Anda di halaman 1dari 10

OLEH :

ROMI SAPUTRA

GURU PEMBIMBING :
SULASTRI, SE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
perkenannya, sehingga tim kreatif kami berhasil menghadirkan Modul SMA sebagai teman
dalam belajar, mengembangkan wawasan, kreativitas, keterampilan dan karakter.

Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa, membentuk sumber daya


manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial, berbudaya,
berakhlak, dan berbudi luhur. Untuk merespon tujuan tersebut, maka tim kreatif kami
menyusun dan menyajikan Modul SMA yang materi pembelajarannya sesuai dengan
Kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, sebagai acuan pendukung Pendidikan yang
disusun dengan menerapkan metode pembelajaran yang sistematis disertai pengintegrasian
nilai-nilai dalam pengembangan pendidik budaya dan karakter bangsa, sehingga dapat
membentuk siswa menjadi generasi penerus bangsa yang bisa diandalkan dalam segala aspek
kehidupan.

Meskipun kami telah memberikan upaya yang maksimal untuk menghadirkan karya
terbaik, namun kami juga menyadari akan adanya keterbatasan, seperti ucapan “tak ada
gading yang tak retak”, untuk itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
dan peningkatan kwalitas Modul SMA pada edisi berikutnya.

Terima Kasih

Tim Redaksi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB 2 HUBUNGAN SOSIAL ANTARINDIVIDU, ANTARA INDIVIDU DAN
KELOMPOK, SERTA ANTAR KELOMPOK
A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial . . . 1
B. Kelompok Sosial Dalam Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Hubungan Sosial Dalam Konsep Dasar Dalam Sosiologi . . . . . . . . . . . . 4
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
E. Mengenal Hubungan Interpersonal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

iii
BAB 2

HUBUNGAN SOSIAL ANTARINDIVIDU,


ANTARA INDIVIDU DAN KELOMPOK,
SERTA ANTAR KELOMPOK

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial


Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi
atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran
pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu.
Hidup dalam hubungan interaksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial, baik dalam arti positif, maupun negatif.
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Secara Fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial itu
bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan yang ketat antara sesama. Kata manusia
berasal dari kata manu (Sansekerta) atau Mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia.
Pengertian manusia sebagai makhluk individu manusia, makhluk, dan
individu secara etimologi, diartikan sebagai berikut :
a. Manusia, berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai makhluk
lain.
b. Makhluk, yaitu sesuatu yang diciptakan oleh tuhan.
c. Individu mengandung, arti orang-seorang, pribadi, dan organisme, yang
hidupnya berdiri sendiri.

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika
anda pergi ke sekolah, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak
anda sendiri.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang, bila ia hidup ditengah-tengah manusia.

3. Tahap Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi


Pertumbuhan individu sejak lahir sampai dewasa atau masa kematangan itu
melalui beberapa fase sebagai berikut.

1
a. Masa vital
Pada masa vital, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama
dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral karena mulut dipandang
sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Disamping itu, terjadi
pembiasaan tahu (pengetahuan) akan kebersihan. Melalui tahu akan
kebersihan itu anak belajar mengontrol implus-implus yang datang dari
dalam dirinya.
b. Masa Estetik
Masa estetik, dianggap sebagai masa pertumbuhan masa kehidupan.
Sebenarnya kata estetik diartikan, bahwa pada masa ini pertumbuhan anak
yang terutama adalah fungsi panca indera.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia-usia tersebut adalah
sebagai berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama bagi
anak dalam menghadapi dunianya, maka sampailah anak pada penyadaran
“Aku” nya atau terhadap menemukan “aku” nya, yaitu suatu tahap, ketika
anak menemukan dirinya sebagai subjek.
c. Masa Intelektual (masa keserasihan bersekolah)
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama. maka, proses
sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi
matang untuk didik, dari pada masa-masa sebelumnya dan sesudahnya.
d. Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat
karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam individu
dalam masyarakatnya.
Pada dasarnya masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu sebagai berikut.
1. Masa pra remaja
2. Masa remaja
3. Masa usia mahasiswa

B. Kelompok Sosial Dalam Masyarakat


Kelompok sosial adalah sekumpulan atau sekelompok orang yang ada di
masyarakat dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi
satu sama lain, serta biasanya memiliki suatu kesukaan yang sama (hobi, pekerjaan,
aktivitas, fans, dan sebagainya).
Manusia melalui pengalaman berkelompok, dapat menghayati norma-norma
budaya, memiliki nilai-nilai tujuan, perasaan, dan sebagainya.
1. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling berinteraksi.

2
2. Faktor Pembentuk, Syarat dan Ciri-ciri Kelompok Sosial
a. Faktor-faktor pembentukan kelompok sosial, diantaranya sebagai berikut.
1). Keturunan atau genologi satu nenek moyang.
2). Tempat tinggal bersama atau teritorial.
3). Kepentinagan bersama.
b. Menurut Swerjono (2003) syarat-syarat terbentunya kelompok sosial, antara
lain sebagai berikut.
1). Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan anggota
kelompok.
2). Ada hubungan timbal balik.
3). Ada satu faktor yang dimiliki bersama oleh para anggota kelompok,
sehingga hubungan mereka bertambah erat.
4). Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku.
c. Ciri-ciri kelompok sosial, antara lain sebagai berikut.
1). Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau
kesatuan manusia lain.
2). Memiliki struktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran
tertentu.
3). Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
4). Memiliki kepentingan bersama.
5). Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
3. Bentuk kelompok sosial
Kekuatan dan kelemahan kepribadian seseorang bermula dari cara-cara orang
itu di integrasikan kedalam jalinan hubungan kelompok.
a. In Group (kelompok sendiri dan out group (kelompok luar))
Kelompok sendiri mengacu pada pengertian termasuk didalamnya, seperti
keluargaku, profesiku, klik ku, dan sebagainya.
1). Jarak sosial (social distance)
2). Kelompok acuan (referens)
3). Setereotip
b. Kelompok Primer dan Kelompok Skunder
Pengertian kelompok Primer cukup banyak, dalam penulisan ini akan
dibahas dari beberapa pakar.

