Anda di halaman 1dari 12

I SBD :

Manu Sia ,
Nila i. Moral Dan Hokum
Ketika kita berbicara tentang manusia, nilai, moral, dan hukum, maka hal ini merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena
dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan
kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks
sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan oleh
siapa saja dan dimana saja.
Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral
yaitu :
1. Lingkungan keluarga, : bnyk Keluahga Yg tidak harmonise
2. Lingkungan pendidikan dan i. dim perkuliahan
3. Lingkungan masyarakat. : Kita avian bettersu betbagai manesis dgn Iatahbelakang Yg betbeda
.

Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan
dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari
kehidupan keluarga.
Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah
penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
Manusia :
berbedadgnhewanygtdkmemilikiak.at
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. 
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Sebagai makhluk individu, ia memiliki karakter yang unik berbeda satu dengan yang lain,
dengan pikiran dan kehendaknya yang bebas dan sebagai makhluk sosial ia membutuhkan
manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal, yang mengakui
keberadaannya, dan dalam bentuknya yang maksimal- kelompok di mana dia dapat bergantung
kepadanya.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya.
Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.
Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantunya, pegawainya,
sopirnya, dan seterusnya.

Nilai : sepettiemas-ygdiletakdikotot-a.in Carian tetapoadiemas )

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik lahir maupun batin.
Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah
laku, baik disadari maupun tidak.

Moral : sesuai Reimanan


Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut
dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.

Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan
dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan dalam mengatur
ketertiban masyarakat.
Hukum merupakan peraturan yang berupa norma dan ada sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan hukum.
Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan ataupun ketentuan yang tertulis
ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi untuk
orang yang melanggar hukum.
Oleh karena itu, manusia, nilai, moral dan hukum adalah merupakan suatu hal yang saling
berkaitan dan saling menunjang.
Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas
mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling sempurna, paling
tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh
seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
ISBD :
Manu Sia dan keptibadian
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona.
Kata tersebut merujuk pada kedok atau topeng, yaitu sebuah penutup muka yang kerap
digunakan oleh pemain drama panggung.
Hal tersebut diatas tentu menggambarkan sebuah perilaku, kepribadian, dan watak seseorang.
Biasanya topeng tersebut digunakan oleh para pemain drama di Zaman Romawi.
Bagi bangsa Roma, “persona” memiliki arti tentang bagaimana seseorang tampak di hadapan
orang lain.
Secara umum, kepribadian seseorang merujuk pada bagaimana mereka tampil dan memberikan
kesan bagi orang lain.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa definisi kepribadian secara umum itu bersifat lemah.
Sebab, mereka hanya menilai perilaku seseorang bisa diamati saja dan tidak menganggap
bahwa mungkin ciri-ciri tersebut akan berubah seiring berjalannya waktu.
Selain itu, definisi tersebut juga tergolong lemah karena sifatnya yang evaluatif atau menilai.
Bagaimanapun, pada dasarnya kepribadian seseorang tidak bisa dinilai dengan “baik” atau
“buruk”.
Sebab hal itu bersifat netral.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang merupakan
suatu totalitas psikofisik yang cukup kompleks dari tiap individu.
Sehingga akan tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.
Kemudian, kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim, mengatakan
bahwa kepribadian merupakan tingkah laku dan sifat khas seseorang yang bisa
membedakannya dengan individu lain.
Selain itu, mereka juga menuliskan bahwa personality adalah sebuah integrasi dari karakteristik
yang terstruktur, minat, pola tingkah laku, kemampuan dan juga potensi yang dimiliki oleh
seseorang.
Itu artinya, kepribadian adalah semua hal dari diri seseorang yang diketahui oleh orang lain.
Sementara itu, Allport menganggap personality sebagai susunan dari sistem psikofisik yang
bersifat dinamis dalam diri seseorang.
Hal itulah yang menentukan penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya.
Sistem psikofisik yang dimaksud meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai, keadaan
emosional, perasaan, dan juga motif yang sifatnya psikologis.
Namun memiliki dasar fisik dalam saraf, kelenjar, dan juga keadaan fisik seseorang.
Ciri-Ciri Kepribadian
Beragam tentang rumusan kepribadian, nampaknya masih sulit dilakukan oleh para ahli hingga
detik ini.
Penelitian Gordon W. Allport mengungkapkan bahwa hampir 50 definisi ktentang beragam
kepribadian ditemukan.
Menurut pendapatnya, kepribadian merupakan sebuah organisasi berbentuk dinamis dalam diri
seseorang sebagai sebuah sistem psiko yang memiliki cara unik untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.
Schneider menerjemahkan kepribadian itu bagaikan sesuatu proses seseorang yang sifatnya
behavioral untuk mengatasi semua kebutuhan, ketegangan, serta konflik sosial.
Dari beragamnya kepribadian manusia ini, menjadi ciri khas dan keunikan dari diri seseorang
tersebut. Keunikannya itu berdasarkan bagaimana dia bertingkah, fisiknya, pola pikirnya, dll.
Elizabeth menyatakan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut ini :
Kepribadian yang sehat :

1. Dapat menilai dirinya sendiri secara realistik; mampu menilai diri sendiri apa adanya dan jujur
tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, bahkan keterampilan dan
sebagainya.
2. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistik dan baik; mampu menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya dengan realistik dan mampu menerima secara wajar, dan
tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna di mata orang lain.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang
diperolehnya dan reaksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, dan tidak angkuh, apabila
memperoleh prestasi yang cukup tinggi atau kesuksesan hidup yang baik.

Jika mengalami kegagalan, dia tidak akan mengalami frustasi yang berlebihan, tetapi dengan
sikap optimistik dan lebih tenang.

4. Memiliki kepribadian bertanggung jawab; yakin dengan kemampuan dirinya sendiri bahwa ia
dapat mengatasi masalah kehidupannya sendiri tentunya dengan usaha dan berdoa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kemandirian; mempunyai sifat mandiri dari dalam dirinya sendiri, baik dari
pola pikir, cara bertindak, cara ia mengambil keputusan, mengambangkan dan mengarahkan diri
dan dapat menyasuaikan sirinya sendiri sesuai dengan norma yang berlaku di dalam
lingkungannya.

5. Dapat mengendalikan emosinya sendiri; merasa nyaman dan tenang dengan emosinya, bisa
mengontrol diri dalam menghadapi situasi diri sedang frustasi, depresi, maupun stress dengan
kegiatan yang positif, dan tidak merusak.

6. Berorientasi tujuan; dapat menentukan tujuan dalam aktivitas yang dilakukan sehari-harinya
berdasarkan pertimbangan dari dalam dirinya yang sudah dipikir ulang dengan matang, tidak ada
paksaan dalam apapun dari luar, dan berupaya mencapai tujuannya sendiri dengan cara
mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

7. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek atau peduli, memiliki sikap empati terhadap
orang lain, mempunyai sikap peduli terhadap situasi, maupun masalah yang ada di lingkungan,
bersifat fleksibel dalam pola pemikirannya, menghargai sesama, dapat memberikan rasa nyaman
terhadap orang lain, dan tidak membiarkan dirinya sendiri dimanfaatkan oleh orang lain.

8. Penerimaan sosial; mau ikut serta dalam partisipasi dalam kegiatan yang berbau sosial atau
membantu, dan memiliki sikap bersahabat dalam hubungan dengan orang yang ada di
sekitarnya.

9. Memiliki filsafat hidup; dapat mengarahkan hidupnya berdasarkan dengan filsafat hidupnya
sendiri yang bersumber dari keyakinan agama yang dianutnya.

10. Berbahagia; hidup dalam situasi atau suasana yang berbahagia, yang didukung oleh
beberapa faktor yaitu antara lain seperti prestasi, diterima keberadaannya dengan baik, dan kasih
sayang yang didapatkan.
Kepribadian yang tidak sehat :

1. Mudah marah (tersinggung)

2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

4. Memiliki sikap yang kejam serta suka mengganggu orang lain

5. Tidak mampu untuk menghindar dari perilaku yang tergolong menyimpang meski telah
dihukum atau diperingati

6. Kebiasaan berbohong

7. Hiperaktif

8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

9. Senang mengkritik atau mencemooh orang lain

10. Sulit tidur

11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab

12. Lebih sering merasa sakit kepala (walau penyebabnya tidak dari faktor yang bersifat organis)

13. Memiliki rasa kesadaran yang sangat kurang untuk mentaati ajaran agama atau juga norma-
norma agama

14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan

15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan


ISBD : Man Usia Sbg Makhluklndividu Makhluk Sosial , ,

dan Masyarakat
Ada 4 landasan yang pentingnya memperlajari ISBD ini
1. Secara historis
a. Indonesia sebagai bangsa yang beragama
b. Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi
c. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleransi dan gotong-royong.

2. Landasan filosofis
-Bangsa Indonesia memiliki filsafah hidup pancasila sebuah.
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Konteks karakter bangsa


a. UUD 45 pasal 30 dan 31
b. UUD No. 20 tabam 2003 tentang Sisdikti

4. Landasan pedagogis/bersifat mendidik


a. Mewujudkan manusia Indonesia seutulmya, perlu suatu proses secara terenca to
berkesinambungan.
b. Kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat. Perlu adanya perwakilan pengetahuan,
nilai religi dan sosial budaya.
c. Dalam pergaulan global, perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang bernegara,
berdampak dan bermartabat manusia dan masyarakat

Hakikat Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tihan (Hartomo dan
Aruicum Aziz, 2008:60). Kesempurnaannya tersebut ditandai dengan akal yang
dimilikinya.Dengan akalnya manusia dapat menamai, mendefenisikan, maupun
mengklasifikasikan sesuatu, benda-benda, dan mahkluk makhluk yang ada di alam semesta.
Dengan kata lain, manusia dapat membuat konsep berkenaan dengan sesuatu yang dipikirkan,
dirasakan, maupun yang dilihatnya. Dengan akalnya, manusia memiliki kemampuan berpikir
Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat untuk
pemenuhan kepentingan manusia di dalam kehidupannya.
Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yakni kepentingan individu dan kepentingan
bersama (Tumanggor dkk, 2012:53). Dijelaskan bahwa kepentingan individu didasarkan
manusia sebagai makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan
pribadinya. Sedangkan kepentingan bersama didasarkan pada manusia sebagai makhluk sosial
yang igin memenuhi kebutuhan bersama dengan manusia lainnya.

Secara umum, ada dua kebutuhan manusia di dalam kehidupannya (Herimanto dan Winarno,
2010:19). Dua kebutuhan tersebut yakni: 1) kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana-
prasarana), atau badan/ragawi, atau jasmani/biologis misalnya makan. minum, bernafas, rumah
untuk tempat istirahat dan lainnya; 2) Kebutuhan yang bersifat rohani, atau mental, atau
psikologi misalnya kasih sayang, pujian, rasa aman, kebebasan, dan sebagainya
Abraham Maslow, seorang ahli psikologi, berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup
dibagi 5 (lima) tingkatan yakni:
1. Kebutuhan Fisiologi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer, dasar, dan vital yang
menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti; makanan, pakaian,
tempat tinggal, seks, dan lain-lain.
2. Kebutuhan rasa aman, dan perlindungan. Kebutuhan ini menyangkut perasaan seperti; bebas
dari rasa takut, terlindungi dari bahaya dan ancaman penyakit, perlakuan tidak adil, dan lain-lain
3. Kebutuhan sosial yang meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi,
diakui sebagai anggota kelompok, rasa kelompok, rasa setiakawan. kerjasama, persahabatan,
dan lain-lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan yag meliputi kebutuhan dihargainya kemampuan, kedudukan,
jabatan, status pangkat, dan lain-lain.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri yang meliputi kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan
potensi, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi, dan lain-lain
Dijelaskan Maslow bahwa kebutuhan manusia pertama-tama diawali kebutuhan fisiologis, yang
merupakan kebutuhan yang utama Kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan di atasnya
sampai tingkatan tertinggi.Secara hirarkhi, kebutuhan manusia tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk piramid.

Piramid kebutuhan yang dijelaskan oleh Maslow tersebut sekaligus menjelaskan kebutuhan
manusia sebagai individu, dan sebagai makhluk sosial.Sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial merupakan salah satu dari unsur-unsur hakikat manusia.Sebagaimana dijelaskan
Herimanto dan Winamo (2010:40) bahwa unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut
yakni:
1) Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa
2) Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial
3) Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan
Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik dan juga memiliki jiwa Jiwa manusia
merupakan satu kesatuan dengan raganya yang untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau
kegiatan Kegiatan manusia digerakkan oleh aspek jasmani dan rohaninya. Dengan kata lain,
manusia mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk berkegiatan di dalam hidupnya.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna sebagai
kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya,
termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian, sebagai individu manusia berbeda dengan
manusia lainnya.Sebagai individu, manusia. memiliki sifat sendiri yang memiliki ciri khas tertentu
yang berupaya merealisasikan potensi dirinya
Sebagaimana dijelaskan Setiadi dkk (2012:64) setiap manusia sebagai makhluk individu adalah
unik.
Setiap orang pasti berbeda, bahkan yang lahir kembar sekalipun. Artinya tidak ada dua individu
yang sama, baik secara fisik dan psikis. Walaupun secara umum fisik manusia tersebut terlihat
sama, namun secara detail akan tampak berbeda baik dari bentuk, ukuran, sifat, dan lain lain

Lebih lanjut dijelaskan Herimanto dan Winarno (2010:42) bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak terjadi dalam waktu sekejap, melainkan
secara berkesinambungan tumbuh dan berkembang sejak masa janin, bayi, anak, ramaja,
dewasa, dan sampai tua.Istilah pertumbuhan lebih tertuju pada segi fisik atau biologis individu,
sedangkan perkembangan tertuju pada segi mental psikologis individu Pertumbuhan dan
perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor Ada 3 (tiga) pandangan mengenai hal
tersebut yakni:
1. Pandangan nativistik yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata
ditentukan atas dasar faktor dari dalam individu itu sendiri seperti bakat dan potensi, termasuk
pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya. Misalnya, jika ayahnya pandai melukis
maka anaknya juga akan seperti ayahnya r
2. Pandangan empiristik yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata didasarkan
atas faktor lingkungan. Lingkungan menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak
belakang dengan pandangan nativistik. Contoh, lingkungan yang banyak preman akan
menjadikan seorang anak sebagai preman
3. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu dipengaruhi oleh faktor
diri individu dan lingkungan. Bakat anak yang terkandung di dalam dirinya merupakan potensi
yang harus dikembangkan yang juga ditentukan oleh lingkungannya. Sebagai contoh, jika seorang
berbakat melukis tetapi hidup di lingkungan perbengkelan. maka bakatnya tidak akan punya arti
dan tidak aka berkembang. Potensi anak tersebut harus disesuaikan dengan diciptakannya
lingkungan yang mendukung, sehingga bias tumbuh secara optimal Pandangan konvergensi
merupakan gabungan nativistik dan empiristik

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. bersama-sama
dengan manusia lainnya
Dalam kehidupannya sehari-hari, sebagai individu manusia tidak mampu hidup sendiri. Ia
akan selalu tergantung dan bekerja sama dengan mamusia lainnya Seperti halnya dalam
pemenuhan kebutuhannya, Meskipun ia mempunyai kedudukan dan kekavaan, seorang individu
akan selalu membutuhkan bantuan individu lainnya di dalam masyarakat
Untuk itu ia akan bergabung dengan manusia lainnya membentuk kelompok atau masyarakat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidupnya tersebut. Dalam hal ini, manusia akan
memasuki kehidupan bersama dengan manusia individual lainnya
Keberadaan sebagai makhluk sosial telah terwujud sejak manusia tersebut lahir ke dunia.
Bahkan, sejak ia manusia dalam kandungan pun ia membutuhkan ibu dalam memperoleh
makanan dan minuman. Pada masa bayi, seorang manusia telah berhubungan dengan ibunya
dalam hal kebutuhan akan makanan, minuman, dan rasa nyaman dengan belaian. Demikian juga
halnya hubungannya dengan sang ayah. Pada masa usia sekolah hingga dewasa, dan akhir
hayatnya manusia membutuhan dan berhubungan dengan orang lain
Kenyataan tersebut menjelaskan bahwa manusia memiliki keterbatasan. Dengan
keterbatasannya tersebut. manusia membutuhkan orang lain. Kelompok masyarakat
pertamatempat seorang manusia berhubungan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasarnya
adalah keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan manusia yang pertama dan utama. Dalam keluarga tersebut.
manusia memenuhi kodratnya sebagai makhluk sosial
Herimanto dan Winarno ada 3 (tiga) dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri
manusia, sehingga menjadikannya selalu hidup bermasyarakat, Ketiga dorongan kesatuan
biologis tersebut yakni:
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum
b. Hasrat untuk membela diri
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan

Selain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, keberadaan manusia sebagai makhluk sosial
sebagai warga masyarakat tidak terlepas dari kebutuhan manusia itu untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain di dalam masyarakat tersebut. Ia tidak dapat merealisasikan
potensi yang dimilikinya hanya dengan diri sendiri. Ia juga butuh diakui keberadaaannya. Manusia
akan membutuhkan manusia lainnya untuk hal tersebut
Di samping itu, manusia juga tidak terlepas dari pengaruh masyarakat itu sendiri Setiap orang
tidak bisa seenaknya berpakaian menurut kehendak sendiri, jika bepergian ke suatu tempat.
Setiap orang harus tampil menurut yang dianggap pantas, serta sesuai dengan nilai dan norma
yang hidup dalam masyarakat dimana ia berada,
Setiadi dkk, bahwa perilaku manusia dipengaruhi orang lain. Ia melakukan sesuatu dipengaruhi
faktor dari luar dirinya seperti tunduk pada aturan, dan norma. Ia juga berperilaku untuk
mendapatkan respon positif dari orang lain, seperti pujian dan pengakuan orang lain atas
keberadaannya

Peranan Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial

Menurut Herimanto dan Winarno (2010:47), setiap manusia sebagai individu- memiliki harkat
dan martabat yang mulia, Siapa pun, ras dan agama apa pun, au perbedaan-perbedaan yang
tersebut tidak meniadakan persamaan harkat dan martabatnya sebagai manusia,
pengakuan dan penghargaan mania ashagai manusia mutlak diperlukan yang diwujudkan akm
jaminan, atas, hak-hak asasi manaria, Mauria memili hak-hak datar yang sama yang tidak boleh
dihalangi oleh manusia lainnya, Penindasan terhadap hak-hak dasar manusia pada dasarnya
merendahkan derajat kemanusiaan itu sendiri.
manusia sebagai individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi
jasmanimaupun potensi rohani, Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia yang
bersifat kebendam, dapat diraba, dan bersifat ril. Rohani atau jika merupakan unsur mamania
yang tidak berwujud, tidak bisa diraba atau ditangkap, inderari, yang bersifa kerohanian, Ungur
jiwa terdiri dari atas akal, rasa, dan kehendak
Sebagai individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau mengejar kebahagiaannya
sendiri. Motif tindakannya adalah memenuhi kebutuhan hidup meliputi jasmani dan rohani.
Setiap individu memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dan untuk dipuji.
Melalui hal tersebut, seseorang akan memperoleh kebahagiaan.
Ditegaskan bahwa manusia sebagai individu akan berusaha:
1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
2. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasamya sebagai manusia
3. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Sebagai makhluk sosial menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hidup berdiri sendiri
(Tumanggor dkk, 2012:58).
Sejak lahir sampai liang kubur, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain selain
dirinya. Kebutuhan akan orang lain tersebut membentuk kehidupan berkelompok. Berbagai tipe
kelompok muncul seiring kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi
Kewajiban dasar manusia (Herimanto dan Winarno, 2010:51).

kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain, serta menaati norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
Maka manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut:
1. Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia jika seorang diri
2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
3. Penghargaan akan hak-hak orang lain
4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Sebagai makhluk sosial menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:


1. Melakukan interaksi degan manusia lain atau kelompok; 2. Membentuk kelompok-
kelompok sosial; 3. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengatur tertib kehidupan
kelompok atau masyarakat.
ISBD : ManUsia Dan Kebudayaan
1.Hakikat Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata
budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang
berarti budi atau akal.
Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan
dengan kata cultuur.
Dalam bahasa Latin, berasal dari kata colere. Colere berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
E.B. Tylor : budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
R. Linton : kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
Koentjaraningrat : mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.
Herkovits : kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia
2. Wujud Kebudayaan

Talcott Parson (Sosiolog) dan A.L. Kroeber (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud
kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai
suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.
J.J. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud,
yaitu:
-ideas : Budaya

-activities :Sosial

-artifact :Hasil Katya


Manusia

Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud,
yaitu:
a) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma norma, dan peraturan.
Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstark, tak dapat diraba,
dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini
menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah
kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun.
Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam
arsip, tape, dan komputer.
b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena
dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan
serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat.
c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut
pula kebudayaan fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya
paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang
berwujud besar ataupun kecil. Contoh: Candi Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil),
teknik bangunan misalnya, cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda
bergantung pada kondisi

3. Unsur-Unsur Kebudayaan

Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai
adat istiadat

Unsur pokok kebudayaan :

A. menurut Bronislaw Malinowski:


-Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya
menguasai alam sekelilingnya.
-Organisasi ekonomi.
-Alat-alat dan lembaga pendidikan.
-Organisasi kekuatan.

B. Melville J. Herkovits menyebut unsur pokok kebudayaan adalah:


-Alat-alat teknologi.
-Sistem ekonomi.
-Keluarga.
-Kekuasaan politik

Jenis kebudayaan:

A. Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil, cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat
pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.

B. Kebudayaan non-material
Merupakan hasil cipta, karsa, yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Non-material antara lain adalah:
-Volkways (norma kelaziman)
-Mores (norma kesusilaan)
-Norma hukum
-Mode (fashion)

Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya:


A. Sistem budaya : Kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, peraturan dan sebagainya.
B. Sistem sosial : Merupakan kompleks dari aktivitas serta berpola dari manusia dalam organisasi
dan masyarakat.
C. Sistem kebendaan : kebudayaan Wujud fisik alat-alat atau yang diciptakan manusia untuk
kemudahan hidupnya
4.Tipe-Tipe Khusus kebudayaan

a) Cara hidup di kota dan cara hidup didesa yang berbeda (urban dan rural ways of life).
b) Kebudayaan khusus kelas sosial atau stratifikasi sosial yang berlaku dalam masyarakat
c) Kebudayaan khusus atas dasar agama
d) Kepribadian atau sikap seorang individu
e) Kebudayaan berdasarkan profesi

5.Proses Belajar kebudayaan

Proses ini merupakan proses yang berlangsung selama manusia masih hidup dimulai pada saat
individu tersebut dilahirkan hingga akhir hayatnya.
Proses belajar kebudayaan terdiri dari dari tiga tahap yakni :
-Internalisasi i Pen9hayatantthdpajatan.doktrinlnilai.sehinggametupaknkeyakinandykesadatanakanke.be
natan Sikap dan
dokttinataunilaiygdiwujudkand.IM ptilakv .

-Sosialisasi i Ptoses be / ajar seotangdnggotamasyarakatuntukmengenald.am Menghayati kebudayaanmasyatakatd.IM/in9Kungannya


.

-Enkulturasi / Perybudayaan i Ptoses Mempelajati nilai4 norma kebudayaanygdialamiindividusela.me hidupnya


.

6.Perubahan Kebudayaan

Perubahan kebudayaan terjadi akibat adanya ketidak sesuaian diantara unsur unsur kebudayaan
yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.

Menurut Lowis Glin dan John Philip perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari corak hidup
yang diterima, disebabkan oleh perubahan kondisi geografis, kebudayaan, material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi, penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

Menurut Samuel Koening perubahan kebudayaan adalah menunjuk pada modifikasi yang terjadi
dalam pola kehidupan manusia. Selo Soemarjan menyatakan bahwa perubahan budaya adalah
segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya.
.
Menurut Kingslay Davis Perubahan budaya adalah yang terjadi dalam struktur masyarakat

Faktor mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan :

Faktor Pendorong:
-Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah (terutama unsur-unsur
teknologi ekonomi dan kebudayaan material),
-adanya individu - individu, yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama
generasi muda.
-Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah

Faktor Penghambat:
Adanya unsur unsur kebudayaan yang memilik potensi sukar berubah seperti adat istiadat dan
keyakinan agama (kebudayaan non-material). Adanya individu - individu yang sukar menerima unsur
unsur perubahan terutama generasi tua.

Anda mungkin juga menyukai