Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Bab 1 Modul MPKT-A

Karakter menjadi salah satu bagian penting dalam hidup kita. Bagi mahasiswa,
karakter turut menentukan tindakan yang akan mereka ambil baik dalam kehidupan
akademis maupun kehidupan sosial yang mereka jalani. Pembangunan karakter
merupakan salah satu kunci kemajuan pembangunan bangsa (Takwin, 2012). Sejak
Indonesia merdeka, karakter disadari menjadi suatu dasar dalam pembentukan
kepribadian bangsa. Menanggapi hal tersebut, diperlukan adanya suatu pendidikan
karakter yang melingkupi segala aspek kehidupan mahasiswa yakni baik secara kognisi,
afeksi, maupun perilaku. Pendidikan karakter inilah yang nantinya membantu
mahasiswa untuk mengenal nilai dan prinsip kebaikan di lingkungan sekitarnya sehingga
nantinya mereka dapat berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai dan prinsip tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah tabiat, watak, sifat
kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain
(http//kbbi.web.id/karakter). Karakter tumbuh dalam diri seseorang melalui nilai-nilai
dari lingkungan sekitar yang diperoleh baik melalui pendidikan, pengalaman, percobaan
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Karakter menjadi penting karena dalam sisi
psikologis, pembentukan karakter dinyatakan sebagai sesuatu yang membentuk
manusia seutuhnya. Kemendiknas RI (2011) mengidentifikasikan 18 nilai yang perlu
ditanamkan dalam peserta didik. Kedelapan belas nilai tersebut meliputi sikap religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Kekuatan karakter terdiri atas berbagai kriteria yang dikemukakan oleh
Peterson dan Seligman (2004). Karakter yang kuat hadir dalam tingkah laku individu
dan turut memberikan dampak dalam pembentukan kehidupan baik diri sendiri
maupun orang lain. Diwadahi oleh modal dan kerangka berpikir ideal, kekuatan
karakter adalah sesuatu yang bernilai baik secara moral bagi berbagai pihak dan tidak
memiliki dampak buruk bagi sekitarnya. Kekuatan karakter mungkin tidak semua
cirinya terpenuhi dalam diri seseorang, namun tentunya ada ciri karakter kuat yang
dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya.

Kekuatan karakter dapat dibedakan dari sifat positif yang lain dan saling terikat
secara erat. Dikenal memiliki akar psikososial, kekuatan karakter memiliki potensi yang
berasal dari sendiri dan aktualiasasinya dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Pembentukan karakter dapat lebih maksimal jika kita telah mehami keutamaan dan
kekuatan karakter yang telah berkembang di masyarakat. Peterson dan Seligman
(2004) telah membuat daftar kekuatan pribadi yang dikerucutkan menjadi 6
keutamaan karakter yang mencakup 24 nilai didalamnya.

Keutamaan karakter yang pertama ialah kebijaksaan dan pengetahuan. Terkait


dengan fungsi kognisi yang berkaitan tentang pengetahuan yang didapatkan dan
digunakan oleh manusia. Terdapat 6 kekuatan yang berkaitan dengan keutamaan
karakter ini. Yang pertama adalah kreativitas yakni kemampuan untuk berpikir dengan
cara baru dan produktif. Kekuataan lainnya adalahnya rasa ingin tahu yang kuat,
dorongan untuk memperpelajari hal baru serta keterbukaan pada pengalaman.
Keterbukaan pikiran hadir sebagai suatu kekuatan untuk membuat penilaian dan
berpikir kritis. Dalam keutamaan karakter ini, terkandung kekuatan untuk mencintai
pembelajaran dan kekuatan yang terakhir adalah kemampuan untuk memahami
beragam perspektif.

Kemanusiaan dan cinta hadir sebagai kekuatan yang kedua. Keutamaan karakter
ini turut melibatkan kemampuan interpersonal dan menjalin pertemnan dengan banyak
orang. Kemanusiaan dan cinta dijabarkan lebih lanjut lagi dalam 3 kekuataan yakni
kekuatan kemanusiaan, kekuatan kebaikan hati, serta yang terakhir adalah kecerdasan
sosial. Kekuataan kemanusiaan berkaitan dengan cinta kasih, khususnya sifat berbagi
dan peduli pada orang banyak. Kebaikan hati mencakup beberpa aspek yakni murah
hati, dermawan, peduli, sabar, penyayang, menyenangkan dan cinta alturuistik.
Kecerdasan sosial yang terkandung dalam keutaman karakter ini ialah kecerdasan
emosional dan kecerdasan intrapersonal.

Keutamaan karakter yang ketiga ialah kesatriaan, yakni kemauan kuat untuk
mencapai tujuan walaupun ada berbagai halangan dalam prosesnya. Terdapat 4
cakupan kekuatan karakter dalam keutamaan karakter ini, yakni keberanian
untukmenyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas
(otentisitas, jujur), serta bersemangat dan antusias. Teguh dan keras hati yang
dimaksud adalah kemampuan orang untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai.

Keadilan hadir sebagai keutamaan keempat. Keadilan adalah dasar hidup


dalam bermasyarakat. Terdapat tiga kekuatan yang terkandung dalam kekuataan ini.
Yang pertama adalah kewarganegaraan yang merupakan kemampuan mengemban
tanggung jawab sosial, loyalitas, dan kesiapaan kerja. Kekuatan selanjutnya adalah
Kesetaraan sebagai kekuataan untuk memperlakukan orang tanpa membeda-bedakan.
Kekuatan yang terakhir adalah kepemimpinan, kekuatan untuk muncul sebagai
pemimpin dan dapat menempatkan diri dengan baik.

Keutamaan diri yang kelima ialah pengelolaan diri. Kekuatan pertama yang
terkandung didalamnya adalah pemaaf dan pengampun. Lewat kekuataan ini
diharapkan muncul rasa kepercayaan kepada manusia dalam perbuatan baik dan
menghindarkan pandangan negatif. Pengendalian diri untuk mengenal hal yang masuk
akal serta tidal masuk akal hadir sebagai kekuatan kedua. Kekuatan selanjutnya adalah
kerendahan hati dan keserderhaan yang mendorong seseorang untuk mengutamakan
prestasi daripada aspresiasi atas keberhasilan. Kekuatan yang terakhir adalah kehati-
hatian agar nantinya tidak salah mengambil tindakan.

Keutamaan yang terakhir ialah transdensi yang turut menghubungkan


kehidupan dengan alam semesta. Kekuataan yang termuat didalamnya adalah
penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, rasa bersyukur (gratitude) atas
segala hal yang baik, penuh harapan yang termasuk didalamnya adalah optimis, dan
berorientasi ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari demi
hari. Kekuatan selanjutnya adalah spiritualitas yakni religiusitas, keyakikan serta
memiliki tujuan yang menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta. Kekuatan
terakhir adalah menikmati hidup dan selera humor yang memadai.

Nilai berasal dari bahasa Latin, yakni valere yang berarti bernilai. Nilai dapat
dikatakan sebagai sesuatu yang berharga, penting, dan memiliki kegunaan dalam
kehidupan sehari-hari. Membahas mengenai nilai itu sendiri, terdapat suatu kajian
yang membahas teori atau konsep nilai yang dikenal dengan nama aksiologi. Axios ini
berasa dari bahasa Yunani yang artinya adalah nilai. Dewey mengatakan bahwa nilai
itu dianggapnya sebagai sebuah instrumental (alat) yang berfungsi melakukan
verifikasi (pembuktian) atas ekspresi seseorang dalam interaksi dengan lingkungan
sosial (Hunnex, 2004: 58).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, nilai memiliki keterkaitan dengan fakta. Fakta
yang seringkali kita temui dikenal sebagai sebuah situasi objektif yang menampilkan
peristiwa secara nyata. Dengan melihat kondisi nyata dalam kehidupan, seringkali nilai
muncul sebagai penilaian atas fakta yang ada. Nilai nantinya berkembang sebagai
suatu landasan, alasan, dan motivasi dalam bertindak. Menurut (Bartens, 2001: 141)
Nilai sendiri memiliki 3 ciri, yakni diantaranya nilai berkaitan dengan subjek (pelaku,
individu, masyarakat), nilai tampil dalam konteks praktis tempat subjek ingin membuat
sesuatu, nilai menyangkut sifat yang ditambahkan oleh subyek pada sifat yang dimiliki
objek.

Sebagai landasan untuk berperilaku, nilai sendiri hadir dalam berbagai dimensi
dan aspek didalamnya. Jenis nilai yang ada antara lain nilai ekonomis, nilai budaya, nilai
sosial, nilai kesehatan, dan tentunya nilai Pancasila yang sangat dekat dengan kita,
mahasiswa. Seturut dengan SK Rektor Universitas Indonesia diharapkan mahasiswa
memiliki kepekaan dan peduli terhadap masalah lingkungan, kemasyarakatan, bangsa,
dan negara. Pancasila sendiri memiliki berbagai nilai dalam rumusannya yakni nilai
religius (sila 1), nilai kemanusiaan (sila 2), nilai persatuan (sila 3), nilai kerakyatan (sila
4), dan nilai keadilan (sila 5).

Nilai-nilai yang ada tersebut nantinya dapat dikembangkan dengan tambahan


berbagai nilai lain seperti nilai kebangsaan, moralitas, serta toleransi. Kumpulan nilai
inilah yang nantinya berpengaruh dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Nilai
Pancasila mengarahkan mahasiswa untuk peduli terhadap berbagai situasi lingkungan,
kemasyarakatan, bangsa, dan Negara Indonesia, serta menjadikan dirinya memiliki
jatidiri yang baik.
Universitas Indonesia memberikan nilai-nilai dalam pembentukan diri
mahasiswanya. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia
No.004/Peraturan/MWAUI/2015 tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas
Indonesia pasal 2 tentang Nilai-nilai Univesitas Indonesia mencakup:
1. Kejujuran (Honesty)
Sifat lurus, ikhlas hati, berkata dan bertindak benar, tidak berbohong, tidak
menipu, tidak korupsi, tidak curang, yang dalam pelaksanaannya diiringi
sikap tulus, arif bijaksana serta dilandasi keluhuran budi.

2. Keadilan (Just and Fair)


Adanya kesempatan dan perlakuan yang sama secara adil dan
nondiskriminatif bagi setiap warga dalam melaksanakan tugas masing-
masing, termasuk dalam mengembangkan kegiatan akademik dan kegiatan
lainnya.

3. Kepercayaan (Trust)
Bersikap dan berperilaku amanah serta dapat dipercaya dalam menjalankan
mandat maupun dalam melaksanakan setiap kegiatan atau kewajiban yang
diemban

4. Kemartabatan (Dignity) dan/atau Penghormatan (Respect)


Komitmen untuk memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat,
manusiawi, taat pada norma kesusilaan, kepatuhan, atau kepantasan dalam
situasi apapun.

5. Tanggungjawab dan Akuntabilitas (Accountability)


Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas jabatan maupun tugas
fungsionalnya serta menghindarkan diri dari benturan kepentingan (conflict
of interest) yang dapat merugikan kepentingan UI maupun kepentingan
warga UI lainnya.

6. Kebersamaan (Togetherness)
Pengakuan akan kebhinekaan budaya itu merupakan dasar dari rasa
kebersamaan dan menjadi bagian dari jati diri Warga UI sebagai bagian dari
bangsa Indonesia warga UI bertekad untuk menjunjung tinggi toleransi dan
semangat kebersamaan dalam meniti serta melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepada setiap Warga UI di lingkungan
kerjanya.

7. Keterbukaan (Transparency)
Keterbukaan nurani dan keterbukaan sikap untuk bersedia mendengarkan
dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh pendapat orang lain;
keterbukaan akademik untuk secara kritis menerima semua informasi dan
semua hasil temuan akademik pihak lain; dan bersedia membuka/membagi
semua informasi pengetahuan yang dimiliki kepada pihak yang berhak
mengetahui/berkepentingan, kecuali yang bersifat rahasia.

8. Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan (Academic Freedom and


Scientific Autonomy)
Menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu kewajiban untuk memelihara
dan memajukan ilmu pengetahuan, menjunjung tinggi kebebasan mimbar
akademik, yaitu kebebasan menyampaikan pikiran dan pendapat di dalam
lingkungan UI maupun dalam forum akademik lainnya.

9. Kepatuhan pada Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku (Compliance


to Laws) Melaksanakan semua kegiatan di lingkungan UI harus mematuhi
semua peraturan yang berlaku.

Kesembilan nilai yang Universitas Indonesia keluarkan ini diharapkan dapat


membantu pembentukan karakter Civitas Akademika yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari baik akademis maupun sosial. Nilai-nilai ini diharapkan dapat
menjadi landasan pengambilan keputusan ataupun tindakan baik oleh mahasiswa
ataupun dosen dalam berada lingkungan Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai