karakter yang kuat menguasai.
Orang yang pintar tanpa karakter bisa semena-mena, menggunakan
kemampuan intelektualitasnya tanpa peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Maka dari itu urgensi dari pendidikan karakter untuk mahasiswa sangat
amat penting. Pendidikan karakter akan mewujudkan mahasiswa yang memiliki
karakter sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh banyak orang, seluruh
kalangan.

3.2. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia
pendidikan,karena dari dari dunia pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia
pendidikan juga Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.

17

Anda mungkin juga menyukai