Tabel Perbedaan Antara Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder


Bentuk Kelompok
No Perbedaan
Primer Sekunder
1. Jumlah anggota. Relatif kecil. Relatif besar.
2. Pola hubungan. Pribadi, Akrab, dan Informal. Infersonal dan formal.
3. Komunikasi. Dilakukan langsung, secara Sedikit sekali kumunikasi
tatap muka. dengan tatap muka.

3
4. Sifat hubungan. Permanen, para anggota Bersifat temporer
berada bersama dalam waktu kebersamaan para anggota
relatif lama. relatif singkat.
5. Keputusan Lebih bersifat tradisional. Lebih rasional dan lebih
kelompok. menekankan efesiansi kerja.

c. Paguyuban dan Patembayan


Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft)
merupakan konsep yang hampir sama dengan kelompok primer dan skunder
yang dikembangkan oleh ahli sosiologi jerman, yaitu Ferdinand Tonnies.
Ciri-ciri Paguyuban dan Patembayan
Ciri-ciri kelompok Paguyuban Ciri-ciri kelompok Patembayan
1. Terdapat ikatan batin yang 1. Hubungan antar anggota bersifat formal.
kuat antar anggota. 2. Memiliki oreantasi ekonomi dan tidak kekal.
2. Hubungan antara anggota 3. Memperhitungkan nilai guna (utilitarian).
bersifat informal. 4. Lebih didasarkan pada kenyataan sosial.

d. Formal dan Informal


Dalam mengkaji apakah suatu kelompok bersifat formal atau informal,
berarti mengukur sampai seberapa jauh derajat formalitas terdapat dalam
hubungan antar anggotanya, misalnya koperasi sebagai sebuah kelompok
mempunyai derajat formalitas yang tinggi, karena dalam koperasi peraturan-
peraturan dirumuskan.
1). Kelompok Formal.
2). Kelompok Informal.
e. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
1). Kerumunan (crowd)
2). Publik.

4. Dinamika Kelompok
a. Pengertian dinamika kelompok sosial
b. Faktor pendorong dinamika kelompok sosial

C. Hubungan sosial dalam konsep dasar dalam sosiologi


1. Pengertian hubungan sosial
2. Pengertian interaksi sosial
3. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat (Swerjono Swekanto), yaitu adanya kontak sosial, dan komunikasi.

4
a. Kontak sosial
b. Komunikasi
4. Jenis-jenis interaksi sosial
Ada tiga jenis interaksi sosial, yaitu sebagai berikut.
a. Interaksi antara individu dan individu
b. Interaksi antara kelompok dan kelompok
c. Interaksi antara individu dan kelompok
5. Ciri-ciri interaksi sosial
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol
c. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang
menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
d. Ada tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan oleh pengamat.
6. Faktor-faktor interaksi sosial
Kelangsungan interaksi sosial, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana,
ternyata merupakan proses yang komplek, tetapi padanya dapat kita beda-bedakan
beberapa faktor yang mendasarinya, baik secara tunggal, maupun bergabung, yaitu
sebagai berikut.
a. Faktor imitasi
b. Faktor sugesti
c. Faktor identifikasi
d. Faktor simpati

D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Proses asosiatif (Processes Of Association)
Interaksi sosial asosiatif adalah suatu interaksi yang cenderung untuk bersatu
dan bekerja sama serta meningkatkan rasa solidaritas antar anggota kelompok.
a. Kerja sama (coopration)
b. Akomundasi (acomundation)
c. Asimilasi (assimilatioan)
2. Proses Bisosiatof
a. Persaingan (competition)
b. Kontrapensi (contrapention)
c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)

5
E. Mengenal Hubungan Interpersonal
Ketika kita berkominikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga
menentukan relationship.
1. Pengertian Hubungan Interpersonal
2. Teori mengenai hubungan interpersonal
3. Tahap hubungan inter personal
a. Pembentukan
b. Peneguhan hubungan
c. Pemutusan hubungan
4. Jenis hubungan interpersonal
a. Berdasarkan jumlah individu yang terlibat
1). Hubungan diad.
2). Hubungan Triad.
b. Berdasarkan tujuan yang dicapai
1). Hubungan tugas.
2). Hubungan sosial.
c. Berdasarkan jangka waktu
1). Hubungan jangka pendek.
2). Hubungan jangka panjang.
5. Faktor yang memengaruhi hubungan interpersonal
a. Komunikasi efektif
b. Ekspresi wajah
c. Kepribadian
d. Setereotyping

6
DAFTAR PUSTAKA

Giddens Anthony, etc. 2004. Sosiologi, Sejarah dan aPemikirannya.


Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Nasikun. 2004. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Sztomka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Syarbaini Syahrial, dkk. 2002. Sosiologi dan Politik, Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai